Chapter 17 : Kakak Dan Adik

"Apaaa ... !", teriak Justin dalam hati sangat terkejut.

Dalam hitungan detik, para personel Razor yang berjumlah 100 orang itu terjatuh secara bersamaan. Entah bagaimana tuan Azka melakukannya, yang jelas kecepatan tersebut sudah melampaui kecepatan tuan Edson.

Belum ada 10 menit mereka dibuat kagum oleh kekuatan besar yang dimiliki oleh tuan Edson itu, dan sekarang mereka pun dibuat kagum kembali oleh kekuatan yang baru saja tuan Azka perlihatkan kepada mereka.

Justin beserta ke 50 rekan terbaiknya itu dibuat takjub, bahkan seorang Samuel yang begitu cuek pun tercengang pada saat dia menyaksikan secara langsung kekuatan besar yang dimiliki oleh tuan Azka itu.

Ekspresi wajah mereka saat itu terlihat bingung, entah mengapa anak buah Razor bisa senekat itu, padahal para anggota keluarga bangsawan yang lain tak ada yang berani menentang keluarga Mata Biru.

Walaupun, sikap mereka bisa dibilang gokil-gokil, tentunya kekuatan anak didik tuan Julian berada jauh di atas kekuatan anak didik Razor.

Mengapa hal itu bisa terjadi? dikarenakan tuan Julian mewarisi sebagian kecil kekuatan keluarga Mata Biru, dan yang memberikan kekuatan tersebut adalah, tuan Raga sendiri.

"Pergilah! enyah dari hadapan saya sebelum amarah saya melahap jiwa-jiwa kalian. Dan satuhal lagi, kalian jangan lupa membawa sampah kalian ini," perintah Azka seraya menatap Razor.

Setelah para personel Razor pergi, Azka pun kembali berdiri di belakang tubuh ayahnya. Sementara itu, Aksara hanya terdiam saja tanpa memberikan reaksi terkejut apa pun kepada kakaknya.

"Huhhh ... , anda terlalu tergesa-gesa, tidak sabaran, dan terlalu banyak menggunakan energi jahat! ternyata anda masih sama seperti yang dulu, anda tidak pernah mau berubah," tegur Aksara kepada kakaknya sembari memasang wajah kecewanya.

Aksara memang terlihat agak sedikit kecewa, namun ia tak bisa memarahi kakanya itu karena kakaknya melakukan hal tersebut atas dasar perintah ayahnya.

"Maaf," Azka hanya memberikan sedikit kata singkat.

"Tetaplah hidup di dalam dunia yang penuh akan penderitaan ini. Anda tidak perlu mengikuti langkah-langkah saya karena kita memiliki jalan hidup dan tujuan yang berbeda-beda."

"Setelah acara ini selesai, saya akan pergi kembali ke wilayah inti, jadi tolong jaga mereka semampu yang anda bisa," ucap Aksara kepada kakaknya terdengar dingin sekali, ditambah lagi dengan tatapan kakunya itu, sehingga hal tersebut membuat penampilan Aksara terlihat begitu elegan sekali.

"Ya, selalu saja sibuk seperti dulu! apakah anda tidak bisa tinggal untuk sementara waktu saja? temui keluargamu dulu, mereka sudah menunggu kepulanganmu di sana, apalagi saudari perempuan kesayanganmu itu," ucap Azka sama dinginnya seperti Aksara.

Aksara terdiam pada saat dia mendengar kata saudari perempuan kesayangannya itu. Saudarinya itu bernama, Lara Jiwa Aksara, sang adik yang selalu dia panggil Asya, adik tersayang.

Lara, merupakan salah satu adik yang sangat berarti dalam hidup Aksara. Kekurangan yang dimiliki oleh adiknya itu membuat Aksara ingin selalu memberikan perhatian lebih kepada Lara.

Lara terlahir tidak seperti saudara dan saudari yang lainnya, dia terlahir memiliki kaki yang mati, atau lumpuh. Dia merupakan anak yang tegar, cantik, manis, baik, humoris, intinya dia punya segalanya.

Sebenarnya keluarga Mata Biru bisa mengobati luka lumpuh dikaki anaknya itu, namun Lara lebih memilih untuk tetap lumpuh seperti itu saja, dikarenakan dia tidak mau berpisah dari Aksara dan ingin selalu ada di samping Aksara.

....

"Anak itu, bagaimana kabar dia sekarang?", tanya Aksara mulai memperlihatkan sisi baiknya.

"Dia tumbuh menjadi remaja cantik yang sangat luar biasa," ucap Azka mencoba mempengaruhi isi pikiran Aksara agar adiknya itu mau ikut pulang bersamanya.

"Syukurlah."

Aksara hanya menunjukan sedikit ekspresi leganya, ucapan dari Azka tadi tak dapat mempengaruhi sedikit saja isi pikiran adiknya itu.

Aksara sudah memberikan seluruh jiwa dan raganya kepada negaranya. Dia meninggalkan anggota keluargnya hanya ingin memberikan dedikasi terhadap negaranya.

Kecintaan dia terhadap negaranya, membuat seorang Aksara sangat dikagumi dan dikenal baik oleh kandidat abdi negara.

Semua orang tak dapat mengenali Aksara karena indentitasnya itu sangat dilindungi oleh negaranya. Hanya orang-orang tertentu yang bisa mengenali Aksara, bahkan tuan Julian pun tak tahu Aksara adalah anak dari tuan Raga.

"Apakah anda sudah memberikan jiwa anda kepada negara anda, sampai-sampai anda lupa dengan keluarga anda sendiri? bisakah anda kembali sebentar saja untuk melihat kondisi keluarga kita sekarang," Azka terus berusaha mengajak Aksara pergi menemui keluarganya.

"Saya tetap berada dalam pendirian saya, anda tidak bisa mengajak saya untuk pergi bersama anda. Saya sudah melihat dari kejauhan bahwa kondisi keluarga mata biru baik-baik saja."

"Tidak ada orang yang mampu menandingi anggota keluarga terkuat di negara Republik. Keluarga mata biru merupakan jantungnya negara Republik, hanya keluarga mata biru yang mampu mengendalikan negara ini, maka dari itu, berusahalah menjadi kuat tanpa mengandalkan amarah sebagai kekuatan anda," ucap Aksara memperingatkan Azka.

"Mengapa saya harus belajar menahan amarah?".

"Bila amarah anda memuncak, anda akan membuat orang-orang di sekitar anda kerepotan."

Dari Dulu ketika Azka masih kecil dia sudah disebut sebagai mesin pembunuh berdarah dingin oleh orang-orang di sekelilingnya.

Dia sudah banyak membunuh orang-orang yang ingin mencelakainya, dan juga orang-orang yang mencari-cari masalah dengan dirinya, serta adik-adiknya.

Kebanyakan orang yang dia bunuh ada pada kalangan orang-orang dewasa, bahkan dia pernah membunuh anak seumurannya, yang di mana dia merupakan anak dari pimpinan mafia terkuat di wilayah Republik hanya karena dia membuli adik keduanya dan Aksara.

"Anda dikenal sebagai mesin pembunuh, maka dari itu belajarlah dari kesalahan anda itu," ucap Aksara masih memperingati Azka.

"Itu hanya masalalu, lagipula bukan kah anda pun sama, bahkan sekarang anda masih melalukan keburukan saya itu," timbal Azka tak mau kalah.

"Saya melakukannya untuk negara, bukan untuk dendam ataupun untuk diri saya sendiri."

Perbincangan yang cukup panjang, mereka berdebat untuk mempertahankan harga dirinya, namun di sana posisinya di menangkan oleh Aksara.

Azka hanya menghindar dan mengalah karena dia menyadari potensi di dalam dirinya. Mau sampai kapan pun Aksara adalah yang terbaik saat ini.

Dulu Aksara sangatlah lemah, sehingga kedua kakaknya mempertaruhkan badannya untuk melindungi adiknya yang cengeng. Namun, sekarang Aksara telah membuktikannya lewat luka di masalalunya. Kini ia melampaui semua anggota keluarganya, bahkan ayahnya pun mengakui kekuatan Aksara.

Tuan Raga mendengar obrolan mereka berdua, walaupun suara mereka terbilang pelan, akan tetapi tuan Raga mampu memahaminya dengan jelas lewat hatinya.

Orang-orang di sekelilingnya tidak menyadari akan hal itu, bahkan keluarga bangsawan hebat pun tak dapat membaca obrolan mereka.

Episodes
1 Chapter 01 : Awal cerita
2 Chapter 02 : Sosok misterius
3 Chapter 03 : Jati diri
4 chapter 04 : Energi jahat dan energi baik
5 Chapter 05 : Pesan dari tuan Julian
6 Chapter 06 : 5 aliansi
7 Chapter 07 : Hari yang melelahkan
8 Chapter 8 : Clara dan semua aksinya
9 Chapter 09 : Tugas baru
10 Chapter 10 : Pertemuan besar
11 Chapter 11 : Dikuatkan oleh usaha
12 Chapter 12 : Alam dimensi
13 Chapter 13 : Mengambil kembali jiwa
14 Chapter 14 : Keluarga dari negara C
15 Chapter 15 : Unjuk kebolehan
16 Chapter 16 : Perkelahian
17 Chapter 17 : Kakak Dan Adik
18 Chapter 18 : Sang Adik
19 Chapter 19 : Ilusi yang nyata
20 Chapter 20 : Aksi Aksara
21 Chapter 21 : Kehebatan Aksara
22 Chapter 21 : Petarungan Sengit
23 Chapter 23 : Justin dan 2 rekannya
24 Chapter 24 : Pukulan Api Pemusnah
25 Chapter 25 : Julian dan Sean
26 Chapter 26 : Masih Berlanjut
27 Chapter 27 : Sisa kekuatan terakhir
28 Chapter 28 : Kekuatan Misterius
29 Chapter 29 : Satu Spesies yang sama
30 Chapter 30 : Pertarungan Shopia
31 Chapter 31 : Membunuh diri sendiri
32 Chapter 32 : Menentukan Jalan Hidup
33 Chapter 33 : Kenangan Di Masa Lalu
34 Chapter 34 : Nostalgia 1
35 Chapter 35 : Nostalgia 2
36 Chapter 36 : Nostalgia 3
37 Chapter 37 : Nostalgia 4
38 Chapter 38 : Nostalgia 5
39 Chapter 39 : Nostalgia 6
40 Chapter 40 : nostalgia 7
41 Chapter 41 : Nostalgia 8
42 Chapter 42 : Nostalgia 9
43 Chapter 43 : Nostalgia 10
44 Chapter 44 : Nostalgia 11
45 Chapter 45 : Nostalgia 12
46 Chapter 46 : Nostalgia 13
47 Chapter 47 : Nostalgia 14
48 Chapter 48 : Nostalgia 15
49 Chapter 49 : Akhir Nostalgia
50 Chapter 50 : Kecantikan yang mematikan
51 Chapter 51 : Perkelahian tuan Raga
52 Chapter 52 : Hadirnya leluhur sang iblis
53 Chapter 53 : Teriakan terakhir raja iblis
54 Chapter 54 : Terbukanya gerbang dimensi
55 Chapter 55 : Akhir pertemuan
56 Chapter 56 : Pemberontakan
57 Chapter 57 : Ledakan bom
58 Chapter 58 : Kehancuran
59 Chapter 59 : Si Jago Merah
60 Chapter 60 : Kembalinya sosok sahabat
61 Chapter 61 : Pencarian bukti
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Chapter 01 : Awal cerita
2
Chapter 02 : Sosok misterius
3
Chapter 03 : Jati diri
4
chapter 04 : Energi jahat dan energi baik
5
Chapter 05 : Pesan dari tuan Julian
6
Chapter 06 : 5 aliansi
7
Chapter 07 : Hari yang melelahkan
8
Chapter 8 : Clara dan semua aksinya
9
Chapter 09 : Tugas baru
10
Chapter 10 : Pertemuan besar
11
Chapter 11 : Dikuatkan oleh usaha
12
Chapter 12 : Alam dimensi
13
Chapter 13 : Mengambil kembali jiwa
14
Chapter 14 : Keluarga dari negara C
15
Chapter 15 : Unjuk kebolehan
16
Chapter 16 : Perkelahian
17
Chapter 17 : Kakak Dan Adik
18
Chapter 18 : Sang Adik
19
Chapter 19 : Ilusi yang nyata
20
Chapter 20 : Aksi Aksara
21
Chapter 21 : Kehebatan Aksara
22
Chapter 21 : Petarungan Sengit
23
Chapter 23 : Justin dan 2 rekannya
24
Chapter 24 : Pukulan Api Pemusnah
25
Chapter 25 : Julian dan Sean
26
Chapter 26 : Masih Berlanjut
27
Chapter 27 : Sisa kekuatan terakhir
28
Chapter 28 : Kekuatan Misterius
29
Chapter 29 : Satu Spesies yang sama
30
Chapter 30 : Pertarungan Shopia
31
Chapter 31 : Membunuh diri sendiri
32
Chapter 32 : Menentukan Jalan Hidup
33
Chapter 33 : Kenangan Di Masa Lalu
34
Chapter 34 : Nostalgia 1
35
Chapter 35 : Nostalgia 2
36
Chapter 36 : Nostalgia 3
37
Chapter 37 : Nostalgia 4
38
Chapter 38 : Nostalgia 5
39
Chapter 39 : Nostalgia 6
40
Chapter 40 : nostalgia 7
41
Chapter 41 : Nostalgia 8
42
Chapter 42 : Nostalgia 9
43
Chapter 43 : Nostalgia 10
44
Chapter 44 : Nostalgia 11
45
Chapter 45 : Nostalgia 12
46
Chapter 46 : Nostalgia 13
47
Chapter 47 : Nostalgia 14
48
Chapter 48 : Nostalgia 15
49
Chapter 49 : Akhir Nostalgia
50
Chapter 50 : Kecantikan yang mematikan
51
Chapter 51 : Perkelahian tuan Raga
52
Chapter 52 : Hadirnya leluhur sang iblis
53
Chapter 53 : Teriakan terakhir raja iblis
54
Chapter 54 : Terbukanya gerbang dimensi
55
Chapter 55 : Akhir pertemuan
56
Chapter 56 : Pemberontakan
57
Chapter 57 : Ledakan bom
58
Chapter 58 : Kehancuran
59
Chapter 59 : Si Jago Merah
60
Chapter 60 : Kembalinya sosok sahabat
61
Chapter 61 : Pencarian bukti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!