Chapter 09 : Tugas baru

Beberapa jam kemduian ....

Perselisihan antara Clara dan Justin belum saja selesai. Clara masih memarahi Justin, sementara Justin hanya bisa terdiam saja.

Samuel khawatir tentang mental Justin, namun dia percaya bahwa sahabatnya itu pasti kuat menghadapi semua kenyataan pahitnya ini.

"Orang kuat sekali pun akan takluk bila berhadapan langsung dengan wanita keras seperti Clara," ucap salah satu rekannya berbicara kepada rekan di sebelahnya.

"Jangan keras-keras! nanti dia tahu," ucap rekan sebelahnya terlihat ketakutan.

Tanpa mereka sadari bahwa ternyata dari awal Clara sedang mengawasi mereka berdua. Sontak Clara pun memberikan tatapan tajamnya kepada kedua rekan Justin itu. Lalu mereka pun menoleh ke arah Clara, dan dengan seketika.

Plakkk ....

Suara tamparan keras yang Clara berikan itu membuat kedua rekan Justin terdiam. Akhirnya sekarang pipi mereka berdua pun memerah. Lalu mereka berdua mengusap-usap pipi merahnya itu seraya tersadar, bahwa kali ini bukan waktu yang tepat bagi mereka untuk mencampuri urusan Justin bersama dengan Clara.

"Rasakan! makanya lain kali jangan membicarakan hal yang tidak-tidak di belakang aku. Awas saja kalau diulangi lagi!", tegas Clara dengan raut wajah kesalnya.

"Kamu sih!".

"Kamu!".

"Kamu lebih dulu!".

Ya, dan akhirnya mereka berdua pun bertengkar pandangan. Tak lama kemudian kembali terdengar suara menyakitkan.

Plakkk ....

Clara menampar mereka untuk kedua kalinya. Dan sekarang pipi kanan dan kiri mereka menghasilkan warna merah yang sama.

Beberapa menit telah berlalu. Kini masalah pun datang silih berganti. Pada saat itu mereka sama sekali tidak menyadari adanya keberadaan tuan Julian di area hotel.

Suasana di dalam hotel pun kini berubah drastis, dan entah kenapa keadaan di sekitar pun tiba-tiba terasa begitu mencekam sekali, ditambah lagi dengan aura hotel yang bercampur dengan energi jahat seseorang.

Mereka mulai memperhatikan area sekitar, mata mereka kini terlihat waspada karena mereka merasakan adanya energi jahat yang begitu besar sekali di dalam hotel.

"Same ... ! Jesss ... ! siapa yang bertanggung jawab atas keterlambatan ini? kalian semua mau bermain-main dengan saya," tegas tuan Julian membuat semua orang yang berada di dalam area hotel terkejut.

Samuel yang terkenal akan ketegasannya itu, dengan seketika nyalinya dibuat menciut pada saat dia melihat langsung sifat asli yang keluar dari dalam diri tuan Julian itu.

Kaki-kaki besinya dibuat menjadi lunak hingga bergetar kencang. Samuel tak bisa berbuat apa-apa, bahkan sekarang untuk berbicara pun ia tak mampu.

Clara yang awalnya terlihat seperti orang arogan pun, kini setelah dia melihat dan menyaksikannya secara langsung kemarahan tuan Julian, nyalinya terlihat sama seperti Samuel, yakni sama-sama menciut.

Sementara Justin, dari awal dia memang sudah menderita, ditambah lagi dengan masalah barunya ini, rasanya seperti dia menanggung beban berat semua orang di dalam dirinya.

Perlahan tuan Julian menghampiri Samuel. Di sana Samuel mencoba untuk menjauhi tuan Julian, namun saking paniknya dia tak bisa menggerakan kakinya.

Waktu itu kakinya terasa kaku bagaikan dibekukan oleh salju. Samuel melihat ke arah Justin sambil memberikan tatapan takut.

Sebenarnya Justin masih sanggup untuk melangkahkan kakinya, namun yang membuatnya terdiam adalah dinding tembok yang sudah mentok dengan badanya itu.

"Apakah kalian masih mau bekerja dengan saya? maka dari itu segeralah bersiap!", tegas tuan Julian membuat semua personelnya terkejut dan berhamburan pergi meninggalkan area hotel.

....

Tuan Julian memang terlihat sangat marah, bahkan saat itu ia juga sampai melepaskan sepatunya untuk mengancam para personelnya.

Setelah semua anak buahnya pergi meninggalkan ruangan hotel, tuan Julian pun mengenakan kembali sepatunya itu.

Raut wajah tuan Julian kala itu terlihat begitu kusut sekali, bahkan baju dan juga rambutnya pun berantakan, dasinya terlihat tak terurai, jas yang tidak dikancingkan, serta sepatu yang dia gunakan pun berbeda dari pasangan aslinya.

Clara masih berdiri kaku di dalam sana, sampai mana tuan Julian menyapanya dengan begitu lembutnya.

"Eh, ada Clara. Mohon maaf, atas ketidak nyamanan nya. Bukan kah hari ini para pegawai hotel diliburkan dahulu karena ada beberapa bangunan hotel yang membutuhkan perbaikan," ucap tuan Julian terlihat santai sekali.

Clara bingung, mengapa sikap tuan Julian berubah secepat itu, padahal sebelumnya dia terlihat begitu marah sekali kepada para anak buahnya.

"Eeee ... , tapi tuan," ucap Clara yang seketika gagu.

"Sudah, tidak usah terlalu dipikirkan, anggap saja semuanya sebagai hiburan semata bagi kalian, dan soal gaji kalian itu, saya pasti akan membayarnya tepat waktu. Tenang saja, saya tidak akan memotong satu persen pun dari gaji kalian karena semuanya berhak mendapatkan gaji sesuai dengan hak nya masing-masing."

"Sepertinya kalian juga akan saya liburkan selama satu bulan penuh, dan kalian tidak perlu kembali ke sini sebelum kalian menghabiskan semua waktu libur kalian itu. Semua sudah saya atur, pokoknya tenang saja. Selamat menikmati hari libur kalian," ucap tuan Julian rendah hati seraya tersenyum lebar.

Setelah tuan Julian berpamitan dengan para pekerjanya, ia pun lalu pergi dengan keadaan yang serba berantakan.

Semua personelnya sudah menunggunya di luar halaman, berikut dengan kendaraan-kendaraan yang akan mereka gunakan menuju bandara.

Mobil dan motor pengawalan pun telah dijajarkan dengan rapi, mereka siap bergerak kapan saja, semuanya tinggal menunggu arahan dari tuan Julian.

"Mobil sudah siap untuk digunakan tuan, semua rekan sedang menunggu arahan dari anda, apakah ada sesuatu yang tertinggal?", tanya Samuel terlihat berwibawa sekali.

"Tolong bawakan pakaian ganti saya di dalam Same, sepertinya sepatu saya ini harus segera dibereskan," ucap tuan Julian yang tak langsung melihat sepatunya sebelum Samuel yang melihatnya lebih dulu.

"Apakah itu model sepatu terbaru tuan?", tanya Samuel sambil melihat sepatu tuan Julian yang berbeda-beda itu.

Samuel tersenyum, lalu setelah itu dengan sigapnya dia mengambil pakaian ganti milik tuan Julian yang berada di dalam mobil pribadinya itu.

Samuel dan sebagian rekannya yang lain pergi mengantarkan tuan Julian ke ruang ganti hotel. Beberapa dari mereka menunggu di luar sana seraya memperhatikan area sekitar apakah semuanya sudah aman dari bahaya.

Tak lama kemudian, tuan Julian pun keluar dari dalam ruangan tersebut. Setelah itu mereka kembali ke halaman hotel.

Setelah tiba di halaman, kemudian Samuel membuka pintu mobil sedan bagian belakang, namun tuan Julian menolaknya, dia lebih memilih duduk di kursi depan bersama dengan Samuel.

Samuel tidak bisa membantah, lantas Samuel pun menutup kembali pintu belakang mobil dan membukan pintu depan mobil.

Keadaan sudah kembali normal, semuanya terlihat baik-baik saja. Mereka semua mulai berkerja dalam perintah tuan Julian.

Satu-persatu mesin kendaraan mulai dinyalakan. Di sana Justin yang akan menjadi pemandu jalan bersama dengan motor besarnya itu.

Terpopuler

Comments

xenovia putri

xenovia putri

cerita.a bagus cuma gue bingung mc.a itu aksara apa samuel

2024-12-18

3

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01 : Awal cerita
2 Chapter 02 : Sosok misterius
3 Chapter 03 : Jati diri
4 chapter 04 : Energi jahat dan energi baik
5 Chapter 05 : Pesan dari tuan Julian
6 Chapter 06 : 5 aliansi
7 Chapter 07 : Hari yang melelahkan
8 Chapter 8 : Clara dan semua aksinya
9 Chapter 09 : Tugas baru
10 Chapter 10 : Pertemuan besar
11 Chapter 11 : Dikuatkan oleh usaha
12 Chapter 12 : Alam dimensi
13 Chapter 13 : Mengambil kembali jiwa
14 Chapter 14 : Keluarga dari negara C
15 Chapter 15 : Unjuk kebolehan
16 Chapter 16 : Perkelahian
17 Chapter 17 : Kakak Dan Adik
18 Chapter 18 : Sang Adik
19 Chapter 19 : Ilusi yang nyata
20 Chapter 20 : Aksi Aksara
21 Chapter 21 : Kehebatan Aksara
22 Chapter 21 : Petarungan Sengit
23 Chapter 23 : Justin dan 2 rekannya
24 Chapter 24 : Pukulan Api Pemusnah
25 Chapter 25 : Julian dan Sean
26 Chapter 26 : Masih Berlanjut
27 Chapter 27 : Sisa kekuatan terakhir
28 Chapter 28 : Kekuatan Misterius
29 Chapter 29 : Satu Spesies yang sama
30 Chapter 30 : Pertarungan Shopia
31 Chapter 31 : Membunuh diri sendiri
32 Chapter 32 : Menentukan Jalan Hidup
33 Chapter 33 : Kenangan Di Masa Lalu
34 Chapter 34 : Nostalgia 1
35 Chapter 35 : Nostalgia 2
36 Chapter 36 : Nostalgia 3
37 Chapter 37 : Nostalgia 4
38 Chapter 38 : Nostalgia 5
39 Chapter 39 : Nostalgia 6
40 Chapter 40 : nostalgia 7
41 Chapter 41 : Nostalgia 8
42 Chapter 42 : Nostalgia 9
43 Chapter 43 : Nostalgia 10
44 Chapter 44 : Nostalgia 11
45 Chapter 45 : Nostalgia 12
46 Chapter 46 : Nostalgia 13
47 Chapter 47 : Nostalgia 14
48 Chapter 48 : Nostalgia 15
49 Chapter 49 : Akhir Nostalgia
50 Chapter 50 : Kecantikan yang mematikan
51 Chapter 51 : Perkelahian tuan Raga
52 Chapter 52 : Hadirnya leluhur sang iblis
53 Chapter 53 : Teriakan terakhir raja iblis
54 Chapter 54 : Terbukanya gerbang dimensi
55 Chapter 55 : Akhir pertemuan
56 Chapter 56 : Pemberontakan
57 Chapter 57 : Ledakan bom
58 Chapter 58 : Kehancuran
59 Chapter 59 : Si Jago Merah
60 Chapter 60 : Kembalinya sosok sahabat
61 Chapter 61 : Pencarian bukti
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Chapter 01 : Awal cerita
2
Chapter 02 : Sosok misterius
3
Chapter 03 : Jati diri
4
chapter 04 : Energi jahat dan energi baik
5
Chapter 05 : Pesan dari tuan Julian
6
Chapter 06 : 5 aliansi
7
Chapter 07 : Hari yang melelahkan
8
Chapter 8 : Clara dan semua aksinya
9
Chapter 09 : Tugas baru
10
Chapter 10 : Pertemuan besar
11
Chapter 11 : Dikuatkan oleh usaha
12
Chapter 12 : Alam dimensi
13
Chapter 13 : Mengambil kembali jiwa
14
Chapter 14 : Keluarga dari negara C
15
Chapter 15 : Unjuk kebolehan
16
Chapter 16 : Perkelahian
17
Chapter 17 : Kakak Dan Adik
18
Chapter 18 : Sang Adik
19
Chapter 19 : Ilusi yang nyata
20
Chapter 20 : Aksi Aksara
21
Chapter 21 : Kehebatan Aksara
22
Chapter 21 : Petarungan Sengit
23
Chapter 23 : Justin dan 2 rekannya
24
Chapter 24 : Pukulan Api Pemusnah
25
Chapter 25 : Julian dan Sean
26
Chapter 26 : Masih Berlanjut
27
Chapter 27 : Sisa kekuatan terakhir
28
Chapter 28 : Kekuatan Misterius
29
Chapter 29 : Satu Spesies yang sama
30
Chapter 30 : Pertarungan Shopia
31
Chapter 31 : Membunuh diri sendiri
32
Chapter 32 : Menentukan Jalan Hidup
33
Chapter 33 : Kenangan Di Masa Lalu
34
Chapter 34 : Nostalgia 1
35
Chapter 35 : Nostalgia 2
36
Chapter 36 : Nostalgia 3
37
Chapter 37 : Nostalgia 4
38
Chapter 38 : Nostalgia 5
39
Chapter 39 : Nostalgia 6
40
Chapter 40 : nostalgia 7
41
Chapter 41 : Nostalgia 8
42
Chapter 42 : Nostalgia 9
43
Chapter 43 : Nostalgia 10
44
Chapter 44 : Nostalgia 11
45
Chapter 45 : Nostalgia 12
46
Chapter 46 : Nostalgia 13
47
Chapter 47 : Nostalgia 14
48
Chapter 48 : Nostalgia 15
49
Chapter 49 : Akhir Nostalgia
50
Chapter 50 : Kecantikan yang mematikan
51
Chapter 51 : Perkelahian tuan Raga
52
Chapter 52 : Hadirnya leluhur sang iblis
53
Chapter 53 : Teriakan terakhir raja iblis
54
Chapter 54 : Terbukanya gerbang dimensi
55
Chapter 55 : Akhir pertemuan
56
Chapter 56 : Pemberontakan
57
Chapter 57 : Ledakan bom
58
Chapter 58 : Kehancuran
59
Chapter 59 : Si Jago Merah
60
Chapter 60 : Kembalinya sosok sahabat
61
Chapter 61 : Pencarian bukti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!