Chapter 05 : Pesan dari tuan Julian

Samuel mulai mengerti semuanya, mengapa pada saat itu dia tidak bisa memberikan energi baik secara utuh kepada rekan-rekannya yang sedang terluka. Semuanya disebabkan oleh kekuatan dari energi jahat milik Samuel yang terlalu tinggi, dan terlebih di dalam jiwanya terdapat banyak sekali dendam pribadinya yang masih membekas.

"Tapi, kenapa energi baik saya bisa terkuras habis, sedangkan waktu itu saya bersungguh-sungguh ingin membantu rekan-rekan saya yang sedang terluka,"

"Anda terlalu tergesa-gesa tuan, bila luka di dalam tubuh rekan-rekan anda merupakan luka ringan, mungkin energi baik anda tidak akan diserap sampai sejauh itu," ucap sang dokter sambil mengemas sebagian peralatan medis yang baru saja dia gunakan sebagai alat untuk membantu menetralkan energi baik Samuel.

Samuel melihat beberapa alat medis milik sang dokter, namun pandangannya hanya tertuju pada satu peralatan medis saja, dan alat tersebut merupakan alat yang dokter gunakan untuk membantu dirinya.

"Alat yang anda masukan tadi itu bukan kah alat yang anda gunakan untuk membantu saya?", tanya Samuel yang sebenarnya hanya menebak-nebak saja.

"Ini adalah alat kejut medis tingkat pertama, yang digunakan secara khusus oleh paramedis untuk memberikan efek kejut pada energi baik seseorang. Sebenarnya cara kerja alat ini hampir sama seperti alat kejut jantung, namun alat ini diciptakan seistimewa mungkin oleh para ilmuan untuk dokter-dokter yang memiliki energi-energi baik di dalam dirinya."

Tak lama setelah itu, sang dokter pun akhirnya pergi. Namun, pada saat dia akan melangkah kan kakinya itu, tiba-tiba saja Samuel memanggilnya kembali.

"Dok, terima kasih," ungkap Samuel singkat.

Ucapan terima kasih yang baru saja Samuel lontarkan itu membuat sang dokter merasa sangat senang sekali.

Sang dokter menghentikan langkahnya sejenak dan lalu menoleh ke arah Samuel sambil berkata, "Bila ada sesuatu hal yang ingin anda ketahui tentang dunia per medisan, maka datanglah ke rumah saya", ucap sang dokter seraya memberikan lembaran kertas kecil yang berisikan nomor handphone lengkap beserta dengan alamat rumah sang dokter.

Samuel akhirnya menyimpan kertas kecil tersebut ke dalam saku jas hitamnya. Setelah itu, rencana dia selanjutnya adalah mengungkap identitas dari sosok pria misterius itu. Namun, sebelumnya dia ingin menemui dokter pribadi tuan Julian terlebih dahulu untuk menanyakan beberapa hal mengenai sosok pria muda misterius itu.

Tak lama kemudian, tuan Julian menghampiri Samuel seraya merangkul bahunya. Tuan Julian terlihat lega sekali karena Samuel dan juga rekan-rekannya yang lain telah pulih kembali.

"Same, sekarang kamu sudah paham kan, mengapa orang-orang seperti kita tidak bisa memberikan energi baik kita kepada orang lain, dan sekarang kamu sudah merasakannya sendiri, resiko seperti apa yang akan terjadi bila kita memaksakannya?", tanya tuan Julian sambil memperhatikan Samuel.

"Rasanya sangat menyakitkan tuan, dan rasanya waktu itu saya juga belum siap kehilangan semua tanggung jawab yang saya miliki terhadap tuan Julian," ucap Samuel terlihat menyesali semua tindakan gegabahnya itu.

"Dokter Ripka merupakan dokter lulusan terbaik yang dimiliki oleh wilayah Republik saat ini. Dia cukup hebat dalam bidangnya sendiri, tapi kita juga harus sadar Same, bahwa tidak ada dari kita yang memiliki sikap sempurna, semuanya berada di bawah kata itu."

"Sebenarnya kita semua sama, memiliki kekurangan yang telah lama tertanam di dalam diri kita, dan dokter Ripka pun sama. Sebenarnya kemampuan yang dia miliki itu bisa dibilang cukup baik, namun entah kenapa kemampuannya itu sering menghilang secara tiba-tiba bila ada seseorang yang tanpa sengaja membuat konsentrasinya ter alihkan."

....

Satu hal lagi yang membuat Samuel benar-benar sadar, bahwa Samuel selalu tergesa-gesa dalam mengerjakan sesuatu hal. Dia memang harus banyak belajar memahami arti kata sabar, dan orang yang tepat untuk mengajarinya itu adalah dokter Ripka.

Tak lama setelah kekacauan itu terjadi, sekarang mereka dikejutkan kembali oleh kehadiran aliansi dari berbagai gangster yang berada di wilayah Republik.

Jumlah mereka sangatlah banyak, sekiranya ada 300 pasukan dari berbagai gangster di wilayah Republik. Sementara itu, untuk saat ini tuan Julian hanya membawa 50 personel saja.

"Ada apalagi ini?", tanya Samuel dengan nada suara tegasnya.

"Sepertinya di bawah sana ada banyak tikus-tikus liar yang sedang menunggu giliran untuk dimakan oleh sang singa," jawab rekannya seraya tersenyum jahat.

Dari atas sana mereka melihat ada banyak sekali mangsa yang datang menghampiri para pemburu berdarah dingin didikan tuan Julian. Mereka tersenyum lebar sampai mana giginya pun ikut diperlihatkan.

"Hanya lima aliansi saja, apakah ini tidak terlalu sedikit Same?" tanya rekan kerjanya sekaligus sahabat terbaiknya sambil tertawa tipis, seraya memukul pelan dada Samuel dengan tinjunya itu.

Justin, dia adalah sumber kekuatan terbaik kedua yang dimiliki oleh tuan Julian setelah Samuel. Dia merupakan anak yatim piatu yang hidup dan bertumbuh besar bersama dengan Samuel dan juga tuan Julian. Justin sudah sangat lama mengikuti tuan Julian, dan sekarang dia berumur 27 tahun.

"Bukan sedikit, tapi ini terlalu sedikit! apakah tamu undangan sudah pergi semua Jes?", tanya Samuel sambil mengepalkan tangannya hingga tulang jari-jemarinya mengeluarkan bunyi.

"Para tamu undangan tuan Julian sudah bisa dipastikan aman, mereka semua telah pergi meninggalkan tempat ini. Dan sekarang pertanyaannya, apakah kita memerlukan lift untuk sampai ke bawah sana?" ucap salah satu anak buah tuan Julian sambil tertawa tipis.

Mereka semua tertawa lepas layaknya seorang pemburu berdarah dingin yang tak memiliki rasa belas kasihan di dalam hatinya.

Samuel memerintahkan sebagian rekannya untuk melindungi tuan Julian, namun tuan Julian menolak perlindungan dari mereka. Tuan Julian menginkan hal yang sama, yakni bertarung bersama dengan mereka.

Tuan Julian akhirnya membuat kesepakatan, bagi siapa saja yang berhasil menjatuhkan lawannya untuk pertama kalinya, maka tuan Julian akan menaikan gaji mereka.

Lantas, tanpa aba-aba, tuan Julian pun menjadi orang pertama yang menjatuhkan diri dari lantai 10 hingga ke lantai 1.

"Ini tidak bisa dibiarkan! lagi-lagi anda curang tuan! kita semua belum menerima perintah apapun dari anda," teriak para personelnya sambil mengikuti tuannya yang hampir tiba di lantai 1 itu.

Perkelahian itu sudah tidak bisa dihindarkan lagi, dan tuan Julian pun akhirnya menjadi pemukul pertama.

Dalam hitungan detik, satu-persatu jumlah pasukan para gangster mulai berkurang. Samuel adalah orang pertama yang paling banyak mengalahkan pasukan-pasukan para gangster.

"Haha, sini maju kalian semua," ucap Samuel penuh semangat.

"Jangan dihabisi semua Same, kasihan rekan-rekan yang lainnya," ucap Justin tidak kalah semangat.

Seni bela diri yang dimiliki oleh tuan Julian terlihat begitu tenang sekali, dan gaya pukulannya pun terlihat seperti pukulan biasa saja, tapi hal yang sebenarnya terjadi itu justru malah sebaliknya.

Pukulan tenaga dalam itu mungkin memang terlihat seperti pukulan pelan biasa saja, namun sejujurnya pukulan tersebut dapat mematahkan tulang-tulang rusuk para gangster jalanan itu.

Episodes
1 Chapter 01 : Awal cerita
2 Chapter 02 : Sosok misterius
3 Chapter 03 : Jati diri
4 chapter 04 : Energi jahat dan energi baik
5 Chapter 05 : Pesan dari tuan Julian
6 Chapter 06 : 5 aliansi
7 Chapter 07 : Hari yang melelahkan
8 Chapter 8 : Clara dan semua aksinya
9 Chapter 09 : Tugas baru
10 Chapter 10 : Pertemuan besar
11 Chapter 11 : Dikuatkan oleh usaha
12 Chapter 12 : Alam dimensi
13 Chapter 13 : Mengambil kembali jiwa
14 Chapter 14 : Keluarga dari negara C
15 Chapter 15 : Unjuk kebolehan
16 Chapter 16 : Perkelahian
17 Chapter 17 : Kakak Dan Adik
18 Chapter 18 : Sang Adik
19 Chapter 19 : Ilusi yang nyata
20 Chapter 20 : Aksi Aksara
21 Chapter 21 : Kehebatan Aksara
22 Chapter 21 : Petarungan Sengit
23 Chapter 23 : Justin dan 2 rekannya
24 Chapter 24 : Pukulan Api Pemusnah
25 Chapter 25 : Julian dan Sean
26 Chapter 26 : Masih Berlanjut
27 Chapter 27 : Sisa kekuatan terakhir
28 Chapter 28 : Kekuatan Misterius
29 Chapter 29 : Satu Spesies yang sama
30 Chapter 30 : Pertarungan Shopia
31 Chapter 31 : Membunuh diri sendiri
32 Chapter 32 : Menentukan Jalan Hidup
33 Chapter 33 : Kenangan Di Masa Lalu
34 Chapter 34 : Nostalgia 1
35 Chapter 35 : Nostalgia 2
36 Chapter 36 : Nostalgia 3
37 Chapter 37 : Nostalgia 4
38 Chapter 38 : Nostalgia 5
39 Chapter 39 : Nostalgia 6
40 Chapter 40 : nostalgia 7
41 Chapter 41 : Nostalgia 8
42 Chapter 42 : Nostalgia 9
43 Chapter 43 : Nostalgia 10
44 Chapter 44 : Nostalgia 11
45 Chapter 45 : Nostalgia 12
46 Chapter 46 : Nostalgia 13
47 Chapter 47 : Nostalgia 14
48 Chapter 48 : Nostalgia 15
49 Chapter 49 : Akhir Nostalgia
50 Chapter 50 : Kecantikan yang mematikan
51 Chapter 51 : Perkelahian tuan Raga
52 Chapter 52 : Hadirnya leluhur sang iblis
53 Chapter 53 : Teriakan terakhir raja iblis
54 Chapter 54 : Terbukanya gerbang dimensi
55 Chapter 55 : Akhir pertemuan
56 Chapter 56 : Pemberontakan
57 Chapter 57 : Ledakan bom
58 Chapter 58 : Kehancuran
59 Chapter 59 : Si Jago Merah
60 Chapter 60 : Kembalinya sosok sahabat
61 Chapter 61 : Pencarian bukti
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Chapter 01 : Awal cerita
2
Chapter 02 : Sosok misterius
3
Chapter 03 : Jati diri
4
chapter 04 : Energi jahat dan energi baik
5
Chapter 05 : Pesan dari tuan Julian
6
Chapter 06 : 5 aliansi
7
Chapter 07 : Hari yang melelahkan
8
Chapter 8 : Clara dan semua aksinya
9
Chapter 09 : Tugas baru
10
Chapter 10 : Pertemuan besar
11
Chapter 11 : Dikuatkan oleh usaha
12
Chapter 12 : Alam dimensi
13
Chapter 13 : Mengambil kembali jiwa
14
Chapter 14 : Keluarga dari negara C
15
Chapter 15 : Unjuk kebolehan
16
Chapter 16 : Perkelahian
17
Chapter 17 : Kakak Dan Adik
18
Chapter 18 : Sang Adik
19
Chapter 19 : Ilusi yang nyata
20
Chapter 20 : Aksi Aksara
21
Chapter 21 : Kehebatan Aksara
22
Chapter 21 : Petarungan Sengit
23
Chapter 23 : Justin dan 2 rekannya
24
Chapter 24 : Pukulan Api Pemusnah
25
Chapter 25 : Julian dan Sean
26
Chapter 26 : Masih Berlanjut
27
Chapter 27 : Sisa kekuatan terakhir
28
Chapter 28 : Kekuatan Misterius
29
Chapter 29 : Satu Spesies yang sama
30
Chapter 30 : Pertarungan Shopia
31
Chapter 31 : Membunuh diri sendiri
32
Chapter 32 : Menentukan Jalan Hidup
33
Chapter 33 : Kenangan Di Masa Lalu
34
Chapter 34 : Nostalgia 1
35
Chapter 35 : Nostalgia 2
36
Chapter 36 : Nostalgia 3
37
Chapter 37 : Nostalgia 4
38
Chapter 38 : Nostalgia 5
39
Chapter 39 : Nostalgia 6
40
Chapter 40 : nostalgia 7
41
Chapter 41 : Nostalgia 8
42
Chapter 42 : Nostalgia 9
43
Chapter 43 : Nostalgia 10
44
Chapter 44 : Nostalgia 11
45
Chapter 45 : Nostalgia 12
46
Chapter 46 : Nostalgia 13
47
Chapter 47 : Nostalgia 14
48
Chapter 48 : Nostalgia 15
49
Chapter 49 : Akhir Nostalgia
50
Chapter 50 : Kecantikan yang mematikan
51
Chapter 51 : Perkelahian tuan Raga
52
Chapter 52 : Hadirnya leluhur sang iblis
53
Chapter 53 : Teriakan terakhir raja iblis
54
Chapter 54 : Terbukanya gerbang dimensi
55
Chapter 55 : Akhir pertemuan
56
Chapter 56 : Pemberontakan
57
Chapter 57 : Ledakan bom
58
Chapter 58 : Kehancuran
59
Chapter 59 : Si Jago Merah
60
Chapter 60 : Kembalinya sosok sahabat
61
Chapter 61 : Pencarian bukti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!