Chapter 20 : Aksi Aksara

"Cepatlah! saya sudah tidak sabar ingin menghajar wajah si tua itu," ucap tuan Edson masih saja kesal.

"Ehem, bukan kah anda lebih tua dari tuan Erick," ucap tuan Teja sambil tersenyum tipis.

"Diamlah!", seru tuan Edson terlihat malu.

Rona merah dipipi tuan Edson itu membuat nyonya cantik tertawa. Sementara tuan Teja hanya bisa menahan tawanya untuk menghargai perasaan tuan Edson di sana.

5 menit telah berlalu. Hingga pada akhirnya tuan David telah sadar, luka bekas peluru di tubunya juga telah menghilang. Semuanya sudah kembali sehat seperti semula.

"Bisakah anda tidak menyusahkan kami lagi! omongan besarmu itu tak sama seperti nyalimu. Mulai dari sekarang anda belajarlah dari kesalahan yang telah menimpa anda ini," ucap tuan Edson memberikan peringatan keras kepada tuan David.

Tuan David hanya bisa mengangguk saja, ia merasa malu dengan sikap yang telah dia perlihatkan di hadapan semua orang.

Sementara itu, semua keluarga dari seluruh negeri telah berkumpul. Mereka masih menunggu kehadiran para musuhnya di sana. Bila mereka bersatu, jumlah mereka begitu banyak sekali, sekiranya ada 1000 personel yang berada di lokasi tersebut.

Mereka belum mengetahui pasti jumlah pasukan musuh yang ada di sekelilingnya itu ada berapa. Tuan Arga masih menelusuri keberadaan para musuh yang sedang bersembunyi di balik sisi gelap belantara hutan.

"Bagaimana tuan Arga, apakah ada perkembangan?", tanya tuan Raga terlihat santai.

"Sepertinya belum ada tuan, saya hanya bisa menghitung sebagian para pengintai yang sedang mengawasi kita di dalam area gelap hutan," ucap tuan Arga berbicara dengan mata tertutupnya.

"Sudahlah, serahkan semuanya kepada saya, biar saya yang pergi mencari mereka," ujar tuan Erick tidak sabaran.

"Jangan berpencar! ini terlalu beresiko tuan, mungkin memang benar, anda adalah orang yang sangat kuat, sejarah anda dulu cukup terkenal, anda mampu mengalahkan 500 pasukan pembunuh berantai seorang diri, tapi satu hal yang harus anda ketahui, di luar sana ada banyak sekali pasukan hebat, bahkan tuan Raga yang disebut sebagai pelacak terhandal pun tidak mampu melacak jumlah keseluruhan musuh kita saat ini," ucap Aksara mencoba menahan jati diri tuan Erick.

"Jumlah kita pasti lebih banyak anak muda, anda tahu apa soal ini."

"Maaf, bukan maksud saya ingin menyela, tapi apa yang dia katakan itu ada benarnya juga tuan Erick, untuk sekarang ini saya hanya mampu setengah jumlah mereka saja," ucap tuan Raga.

"Memangnya ada berapa tuan?", tanya tuan Erick penasaran.

"Seribu lebih tuan."

Tuan Erick tercengang, mengapa jumlah pasukan musuh begitu banyak, dan itu pun baru setengah, belum lagi jumlah pasukan musuh yang masih dalam tahap pelacakan.

"Seribu lebih! apa-apaan mereka ini, apakah mereka berniat untuk memerangi kita," ucap Justin terkejut.

berhubung orang-orang di sekeliling kita itu merupakan para tokoh yang paling disegani di seluruh negeri, maka dari itu mereka menyadari potensi serta kemampuan yang dimiliki oleh musuhnya seperti apa dan sekuat apa," ucap tuan Julian berusaha memahami semua personelnya.

"Ya, anda benar tuan Julian, mereka tidak mau mengambil resiko, dan mereka juga tahu siapa lawan mereka saat ini," ucap tuan Raga terlihat begitu santai sekali.

Tuan Raga sudah tidak bisa menemukan keberadaan pasukan musuh yang sebagiannya lagi, beliau hanya mampu mendeteksi sekiranya 1000 lebih pasukan musuh yang ada di luar sana.

Mungkin ucapan pengawal tuan Raga itu memang benar, pasukan musuh bukan hanya kuat, akan tetapi mereka juga sangat cerdas, mereka mampu membutakan penglihatan sang pengintai dari keluarga bangsawan Mata Emas.

....

Aksara tidak bisa tinggal diam, dia pun akhirnya bergerak. Aksara pun pergi meninggalkan titik lokasi pertemuan untuk mengubah dirinya menjadi seekor elang.

Aksara terbang, ia mulai menelusuri ujung area yang terdapat perisai pelindung ciptaannya itu. Bila Aksara yang turun tangan langsung, tentunya bukan hal yang sulit bagi Aksara untuk menemukan keberadaan para musuh yang tengah bersembunyi di balik sana.

Aksara mulai menandai dan menghitung jumlah musuh-musuh yang tak mampu tuan Raga deteksi keberadaanya itu. Tak butuh waktu lama, Aksara telah menghitung jumlah keseluruhan musuh-musuhnya di sana.

Bila dihitung secara keseluruhan, kurang lebih ada 4,500 pasukan musuh, berikut dengan 1 penembak jitu yang sudah tewas itu.

Setelah Aksara menemukan keberadaan para musuh yang tidak bisa dideteksi itu, ia pun segera kembali ke wujud aslinya. Namun, di sana Aksara masih belum kembali ke titik pertemuan dikarenakan Aksara ingin membunuh pasukan penembak jitu yang sedang mengawasi para tamu undangan ayahnya.

"Sepertinya saya harus membunuh para pasukan penembak jitu itu terlebih dahulu untuk mempermudah ruang gerak rekan-rekan saya nantinya."

"Bila saya membiarkan mereka tetap hidup, maka akan ada banyak korban yang berjatuhan di pihak saya," ucap Aksara terlihat lebih dingin lagi jika mode pembunuhnya itu telah ia aktifkan.

Aksara sudah menandai semua pasukan penembak jitu itu, kurang lebih jumlah mereka ada 150 pasukan penembak jitu di berbagai titik tempat, dan kebanyakan dari mereka mengintai di lokasi-lokasi yang cukup tinggi.

"Jika kalian ingin bermain-main dengan lawan kalian yang sekarang, maka kalian sudah salah memilih lawan," ucap Aksara seraya mengeluarkan senjata magic dari dalam tubunya.

Senapan runduk, atau bisa disebut sebagai sniper rifle, yang merupakan senjata magic tingkat tinggi yang di miliki oleh Aksara. Senjata magic tersebut sering dia gunakan dalam berbagai misi militer, akan tetapi kali ini dia menggunakannya di luar operasi militer.

Senjata tersebut memiliki kekuatan yang sangat dasyat, selain itu peluru dari senapan runduk tersebut juga di lapisi oleh racun yang sangat mematikan, bagi siapa saja yang terkena tembakan dari senjata magic tersebut, mereka tidak dapat merasakan rasa sakit apa pun selama efek racunnya belum bereaksi.

Bila efek racun tersebut telah menunjukan raksinya terhadap calon korbannya, maka racun itu dapat melumpuhkan saraf-saraf organ tubuh sang korban, bahkan bila efek racun tersebut di tingkatkan lagi, maka yang akan terjadi lebih dari sekedar melumpuhkan saraf-saraf calon korban saja, akan tetapi efek racun tersebut juga mampu meledakan tubuh seseorang dalam hitungan detik saja.

Senapan magic tersebut Aksara dapatkan ketika dirinya tak sengaja bertemu dengan burung feniks, yang merupakan hewan magic mitologi tingkat tinggi.

Aksara mampu mengalahkan burung Feniks itu hingga membuat burung tersebut tunduk kepada dirinya. Maka tak heran bentuk dari senapan tersebut sama persis dengan bentuk tubuh dari burung feniks itu sendiri.

Senapan magic yang diberi nama feniks itu memiliki warna merah berlapis emas, sehingga senapan magic tersebut terlihat begitu menyala-nyala sekali, dan bahkan pelurunya pun berlapiskan emas, bila Aksara melepaskan tembakannya, peluru tersebut akan mengeluarkan api serta mengeluarkan bunyi layaknya seperti suara burung elang.

Episodes
1 Chapter 01 : Awal cerita
2 Chapter 02 : Sosok misterius
3 Chapter 03 : Jati diri
4 chapter 04 : Energi jahat dan energi baik
5 Chapter 05 : Pesan dari tuan Julian
6 Chapter 06 : 5 aliansi
7 Chapter 07 : Hari yang melelahkan
8 Chapter 8 : Clara dan semua aksinya
9 Chapter 09 : Tugas baru
10 Chapter 10 : Pertemuan besar
11 Chapter 11 : Dikuatkan oleh usaha
12 Chapter 12 : Alam dimensi
13 Chapter 13 : Mengambil kembali jiwa
14 Chapter 14 : Keluarga dari negara C
15 Chapter 15 : Unjuk kebolehan
16 Chapter 16 : Perkelahian
17 Chapter 17 : Kakak Dan Adik
18 Chapter 18 : Sang Adik
19 Chapter 19 : Ilusi yang nyata
20 Chapter 20 : Aksi Aksara
21 Chapter 21 : Kehebatan Aksara
22 Chapter 21 : Petarungan Sengit
23 Chapter 23 : Justin dan 2 rekannya
24 Chapter 24 : Pukulan Api Pemusnah
25 Chapter 25 : Julian dan Sean
26 Chapter 26 : Masih Berlanjut
27 Chapter 27 : Sisa kekuatan terakhir
28 Chapter 28 : Kekuatan Misterius
29 Chapter 29 : Satu Spesies yang sama
30 Chapter 30 : Pertarungan Shopia
31 Chapter 31 : Membunuh diri sendiri
32 Chapter 32 : Menentukan Jalan Hidup
33 Chapter 33 : Kenangan Di Masa Lalu
34 Chapter 34 : Nostalgia 1
35 Chapter 35 : Nostalgia 2
36 Chapter 36 : Nostalgia 3
37 Chapter 37 : Nostalgia 4
38 Chapter 38 : Nostalgia 5
39 Chapter 39 : Nostalgia 6
40 Chapter 40 : nostalgia 7
41 Chapter 41 : Nostalgia 8
42 Chapter 42 : Nostalgia 9
43 Chapter 43 : Nostalgia 10
44 Chapter 44 : Nostalgia 11
45 Chapter 45 : Nostalgia 12
46 Chapter 46 : Nostalgia 13
47 Chapter 47 : Nostalgia 14
48 Chapter 48 : Nostalgia 15
49 Chapter 49 : Akhir Nostalgia
50 Chapter 50 : Kecantikan yang mematikan
51 Chapter 51 : Perkelahian tuan Raga
52 Chapter 52 : Hadirnya leluhur sang iblis
53 Chapter 53 : Teriakan terakhir raja iblis
54 Chapter 54 : Terbukanya gerbang dimensi
55 Chapter 55 : Akhir pertemuan
56 Chapter 56 : Pemberontakan
57 Chapter 57 : Ledakan bom
58 Chapter 58 : Kehancuran
59 Chapter 59 : Si Jago Merah
60 Chapter 60 : Kembalinya sosok sahabat
61 Chapter 61 : Pencarian bukti
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Chapter 01 : Awal cerita
2
Chapter 02 : Sosok misterius
3
Chapter 03 : Jati diri
4
chapter 04 : Energi jahat dan energi baik
5
Chapter 05 : Pesan dari tuan Julian
6
Chapter 06 : 5 aliansi
7
Chapter 07 : Hari yang melelahkan
8
Chapter 8 : Clara dan semua aksinya
9
Chapter 09 : Tugas baru
10
Chapter 10 : Pertemuan besar
11
Chapter 11 : Dikuatkan oleh usaha
12
Chapter 12 : Alam dimensi
13
Chapter 13 : Mengambil kembali jiwa
14
Chapter 14 : Keluarga dari negara C
15
Chapter 15 : Unjuk kebolehan
16
Chapter 16 : Perkelahian
17
Chapter 17 : Kakak Dan Adik
18
Chapter 18 : Sang Adik
19
Chapter 19 : Ilusi yang nyata
20
Chapter 20 : Aksi Aksara
21
Chapter 21 : Kehebatan Aksara
22
Chapter 21 : Petarungan Sengit
23
Chapter 23 : Justin dan 2 rekannya
24
Chapter 24 : Pukulan Api Pemusnah
25
Chapter 25 : Julian dan Sean
26
Chapter 26 : Masih Berlanjut
27
Chapter 27 : Sisa kekuatan terakhir
28
Chapter 28 : Kekuatan Misterius
29
Chapter 29 : Satu Spesies yang sama
30
Chapter 30 : Pertarungan Shopia
31
Chapter 31 : Membunuh diri sendiri
32
Chapter 32 : Menentukan Jalan Hidup
33
Chapter 33 : Kenangan Di Masa Lalu
34
Chapter 34 : Nostalgia 1
35
Chapter 35 : Nostalgia 2
36
Chapter 36 : Nostalgia 3
37
Chapter 37 : Nostalgia 4
38
Chapter 38 : Nostalgia 5
39
Chapter 39 : Nostalgia 6
40
Chapter 40 : nostalgia 7
41
Chapter 41 : Nostalgia 8
42
Chapter 42 : Nostalgia 9
43
Chapter 43 : Nostalgia 10
44
Chapter 44 : Nostalgia 11
45
Chapter 45 : Nostalgia 12
46
Chapter 46 : Nostalgia 13
47
Chapter 47 : Nostalgia 14
48
Chapter 48 : Nostalgia 15
49
Chapter 49 : Akhir Nostalgia
50
Chapter 50 : Kecantikan yang mematikan
51
Chapter 51 : Perkelahian tuan Raga
52
Chapter 52 : Hadirnya leluhur sang iblis
53
Chapter 53 : Teriakan terakhir raja iblis
54
Chapter 54 : Terbukanya gerbang dimensi
55
Chapter 55 : Akhir pertemuan
56
Chapter 56 : Pemberontakan
57
Chapter 57 : Ledakan bom
58
Chapter 58 : Kehancuran
59
Chapter 59 : Si Jago Merah
60
Chapter 60 : Kembalinya sosok sahabat
61
Chapter 61 : Pencarian bukti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!