Chapter 03 : Jati diri

Tuan Julian terdiam, ia sepertinya melihat bahwa ada jati diri milik sahabatnya itu yang tumbuh di dalam tubuh anaknya. Samuel adalah orang yang pantas mewariskan semua kekuatan milik ayahnya itu, dari kerasnya dia, dari kuatnya dia, dari sifatnya dia, rasa pedulinya dia dan bahkan bila diperhatikan raut wajah Samuel mirip sekali dengan raut wajah yang dimiliki oleh ayahnya.

"Same, ada satu hal yang harus kamu ingat, amarah adalah puncak tertingginya kegagalan bagi orang-orang yang ingin belajar menjadi lebih kuat lagi. Sebelumnya kamu harus belajar menguasai amarah kamu terlebih dahulu, sesudah kamu menguasai hal itu, maka segala usaha dan upayamu untuk menjadi kuat akan semakin mudah terwujud."

"Tapi kamu harus sadar Same, ketika kamu menjadi kuat, akan ada banyak kelemahan yang muncul dalam diri kamu, dan akan ada banyak musuh yang mampu memahami kelemahan kamu. Tapi, ada satu kehebatan yang di mana orang-orang yang kamu maksud kuat itu tidak akan pernah mampu dan sanggup untuk mengalahkannya, tidak lain yaitu kekuatan orang-orang sabar."

Samuel tercengang mendengar hal itu. Lalu ia pun menurunkan jati dirinya, dan sedikit demi-sedikit energi jahatnya mulai menghilang.

Emosi Samuel sekarang terlihat lebih stabil, walaupun energi jahat itu masih menyelimuti jati diri Samuel, tuan Julian berpikir keadaan Samuel kali ini jauh lebih baik dari yang sebelumnya.

Pada saat itu, Samuel merasakan bahwa ada energi baik yang masuk ke dalam tubuhnya. Ia mengamati energi baik tersebut datangnya dari mana dan dari siapa.

Dengan seketika, Samuel pun menoleh ke arah tuan Julian, dan ternyata memang benar, energi tersebut merupakan energi baik yang diberikan langsung oleh tuan Julian kepada Samuel.

"Apakah saya harus membayar semua ini tuan? berapa banyak nominal yang harus saya keluarkan untuk membayar kebaikan anda, bahkan bila perlu saya akan membayarnya dengan nyawa saya sendiri," tanya Samuel degan tatapan herannya.

"Kamu adalah salah satu orang yang paling saya banggakan Same, dam kamu juga merupakan anak dari sahabat baik saya dulu. Saya berharap anda tidak akan pernah membenci saya, mau itu sekarang, dan maupun itu di masa yang akan datang."

Tuan Julian tersenyum, bila ia melihat hal ini ia merasakan seolah-olah dirinya sekarang sedang bertemu dan berdiri bersama dengan sahabatnya itu.

"Tuan, bila saya membenci anda, maka sekarang saya tidak akan pernah hidup dan tumbuh besar seperti ini. Lagipula ayah saya pun pasti akan membenci saya di sana."

"Asalkan anda tahu tuan, dulu ayah saya pernah muncul di mimpi saya, dan dia pernah berbicara sambil tersenyum di dalam mimpi saya itu, beliau berkata bahwa saya tidak boleh membenci anda sedikit pun, dan setelah itu beliau pun berbicara seraya memerintahkan anaknya ini untuk tetap menjaga si tua bangka Julian," ucap Samuel sambil tersenyum tipis menahan rasa ingin tertawanya.

"Bila ayahmu masih ada, mungkin kita bertiga akan seakrab ini, dan mungkin yang akan menjadi tua bangka lebih dulu itu ayahmu Same," ucap Tuan Julian sambil tersenyum bersama dengan Samuel.

Malam itu terlihat ada sedikit canda tawa, Tuan Julian merasa senang bisa menatap raut wajah sahabatnya meskipun itu harus diwakilkan oleh anaknya.

Di balik canda tawanya itu ternyata, tanpa mereka sadari masih ada seseorang yang sedang mengawasi mereka dalam diam. Mungkin mereka semua tidak menyadarinya bahwa orang itu adalah Aksara.

Aksara bersembunyi di balik bayangan hitam yang membuat keberadaannya tak dapat dirasakan oleh orang-orang hebat itu.

Aksara terdiam tanpa reaksi apa pun, dia tetap bersikap dingin, meskipun orang yang dia tolong itu baik-baik saja.

Di perjalanan menuju lantai 10, di mana ia melihat ada beberapa bangunan yang hancur, di sana ia melihat beberapa anak buahnya terbaring lemas.

Sekiranya ada 10 anak buah tuan Julian yang terluka karena terkena racun mematikan. Para pembunuh bayaran itu cukup cerdik, dia memberikan racun Venom tingkat menengah disenjatanya.

Racun itu memang sangat menyakitkan, racun tersebut memang tidak digunakan untuk membunuh seseorang, melainkan mereka gunakan untuk menyiksa seseorang dengan rasa sakit yang luar biasa, bila racun itu tidak segera dihilangkan, maka resikonya adalah lumpuh total.

Tuan Julian mengepalkan tangannya dengan tatapan penuh amarah. Tuan Julian tidak akan pernah menyerah untuk mencari siapa pelaku di balik semua ini.

Pesta yang dia buat malam ini, dengan seketika hancur begitu saja, padahal tuan Julian hanya ingin bersenang-senang di hari bahagianya itu bersama dengan anggota keluarganya dan juga para sahabatnya yang lain, namun hal tak terduga ini terjadi begitu saja tanpa mereka sadari sebelumnya.

"Saya akan membalas dengan harga yang setimpal atas semua yang telah mereka lakukan terhadap anda tuan!", seru Same dengan begitu marahnya.

"Ya, kali ini kita akan berkerja sama menemukan siapa pimpinan dari organisasi pembunuh bayaran itu," ucap tuan Julian terlihat kesal.

"Saya selalu ada di samping anda tuan, dan saya tidak akan pernah meninggalkan anda meskipun tubuh ini, raga ini, serta jiwa ini hancur berkeping-keping," ucap Samuel dengan tegasnya mengingatkan tuan Julian untuk tidak bergerak sendiri.

Samuel berteriak kencang di dalam ruangan, dia mencoba membangkitkan semangat rekannya yang telah lama menghilang itu. Dengan seketika, di dalam ruangan hotel terdengar gemuruh suara hati yang telah membakar semangat mereka.

"Kita jangan pernah melupakan kejadian ini begitu saja tanpa adanya dendam yang dibalaskan, mau bagaimanapun, kita harus menemukan tempat persembunyian mereka, bahkan sekalipun itu tempatnya ada di ujung dunia," tegas Samuel membara, energi jahatnya kini hadir kembali menyelimuti dendam pribadinya.

Energi di dalam hotel sudah tak beraturan lagi, hal itu menyebabkan seisi ruangan penuh dengan energi jahat dan membuat seisi ruangan menjadi terlihat begitu menyeramkan.

"Apakah ini adalah jati diri sesungguhnya milik para pengawal pribadinya tuan Julian? sungguh sangat menyeramkan, mereka semua adalah orang-orang yang sangat berbahaya, level kekuatannya begitu tinggi," ucap salah satu tamu tuan Julian yang masih berada di dalam ruangan hotel.

....

Pada saat itu, dokter yang sedang mengobati semua luka racun di dalam tubuh anak buah tuan Julian pun sangat ketakutan, mukanya terlihat pucat, dan semua tubuhnya pun mulai bergetar, konsentrasi sang dokter kala itu ikut menghilang.

"Ada apa dokter? apakah ada masalah?", tanya salah satu pengawal tuan Julian sambil memperhatikan kinerja sang dokter.

Sang dokter terdiam, tubuh dia terlihat kaku, bahkan energi medisnya pun menghilang, lalu salah satu anak buah tuan Julian menghampiri sang dokter. Pada saat itu dia terkejut ketika melihat keadaan temannya malah semakin memburuk.

"Ahhh ... , dokter ... , apa yang telah kamu lakukan kepada semua rekan-rekan saya?", teriak anak buah tuan Julian begitu terkejut.

"Tolonggg ... ," ucap rekannya yang sedang terluka sembari memasang wajah yang mengkhawatirkan.

"Dokter ... , cepat lakukan sesuatu! woyyy, jangan mati kamu! sadar-sadar," ucap rekannya lagi sedang berusaha menyadarkan temannya dengan cara menamparnya berulang kali.

Melihat hal itu, Same pun menjadi malu-malu sendiri, ia merasa tidak begitu yakin dengan rencana pembalasan dendam ini.

"Aduhhh ... , mengapa tuan Julian membiarkan orang-orang seperti mereka menjadi pengawal pribadinya, hancur sudah harga diri tuan Julian," ucap Same dalam hati sembari menggelengkan kepalanya karena malu.

Suasana kembali berubah, energi jahat perlahan-lahan mulai menghilang. Kali ini kepanikan menggantikan semua energi jahat menjadi tak beraturan.

"Hei, hei, hei, sudah hentikan! biar saya yang melakukannya. Dokter! hari ini kerjamu tidak becus! pergi dari hadapan saya!", seru Samuel dengan kerutan diwajahnya yang terlihat masih sangat kesal melihat hasil kerja dari dokter pribadi milik tuan Julian itu.

Pada saat tuan Julian melihat Samuel, dipikir-pikir raut wajah seram samuel terlihat sangat lucu bilamana di lihat pada saat dirinya sedang kesal seperti itu.

"Hahaha, muka itu mengingatkan saya kepada seseorang yang selalu membuat jantung saya seperti mau copot," ucap tuan Julian dalam hati sambil tertawa tipis, seraya mengingat raut wajah sang istri dan anaknya ketika mereka sedang kesal.

Lalu, sang dokter pun akhirnya menghampiri tuan Julian yang sedang berdiri menatapi para anak buahnya sendirian di belakang sana. Dengan perasaan gagalnya sang dokter meminta tuan Julian untuk mencari dokter pribadi yang lain yang lebih hebat dari dirinya.

"Maafkan saya tuan, saya telah gagal menjalankan tugas saya sebagai dokter," ucap sang doker merasa sangat bersalah.

"Tidak apa-apa, jangan terlalu disesali karena semua orang pernah gagal. Ini baru pertama kali di hidup anda kan Dok? tidak usah dipikirkan, anda masih bekerja dengan saya," ucap tuan Julian rendah hati, sambil sesekali menenangkan sang dokter.

"Saya pernah gagal berulang kali tuan, maka dari itu saya takut semua kegagalan saya itu malah akan mencelakai keluarga anda."

"Tapi, anda masih mencobanya kan? itulah yang membuat saya memilih anda menjadi dokter pribadi untuk keluarga saya. Besok saya tunggu di rumah saya jam sembilan pagi, jangan sampai tidak datang."

Sang dokter pun akhirnya pergi meninggalkan area hotel. Tuan Julian sudah mengetahui penyebab menghilangnya energi medis sang dokter, tidak lain karena sang dokter kehilangan konsentrasinya.

Kemampuan tenaga medis memang cukup langka di wilayah Republik, hanya ada sebagian kecil orang yang mampu menguasai teknik tersebut itu.

Seorang petarung dengan tingkat kekuatan tertinggi pun akan sulit rasanya bila mereka memaksakan untuk menguasai dua teknik keahlian sekaligus, semuanya hanya mampu menguasai satu keahlian saja, dan teknik keahlian paramedis merupakan yang tersulit.

Episodes
1 Chapter 01 : Awal cerita
2 Chapter 02 : Sosok misterius
3 Chapter 03 : Jati diri
4 chapter 04 : Energi jahat dan energi baik
5 Chapter 05 : Pesan dari tuan Julian
6 Chapter 06 : 5 aliansi
7 Chapter 07 : Hari yang melelahkan
8 Chapter 8 : Clara dan semua aksinya
9 Chapter 09 : Tugas baru
10 Chapter 10 : Pertemuan besar
11 Chapter 11 : Dikuatkan oleh usaha
12 Chapter 12 : Alam dimensi
13 Chapter 13 : Mengambil kembali jiwa
14 Chapter 14 : Keluarga dari negara C
15 Chapter 15 : Unjuk kebolehan
16 Chapter 16 : Perkelahian
17 Chapter 17 : Kakak Dan Adik
18 Chapter 18 : Sang Adik
19 Chapter 19 : Ilusi yang nyata
20 Chapter 20 : Aksi Aksara
21 Chapter 21 : Kehebatan Aksara
22 Chapter 21 : Petarungan Sengit
23 Chapter 23 : Justin dan 2 rekannya
24 Chapter 24 : Pukulan Api Pemusnah
25 Chapter 25 : Julian dan Sean
26 Chapter 26 : Masih Berlanjut
27 Chapter 27 : Sisa kekuatan terakhir
28 Chapter 28 : Kekuatan Misterius
29 Chapter 29 : Satu Spesies yang sama
30 Chapter 30 : Pertarungan Shopia
31 Chapter 31 : Membunuh diri sendiri
32 Chapter 32 : Menentukan Jalan Hidup
33 Chapter 33 : Kenangan Di Masa Lalu
34 Chapter 34 : Nostalgia 1
35 Chapter 35 : Nostalgia 2
36 Chapter 36 : Nostalgia 3
37 Chapter 37 : Nostalgia 4
38 Chapter 38 : Nostalgia 5
39 Chapter 39 : Nostalgia 6
40 Chapter 40 : nostalgia 7
41 Chapter 41 : Nostalgia 8
42 Chapter 42 : Nostalgia 9
43 Chapter 43 : Nostalgia 10
44 Chapter 44 : Nostalgia 11
45 Chapter 45 : Nostalgia 12
46 Chapter 46 : Nostalgia 13
47 Chapter 47 : Nostalgia 14
48 Chapter 48 : Nostalgia 15
49 Chapter 49 : Akhir Nostalgia
50 Chapter 50 : Kecantikan yang mematikan
51 Chapter 51 : Perkelahian tuan Raga
52 Chapter 52 : Hadirnya leluhur sang iblis
53 Chapter 53 : Teriakan terakhir raja iblis
54 Chapter 54 : Terbukanya gerbang dimensi
55 Chapter 55 : Akhir pertemuan
56 Chapter 56 : Pemberontakan
57 Chapter 57 : Ledakan bom
58 Chapter 58 : Kehancuran
59 Chapter 59 : Si Jago Merah
60 Chapter 60 : Kembalinya sosok sahabat
61 Chapter 61 : Pencarian bukti
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Chapter 01 : Awal cerita
2
Chapter 02 : Sosok misterius
3
Chapter 03 : Jati diri
4
chapter 04 : Energi jahat dan energi baik
5
Chapter 05 : Pesan dari tuan Julian
6
Chapter 06 : 5 aliansi
7
Chapter 07 : Hari yang melelahkan
8
Chapter 8 : Clara dan semua aksinya
9
Chapter 09 : Tugas baru
10
Chapter 10 : Pertemuan besar
11
Chapter 11 : Dikuatkan oleh usaha
12
Chapter 12 : Alam dimensi
13
Chapter 13 : Mengambil kembali jiwa
14
Chapter 14 : Keluarga dari negara C
15
Chapter 15 : Unjuk kebolehan
16
Chapter 16 : Perkelahian
17
Chapter 17 : Kakak Dan Adik
18
Chapter 18 : Sang Adik
19
Chapter 19 : Ilusi yang nyata
20
Chapter 20 : Aksi Aksara
21
Chapter 21 : Kehebatan Aksara
22
Chapter 21 : Petarungan Sengit
23
Chapter 23 : Justin dan 2 rekannya
24
Chapter 24 : Pukulan Api Pemusnah
25
Chapter 25 : Julian dan Sean
26
Chapter 26 : Masih Berlanjut
27
Chapter 27 : Sisa kekuatan terakhir
28
Chapter 28 : Kekuatan Misterius
29
Chapter 29 : Satu Spesies yang sama
30
Chapter 30 : Pertarungan Shopia
31
Chapter 31 : Membunuh diri sendiri
32
Chapter 32 : Menentukan Jalan Hidup
33
Chapter 33 : Kenangan Di Masa Lalu
34
Chapter 34 : Nostalgia 1
35
Chapter 35 : Nostalgia 2
36
Chapter 36 : Nostalgia 3
37
Chapter 37 : Nostalgia 4
38
Chapter 38 : Nostalgia 5
39
Chapter 39 : Nostalgia 6
40
Chapter 40 : nostalgia 7
41
Chapter 41 : Nostalgia 8
42
Chapter 42 : Nostalgia 9
43
Chapter 43 : Nostalgia 10
44
Chapter 44 : Nostalgia 11
45
Chapter 45 : Nostalgia 12
46
Chapter 46 : Nostalgia 13
47
Chapter 47 : Nostalgia 14
48
Chapter 48 : Nostalgia 15
49
Chapter 49 : Akhir Nostalgia
50
Chapter 50 : Kecantikan yang mematikan
51
Chapter 51 : Perkelahian tuan Raga
52
Chapter 52 : Hadirnya leluhur sang iblis
53
Chapter 53 : Teriakan terakhir raja iblis
54
Chapter 54 : Terbukanya gerbang dimensi
55
Chapter 55 : Akhir pertemuan
56
Chapter 56 : Pemberontakan
57
Chapter 57 : Ledakan bom
58
Chapter 58 : Kehancuran
59
Chapter 59 : Si Jago Merah
60
Chapter 60 : Kembalinya sosok sahabat
61
Chapter 61 : Pencarian bukti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!