Vita terus memandangi jam casual yang melingkar di tangan kirinya.
"Mengapa dari tadi kamu fokus sekali memandangi jam tanganmu itu?" Tanya Alvin sembari mengernyitkan keningnya.
"Bukannya kita harus kembali ke kantor?" Jawab Vita.
"Aku malas." Jawab Alvin singkat.
"Malas? Lalu pekerjaan kita bagaimana?" Tanya Vita heran.
"Dion yang akan menghandlenya."
"Tapi---."
"Sudahlah! Percuma aku punya asisten jika dia tak ada gunanya sama sekali! Lebih baik aku gunakan saja dia." Alvin memotong perkataan Vita.
Vita tak lagi menjawabnya.
"Mengapa kamu cemberut begitu?" Tanya Alvin diiringi ledekan.
"Tidak." Sahut Vita.
"Ganti bajumu!" Suruhnya.
"Ganti baju? Memangnya mau kemana? Bukannya tadi kamu bilang kita tidak akan ke kantor lagi?" Jawab Vita.
"Memang bukan ke kantor! Sudah ganti saja! Baju ini terlalu formal!" Desaknya.
"Baiklah." Vita hanya bisa mengalah dengan menuruti perintah suaminya.
Beberapa saat kemudian Vita keluar dari kamar mandi dengan mengenakan pakaian ala rumahan.
"Mengapa pakai baju seperti ini?" Cibir Alvin.
"Lalu aku harus pakai baju apa? Inikan pakaian yang biasa aku pakai saat di rumah!" Tegas Vita.
"Kita akan jalan-jalan keluar! Mana mungkin kamu memakai pakaian seperti ini!" Jelasnya masih mencibir.
"Mengapa tidak bilang dari tadi!" Ketus Vita yang kemudian berlalu ke kamar mandi kembali dengan membawa pakaian lain.
Beberapa saat kemudian Vita tak juga keluar dari kamar mandi membuat Alvin menjadi kesal karena terlalu lama menunggu.
"Heyy! Kamu ini lamban sekali! Ayo cepat!" Gerutunya sambil menggedor pintu kamar mandi.
"Iya sabar!" Sahut Vita dari dalam lalu membuka pintunya.
"Dia berlama-lama di kamar mandi hanya berpenampilan seperti ini!" Umpat Alvin pelan.
"Aku tidak tuli! Aku masih bisa mendengar umpatanmu itu!" Tukas Vita,"Sudahlah,lebih baik kamu pergi sendiri saja! Aku memang tidak pandai berdandan seperti wanita di luar sana!" Lanjutkan menegaskan.
"Mengapa kamu berbicara seperti itu? Aku hanya heran saja,untuk apa kamu berlama-lama di kamar mandi jika penampilanmu masih seperti biasanya? Hanya membuang waktu saja! Bagaimanapun penampilanmu kamu tetap terlihat cantik di mataku!" Seru Alvin menekankan perkataannya.
"Bohong!" Bantah Vita tak percaya.
"Aku serius! Sudahlah! Jika kita berdebat terus,kapan kita akan berangkat?" Alvin meyakinkan istrinya,"Ayo!" Lanjutnya mengajak dan Vita pun terpaksa mengiyakannya.
Di perjalanan hening-hening saja...
Sesampainya di mall,Vita turun dari mobil tanpa menghiraukan keberadaan Alvin.
"Hey!" Panggil Alvin dengan langkah setengah berlari mengejar Vita.
"Mengapa kamu meninggalkanku?" Serunya saat telah bersampingan dengan Vita.
"Bukannya tidak boleh lamban ya?" Seru Vita mengingatkan Alvin pada ucapannya tadi.
"Tapi tidak meninggalkanku juga!" Bantahnya,"Nah begini! Ayo!" Lanjutnya dengan menggenggam tangan Vita.
Nah,mulai kan modusnya! Batin Vita.
Mereka terus mengelilingi mall tanpa membeli satu barang pun.Dari tadi Vita hanya diam saja.
"Hey! Mengapa diam saja?" Alvin menghentikan langkahnya.
"Lalu aku harus menyeloteh sepanjang jalan mall begitu?" Seru Vita dengan ekspresi datarnya.
"Bukan begitu juga! Maksudku,kita sudah berada disini sekitar 1 jam yang lalu,namun mengapa tak ada satupun barang yang kamu beli? Jika kamu tertarik pada barang apapun,katakan saja! Aku pasti akan membelikannya!" Jelas Alvin.
"Aku tidak tertarik pada barang apapun!" Jawabnya.
Ishh! Wanita ini sungguh menguji kesabaranku! Batin Alvin meronta.
"Yasudah jika tidak ada,biar aku saja yang pilihkan untukmu!" Seru Alvin.
Terserah! Batin Vita.
Alvin menyusuri toko pakaian wanita dan mulai memilih-milih pakaian yang cocok untuk Vita.
"Ini! Itu! Ini juga! Yang itu juga...." Alvin memilih banyak sekali pakaian untuk Vita dan langsung menyuruh pelayan untuk membawanya ke kasir tanpa meminta pendapat Vita terlebih dahulu.
Alvin kini tengah berada di kasir untuk membayar pakaian yang ia beli.
Setelah membayarnya,Alvin kembali ke tempat tadi ia meninggalkan Vita.
"Ini untukmu!" Seru Alvin menyodorkan banyak paper bag pada Vita.
"Banyak sekali!" Omel Vita.
"Tidak masalah! Ayo ikuti aku! Sekarang kita akan ke toko sepatu juga tas!" Perintahnya dan Vita pun mengikutinya.
Seperti biasa Alvin main tunjuk saja pada barang yang menurutnya cocok untuk istrinya tanpa meminta pendapat.
"Ambil ini!" Suruhnya.
"Ini banyak sekali! Untuk apa membeli tas dan sepatu sebanyak ini?" Vita mengomeli Alvin.
"Sudah! Jangan mengomel terus! Malu dilihat orang!" Seru Alvin memperingati.
Alvin berjalan terlebih dahulu meninggalkan Vita yang membawa belajaan begitu banyak.
"Hey! Tunggu aku!" Panggil Vita.
"Oh,kamu kesulitan membawanya ya?" Ledek Alvin.
"Menurutmu?" Vita sangat kesal dibuatnya.
"Yasudah sini biar aku yang bawa separuh!" Alvin mengambil setengah paper bag yang Vita bawa.
Lalu mereka berjalan bersampingan.
"Wahh...Romantis sekali mereka!" Puji salah satu pengunjung mall.
"Beruntung sekali dia bisa mendapatkan suami seperti itu! Jika aku jadi dia pasti aku akan merasa sangat beruntung! Bagaimana tidak? Suaminya membelanjakannya banyak sekali!" Puji yang lain.
"Kamu dengar itukan?" Tanya Alvin dengan nada sombongnya.
Cihh! Kepedean sekali! Gerutu Vita dalam hati.
"Kamu mau nonton dulu tidak?" Alvin menawarkan.
"Tidak! Aku ingin pulang saja!" Vita menolak.
"Baiklah." Jawab Alvin kemudian mereka ke parkiran menuju mobil mereka untuk pulang.
*
Sesampainya di rumah,Alvin dan Vita langsung bergantian mandi lalu shalat maghrib berjama'ah.
Seusainya,Vita sibuk membuka belanjaan yang dipilih Alvin di mall tadi untuknya.
Seleranya bagus juga! Puji Vita dalam hati.
"Mengapa melirikku seperti itu?" Tanyanya.
"Tidak." Jawab Vita berbohong.
"Apa kamu menyukai baju-baju yang aku pilihkan untukmu?" Tanyanya lagi.
"Iya,aku menyukainya! Pilihanmu sesuai dengan seleraku!" Jawab Vita diiringi senyuman.
Gemas sekali senyumnya itu! Batin Alvin.
Tok...Tok...
"Maaf den,makan malam sudah siap." Seru bi Inah dibalik pintu.
"Iya bi,kami akan segera turun!" Jawab Alvin.
Lalu mereka turun ke lantai bawah tepatnya ke meja makan untuk makan malam.
Saat mereka selesai makan malam,saat itu juga adzan isya berkumandang.Lalu mereka memutuskan untuk shalat isya berjama'ah.
*
Waktu menunjukkan pukul 21.00 namun keduanya masih sibuk dengan aktivitas masing-masing.
Alvin sibuk pada laptopnya,Vita fokus pada ponselnya.Alvin beranjak dari sofa setelah menutup laptopnya.
"Kamu belum tidur?" Tanyanya.
"Belum,aku baru selesai telponan dengan Ibu." Jawabnya.
"Oh...Bagaimana kabar Ibu sekarang?" Tanya Alvin lagi.
"Sudah membaik,katanya besok sudah bisa pulang." Tutur Vita.
"Syukurlah kalau begitu..." Ucap Alvin bersyukur.
"Hm...."
Hening sejenak...
"Sayang?"
"Hmm...." Sahut Vita.
Tanpa menjawab lagi Alvin langsung menjatuhkan tubuh Vita ke ranjang saat Vita sedang duduk di tepi ranjang tersebut.
"Kamu---." Ucap Vita belum selesai karena Alvin telah membungkamnya terlebih dahulu.
"Jangan menolakku! Hari ini aku sungguh tak bisa jauh darimu!" Lirihnya,"Kamu pasti merasakannya? Sejak kita pulang dari kantor tadi siang,aku memilih untuk tak kembali lagi ke kantor dan memilih menghabiskan waktu denganmu." Lanjutnya.
"Aku merasakannya,bahkan saat kamu menggenggam tanganku tadi seolah kamu takut ada yang menculikku di mall tadi." Ejek Vita.
"Aku memang takut kehilanganmu karena sungguh aku sudah kecanduan olehmu di sisiku! Aku tak bisa jauh darimu! Aku menyayangimu..." Tegasnya kemudian mencium kening Vita.
Vita yang mengerti dengan keinginannya hanya bisa pasrah serta ridho lillah karena ia tak ingin membuat hati suaminya terluka.Terlebih dia adalah sosok suami yang Vita idamkan selama ini.Hingga terjadilah malam panjang di malam ini...
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan like dan Vote😊Terimakasih😄
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Darmawan Putra
bagus thor ceritanya . semangat...
2021-05-06
1
Nur Sanah
jadi bucin deh
2020-11-27
1
💞🖤Icha
seneng liatnya...sq jg mau punya suami yg perhatian..wlupun tdk belanja" sampai banyak..
ketulusan hati membuat bahagia....💝💝💝
samangat author...😍😍
2020-11-22
2