Keesokan harinya,
Vita dan Alvin telah siap untuk berangkat ke kantor.
"Ma,Pa kita berangkat..." Pamit Alvin sambil berlalu.
"Sayang? Kalian baik-baik saja kan?" Tanya Yunita merasa ada yang aneh.
"Iya Ma,kami baik-baik saja! Mama dan Papa tidak perlu khawatir!" Jawab Vita membuat kedua mertuanya merasa tenang.
"Kalau begitu aku pamit! Assalamu'alaikum..." Vita berlalu setelah menicium tangan kedua mertuanya.
Di mobil keduanya saling diam,Vita mencoba memainkan ponselnya untuk menghilangkan rasa canggung yang ada pada dirinya.
Ia lihat banyak sekali pesan masuk dari nomor yang tak ia kenal namun pernah sekali ia membalasnya.
Orang ini?! Fikir Vita.
Triiingg...Triing....
Bunyi panggilan masuk dari nomor itu...
Bagaimana ini? Aku angkat atau tidak ya? Ah sudahlah,aku angkat saja barangkali penting! Fikirnya.
Panggilan suara berlangsung :
Vita : Assalamu'alaikum...
Dito : Wa'alaikumsalam...Akhirnya kamu mau juga mengangkat telponku!
Vita : Ada apa ya mas?
Dito : Jika kamu berkenan,aku ingin sekali mengajakmu makan siang nanti,sekaligus aku ingin mengembalikan uangmu yang pernah kamu gunakan untuk membayar biaya perawatanku hari itu...
Vita : Ehmm....Maaf saya sibuk!
Tut...Tut....
Vita mematikan sambungan panggilan suaranya terlebih dahulu.
"Siapa?" Tanya Alvin tanpa melihat Vita.
"Bukan siapa-siapa!" Tukas Vita.
Mengapa dia jadi kesal seperti itu setelah mengangkat telpon tadi? Fikir Alvin heran.
*
Dion main nyelonong masuk ke ruangan Alvin.
"Hey! Bos! Wajahmu tegang sekali!" Ejeknya.
"Dasar tidak punya sopan santun! Main mengagetkan orang saja!" Ketus Alvin.
"Hahaha...Bos ini kenapa? Pagi-pagi sudah terlihat lusuh sekali? Apa karena semalam tidak dapat jatah?" Goda Dion.
"Berisik sekali! Keluar! Jika ada kamu disini saya tidak fokus bekerja!" Alvin mengusir Dion.
Apa salah dan dosaku? Batin Dion frustasi.
Dion akhirnya memutuskan mengalah dan keluar dari ruangan bosnya.
Alvin melirik ke arah pintu memastikan Dion sudah benar-benar tidak ada di ruangannya.
"Vita? Huh! Mengapa aku kehilangan konsentrasi kerjaku hanya karena memikirkannya?" Seru Alvin gusar.
Akhirnya ia mengintip Vita di balik jendela ruangannya.Dilihatnya Dion sedang bercengkrama dengan istrinya.
"Kurang ajar si Dion itu!" Gerutu Alvin kemudian kembali ke meja kerjanya.
"Hahaa...Aku ada ide! Rasakan kamu Dion! Setelah ini kamu tidak bisa menggoda istriku lagi!" Alvin menyeringai.
Alvin segera menekan nomor telpon kantor ruangannya untuk memanggil Vita.
Vita : Iya Pak?
Alvin : Ke ruangan saya sekarang! Bawa laptop juga berkas-berkas yang sedang kamu kerjakan!
Tut...Tut...
"Bos ya?" Tebak Dion pada orang yang menelpon tadi.
"Iya...Saya permisi Pak Dion!" Vita meninggalkan Dion dan masuk ke ruangan Alvin.
Saat Vita masuk ke ruangannya Alvin langsung berpura-pura fokus pada laptopnya.
"Maaf Pak? Ada apa?" Tanya Vita sopan.
"Hari ini kita akan bekerja bersama!" Jawabnya santai.
"Be-bekerja bersama?" Vita mencerna jawaban Alvin.
"Kamu tidak perlu banyak tanya! Ayo ikuti saya!" Tukasnya berlalu ke sofa dan Vita pun mengikutinya.
Mereka memulai pekerjaan mereka dengan duduk saling bersampingan di sofa panjang yang ada di ruangan Alvin.
Tadi dia bilang akan bekerja bersama? Tapi apa ini? Kita tetap fokus pada pekerjaan masing-masing! Fikir Vita, menatap Alvin sekejap.
"Kenapa?" Tanya Alvin yang merasa diperhatikan.
"Ehmm...Tidak ada!" Vita merasa malu sendiri.
"Oh! Saya tahu! Kamu pasti bertanya-tanya mengapa kita tidak bekerja bersama juga!" Tebaknya.
Kenapa dia bisa tahu? Batin Vita merasa heran dibuatnya.
"Ditanya malah diam..." Sindirnya.
"Ehm...." Vita berfikir keras harus menjawab apa.
"Oh ya,berkas kerjasama kita dengan perusahaan Y mana?" Alvin mengalihkan pembicaraan.
"Ehm.....Ini dia!" Vita mengacak tumpukan berkas dihadapannya lalu menemukan berkas yang dicari.
"Oke...Tolong kamu buat proposal untuk produk terbaru restaurant kita!" Pinta Alvin.
"Baik Pak..." Vita mulai menggerak-gerakan jemarinya untuk mengetik keyboard laptop dan menyusun proposal yang diminta Alvin.
Alvin sejenak menghentikan aktivitasnya dan menatap lekat wajah istrinya yang tengah fokus berkutat dengan laptopnya.
Waktu baru menunjukkan pukul 11.00
Alvin mencoba fokus kembali pada pekerjaannya.
"Selesai!" Seru Vita tersenyum gembira.
Alvin melirik Vita seraya berkata,"Nanti kamu yang akan mempresentasikan proposal yang kamu buat!" Tegasnya.
"Sa-saya?" Vita membulatkan kedua bola matanya.
"Kenapa kamu terlihat kaget?" Tanya Alvin santai.
Tentu saja aku kaget! Mengapa dia baru memberitahu sekarang? Gerutu Vita dalam hati.
"Tidak perlu khawatir! Presentasinya dilakukan besok bukan hari ini!" Tukasnya.
"Ehm...Mengapa harus saya?" Tanya Vita gugup.
"Saya hanya ingin tahu kemampuan kamu saja!" Jawabnya terlihat menantang.
Vita memijit keningnya dengan dua jarinya.Alvin mencoba mencuri pandang,entah mengapa perasaannya sangat puas melihat istrinya sedang kesulitan seperti itu.
Mengapa aku merasa sedang dikerjai ya? Fikir Vita frustasi.
"Ehm...." Alvin berdehem.
"Maaf Pak! Mengapa saya merasa Bapak sedang mengerjai saya ya?" Tebak Vita.
Mengapa dia bisa tahu aku sedang mengerjainya? Batin Alvin heran.
"Siapa bilang saya mengerjai kamu?" Bantah Alvin.
"Pertama,Bapak menyuruh saya ke ruangan Bapak untuk bekerja bersama.Setelah itu kita tetap bekerja masing-masing.Dan sekarang tiba-tiba Bapak menyuruh saya untuk mempresentasikan proposal yang saya buat.Saya rasa ini sedikit tidak masuk akal!" Jelas Vita.
"Itu hak saya! Sayakan bosnya! Masalah presentasi itu saya beritahu kamu mendadak karena saya baru teringat harus menguji kualitas kemampuan kerja kamu melalui kemampuan berbicara kamu di depan orang banyak!" Tukasnya.
"Terserah Pak bos yang terhormat saja!" Seru Vita kesal kemudian hendak keluar dari ruangan Alvin.
Dengan sigap Alvin menahannya,"Saya minta maaf! Saya tidak bermaksud mengerjai kamu! Jujur saya hanya ingin kamu menemani saya bekerja di sini!" Alvin mengutarakan tujuannya.
Ingin ditemani bekerja? Tumben! Fikir Vita.
Vita mematung,"Dan untuk presentasi itu masih 3 hari lagi! Saya hanya menguji kebaranian kamu saja! Maafkan saya?" Alvin terus membujuk Vita.
Mengapa dia mendadak aneh? Apa karena dia merasa bersalah untuk masalah yang semalam ya? Tebak Vita dalam hati.
"Ini sungguh tidak lucu!" Ucap Vita masih kesal.
"Maafkan yaa?" Alvin memohon.
"Yasudahlah..." Vita menerima maaf suaminya.
"Oke karena kamu sudah memaafkan saya,saya janji akan membantu kamu melatih keterampilan kamu saat mempresentasikan proposal yang kamu buat!" Seru Alvin berjanji.
"Janji?" Vita terlihat antusias sembari mengangkat jari kelingkingnya.
"Janji!" Alvin membalas rangkulan jari kelingking Vita.
Vita tersenyum bahagia setelah mendengar perkataan suaminya itu.
"Saya tahu ini pengalaman pertama kamu! Apalagi perusahaan Y ini adalah salah satu client penting di perusahaan kita! Maka dari itu kamu merasa kaget dan tak percaya diri! Bukan begitu?" Alvin memastikan.
"Hmm...Itulah masalahnya!" Jawab Vita lesu.
"Semangat! Lama-lama kamu pasti terbiasa!" Alvin menyemangati.
"Oke...."
"Lanjutkan pekerjaan kamu! Tapi tetap lanjutkan di sini!" Pintanya.
Vita pun menurut dan melanjutkan pekerjaannya,begitupun juga dengan Alvin yang kembali fokus dengan pekerjaannya.
.
.
.
Assalamu'alaikum para pembaca setiaaa😍Jangan lupa like,coment dan vote yaaa😊Hatur nuhun😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
꧁༺Asyfa༻꧂
wkwkwk uda mulai cemburu dia😅😅
2021-01-03
2
💞🖤Icha
seru thor aq suka karyamu...Alvin Cembueuan jg....
2020-11-22
2
Drapeto mania
boom like
halo Thor 🥰 semangat untuk up selanjutnya jangan lupa mampir
2020-10-23
1