Meminta Hak

Seminggu sudah Alvin dan Vita menjalin status suami istri namun yaa tetap begitu saja tidak ada peningkatannya.

Hari ini orang tua Alvin akan pergi ke Singapur untuk menjalani pengobatan Papanya.

"Sayang! Kalian di rumah yang akur ya! Jangan mentang-mentang tidak ada kami kalian menjadi saling mengasingkan satu sama lain..." Seru Yunita.

"Maksud Mama apa bicara seperti itu?" Alvin terlihat kebingungang.

"Intinya kalian harus bisa saling menjaga dan saling melengkapi satu sama lain!" Jelas Yunita.

"Mama tidak perlu terlalu memikirkan kami! Kami disini pasti akan baik-baik saja! Mama fokus saja pada pengobatan Papa!" Seru Alvin santai.

"Pa! Maafkan Alvin yang tidak bisa menemani Papa kesana!" Alvin beralih pada Papanya.

"Tidak masalah nak! Kamu urus saja perusahaan dan yang terpenting jaga menantu Papa baik-baik!" Jawab Gara,"Segeralah buatkan Papa cucu!" Lanjutnya berbisik.

"Ehmm...." Alvin hanya menjawabnya dengan sebuah deheman.

"Kami berangkat!" Seru Yunita.

"Hati-hati Ma,Pa! Mudah-mudahan penyakit Papa segera dihilangkan dan Papa bisa sehat seperti biasanya." Seru Vita.

"Iya nak,terimakasih ya!" Jawab Gara tersenyum dan dijawab anggukan oleh Vita.

Kedua orang tua Alvin berlalu dari rumahnya menaiki mobil pribadi Gara yang dikendarai oleh supir pribadi Alvin yakni Pak Jono.

Vita dan Alvin kembali masuk ke rumah.

"Vita!" Panggil Alvin.

"Ya?" Jawab Vita cepat.

"Aku mau bicara! Ayo ikut aku!" Perintahnya dan Vita pun mengikuti Alvin.

Sesampainya di kamar,"Mau bicara tentang apa?" Tanya Vita penasaran.

"Mengapa Mama tadi berbicara seolah mengetahui rahasia kita? Apa kamu memberitahu Mama bahwa kamu terpaksa menikah denganku?" Tanyanya.

"Aku tidak tahu,aku juga tidak memberitahu Mama!" Bantah Vita.

"Lalu jika bukan kamu,siapa lagi?" Alvin berfikir keras.

"Entah." Jawab Vita santai.

"Vita? Bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?" Tanya Alvin memasang wajah serius.

"Boleh,bertanya apa memangnya?" Vita menjawab dengan santainya.

Alvin memegang bahu Vita dengan kedua tangannya,"Mengapa kamu mau menikah denganku?" Tanyanya sangat serius.

"A-a-aku----." Vita menggantung jawabannya.

"Apa?" Alvin semakin penasaran dibuatnya.

"Aku tidak tahu." Jawab Vita gugup.

"Mengapa bisa begitu?" Alvin mengernyitkan keningnya,"Apa kamu menyukaiku?" Lanjutnya.

"Ti-tidak." Vita bingung harus menjaaab apa.

"Lalu mengapa kamu mau menikah denganku?" Tanyanya.

Vita mematung,"Apa karena aku memaksamamu?" Alvin terus mendesak Vita.

"Bukan." Jawab Vita cepat.

"Lalu?" Alvin menunggu jawaban Vita.

"Karena aku yakin kamulah jodoh yang dikirimkan Allah untukku." Jawabnya.

"Jika suatu saat kita bercerai bagaimana?" Tanya Alvin lagi.

"Aku tidak akan pernah setuju dan juga terima jika kamu menceraikanku!" Tegas Vita.

"Mengapa? Aku tahu kamu terpaksa menikah denganku maka dari itu jika kamu ingin meminta pisah katakan saja!" Seru Alvin sangat serius.

"Dalam otakku tidak pernah sedikitpun aku berfikiran kesana!" Tukas Vita.

"Vita tatap mataku!" Suruhnya semakin mempererat genggamannya pada bahu Vita.

Vita memberanikan diri menatap Alvin hingga kini pandangan mereka saling beradu.

"Apakah kamu telah mencintaku?" Tanyanya,"Jawab jujur! Aku tidak ingin jawaban palsu darimu!" Lanjutnya menegaskan.

Vita memejamkan matanya kemudian menjawab pertanyaan yang diajukan Alvin,"Sejak aku menikah denganmu aku berusaha terus mecintaimu dan memahami segala kelebihan dan kekuranganmu.Sejak saat itu juga aku tulus mencintaimu dan menerimamu apa adanya." Jawab Vita masih memejamkan matanya.

"Apakah kamu serius dengan jawabanmu itu? Apa kamu sedang tidak membohongiku dengan kata-kata manismu itu?" Tanya Alvin memastikan.

"Aku tidak mungkin bercanda dengan hal sepenting ini! Apa untungnya aku berbohong?" Jawab Vita meyakinkan.

Maafkan aku Vita! Aku hanya berusaha meyakinkan hatimu hanya untukku! Batin Alvin.

"Jika semua itu serius dan bukan sebuah rekayasa,mengapa kamu tak berani menatapku saat menjawab pertanyaanku itu?" Seru Alvin.

Vita sontak langsung membuka matanya,"Apa ini sudah membuatmu percaya?" Tanya Vita.

"Katakan suatu hal yang tidak terlalu berbelit-belit mengenai perasaanmu padaku!" Perintahnya.

Haruskah aku to the point padanya? Batin Vita.

"Baiklah..." Jawab Vita spontan,"Mas Alvin Anggara,ku mencintaimu karena Allah..." Lanjutnya sambil menatap Alvin penuh keyakinan.

Alvin refleks tersenyum dengan lebar mendengar pengakuan Vita kemudian memeluk Vita dengan erat.

"Aku bisa yakin sekarang bahwa kamu telah mencintaiku! Ku mohon jangan khianati keyakinkanku akan cintamu padaku!" Tegas Alvin mempererat pelukannya.

Beberapa saat kemudian Alvin melepaskan pelukannya,"Vita?" Panggilnya.

"Iya?"

"Bolehkah aku menyentuhmu?" Pertanyaan tersebut lolos dari mulut Alvin

Menyentuh? Bukannya sebelumnya juga dia sudah sering menyentuhku dengan memelukku! Batin Vita heran.

"Ehm..Tidak boleh ya?" Raut wajah terlihat kecewa.

"Maaf mas! Bukannya sudah sering ya kamu menyentuhku?" Tanya Vita.

Alvin terlihat kebingungan,"Kurasa belum pernah sekalipun!" Jawab Alvin yakin.

"Belum pernah? Selama ini kamu selalu memelukku saat aku tidur dan tadi?" Tegas Vita.

Alvin tertawa kecil,"Maksudku bukan menyentuh yang seperti itu!" Jelasnya.

"Lalu?" Vita bertanya dengan polosnya.

Ciih! Dia ini! Beberapa hari yang lalu dia sendiri yang menawarkan dirinya padaku! Lalu mengapa sekarang dia bertingkah sangat polos seperti ini? Jika tahu begini,menyesal aku karena telah menolaknya waktu itu! Gerutu Alvin dalam hati.

"Baiklah akan ku perjelas! Maksudku,bolehkah aku meminta hakku sekarang?" Jelasnya enteng.

"Hak? Maksud kamu hak melakukan 'itu'?" Tanya Vita memastikan.

"Hmm..." Jawab Alvin dengan tatapan penuh harap.

"Bagaimana jika nanti malam saja?" Vita secara tak langsung telah menolaknya.

"Memangnya kenapa jika sekarang? Tidak ada larangankan?" Tukas Alvin.

"Aku malu! Inikan masih siang!" Tukas Vita.

"Mau siang atau malam sama saja! Intinya kita tetap melakukannya!" Seru Alvin terkesan memaksa.

Vita tak menjawabnya.

Bagaimana ini? Jika aku menolaknya aku takut aku berdosa! Tapi jika aku mengiyakannya aku masih malu! Fikir Vita.

"Yasudahlah,aku tahu kamu tidak mungkin menyetujuinya! Maaf jika aku terkesan memaksamu!" Seru Alvin kecewa dan hendak keluar dari kamar.

Namun dengan sigap Vita menahannya setelah berfikir matang-matang ia menyetujui permintaan suaminya.

"Aku setuju." Seru Vita malu-malu.

"Maksudmu kamu mau?" Jawab Alvin antusias dan dibalas anggukan oleh Vita.

Alvin refleks memegang pergelangan tangan Vita,"Aku janji tidak akan memakanmu dengan kejam!" Serunya meyakinkan.

Perlahan Alvin mulai membuka kerudung Vita kemudian mencium keningnya lalu menjatuhkan Vita di atas ranjang.

"Tunggu!" Seru Vita membuat Alvin kecewa,"Kunci dulu pintunya!" Lanjut Vita.

"Oh iya aku lupa!" Alvin tersenyum lalu mengunci pintu kamar mereka.

"Boleh dilanjut?" Tanya Alvin dan dijawab anggukan oleh Vita.

Alvin langsung melancarkan aksinya dengan menumpahkan nafsu birahi yang sudah menggebu-gebu dalam dirinya.

.

.

.

Likenya mana nih? Jangan pada lupa yaa readerss😊

Terpopuler

Comments

yuanita

yuanita

goooooooooooooolllllll

2021-02-06

1

꧁༺Asyfa༻꧂

꧁༺Asyfa༻꧂

jebol gawang sing hari si Alvin😅😅😅

2021-01-03

1

💞🖤Icha

💞🖤Icha

mm yunita memberi nasehat utk Alson dan Vita...Alvin feeling klu Vita tanya bgimn masa lalu Alvin...
dgn banyak pertanyaan Alvin....
haadeeuuhh mau buka Segel jg...Dongeng dl thorr...😂😂😂

2020-11-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!