Saat sampai boutique Clara dan Dira disambut oleh pemilik boutique yang tidak lain adalah teman Nadine Mami Adhit dan Dira.
"Selamat datang Nona-nona cantik" sapa Danielle.
Mereka berdua tersenyum, setelah Danielle menyapa mereka.
"Apa yang bisa saya bantu Nona Indira?" tanya Danielle pada Dira.
"Nona yang disebelahku ini akan menikah dengan Mas Adhit, jadi tolong carikan gaun terbaik untuk hari pertunangan dan pernikahannya" Dira meminta Danielle mencarikan gaun untuk Clara.
Danielle sedikit ternganga mendengar penuturan Dira "Si tampan mau menikah? Wow beruntung sekali kamu Nona cantik" Danielle melirik ke arah Clara.
Clara hanya tersenyum, karena dia juga tidak tau apakah dia beruntung atau tidak menikah dengan Adhit. Padahal di luaran sana para gadis begitu menginginkan untuk bisa bersanding dengan seorang Adhitama.
"Baiklah, Nona cantik mari ikut saya" Danielle berjalan melenggok-lenggok didepan Clara.
(Astaga, lentur sekali tubuhnya. Seperti ular saja meliuk-liuk begitu) Clara berkata-kata dalam hati.
"Ini Nona, silahkan dicoba dulu di dalam sana, saya akan panggilkan asisten saya untuk membantu Nona" Danielle memberikan beberapa gaun rancangan terbaiknya kepada Clara.
"Baiklah kalau begitu" Clara langsung ke pass room untuk mencoba gaunnya diikuti oleh asisten Danielle.
Dira menunggu di depan pass room untuk melihat Clara mencoba gaunnya.
"Oh iya Nona, apa si tampan tidak ikut kemari? " tanya Danielle pada Dira.
Dira menoleh ke arah Danielle "Tidak, Mas Adhit sedang sibuk di kantornya, makanya dia tidak bisa kemari" jawabnya Dira yang sudah duduk di depan pass room.
"Oh begitu, Nona Dira saya kembali ke ruangan saya dulu ya. Kalau ada apa-apa, katakan saja pada asisten saya" ucap Danielle.
"Oke Danielle" jawabnya singkat.
Danielle segera meninggalkan Dira dan kembali ke ruanganya. Setelah Danielle pergi ke ruangannya, datang beberapa tamu mengunjungi boutique tersebut. Dira tidak mengetahui siapa yang datang karena ia berada di dalam.
"Clara mana dek?" tanya Adhit tiba-tiba, ia datang bersama Alvaro dan Alicia.
"Mas Adhit?" Dira kaget kakaknya sudah berada disana. "Mas Adhit tau dari mana kita ada disini? Apa dari Mamy?" Dira memberondong kakaknya dengan pertanyaan.
"Iya tadi Mas diberitahu oleh Mamy, makanya Mas kesini sekalian menjemput Alicia dan membawanya kemari" Adhit segera mendaratkan tubuhnya disamping Dira.
"Daddy, aku juga mau duduk" rengeknya manja. Adhit kemudian meraih anaknya untuk duduk dipangkuannya.
Adhit Prove
Adhit sedang sibuk dengan berkas-berkas yang ada di hadapannya.
Drt... drt... drt...
Ponselnya tiba-tiba berbunyi, sehingga Adhit menghentikan aktivitasnya dan menjawab panggilan dari adiknya.
"Kenapa dek? Mas sedang sibuk" celetuk Adhit langsung.
"Hehhe, maaf Mas aku ganggu ya. Aku hanya mau minta izin Mas Adhit untuk membawa kak Clara keluar nanti siang, boleh ya Mas" ucapnya pada sang kakak.
"Memangnya mau pergi kemana? " tanya Adhit penasaran.
"Ada deh pokoknya, Mas Adhit tidak perlu tau. Nanti Mas malah mengacau lagi" ejeknya pada Adhit.
"Astaga, sejak kapan Mas jadi pengacau! Yang ada kamu yang selalu bikin masalah" gerutu Adhit kesal.
Indira terkekeh "Boleh ya Mas ya" rayunya pada Adhit.
"Ya sudah, hati-hati ya" Adhit segera mematikan sambungan telphon dari adiknya.
Setelah menerima telphon dari Dira, Adhit kembali melanjutkan pekerjaanya. Namun segera menghentikan kembali aktivitasnya, karena ia penasaran adiknya akan membawa Clara kemana. Adhit segera menghubungi Nadine, untuk menanyakan adiknya pergi kemana.
"Hallo Mam, Mamy sedang dimana? " tanya Adhit saat panggilan telphonnya sudah dijawab.
"Mamy di rumah nak, memangnya ada apa? " tanya Nadine.
"Mamy tau Dira pergi kemana? "
"Adik kamu sedang pergi mengajak calon menantu Mamy ke boutique Danielle"
"Ohh ke boutique, baiklah Mam, bye Mam"
Setelah mengetahui keberadaan adik dan calon istrinya, ia segera meninggalkan ruangannya dan meminta sekretarisnya untuk membatalkan semua jadwalnya hari ini. Kemudian Adhit menghubungi Alvaro untuk menemaninya menjemput Alicia ke rumah Clara dan mengajaknya ke boutique.
**************
Sementara Clara masih berada di pass room "Nona Lora jangan lihat ke arah saya ya, saya malu kalau dilihat sedang tidak memakai baju!" ucap Clara saat akan membuka pakaiannya.
"Iya baiklah Nona, saya akan membelakangi Nona. Jadi silahkan di coba gaunnya Nona" Asisten Danielle segera membalikkan tubuhnya membelakangi Clara.
Kemudian Clara segera menanggalkan pakaiannya dan memakai gaun tersebut. Ia mencoba gaun untuk pernikahannya. Setelah memakai gaunnya Clara menepuk pundak Lora. "Saya sudah selesai Nona Lora"
Saat Lora membalikkan tubuhnya ia tak mengedipkan matanya "Wahh Nona cantik sekali" pujinya pada Clara.
"Nona juga cantik, semua perempuan itu cantik Nona" Clara tersenyum ramah.
Lora kemudian membuka tirai dari pass room tersebut. Clara kaget karena tidak hanya ada Dira disana, melainkan ada Adhit, Alicia dan Alvaro. Adhit dan Alvaro tidak berkedip melihat kearah Clara. Mereka berdua sangat terpesona dengan kecantikan yang dimiliki gadis itu.
"Bibi Clara cantik sekali" puji Alicia saat melihat Clara di depannya.
"Terimakasih sayang" Clara tersenyum manis pada Alicia.
"Mas Adhit, kak Clara cantik bukan? " Dira menyikut kakaknya.
"Hmmm, biasa saja! " jawabannya membuat Dira kesal.
Clara yang mendengarnya juga ikut kesal (Hiss dasar menyebalkan, aku juga tidak butuh pujian darimu) Clara mendelikkan matanya.
"Astaga Mas Adhit, penyakit lamanya kambuh lagi" gerutu Dira pada kakaknya dan membuat Alvaro tertawa mendengar omelan Indira.
"Kamu cantik sekali Clara" puji Alvaro mengacungkan dua jempolnya.
"Terimakasih Alvaro"
Kemudian Clara kembali masuk dan mencoba gaun yang lainnya. Setelah menyelesaikan fitting baju di boutique dan membawa baju yang sudah ia pilih, Clara menuju ke kasir berniat akan membayar gaun itu. Ia melihat Adhit sudah berdiri disana.
"Kamu sedang apa? " Clara heran melihat Adhit berdiri di depan kasir.
"Tentu saja membayar gaun yang ada di tanganmu itu" tangan Adhit menunjuk ke arah kantung yang sedang di pegang oleh Clara.
"Kenapa kamu membayarnya, yang akan memakai gaun itu kan aku, bukan kamu?" Clara tidak terima jika harus dibayarkan oleh orang lain, meskipun itu adalah calon suaminya sendiri.
"Apa salahnya aku membayarkan gaun itu, sebentar lagi kamu juga akan menjadi istriku" Adhit tetap bersikeras untuk membayatkan gaun istribya.
"Tapi Adhit, aku tidak mau merepotkanmu. Aku masih bisa membayarnya sendiri" Clara masih berusaha membujuk Adhit dan menahan emosinya.
Adhit kesal karena Clara terus memaksa untuk membayar gaun itu sendiri "Sudah jangan banyak protes, gaun itu sudah aku bayar!" Adhit menatap tajam ke arah Clara.
Clara menatap balik Adhit dengan tatapan tak kalah tajamnya "His dasar, manusia menyebalkan! Aku kan tidak memintamu untuk membayarkan gaun itu!" dengus Clara kesal dan pergi meninggalkan Adhit.
"Apa kamu bilang?" teriak Adhit, namun Clara tak menghiraukannya.
Dira yang memperhatikan kakaknya dan Clara berdebat hanya geleng-geleng kepala.
"Kak Clara berani juga memarahi Mas Adhit" kemudian segera menghampiri kakaknya.
"Mas Adhit kenapa kesal gitu? baru di marahi ya" tanya Dira saat berada di hadapan kakaknya.
"Diam kamu Dira" Adhit sangat kesal dan langsung keluar dari boutique itu.
"Pftt, hehehe, Mas Adhit sedang merajuk" Dira menertawai kakaknya, kemudian segera menyusul Adhit keluar.
Di parkiran Boutique Clara sedang berdiri disamping mobil Dira sambil menggandeng Alicia. Sedangkan Adhit sudah masuk ke dalam mobilnya. Karena ia masih kesal dengan Clara dan Dira.
"Dira, tolong antarkan aku ke kantor untuk mengambil mobil" pinta Clara pada Dira.
"Baiklah kak, ayo masuk" ajak Dira pada Clara.
Adhit yang mendengar percakapan mereka langsung keluar dari mobil.
"Kamu ikut di mobilku, biar aku yang mengantarmu! " Adhit langsung mencegah Clara, saat ia akan masuk ke dalam mobil Dira.
Karena tidak mau berdebat lagi dengan Adhit, akhirnya Clara memutuskan ikut dengan mobil Adhit dan duduk disebelah laki-laki itu dengan Alicia yang duduk dipangkuannya sambil memainkan Ipad.
Mereka segera menuju ke kantor, sedangkan Dira kembali ke rumah. Tidak ada pembicaraan diantara mereka, karena mereka masih sama-sama kesal satu sama lain.
Alvaro yang mengemudikan mobil merasa sedikit heran. (Apa mereka sedang bertengkar? Karena dari tadi mereka berdua diam saja) Alvaro berkata-kata dalam hatinya sambil melirik dari kaca spion mobil.
"Bibi lihat, aku menggambar ini" ucap Alicia tiba-tiba, memecah keheningan diantara mereka. Clara yang sedang menoleh keluar jendela kemudian mengalihkan pandangannya melihat apa yang ditunjukkan Alicia.
"Alicia menggambar apa sayang? " tanyanya seraya memperhatikan gambar yang dibuat Alicia di ipad tersebut.
(Gambar tiga orang yang saling bergandengan, apa Alicia sedang menggambar keluarga yang utuh)
"Ini Daddy, ini aku dan ini Bibi" jawabnya dengan mata berbinar dan menghadap ke arah Clara. Clara begitu terharu dan langsung menghujani wajah gadis kecil itu dengan ciuman. Sampai-sampai Alicia tertawa karena geli.
Alicia kemudian membisikkan sesuatu ditelinga Clara "Bibi, aku menyayangimu" lalu mencium pipi Clara. Clara sangat terharu mendengar ucapan Alicia dan langsung memeluk Alicia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Mimi Jamileh
good alicia
2021-02-20
3
Shakira Keyyila Zahra
like
2021-02-18
1
Heny Ekawati
adhit gk bisa ya ngomong baik2 klu mmng suka bilang aja gengsi digedein
2021-02-11
3