Clara masih diarahkan masuk ke dalam oleh pelayan yang berjalan di depannya. Saat sudah berada di tempat tujuan ia begitu terkesiap melihat siapa yang ada di hadapannya saat ini.
"Adhitt.. " panggil Clara dan berjalan menghampiri Adhitama.
"Sedang apa kamu disini? Dan ini apa? " tanyanya sambil menunjuk ke arah meja.
"Silahkan duduk dulu, aku hanya ingin mengajakmu makan malam" Adhit tersenyum pada Clara dan menuntun wanita itu untuk duduk di kursi yang sudah disediakan.
"Ini untukmu" Adhit memberikan bunga tulip merah itu pada Clara.
"Wah, bunganya cantik sekali. Terimakasih" senyuman langsung mengembang di wajah cantiknya.
Kemudian beberapa pelayan datang membawakan makanan dan minuman untuk mereka berdua. Mereka segera menyantap makanan yang sudah terhidang di hadapan mereka. Setelah selesai makan malam, Adhit segera bangkit dan berlutut di hadapan Clara.
Clara mengerutkan keningnya heran "kamu sedang apa? Ayo berdiri! " Clara segera bangkit dan membantu Adhit berdiri. Adhit segera mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celananya. Kemudian kembali berlutut dihadapan Clara.
"Adsila Claretta Jasmeen, Will you marry me?" Adhit kembali melamar Clara untuk yang kedua kalinya.
Clara tak berkedip menatap laki-laki yang ada di hadapannya saat ini. Karena laki-laki ini sudah melamarnya sebanyak dua kali pada hari yang sama. Ia tak langsung menjawab karena masih shock dengan apa yang baru saja terjadi.
"Clara, apakah kamu bersedia menjadi istriku dan menjadi ibu untuk anak-anakku?" Adhit kembali mengulangi kata-katanya.
"Kenapa tiba-tiba sekali?" tanya Clara penasaran.
"Semuanya sudah aku pikirkan baik-baik, aku ingin kamu menjadi istri dan ibu untuk anak-anakku. Semalam aku juga sudah meminta izin kepada Paman Abi untuk menikahi putrinya" Adhit mencoba meyakinkan Clara.
"Aku tidak tau lagi harus mengatakan apa padamu? Akan tetapi, ya aku menerima lamaranmu" Clara tersenyum manis.
Senyuman Adhit langsung mengembang "Yes, she say yes" ucapnya setengah berteriak.
"Tapi ada syaratnya" ucap Clara tiba-tiba.
Adhit sedikit heran "apa syaratnya? " kening Adhit langsung berkerut.
"Kamu tidak boleh menyentuhku sebelum aku yang memintanya. Memang betul melayanimu dalam hal itu adalah kewajibanku sebagai seorang istri nantinya. Tapi selama kamu belum bisa membuatku jatuh hati padamu, kamu jangan pernah menyentuhku! " jawaban Clara seketika membuat Adhit diam seribu bahasa.
(Astaga, ternyata susah juga membuat wanita ini jatuh cinta. Baiklah Clara, aku akan segera membuatmu jatuh cinta kepadaku) Adhit berucap dalam hati.
"Bagaimana? " tanya Clara yang langsung membuyarkan lamunan Adhit.
"Baiklah aku setuju dengan sayarat yang kamu ajukan dan juga setelah menikah kamu tidak perlu bekerja lagi" Adhit segera memasangkan cincin di jari manis Clara. Ukurannya pas dan terlihat sangat cantik saat sudah terpasang dijari Clara.
"Bagaimana kamu bisa tau ukuran jariku? " tanya Clara pada Adhit.
"Tentu saja aku tau, aku hanya mencoba cincin itu di jari kelingkingku. Aku yakin ukuran jari manismu sama dengan jari kelingkingku. Karena kata orang, kalau ukuran jari manis perempuan sama dengan jari kelingking laki-laki yang akan menikahinya, itu berarti mereka memang ditakdirkan bersama" ucap Adhit menyebutkan teorinya.
"Ohh begitu" Clara manggut-manggut mendengar jawaban Adhit.
"Ayo kita pulang, Alicia pasti sudah menunggumu" Clara segera mengajak Adhit meninggalkan restoran.
Kemudian mereka segera meninggalkan restoran tersebut. Sedangkan Alvaro mengikuti mobil mereka dari belakang. Karena ia akan mengembalikan mobil milik Clara ke rumahnya.
Sampai di rumah Clara, Adhit langsung memarkirkan mobilnya dan segera turun disusul oleh Clara. Mereka segera masuk ke dalam rumah.
"Daddy" Alicia langsung berlari ketika melihat Ayahnya muncul dari pintu. Ia langsung menghambur ke dalam pelukan Adhit saat Adhit berjongkok dan mengembangkan kedua tangannya.
"Sayang, kamu tidak nakal kan nak? " tanya Adhit setelah melepaskan pelukan putrinya.
"Tentu saja tidak Daddy, aku tadi bermain bersama Adelia. Kami bermain boneka dan juga tadi kami bermain di taman" ucapnya sumringah menceritakan apa yang ia lakukan hari ini pada Adhit.
"Wahh, Alicia jadi punya teman baru ya sayang" Clara membelai rambut panjang Alicia.
"Iya Bibi, aku punya teman baru. Adelia lucu sekali, aku jadi gemas" ucapnya dengan nada centil.
Adhit dan Clara saling pandang lalu tertawa mendengar ocehan Alicia.
"Hallo paman Alvaro" sapanya saat melihat Alva masuk ke dalam rumah Clara.
"Hai sayang, paman rindu sekali denganmu" Alva langsung menggendong Alicia. Kemudian mereka duduk di sofa ruang tamu untuk berbincang.
"Oh ya, kalian mau minum apa? Teh atau kopi biar aku buatkan" tawar Clara pada keduanya.
"Aku mau susu coklat Bibi" Alicia meminta di buatkan susu coklat kepada Clara.
"Ya ampun Alicia, Bibi Clara tidak bertanya padamu sayang" Alvaro heran dengan keponakannya itu.
Adhit dan Clara terkekeh "Kamu kaget bukan dengan tingkah putriku" Adhit melirik ke arah sahabatnya itu yang mengangguk tanda mengiyakan ucapannya.
"Anak ini sekarang makin pintar saja menjawab pertanyaan orang dewasa" Alvaro mengacak-acak rambut Alicia.
"Baiklah, aku buatkan kalian kopi saja ya" Clara berdiri dan langsung beranjak menuju dapur. Clara membuat dua cangkir kopi dan satu gelas susu coklat.
"Dek, kamu sedang apa? " tanya Talita tiba-tiba saat ia sedang ke dapur mengambil minum dan melihat adiknya di dapur.
"Ini kak, aku sedang buat kopi dan susu. Karena di depan ada Adhit, Alicia dan Alvaro" Clara mengaduk-aduk kopi yang ia buat.
"Adelia sudah tidur kak? " tanya Clara karena tidak melihat Adelia bersama kakaknya.
"Iya, baru saja dia tidur setelah seharian bermain bersama Alicia. Tadi Alicia sudah hampir tidur disamping Adelia. Namun karena anak itu mendengar suara mobil, ia langsung berlari keluar dari kamar" jawab Talita sambil memperhatikan adiknya. Mata Talita tertuju pada tangan kiri Clara yang tengah memegang cangkir.
"Ahmm, cie cie ada yang baru dilamar nih" Talita menggoda adiknya.
Clara langsung memperhatikan jarinya dan tersipu malu "Aku juga kaget kak, dilamar secepat ini" Clara tersenyum datar.
"Selamat ya adikku tersayang, sebentar lagi akan ada yang jagain kamu gantiin Papa. Kakak ikut senang, akhirnya adik kakak akan menikah" Talita langsung memeluk adiknya.
"Iya kak, terimakasih ya kak selama ini kakak selalu jagain aku" ucapnya setelah mengurai pelukan kakaknya.
Clara langsung kembali ke ruang tamu diikuti oleh Talita dari belakang, karena ia bebas sebab Adelia sudah tidur dan Gilang masih belum pulang dari kantor.
"Sayang, ini susu coklatnya" Clara meletakkan susu coklat di atas meja. Alicia segera turun dari pangkuan Alvaro dan mengambil susu coklat dari atas meja. Kemudian ia berpindah duduk ke pangkuan Clara.
"Silahkan diminum kopinya Tuan-tuan" Clara mempersilahkan keduanya meminum kopinya.
"Iya Nona Clara" jawab mereka bersamaan sehingga membuat Clara menyunggingkan senyumnya.
"Bagaimana cara kamu melamar Clara Adhit?" Talita sangat penasaran, karena ia tau adiknya itu susah sekali untuk diluluhkan.
"Ahh sulit sekali kak, malahan aku sampai melamarnya dua kali. Karena lamaran yang pertama aku langsung di tolak" Jawaban Adhit membuat Alvaro kaget.
(Ternyata Adhit sudah pernah melamar Clara, tapi di tolak. Wahh keren kamu Dhit, memperjuangkan apa yang patut di perjuangkan) Alvaro menarik sudut bibirnya.
"Siapa yang menolakmu, tadi pagi itu aku hanya kaget saja. Karena tiba-tiba saja kamu melamarku" Clara melihat ke arah Adhit.
"Hah, jadi tadi pagi kamu tidak menolakku. Tapi kenapa kamu langsung pergi begitu saja?" tanya Adhit bingung.
"Karena aku tidak tau harus mengatakan apa dengan lamaran kamu yang begitu mendadak" wajah Clara langsung merona merah.
Mendengar pembicaraan diantara keduanya, membuat senyuman Talita mengembang "Wah selamat untukmu Adhit, kamu berhasil meluluhkan singa betinanya Tuan Abimanyu Damar Bwana" ucap Talita sarkastik.
"Ahhh kakak, jangan begitu, aku kan jadi malu" wajah Clara semakin merah seperti kepiting rebus.
"Benar sekali kak, Clara memang seperti singa betina" Alvaro ikut menimpali.
Clara langsung menerkam Alvaro dengan tatapannya "Heh, siapa yang menyuruhmu bicara!" Clara memarahi Alvaro.
"Nah lihat sendiri kan kak, bagaimana galaknya adik kakak ini?" Alvaro mengadu kepada Talita.
"Alvaa, sekali lagi kamu bicara aku sumpal mulutmu pakai kaus kaki! " ancam Clara yang seketika membuat Alvaro merapatkan bibirnya.
(Astaga, ternyata Clara lebih galak dari pada aku. Sampai Alvaro saja langsung diam dibuatnya) Adhit menatap calon istrinya dengan tatapan tidak bisa diartikan.
Saat Adhit melirik ke arah Clara, ia melihat Alicia sudah tertidur di pangkuan Clara. Karena sudah larut malam, mereka berdua pamit pulang dan Alicia kembali menginap di rumah Clara. Karena Clara tidak mengizinkan Adhit membawa Alicia pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
zha syalfa
ah iya kah? mau cek ukuran cincinku apa pas di jari kelingking suami
hi.. hi...
2021-04-14
1
nobita
cerita bgs tak bertele-tele
2021-01-13
7
Nalini Nelly
sdh jd anak clara
2021-01-04
6