Clara sudah berada di kantor dari tadi, ia sengaja datang cepat untuk menghindari kemacetan. Ia sedang mencoret-coret ipadnya membuat desain baru.
"Claretta Jasmeen.., kemana kamu semalam?" teriaknya tiba-tiba, sesaat baru sampai kantor.
Semua orang melihat ke arah Clara setelah Agni memanggil namanya.
"Astaga, Agnii.. " ucapnya sambil menatap tajam sahabatnya itu.
Agni segera mengatupkan bibirnya dan menghampiri Clara.
"Kamu kemana semalam? Kak Talita sampai menghubungiku" tanyanya pelan.
"Ahmm, aku pergi ke rumah seseorang" jawabnya setengah berbisik.
"Ke rumah siapa? Apa kamu berkencan? " tanyanya penasaran.
"Ke rumah Alicia" jawab Clara datar.
"Ohh begitu, aku kira kamu ke rumah seorang pria" ucapnya menggoda Clara.
Seketika Clara terdiam tidak menjawab perkataan Agni lagi. Karena semalam dia memang ke rumah Tuan Adhit.
"Kenapa kamu berpikir begitu? " tanya Clara penasaran.
"Karena tidak biasanya kamu kalau pulang terlambat atau pergi kemanapun tidak memberitahu keluargamu"
"Itu hanya perasaanmu saja, aku hanya lupa mengabari mereka" elak Clara.
"Baiklah kalau begitu, aku ke mejaku dulu ya"
"Iya, cepat pergi ke mejamu" usir Clara mengibaskan tangannya.
"Hiss, dasar menyebalkan" gerutu Agni sambil berjalan ke mejanya.
Clara terkekeh melihat ekspresi kesal Agni, kemudian kembali melanjutkan pekerjaanya.
******
Adhit baru saja sampai di kantornya. Ia segera naik ke ruangannya dan segera mendudukkan tubuhnya di kursi kerjanya. Ia segera memeriksa laporan dan berkas-berkas yang harus ia tandatangani yang baru saja di antar oleh sekretarisnya.
Ceklek
Alvaro segera masuk ke dalam ruangan Adhit sambil membawa beberapa dokumen di tangannya.
"Ini ada beberapa dokumen kerjasama dengan beberapa perusahaan lain, termasuk Abiputra Company" ucapnya sambil meletakkan dokumen itu di atas meja kerja Adhit.
"Baiklah, nanti akan aku periksa" jawab Adhit dengan kepala masih tertunduk ke bawah.
Kemudian ia menghentikan aktivitasnya dan melihat ke arah Asistennya.
"Alvaro, kamu minta data-data karyawan tim desain pada tim HRD sekarang! " perintah Adhit pada Alvaro.
"Baik Tuan, saya permisi dulu" Alvaro segera bergegas menuju ke ruangan tim HRD.
Setelah mendapatkan apa yang dia cari, Alvaro segera kembali ke ruangan Adhit. Ia segera masuk dan memberikan data-data itu pada Adhit.
"Memangnya untuk apa Tuan meminta data-data karyawan tim desain? " tanya Alvaro heran. Keningnya mengerut dalam menatap Adhit yang sedang fokus mencari sesuatu yang ia cari.
"Ketemu" guamamnya pelan, setelah menemukan data Clara.
"Hah, apa yang ketemu Tuan? " tanya Alvaro tiba-tiba.
Adhit tak menghiraukan perkataan Alvaro, ia masih sibuk mengamati data Clara. Kemudian mengambil ponselnya dan memotret data tersebut.
"Adsila Claretta Jasmeen, hmmm nama yang indah seperti orangnya" ucap Adhit pelan namun tetap terdengar oleh Alvaro.
Ekspresi wajahnya tampak bahagia melihat kertas yang bertuliskan data riwayat diri seseorang.
(Ternyata Adhit mencari data Clara) Alvaro menarik sudut bibirnya.
"Ahmm" Alvaro berdehem untuk menarik perhatian Adhit.
"Sepertinya Tuan sedang bahagia, ada apa kira-kira yang telah terjadi? "
"Alvaro, kamu tidak usah banyak tanya! Nanti kamu akan tau sendiri" ucapnya tanpa ekspresi.
"Hmm, baiklah Tuan saya akan kembali ke ruangan saya dulu. Permisi" Alvaro segera meninggalkan ruangan Adhit.
********
Senjapun menjelang, langit sudah mulai nampak memerah. Burung-burung sudah kembali ke sarangnya. Karyawan sudah mulai pulang satu per satu. Biasanya yang tinggal adalah karyawan yang masih banyak pekerjaan dan yang piket jaga.
Kebetulan hari itu Clara harus lembur, menyelesaikan pekerjaanya yang terbengkalai. Sedangkan Agni sudah pulang duluan. Ia sudah mengatakan pada mamanya kalau hari ini ia pulang telat.
Clara kemudian kembali melanjutkan pekerjaanya. Ia ingin menyelesaikan pekerjaannya secepatnya, karena ia hanya sendirian disana. Saking fokusnya, ia tidak menyadari ada seseorang yang berjalan ke arahnya.
"Nona Clara, kenapa belum pulang? " tanya seseorang tiba-tiba.
Clara terperanjat kaget saat menoleh ke arah sumber suara.
"Tu..an, sedang apa disini? " tanyanya heran. Pasalnya untuk apa atasannya berada di ruangan kerjanya.
"Tadi, aku melihat mobilmu masih berada di parkiran saat akan pulang. Oleh karena itu, aku menemuimu kemari"
(Hah, mau apa manusia menyebalkan ini menemuiku? Kenapa cara biacaranya sedikit berubah?)
"Ohh begitu" kemudian Clara kembali melanjutkan pekerjaanya tanpa menghiraukan Adhit.
(Kenapa dia mengabaikanku, sungguh menyebalkan)
Kemudian Adhit duduk disebelah Clara memperhatikan gadis itu bekerja. Clara merasa tidak nyaman karena terus ditatap seperti itu oleh Adhit. Ia segera menoleh ke arah Adhit sehingga tatapan mereka bertemu.
"Tuan Adhit yang terhormat, jangan memandangi saya seperti itu! Saya jadi tidak fokus mengerjakan pekerjaan saya" ucap Clara menatap tajam pada Adhit.
"Memangnya kenapa? Apa kamu grogi aku menatapmu seperti itu? " tanya Adhit penuh selidik.
"Iya, saya tidak nyaman kalau tuan menatap saya seperti itu! " ujar Clara tegas.
Seketika Adhit menarik sudut bibirnya, ia gemas sekali dengan gadis disampingnya itu. Rasanya ingin sekali dia cubit pipi putih Clara yang begitu menggemaskan dimatanya.
"Baiklah, aku tidak akan menatapmu lagi tapi dengan syarat kamu jangan berkata formal saat bersamaku"
"Apa Tuan yakin?" tanya Clara tak percaya.
"Iya, aku yakin"
"Baiklah, kalau begitu" ucap Clara, kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya.
Adhit hanya diam saja disampingnya, dia memainkan ponselnya menunggu Clara selesai bekerja. Namun ia sangat lelah sehingga tertidur disamping Clara.
Akhirnya Clara menyelesaikan pekerjaannya pukul 9 malam. Ia segera melirik ke arah Adhit dan melihat laki-laki itu sudah tertidur. Clara kemudian memperhatikan wajah sang Direktur yang tertidur lelap.
"Ternyata dia tampan sekali" gumam Clara memperhatikan Adhit.
"Ammm, apa yang aku pikirkan" ucapnya memukul kepalanya pelan.
Kemudian Clara membangunkan Adhit, ia menggoyang-goyang tubuh Adhit dan memanggil-manggil namanya. Namun Adhit tidak bergeming sedikitpun.
"Ya ampun, susah sekali membangunkannya"
Clara bingung bagaimana cara membangunkan atasannya itu. Kemudian sebuah ide terlintas di kepalanya. Ia memencet hidung Adhit dan menutup mulutnya. Adhit langsung terbangun karena tidak bisa bernapas akibat ulah Clara.
"Kamu gila ya, kalau bangunin ga kayak gitu juga. Kamu mau bunuh aku? " ucapnya dengan wajah kesal.
"Makanya kalau tidur jangan seperti kerbau, susah sekali dibangunkan. Aku dari tadi coba bangunin kamu, tapi kamunya ga bangun-bangun. Untung saja aku masih baik dan tidak meninggalkanmu disini sendirian" omel Clara pada Adhit.
Adhit tertawa melihat Clara mengomelinya.
"Kenapa tertawa? Apanya yang lucu? " tanyanya dengan wajah jutek.
"Kamu" ucapnya dan mencubit hidung Clara dan menyentil keningnya.
"Aww, sakitt Adhitt... " Clara semakin kesal. Ia segera meraih tasnya dan pergi meninggalkan Adhit yang masih tertawa.
Kemudian ia segera menyusul Clara turun ke bawah.
"Kenapa mengikutiku?" tanya Clara saat melihat Adhit mengikutinya dari belakang.
"Siapa juga yang mengikutimu? jangan GR deh, aku juga mau pulang" jawabnya dan menuju ke mobilnya.
Wajah Clara menjadi merah karena malu "Apa-apaan kamu Clara? Bikin malu saja" gumanya dan masuk ke dalam mobilnya. Ia segera melajukan mobilnya meninggalkan gedung perkantoran itu.
Adhit mengulum senyum senang melihat ekspresi Clara. Kemudian ia juga segera meninggalkan gedung itu.
*******
Clara sudah berada di rumahnya, ia masuk setelah Bi Atun membukakan pintu untuknya. Ia lihat seisi rumah sudah sepi, menandakan bahwa keluarganya sudah tidur semua. Kemudian ia segera menuju ke kamarnya.
Setibanya di kamar, ia meletakkan tasnya di atas sofa kamarnya dan segera masuk ke dalam kamar mandi. Ia membasuh tubuhnya yang sudah lengket, setelah seharian bekerja. Setelah menyelesaikan mandinya ia segera keluar dengan membungkus tubuhnya dengan handuk sampai dada dan melilitkan handuk ke kepalanya untuk membungkus rambut panjangnya. Ia mengambil baju tidurnya dari dalam lemari, kemudian segera memakainya. Ia mengeringkan rambutnya yang masih terbungkus handuk dan duduk di depan cermin meja riasnya. Ia terlebih dahulu melakukan perawatan pada wajah dan tubuhnya sebelum tidur. Setelah semuanya selesai, ia segera beranjak menuju ke tempat tidurnya. Ia merebahkan tubuhnya yang sudah lelah dan mengantuk.
"Ahhh nyamannya" gumamnya, kemudian menarik selimut dan tak lama ia pun tertidur.
**********
Sementara Adhit baru saja sampai di mansion nya. Ia segera masuk ke dalam kamarnya, karena Alicia pasti sudah tidur. Kemudian meletakkan barang-barangnya di sembarang tempat. Setelah membuka sepatu dan jasnya ia segera masuk ke dalam kamar mandi. Senyuman tidak pernah lepas dari wajahnya. Entah kenapa dia sangat bahagia hari ini, padahal dia hanya menemani gadis itu bekerja. Setelah selesai mandi, ia segera keluar dan berpakaian. Kemudian membaringkan tubuhnya di atas ranjang.
"Clara, aku akan berusaha mendapatkanmu. Meskipun hatiku belum sepenuhnya terbuka, tapi demi Alicia aku akan menikahimu" gumam Adhit sebelum kemudian ia tertidur lelap.
"Maafkan Author kalau terkadang ada kesalahan penulisan nama pada episode sebelumnya, karena memang author juga menulis cerita lain. Ke depannya author akan lebih teliti lagi. Terimakasih Semuanya, mohon dukungannya dari pembaca tercinta."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
ryemi
alah Adit pake bwak2 ank ny pdhal sdah mulai bucin🤭
2021-03-23
1
Deli Yanti
Adit nikahi Clara jgn karena Alicia aja dong thor.tp jg karena Adit jg sayang sama clara
2021-02-26
1
Shakira Keyyila Zahra
like
2021-02-18
1