Clara pergi bekerja seperti biasa setelah ia menitipkan Alicia pada kakaknya, karena semalam Alicia masih menginap di rumahnya. Saat berada di kantor, Clara merasa sedikit aneh. Pasalnya semua orang yang bertemu dengannya selalu memberikan selamat kepadanya.
"Ada apa ini? Kenapa semua orang menyelamatiku?" ujarnya pelan saat sudah berada di ruangan kerjanya. Kemudian ia menghampiri meja Agni untuk menanyakan semua itu. Barangkali sahabatnya itu tau sesuatu, pikirnya.
"Agni" sapanya ketika sudah berada di dekat sahabatnya itu.
"Iya, kenapa Ra? " jawabnya tanpa menoleh pada Clara.
"Orang-orang kenapa aneh begitu sih?" tanya Clara.
Agni akhirnya menoleh ke arah Clara "Aneh bagaimana? "
"Sejak aku baru sampai kantor sampai aku naik ke sini, semua orang memberikan selamat kepadaku" ucapnya pada Agni.
"Serius kamu tidak tau kenapa mereka memberikan selamat kepadamu?" tanya Agni dengan menatap serius ke arah Clara. "Aku juga sebenarnya mau menanyakan hal itu kepadmu, dan rasanya aku tidak ingin bicara denganmu kalau memang semua itu benar."
"Aku tidak tau, memangnya ada apa?" Clara menatap balik sahabatnya.
Agni kemudian mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sebuah berita kepada Clara. Clara kemudian membaca berita yang diberikan Agni kepadanya.
"Lamaran romantis seorang CEO kepada kekasihnya"
Clara kaget dengan apa yang baru saja ia baca. Rupanya saat Adhit melamarnya semalam ada yang memotret moment lamaran itu. Namun hanya dirinya yang tampak jelas di foto itu, sedangkan Adhit hanya tampak punggungnya saja.
"Kenapa kaget Ra, itu memang kamu bukan? Kenapa kamu tidak mengatakannya padaku? Apa kamu tidak menganggapku sahabatmu?" suara Agni sudah naik satu oktaf, ia kecewa karena Clara tidak memberitahukan kabar bahagia itu kepada dirinya.
"Maafkan aku Agni, kemaren kan aku sudah mengatakannya kalau aku dilamar" jawab Clara sendu. Ia merasa bersalah karena belum memberitahukan yang sebenarnya pada Agni.
Agni terdiam sejenak, ia sadar tidak bisa memaksa Clara untuk mengatakan semua hal kepada dirinya.
"Baiklah aku maafkan, tapi kamu belum menjawab pertanyaanku yang kemaren bukan? Tentang siapa laki-laki yang berhasil meluluhkan hatimu yang beku itu?" suara Agni sudah kembali seperti semula.
"Baiklah akan aku katakan, sekarang ikut aku!" Clara menarik tangan Agni ke ruang meeting, karena kebetulan tidak ada yang menggunakan ruangan itu.
"Siapa orangnya yang bisa meruntuhkan pertahanan seorang Adsila Claretta Jasmeen hem? " tanya Agni lagi, ketika mereka sudah berada di ruang meeting.
"Kamu jangan kaget ya dan jangan teriak. Kamu juga tidak boleh mengatakannya kepada siapapun!" Clara memperingatkan sahabatnya.
"Iya, aku janji tidak akan mengatakan pada siapapun dan aku tidak akan teriak" Agni tersenyum sambil mengangkat dua jarinya.
"Laki-laki yang melamarku adalah Adhitama Elvan Syahreza" jawaban Clara membuat Agni membelalakan matanya.
"Apa? Kamu dilamar Adhitama? " teriaknya tidak percaya.
"Agni" Clara membungkam mulut Agni dengan tangannya. Kemudian menoleh kekiri dan kekanan, memastikan tidak ada orang yang lewat.
Agni terkekeh "Maaf, soalnya kelepasan saking kagetnya" ucap Agni setelah Clara melepaskan tangannya dari mulut gadis itu.
"Kenapa bisa Ra? Coba ceritakan padaku! " Agni menatap serius sahabatnya itu.
Kemudian Clara menceritakan semuanya, mulai dari pertama kali bertemu dengan Adhit orang yang menyebalkan itu. Sampai mereka dipertemukan kembali di kantor. Clara juga menceritakan bagaimana Adhit melamarnya.
Agni melongo tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar "Sungguh, takdir itu memang lucu ya Ra. Terkadang orang yang tidak kita sukai pada awalnya, malah dia yang menjadi pendamping hidup" Agni kemudian tertawa.
"Aku juga tidak menyangka akan dilamar secepat ini, bahkan oleh laki-laki yang tidak pernah ku bayangkan sebelumnya" Clara menghela napas berat.
"Kenapa kamu lesu begitu? Bahagia dong sayang, kamu akan segera menikah! " Agni menatap lekat wajah sahabatnya.
"Aku tidak mencintainya Agni. Aku memang sedikit tertarik kepadanya, namun aku tidak bisa membohongi perasaanku. Kalau aku tidak ada perasaan apapun kepadanya" ucap Clara pelan.
Agni sedikit menajamkan pendengarannya "Hah, apa aku tidak salah dengar? Lalu kenapa kamu menerima lamarannya Ra? " Agni menatap sahabatnya itu dengan tatapan bingung.
"Karena aku kasihan dengan Alicia, aku sudah terlanjur menyayangi anak itu. Aku ingin dia merasakan kasih sayang yang utuh dari Ayah dan ibunya. Sehingga aku menerima lamaran Adhitama." jawabnya dengan raut wajah tidak dapat diartikan.
"Keputusan yang kamu ambil untuk menerima lamarannya itu sudah benar. Tidak masalah kamu belum mencintainya, cinta nantinya akan tumbuh seiring berjalanannya waktu. Jadi kamu tidak perlu terlalu memikirkannya" ucap Agni menenangkan Clara.
Clara langsung memeluk sahabatnya itu "Terimakasih Agni, sudah mendukung keputusanku dan memberikan nasehat kepadaku. Aku akan belajar untuk mencintainya" ucapnya sambil tersenyum hangat setelah melepaskan pelukannya Agni
"Nah gitu dong, dari tadi kek senyum seperti ini. Selamat ya sayang, sahabatku yang sebentar lagi jadi seorang istri" ucap Agni tulus. Keduanya kemudian tersenyum hangat.
"Ayo kita kembali, nanti dicariin lagi" keduanya segera meninggalkan ruang meeting untuk kembali ke meja mereka masing-masing.
Drt.. drt.. drt..
Saat baru sampai di mejanya, Clara mendengar ponselnya bergetar. Ia segera meraih ponsel dari dalam tasnya. Clara mengerutkan keningnya, karena ia mendapat panggilan dari nomor yang tidak dikenal. Namun ia tetap menjawab panggilan tersebut.
"Hallo, dengan siapa ya?" tanya Clara setelah menjawab panggilan itu.
"Kak Clara, ini aku Indira"
"Oh iya Dira, ada apa? "
"Nanti siang kakak banyak pekerjaan tidak? Aku mau mengajak kakak keluar, aku sudah meminta izin kepada Mas Adhit untuk membawa kakak."
"Pekerjaan kakak tidak terlalu banyak Dira, karena kakak sudah menyelesaikan deadline kakak kemaren."
"Baiklah, kalau begitu nanti aku jemput kakak di kantor ya saat jam istirahat."
"Iya, nanti hubungi kakak saja kalau sudah sampai"
"Oke kak, bye" Dira mengakhiri panggilan telphonnya.
Setelah berbica dengan Dira, Clara segera menghidupkan komputernya dan mulai menyelesaikan pekerjaannya.
*********
Indira sudah melajukan mobilnya menuju ke kantor kakaknya. Setelah sampai di sana, ia memakirkan mobilnya dan segera menghubungi Clara. Tak lama Clara sudah turun menemui dirinya. Clara sudah izin kepada managernya bahwa ia akan pulang cepat dan sudah mengerjakan semua pekerjaanya.
"Kita mau kemana Dira? " tanya Clara saat sudah berada di dalam mobil.
"Kita mau ke boutique kak, untuk fitting baju" jawab Dira pada calon kakak iparnya. Kemudian melajukan mobilnya, meninggalkan gedung perkantoran itu.
"Kenapa secepat itu Dira? Acaranya kan belum tau kapan? " tanya Clara heran.
"Mas Adhit tadi pagi pulang ke rumah dan mengatakan kalau dia sudah melamar kakak. Mami sangat senang sekali mendengarnya dan menyuruhku untuk membawa kakak untuk fitting baju hari ini. Karena besok kami akan ke rumah kakak untuk melamar kakak secara resmi sekaligus acara pertunangan kalian" jawab Dira panjang lebar dan masih fokus dengan kemudinya.
"Ohh begitu, baiklah" ucapnya mengakhiri pembicaraan.
_________________
Pengumuman, ini Author berikan Visualnya ya.
1. Adhitama Elvan Syahreza
2. Adsila Claretta Jasmeen
3. Alessandra Alicia Syahreza
4. Chelsea Selina Stefani
5. Alvaro Argi Naruna
6. Agni Jovita Dilarai
7. Aina Talita Zahran
8. Gilang Ardana Abiputra
9. Adelia Faranisa Abiputra
10. Indira Mutiara Syahreza
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Tata google
bulek semua/Drool/
2025-01-23
0
Tikatiex
aaahhh gilang,aqooh padamu😍😍😍
2021-07-04
1
Misna_Aroura
syuka semua visual nya Thor 😍
2021-03-26
3