Tidak menarik

Pagi hari di mansion Vogt, semua anggota keluarga Vogt terlihat duduk di meja makan, menikmati sarapan mereka. Sesekali acara makan pagi ini akan diselingi dengan perbincangan seputar kegiatan yang akan mereka lakukan hari ini.

Earnest, kepala keluarga Vogt memang tidak terlalu memusingkan aturan keluarga bangsawan seperti tidak boleh berbincang saat makan atau harus menggunakan sapaan penuh hormat seperti keluarga bangsawan lainnya. Earnest, terkesan lebih fleksibel, yang terpenting mereka tetap menjunjung tinggi sopan santun.

" Kapan kau akan mengakhiri kontrak kerja mu, Ve? " tanya Earnest.

" Empat hari sebelum pernikahan ku, pa... Aku masih memiliki beberapa pekerjaan yang sudah tercantum di kontrak. Agak sulit untuk menolak pekerjaan ini. " jawab Veroya sembari menikmati Brotchen miliknya.

" Setelah menikah, kau akan ikut King ke Roma kan? Lalu bagaimana dengan pekerjaan mu disini? Bukankah kontrak kerja mu sampai akhir tahun, dan itu artinya masih tersisa enam bulan lagi kan. " Hanabi ikut masuk dalam perbincangan.

" Hm... Harus ada satu yang aku prioritaskan, ma. Dan pilihan ku adalah ikut King ke Roma.. Untuk masalah kontrak kerja, ya terpaksa aku bayar pinaltinya. " jawab Veroya terkesan santai. Padahal untuk membayar pinalti satu kontrak saja cukup merogoh kocek agak dalam. Apalagi ini ada empat kontrak kerja.

Veroya seharusnya pusing memikirkan berapa banyak uang yang harus dia keluarkan untuk membayar pinalti. Tapi dia tetap santai seolah masalah ini bukan hal besar. Griffin, siap menanggung semua pembayaran biaya pinalti kontraknya yang batal. Jadi buat apa Veroya sakit kepala memikirkan hal ini.

Mimpi Veroya sejak kecil adalah menjadi pasangan seorang King Griffin. Kini kesempatan itu datang tanpa dia harus bersusah payah merayu dan menggoda adik kembar sahabat baiknya itu. Lalu kenapa dia harus memusingkan semua hal jika tujuan hidupnya saja sudah hampir dia genggam.

" Kau benar.. King itu banyak penggemarnya, kau sedikit saja lengah jangan salahkan keadaan jika ada orang ketiga yang memanfaatkan situasi. Banyak wanita yang menginginkan posisi mu Ve, jadi berhati-hati lah. " Furuya sengaja berujar begini untuk memanas-manasi adik kembarnya.

" Ck.. Tanpa kau kasih tahu aku pun tahu masalah itu. Bagaimana bisa aku membiarkan adanya ulat bulu gatal yang mendekati King? Kau tahu betul bagaimana selama ini aku berjuang untuk mendapatkannya. Aku bahkan rela menjatuhkan harga diri ku untuk mengajaknya menikah. " Furuya melotot ke arah Veroya.

Awalnya Veroya cuek saja mendapatkan tatapan tajam dan penuh intimidasi dari kembarannya itu. Tapi sedetik kemudian, saat tatapan matanya menyaksikan ekspresi papa dan mamanya, barulah Veroya paham arti tatapan dari Furuya.

Dia, baru saja keceplosan mengatakan kejadian yang sebenarnya terjadi di balik keputusan pernikahan antara Veroya dan Griffin.

" Hehe.. " Veroya hanya bisa nyengir kuda. Bisa apalagi dia, toh mulutnya sendiri yang membongkar rahasianya.

" Ve... Kau?? " ucapan Hanabi berhenti begitu saja. Sungguh sangat berat melanjutkan ucapannya. Rasanya, Hanabi ingin memasukkan kembali anak perempuannya ini ke dalam perutnya. Kenapa tidak punya malu sama sekali jika sudah berhadapan dengan Griffin.

Sama dengan Hanabi, Earnest juga tidak bisa berkata-kata lagi. Putrinya ini memang rada lain. Tapi, tidak menyangka juga jika Veroya bahkan sampai melontarkan ajakan menikah lebih dulu. Terkesan sekali kalau putrinya ini begitu tergila-gila dengan pria yang merupakan putra teman lamanya itu.

Ternyata kenyataan nya seperti itu, pantas saja rasanya Earnest dan Hanabi tidak bisa percaya jika Griffing yang mengajak putri mereka ini menikah. Seperti bukan Griffin saja. Putrinya ini sungguh tidak lagi tertolong.

" Ve... Papa...... Ah, sudahlah.. Aku berangkat kerja saja. " Earnest lekas meninggalkan meja makan, diikuti Hanabi yang selalu mengantarkan kepergian suaminya sampai di pintu mansion.

" Bodoh.. " gumam Furuya dengan tatapan mengejek pada Veroya.

" Diam kau!! Semua ini karena mu. " Veroya berujar sengit.

Keduanya pun ikut meninggalkan meja makan. Mereka memiliki pekerjaan yang padat hari ini terutama Veroya yang memang memadatkan semua pekerjaannya demi bisa menikah dengan pujaan hatinya dua minggu lagi.

*

*

Milan, Italia...

Griffin menuruni tangga dan langsung berbelok ke ruang makan. Dia yakin, di jam-jam seperti ini pastinya daddy dan mamanya berada di sana untuk sarapan bersama. Keduanya memang tidak pernah melewatkan waktu sarapan bersama meski anak-anak mereka tidak ikut sarapan bersama.

Benar saja, sudah nampak terlihat mamanya sedang mengambilkan sarapan untuk daddynya saat Griffin sampai di ruang makan. Dia pun lekas bergabung dengan keduanya untuk sarapan bersama.

" Pagi, ma.. " Griffin menyapa Ceena tak lupa mencium pipi mamanya.

" Pagi, pa.. " Griffin juga menyapa Nolan, kemudian mengambil duduk di sisi kiri kursi Nolan yang berada tepat di tengah.

" Pagi, Grif.. " balas Nolan dan Ceena bersamaan.

" Kapan kau sampai? " tanya Nolan. Tatapan nya melirik sejenak ke arah putra sambungnya itu sebelum kembali memperhatikan setiap gerak gerik dari Ceena saat mengambilkan sarapan untuknya.

" Semalam, dad.. " jawab Griffin singkat.

Putra Galen dan Ceena ini memang irit bicara. Hanya beberapa kata yang dia gunakan untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan orang-orang padanya. Griffin tipe orang yang malas menjelaskan panjang lebar, lebih memilih langsung pada intinya. Dia tidak suka bertele-tele dan selalu to the point.

Jarang bicara tapi sekalinya bicara kadang bisa membuat orang lain kesal sendiri. Sifatnya juga dingin pada orang luar terkadang judes juga. Tapi yang paling parah adalah sikap ambisius dan perfeksionisnya. Griffin, cenderung selalu menginginkan semuanya sempurna, tanpa ada cacat.

Dia juga sangat ambisius apalagi jika dia sudah menentukan apa yang dia inginkan maka apapun akan dia lakukan untuk bisa mencapainya. Griffin bahkan tak segan-segan berkorban apapun asalkan ambisinya tercapai. Dan saat ini, yang menjadi fokusnya adalah membesarkan kembali nama Cassano.

" Dimana Fayre? Aku belum melihatnya sejak tadi. Biasanya dia paling awal duduk di meja makan setiap paginya. " tanya Nolan heran. Tidak biasanya, putri sambungnya itu melewatkan sarapannya.

" Dia tidak akan turun untuk sarapan. " jawab Griffin yang mana sama sekali tidak membuat rasa penasaran Nolan hilang.

" Maksudnya? " Griffin hanya mengendikkan bahu saja.

Dahi Nolan langsung berkerut. Dia pun jadi khawatir kondisi dari Fayre. Benar-benar bukan kebiasaan putrinya itu untuk melewatkan sarapan. Apakah dia sakit, atau terjadi sesuatu pada Fayre.

" Baby.. Coba kau lihat Fayre di kamarnya. Tidak biasanya dia melewatkan sarapannya. " Ceena mengangguk. Setelah meletakkan sarapan milik suaminya, Ceena lekas naik ke lantai dua, menuju ke kamar milik putrinya.

" Bagaimana fitting pakaian yang akan kau dan Ve kenakan saat pernikahan nanti? " tanya Nolan basa basi. Mencoba membangun obrolan dengan Griffin. Rasanya sedikit canggung jika mereka berdua hanya diam saja tanpa terlibat perbincangan.

" Lancar.. Semuanya terkendali, dad. " Nolan mengangguk. Dalam batinnya dia merutuki sikap Griffin yang terkesan dingin itu.

" Kau ingin hadiah apa saat pernikahan kalian nanti? Menurut mu apa yang disukai Ve sebagai harian pernikahan untuknya? " tanya Nolan tak patah semangat mengajak Griffin berbincang.

" Apa saja.. Terserah daddy mau memberikan hadiah apa. " Nolan menghela nafas. Dia mengibarkan bendera putih, menyerah untuk mencoba membangun perbincangan di antara keduanya.

' Entah kenapa, aku jadi merindukan Griffin kecil.. Yang versi dewasa ini... Sangat tidak menarik.. ' Batin Nolan frustasi.

Episodes
1 Lamaran
2 Sudah ku duga
3 Sepertinya aku sudah gila
4 Menolak lamaran
5 Neraka termanis
6 Seperti soang
7 Tidak salah langkah
8 Mio Tesoro
9 Heran sendiri
10 Kulkas delapan pintu
11 Lagi?
12 Tidak menarik
13 Fokus pada pernikahan
14 Cegil
15 Perjanjian pranikah
16 Beberapa jam lagi
17 Sebelas?
18 Bibir manisnya
19 Ulat bulu burik
20 Kau menyakiti ku
21 Tak akan menunda
22 Kerja malam
23 Canduku
24 Mengibarkan bendera putih
25 Pingin terdampar
26 Dorothy
27 Bantu aku
28 Orang Sableng
29 Ada yang terbakar
30 Kenakalan istri
31 Gemetar
32 Menyukainya
33 Melangkah pergi
34 Rasakan
35 Lebih penting yang mana
36 Cintai diri sendiri
37 Pergi saja
38 Apapun untuk mu
39 Mungkin saja
40 Hampa tanpa mu
41 Jatuh tak cantik
42 Dalam genggaman ku
43 Sentimen
44 Menggoda siapa
45 Acara membosankan
46 Sesuatu yang dia inginkan
47 Masih akan terus
48 Luapkan semuanya
49 Curahan hati
50 Jambakan maut
51 Menepi sejenak
52 Mengisi energi
53 Sakit
54 Kehilangan
55 Pilihan yang sulit
56 Mempertahankan posisinya
57 Pola
58 Permasalahan yang rumit
59 Tertawa bersama
60 Berpisah sementara
61 Wanita penggoda
62 Veroya galau
63 Kabar yang ditunggu
64 Kenzio Hashimura
65 Fayre
66 Berbahagialah dahulu
67 Lawan yang sepadan
68 Transaksi menggiurkan
69 Di tangan yang tepat
70 Merinding geli
71 Mengantarkan kepergiannya
72 Lumayan senasib
73 Tak lebih baik dari ku
74 Neraka mu
75 Lupa sesuatu yang penting
76 Pamitan
77 Derita wanita ular
78 Eksekusi 1
79 Eksekusi 2
80 Nasib ular kadut burik
81 Demi yang tersayang
82 Harapan kecil
83 Datang dan pergi
84 Sunshine
85 Mama itu cacat
86 Wanita penggosip
87 Nyonya Cassano
88 Tidak suka
89 Kesialan pria tua
90 Mulut lemes
91 Cinta?
92 Janji menanti
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Lamaran
2
Sudah ku duga
3
Sepertinya aku sudah gila
4
Menolak lamaran
5
Neraka termanis
6
Seperti soang
7
Tidak salah langkah
8
Mio Tesoro
9
Heran sendiri
10
Kulkas delapan pintu
11
Lagi?
12
Tidak menarik
13
Fokus pada pernikahan
14
Cegil
15
Perjanjian pranikah
16
Beberapa jam lagi
17
Sebelas?
18
Bibir manisnya
19
Ulat bulu burik
20
Kau menyakiti ku
21
Tak akan menunda
22
Kerja malam
23
Canduku
24
Mengibarkan bendera putih
25
Pingin terdampar
26
Dorothy
27
Bantu aku
28
Orang Sableng
29
Ada yang terbakar
30
Kenakalan istri
31
Gemetar
32
Menyukainya
33
Melangkah pergi
34
Rasakan
35
Lebih penting yang mana
36
Cintai diri sendiri
37
Pergi saja
38
Apapun untuk mu
39
Mungkin saja
40
Hampa tanpa mu
41
Jatuh tak cantik
42
Dalam genggaman ku
43
Sentimen
44
Menggoda siapa
45
Acara membosankan
46
Sesuatu yang dia inginkan
47
Masih akan terus
48
Luapkan semuanya
49
Curahan hati
50
Jambakan maut
51
Menepi sejenak
52
Mengisi energi
53
Sakit
54
Kehilangan
55
Pilihan yang sulit
56
Mempertahankan posisinya
57
Pola
58
Permasalahan yang rumit
59
Tertawa bersama
60
Berpisah sementara
61
Wanita penggoda
62
Veroya galau
63
Kabar yang ditunggu
64
Kenzio Hashimura
65
Fayre
66
Berbahagialah dahulu
67
Lawan yang sepadan
68
Transaksi menggiurkan
69
Di tangan yang tepat
70
Merinding geli
71
Mengantarkan kepergiannya
72
Lumayan senasib
73
Tak lebih baik dari ku
74
Neraka mu
75
Lupa sesuatu yang penting
76
Pamitan
77
Derita wanita ular
78
Eksekusi 1
79
Eksekusi 2
80
Nasib ular kadut burik
81
Demi yang tersayang
82
Harapan kecil
83
Datang dan pergi
84
Sunshine
85
Mama itu cacat
86
Wanita penggosip
87
Nyonya Cassano
88
Tidak suka
89
Kesialan pria tua
90
Mulut lemes
91
Cinta?
92
Janji menanti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!