Ulat bulu burik

Pesta pernikahan Griffin dan Veroya masih terus berlanjut. Pada malam ini, pesta intimate yang diinginkan oleh Veroya telah di mulai. Hanya anggota keluarga dari kedua belah mempelai yang hadir. Termasuk juga keluarga sepupu jauh dari Hanabi Keichiro yang sebenarnya tidak Veroya sukai.

Mau bagaimana lagi, mereka tiba-tiba saja datang sebagai perwakilan keluarga dari Jepang. Alasan lainnya juga karena rencana jual beli properti milik Cassano yang secara kebetulan dimiliki oleh keluarga sepupu jauh Veroya ini.

Takdir memang penuh misteri, dan kali ini takdir sepertinya tidak terlalu berpihak pada Veroya. Bisa dia lihat dengan jelas, ada sebuah obsesi di mata Rukia saat melihat Griffin. Menyebalkan, tapi Veroya tetap tenang menghadapi satu ulat bulu ini. Percaya, bahwa sampai kapan pun Griffin tak akan pernah berpaling darinya.

" Pesta di Milan baru akan diadakan seminggu lagi. Apa kalian tidak ada niatan untuk bulan madu kecil-kecilan dulu sembari menunggu pesta di Milan? Rasanya sayang sekali kalau waktu seminggu tidak dimanfaatkan. " Ceena bertanya. Keluarga inti dari kedua mempelai memang duduk di satu meja besar di tengah-tengah.

" Betul juga.. Tidak asyik kalau kalian justru bekerja di saat seperti ini. " Hanabi membetulkan.

" Benarkan, pa.. Usul dari besan kita tidak buruk kan? " Hanabi meminta pendapat suaminya.

Earnest hanya mengangguk saja tidak mau banyak berkomentar. Takut saja jika salah bicara malah kena amuk sang istri tercinta. Dia pun enggan ikut campur masalah ini, lebih memilih berbincang dengan Nolan yang sepemikiran dengannya.

" Kami akan ke Paris. " celetuk Griffin.

" Haaaa? Ngapain ke sana? " tanya Veroya yang memang tak tahu rencana ini. Suaminya ini bukannya sudah menandatangi surat perjanjian pranikah dimana isinya tidak ada rahasia dalam pernikahan mereka. Ini kenapa Veroya tak tahu ada rencana seperti ini.

Seolah tahu arti tatapan Veroya, Griffin pun langsung menjelaskan, " Jade baru bicara tadi.. Dia ada pesta di Paris tapi malas datang jadi minta kita berdua untuk menggantikannya. Sekalian jalan-jalan, begitu katanya. "

Veroya manggut-manggut saja. Dikira Griffin punya rencana sendiri yang tidak melibatkannya. Ternyata ini hanya akal-akalan si Jade saja untuk mendekatkan mereka.

Veroya tahu saja ada rencana terselubung dari Jade. Sudah hafal diluar kepala, tentang sifat asli Jade yang sebenarnya jahil.

Ceena tersenyum melihat Griffin mau bicara panjang lebar menjelaskan pada Veroya. Jika Griffin yang biasanya, pasti akan lebih memilih diam, malas menjelaskan. Tapi jika bersama dengan Veroya, putra Ceena dan Galen ini akan cenderung lebih banyak bicara dari biasanya.

' Galen... Putra kita akhirnya menemukan pemilik hatinya. Apa kau bisa melihat di sana? ' tanya Ceena dalam hati. Rasanya bercampur antara haru, bahagia dan sedih melihat Griffin akhirnya sampai di momen ini.

Ceena tersentak saat merasakan jemarinya digenggam dengan kuat. Saat menoleh, Nolan lah yang tengah menggenggam erat jemarinya. Memang Nolan tidak melihat Ceena, tapi sepertinya Nolan tahu apa isi hati Ceena. Mata Ceena langsung berkaca-kaca, bersyukur untuk semua yang dia miliki saat ini.

" Bolehkah kita naik kereta ke Paris, King? Bosan juga kalau naik pesawat terus. " Veroya merengek. Lengan Griffin dia goyang-goyang agar suaminya yang dingin ini mau menanggapi rengekannya.

" Hm.. " Veroya langsung tersenyum senang. Dikecup nya pipi Griffin penuh sayang, merasa bahagia karena Griffin mau menurutinya.

Interaksi pengantin baru yang terlihat mesra ini membuat seseorang yang ada di sana muak melihatnya. Seharusnya yang ada di sisi Griffin adalah dirinya, bukan Veroya yang terkenal memiliki kecerdasan kurang itu.

Rukia, menatap benci Veroya yang bergelayut manja pada Griffin yang hanya berekspresi datar saja. Ekspresi Griffin yang datar saja saat Veroya bergelayutan manja padanya, disalah artikan sepupu jauh Veroya ini.

Rukia pikir, Griffin pastilah menjalani pernikahan ini karena terpaksa hanya demi suatu tujuan atau mungkin paksaan keluarganya. Rukia merasa memiliki kesempatan untuk bisa merebut Griffin dari sisi sepupu jauhnya itu, jika memang benar apa yang dia pikirkan.

" Andai saja aku bertemu lebih dulu dengan mu, aku Pastikan kau tidak akan menjalani pernikahan paksaan bersama dengan wanita bodoh itu. " gumam Rukia kepedean.

Rukia berjalan menuju ke meja keluarga inti mempelai, tujuannya ingin mengajak Griffin berbincang sebentar. Lebih tepatnya, dia akan menjalankan rencana pertamanya untuk bisa mengambil hati milik pewaris keluarga Cassano itu.

Rukia sudah mempelajari semua tentang Griffin termasuk apa yang pria ini sukai dan tidak. Bahkan Rukia juga tahu jika Griffin tengah mencari seorang sekretaris dan inilah yang akan Rukia manfaatkan untuk mendekatkan mereka dan semakin terbukalah jalan untuk mengambil hati Griffin.

" Ehem.. Maaf mengganggu. " Rukia menyapa dengan penuh hormat. Tubuhnya membungkuk sedikit, memperlihatkan kesopanan yang dia banggakan hasil didikan keluarganya.

" Sudah tahu mengganggu masih saja kesini. " cicit Veroya pelan, tapi Rukia dan Griffin bisa mendengarnya karena posisi mereka sangat dekat.

Griffin tersenyum tipis, sangat tipis sampai tidak ada yang menyadari perubahan ekspresi wajahnya yang hanya sepersekian detik ini. Veroya, berhasil membuat dirinya tertarik untuk bermain-main.

" Ada apa, Rukia? " tanya Hanabi mencoba ramah pada keluarga sepupu jauhnya ini.

" Maafkan saya, obachan... Saya ada sedikit perlu dengan tuan muda Cassano. Ada yang perlu kami bicarakan berdua. " Rukia menekankan kata terakhirnya dengan sudut matanya yang melirik Veroya.

" Kita ke meja lain. " Griffin langsung berdiri. Sebelum pergi, dia sempatkan mengusap puncak kepala Veroya terlebih dahulu.

Rukia tersenyum lebar saat berpamitan untuk berbincang dengan Griffin. Wajahnya terlihat sangat senang karena mendapatkan atensi dari Griffin. Rukia melirik Veroya yang nampak kesal karena Griffin bersedia berbincang dengannya. Sebuah senyum culas diperlihatkan Rukia yang mana semakin membuat Veroya kesal.

' Sialan wanita satu ini. ' batik Veroya kesal. Andai tidak ada keluarganya dan keluarga Griffin, sudah Veroya cakar wajah menyebalkan wanita ini.

" Tenang saja.. Griffin tidak akan tertarik pada sejenis ular bulu burik itu. " bisik Fayre menenangkan iparnya ini.

" Hm.. Aku tidak akan segan-segan kalau wanita itu berani macam-macam. " Veroya nampak sangat kesal.

Di Meja yang tak jauh dari posisi keluarga inti mempelai, Griffin duduk berhadapan dengan Rukia. Dexon, berdiri di belakang Griffin tidak membiarkan barang sedetik saja tuan mudanya ini sendirian. Memang seperti inilah pekerjaan yang harus Dexon jalani.

" Katakan!! " Griffin angkat bicara setelah jengah melihat wanita di depannya ini hanya diam dan tersenyum menatap dirinya. Jujur saja Griffin risih.

" Maaf.. Begini, tentang properti milik keluarga saya yang Anda inginkan. Jujur saja saya belum rela untuk melepaskan karena banyak kenangan manis saya dengan keluarga di tempat ini. " Dexon mencebik, tahu kemana arah pembicaraan ini.

" Lalu? " alis Griffin terangkat sebelah. Waspada pada sesuatu yang direncanakan Rukia.

" Saya akan melepaskannya sesuai dengan tawaran anda, tapi izinkan saya menjadi Sekretaris anda. Hanya sampai saya yakin, anda orang yang tepat sebagai pemilik baru tempat itu. " pinta Rukia dengan penuh percaya diri.

Griffin menahan dirinya untuk tidak merotasikan bola matanya. Heran saja apa hubungan dari dua hal yang Rukia sebutkan. Menjadi Sekretaris dan yakin bahwa dirinya orang yang tepat memiliki properti itu.

Hello...

Dia adalah pewaris Cassano dan properti itu dulunya milik Cassano. Kalau bukan dia siapa lagi yang pantas memiliki properti itu.

" Baik.. Tapi tetap saya ingin melihat CV Anda. Asisten pribadi saya akan mengurusnya. " Griffin memilih untuk ikut dalam permainan Rukia. Ingin tahu sejauh apa wanita ini melakukan rencana busuknya.

" Oh Maaf jika saya lancang. Tapi tuan muda Cassano apa anda tidak risih melihat istri anda sangat akrab dengan pria lain seperti itu? " Griffin langsung menatap ke arah istrinya berada.

Wajahnya tetap datar, saat melihat Veroya nampak sangat akrab dengan seorang pria. Bahkan Veroya tersenyum sangat lebar. Gestur dari istri Griffin ini nampak sangat nyaman dengan pria itu.

Rukia yang melihat ekspresi datar Griffin kembali mengartikan hal lain. Menganggap Griffin kesal melihat istrinya seperti itu. Rukia semakin yakin, untuk bisa mendapatkan hati Griffin pastinya akan sangat mudah untuk kedepannya.

Episodes
1 Lamaran
2 Sudah ku duga
3 Sepertinya aku sudah gila
4 Menolak lamaran
5 Neraka termanis
6 Seperti soang
7 Tidak salah langkah
8 Mio Tesoro
9 Heran sendiri
10 Kulkas delapan pintu
11 Lagi?
12 Tidak menarik
13 Fokus pada pernikahan
14 Cegil
15 Perjanjian pranikah
16 Beberapa jam lagi
17 Sebelas?
18 Bibir manisnya
19 Ulat bulu burik
20 Kau menyakiti ku
21 Tak akan menunda
22 Kerja malam
23 Canduku
24 Mengibarkan bendera putih
25 Pingin terdampar
26 Dorothy
27 Bantu aku
28 Orang Sableng
29 Ada yang terbakar
30 Kenakalan istri
31 Gemetar
32 Menyukainya
33 Melangkah pergi
34 Rasakan
35 Lebih penting yang mana
36 Cintai diri sendiri
37 Pergi saja
38 Apapun untuk mu
39 Mungkin saja
40 Hampa tanpa mu
41 Jatuh tak cantik
42 Dalam genggaman ku
43 Sentimen
44 Menggoda siapa
45 Acara membosankan
46 Sesuatu yang dia inginkan
47 Masih akan terus
48 Luapkan semuanya
49 Curahan hati
50 Jambakan maut
51 Menepi sejenak
52 Mengisi energi
53 Sakit
54 Kehilangan
55 Pilihan yang sulit
56 Mempertahankan posisinya
57 Pola
58 Permasalahan yang rumit
59 Tertawa bersama
60 Berpisah sementara
61 Wanita penggoda
62 Veroya galau
63 Kabar yang ditunggu
64 Kenzio Hashimura
65 Fayre
66 Berbahagialah dahulu
67 Lawan yang sepadan
68 Transaksi menggiurkan
69 Di tangan yang tepat
70 Merinding geli
71 Mengantarkan kepergiannya
72 Lumayan senasib
73 Tak lebih baik dari ku
74 Neraka mu
75 Lupa sesuatu yang penting
76 Pamitan
77 Derita wanita ular
78 Eksekusi 1
79 Eksekusi 2
80 Nasib ular kadut burik
81 Demi yang tersayang
82 Harapan kecil
83 Datang dan pergi
84 Sunshine
85 Mama itu cacat
86 Wanita penggosip
87 Nyonya Cassano
88 Tidak suka
89 Kesialan pria tua
90 Mulut lemes
91 Cinta?
92 Janji menanti
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Lamaran
2
Sudah ku duga
3
Sepertinya aku sudah gila
4
Menolak lamaran
5
Neraka termanis
6
Seperti soang
7
Tidak salah langkah
8
Mio Tesoro
9
Heran sendiri
10
Kulkas delapan pintu
11
Lagi?
12
Tidak menarik
13
Fokus pada pernikahan
14
Cegil
15
Perjanjian pranikah
16
Beberapa jam lagi
17
Sebelas?
18
Bibir manisnya
19
Ulat bulu burik
20
Kau menyakiti ku
21
Tak akan menunda
22
Kerja malam
23
Canduku
24
Mengibarkan bendera putih
25
Pingin terdampar
26
Dorothy
27
Bantu aku
28
Orang Sableng
29
Ada yang terbakar
30
Kenakalan istri
31
Gemetar
32
Menyukainya
33
Melangkah pergi
34
Rasakan
35
Lebih penting yang mana
36
Cintai diri sendiri
37
Pergi saja
38
Apapun untuk mu
39
Mungkin saja
40
Hampa tanpa mu
41
Jatuh tak cantik
42
Dalam genggaman ku
43
Sentimen
44
Menggoda siapa
45
Acara membosankan
46
Sesuatu yang dia inginkan
47
Masih akan terus
48
Luapkan semuanya
49
Curahan hati
50
Jambakan maut
51
Menepi sejenak
52
Mengisi energi
53
Sakit
54
Kehilangan
55
Pilihan yang sulit
56
Mempertahankan posisinya
57
Pola
58
Permasalahan yang rumit
59
Tertawa bersama
60
Berpisah sementara
61
Wanita penggoda
62
Veroya galau
63
Kabar yang ditunggu
64
Kenzio Hashimura
65
Fayre
66
Berbahagialah dahulu
67
Lawan yang sepadan
68
Transaksi menggiurkan
69
Di tangan yang tepat
70
Merinding geli
71
Mengantarkan kepergiannya
72
Lumayan senasib
73
Tak lebih baik dari ku
74
Neraka mu
75
Lupa sesuatu yang penting
76
Pamitan
77
Derita wanita ular
78
Eksekusi 1
79
Eksekusi 2
80
Nasib ular kadut burik
81
Demi yang tersayang
82
Harapan kecil
83
Datang dan pergi
84
Sunshine
85
Mama itu cacat
86
Wanita penggosip
87
Nyonya Cassano
88
Tidak suka
89
Kesialan pria tua
90
Mulut lemes
91
Cinta?
92
Janji menanti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!