Sebelas?

Berliner Dom atau Katedral Berlin, menjadi saksi bisu bersatu nya dua anak manusia yang terikat dalam sebuah pernikahan yang suci yang mendapatkan Berkat dari Tuhan. Terletak di Museumsinsel, di wilayah Mitte, pemberkatan pernikahan King Griffin Avanoisk Cassano dengan Veroya Eiko Vogt pun tengah berlangsung.

Pemberkatan berjalan dengan lancar, Griffin dan Veroya sama-sama dengan tegas dan lantang mengucap janji suci pernikahan mereka dengan disaksikan oleh Romo dan seluruh anggota keluarga. Tidak terlihat sama sekali dari keduanya jika pernikahan ini dilakukan atas dasar meraih keuntungan masing-masing.

Griffin nampak terlihat menatap Veroya penuh kasih dan kekaguman. Ada getaran cinta di mata Griffin untuk sang istri meski Veroya ini sedikit ragu apakah mata Griffin menunjukkan sebuah kejujuran atau hanya sebuah drama saja. Meski begitu, Veroya menikmati bagaimana cara Griffin memperlakukannya sebagai seorang istri.

" Mempelai pria, dipersilahkan untuk mencium mempelai wanita. "

Riuh suara keluarga yang hadir di tempat ini menyambut ucapan dari romo barusan. Mereka bersorak, mengompori Griffin untuk segera mencium Veroya di depan mereka semua.

" Cium.. Cium.. Cium.. "

" Langsung saja, Griffin!! Sudah sah ini.. " teriak Fayre yang paling keras terdengar di telinga mempelai.

" Ck.. " Griffin melirik sinis kakak kembarnya. Tidak tahu malu sekali, seorang wanita dari keluarga terpandang sampai berteriak seperti di hutan saja.

Veroya menikmati wajah kesal Griffin. Jarang sekali suaminya ini memperlihatkan emosi di wajahnya selain datar dan marah. Senyum pun, rasanya sangat sulit sekali. Settingan Griffin memang selalu dalam mode datar atau mode singa lapar.

Veroya yang menyadari jika pikirannya sudah kemana-mana hanya terkekeh saja. Memancing Griffin untuk menatap ke arah wanita yang kini telah resmi menjadi istrinya.

Istri...

Suami...

Ada sebuah euforia dalam hati Veroya menyambut status barunya saat ini. Hatinya meletup-letup senang, seperti ada kembang api yang meledak menghiasinya.

" Jangan protes dan nikmati saja!! "

Belum sempat Veroya menanggapi ucapan Griffin, bibirnya sudah langsung diserang oleh Griffin dengan brutal. Ciuman Griffin terkesan sangat menuntut, bahkan beberapa kali Griffin menggigit bibir bawah milik Veroya hingga kemudian melesatkan lidahnya untuk mengeksplor bagian dalam mulut Veroya.

Sempat kelabakan karena serangan dadakan Griffin, namun beberapa saat kemudian Veroya secara brutal ikut mengimbangi Griffin. Keduanya bertarung lidah di depan semua orang yang menatap tak percaya pada dua mempelai ini.

" Wah... Mereka lupa daratan. " celetuk Mountain, putra Gaffi yang mulutnya tidak punya berfilter itu.

" Hoi... Ingat dimana kalian!! Nanti saja lanjut di kamar.. " teriak Mountain yang kemudian mengundang semua orang yang hadir di sana tertawa ngakak.

Griffin seolah tersadar hingga langsung memutus ciumannya dengan Veroya. Padahal Veroya sedang menikmati ciuman pertamanya dengan Griffin ini.

' Sialan si Mountain ini.. ' batinnya kesal sekali.

" Ekhemmm.. " Griffin berdehem guna mengurangi rasa canggung dan malunya. Dalam batin, Griffin merutuki dirinya yang lepas kendali. Padahal, bukan seperti ini keinginannya. Imagenya pasti langsung terjun bebas karena peristiwa ini.

" Hahahaha.... Dulu aja sok nolak, sekarang malah nyosor.. " mulut Mountain memang tak ada duanya. Menurun dari sang daddy.

" Kau benar, Mount... Dulu saja dia paling malas jika dibahas soal Ve.. Tapi sekarang, kok langsung pro, ya.. " Fayre sama gilanya dengan Mountain.

Wajah Griffin langsung merah padam mendengar godaan dari keluarganya. Rasanya, sungguh Griffin ingin menenggelamkan dirinya di dasar laut saja. Malu sekali, sampai menatap orang-orang bahkan istri sendiri Griffin tidak sanggup.

Ini baru mulut Mountain dan Fayre, masih untung tidak ada si orc kecil. Monster yang selalu bisa membuat kepala Griffin jadi botak. Siapa lagi kalau bukan Sigmund, adik tirinya yang berhalangan hadir karena mengikuti ujian di kampus tempatnya menimba ilmu.

Coba kalau mulut rombeng ketiga orang ini disatukan, harga diri Griffin pastinya sudah terjun bebas ke inti bumi. Malunya itu lho, sampai puluhan tahun kedepan akan tetap membekas.

" Kita bisa lanjut nanti dikamar saja, King. " bisik Veroya malu-malu. Suaminya ini, ternyata agresif juga.

" Diam kau.. " Griffin melengos. Veroya terkikik geli senang menggoda suaminya.

Setelah acara pemberkatan yang sempat terjadi kehebohan itu berakhir, Griffin dan Veroya langsung memasuki mobil yang akan membawa mereka ke tempat acara pesta diadakan. Letaknya tak jauh, hanya membutuhkan beberapa menit saja dari posisi mereka sekarang.

Pesta megah nan mewah yang diadakan di outdoor, tengah menanti kehadiran raja dan ratu pestanya. Masih ada waktu beberapa jam sampai pesta berlangsung, yang mana hal ini akan dimanfaatkan oleh semua orang termasuk mempelai untuk bersiap.

*

*

Di sebuah ruangan yang disediakan khusus untuk mempelai, Griffin tengah membantu Veroya untuk membuka gaun pengantinnya. Cukup sulit juga, tapi akhirnya berhasil meski memerlukan waktu cukup lama.

" Kata orang, pria itu punya bakat alami untuk melepas pakaian wanita nya. Kenapa kau tidak memiliki bakat itu sih, King? " Veroya terlihat kesal. Mulutnya memang tak berhenti mengomel lantaran Griffin lama sekali membantunya melepas gaun pernikahan yang dia gunakan.

" Kalimat aneh macam apa itu? Dari siapa kau dengar hal aneh itu? " Griffin geleng kepala. Istri ajaibnya ini ada saja.

" Dari orang-orang lah. " Veroya menjawab sekenanya.

" Orang mana lagi? Tidak ada hal seperti itu. " Griffin tak ambil pusing dengan kerandoman sang istri. Dirinya memilih untuk segera membersihkan diri. Waktunya tidak banyak karena dua jam lagi, pesta pernikahan mereka akan diadakan.

Secara bergantian mereka membersihkan diri. Keduanya kompak mengenakan bathrope setelah membersihkan diri karena malas mengobrak-abrik koper mereka untuk mengambil baju. Yang mana nantinya baju itu juga akan diganti dengan pakaian yang disiapkan untuk acara pesta pernikahan mereka.

Keduanya memilih duduk dan memainkan ponsel mereka. Jika Griffin duduk di sofa makan Veroya memilih duduk di ranjang. Mereka asyik dengan kegiatan masing-masing, tidak terlihat sama sekali keromantisan dari pasangan ini. Memang mereka sejak dulu ya seperti ini. Masih syukur sekarang mereka tidak berdebat.

Tok.. Tok..

Pintu ruang pengantin ini diketuk. Griffin lekas beranjak untuk membukakan pintu. Ternyata salah seorang dari MUA yang merias istrinya datang untuk mengantarkan dress dan juga tuxedo yang akan dikenakan pengantin di pesta nanti.

" Kami akan datang setengah jam lagi, tuan muda. Silahkan manfaatkan waktu yang ada. " wanita ini terlihat tersenyum malu-malu.

Griffin memutar bola matanya malas, " Hm.. " pintu pun langsung ditutup.

Griffin paham maksud senyuman dari wanita tadi. Manfaatkan waktu pasti yang dimaksud adalah untuk bermesraan dengan istrinya. Tapi mana bisa mereka bermesraan, duduk berdua tanpa ada perdebatan adalah sebuah hal langka.

Ciuman di altar tadi, anggap saja Griffin khilaf karena situasi dan kondisi yang sangat mendukung. Kalau dia dalam keadaan sadar sesadar-sadarnya yang beginilah mereka. Asyik dengan aktifitas sendiri-sendiri.

" Oh ya King.. Mama Ceena bertanya pada ku kau ingin memiliki berapa anak? Mama Ceena ingin kita tidak menunda momongan. Kalau bisa sekali bikin langsung dapat kembar lima seperti granny. "

BYURRRR...

Griffin langsung menyemburkan cairan yang hampir saja mengaliri tenggorokannya yang kering.

" Katakan saja, kita akan program sebelas anak.. Biar mama puas.. "

Uhuk.. Uhuk...

Gantian Veroya kini tersedak ludahnya sendiri. Matanya menatap tak percaya ke arah Griffin. Sebelas katanya?? Yang bener saja..

Episodes
1 Lamaran
2 Sudah ku duga
3 Sepertinya aku sudah gila
4 Menolak lamaran
5 Neraka termanis
6 Seperti soang
7 Tidak salah langkah
8 Mio Tesoro
9 Heran sendiri
10 Kulkas delapan pintu
11 Lagi?
12 Tidak menarik
13 Fokus pada pernikahan
14 Cegil
15 Perjanjian pranikah
16 Beberapa jam lagi
17 Sebelas?
18 Bibir manisnya
19 Ulat bulu burik
20 Kau menyakiti ku
21 Tak akan menunda
22 Kerja malam
23 Canduku
24 Mengibarkan bendera putih
25 Pingin terdampar
26 Dorothy
27 Bantu aku
28 Orang Sableng
29 Ada yang terbakar
30 Kenakalan istri
31 Gemetar
32 Menyukainya
33 Melangkah pergi
34 Rasakan
35 Lebih penting yang mana
36 Cintai diri sendiri
37 Pergi saja
38 Apapun untuk mu
39 Mungkin saja
40 Hampa tanpa mu
41 Jatuh tak cantik
42 Dalam genggaman ku
43 Sentimen
44 Menggoda siapa
45 Acara membosankan
46 Sesuatu yang dia inginkan
47 Masih akan terus
48 Luapkan semuanya
49 Curahan hati
50 Jambakan maut
51 Menepi sejenak
52 Mengisi energi
53 Sakit
54 Kehilangan
55 Pilihan yang sulit
56 Mempertahankan posisinya
57 Pola
58 Permasalahan yang rumit
59 Tertawa bersama
60 Berpisah sementara
61 Wanita penggoda
62 Veroya galau
63 Kabar yang ditunggu
64 Kenzio Hashimura
65 Fayre
66 Berbahagialah dahulu
67 Lawan yang sepadan
68 Transaksi menggiurkan
69 Di tangan yang tepat
70 Merinding geli
71 Mengantarkan kepergiannya
72 Lumayan senasib
73 Tak lebih baik dari ku
74 Neraka mu
75 Lupa sesuatu yang penting
76 Pamitan
77 Derita wanita ular
78 Eksekusi 1
79 Eksekusi 2
80 Nasib ular kadut burik
81 Demi yang tersayang
82 Harapan kecil
83 Datang dan pergi
84 Sunshine
85 Mama itu cacat
86 Wanita penggosip
87 Nyonya Cassano
88 Tidak suka
89 Kesialan pria tua
90 Mulut lemes
91 Cinta?
92 Janji menanti
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Lamaran
2
Sudah ku duga
3
Sepertinya aku sudah gila
4
Menolak lamaran
5
Neraka termanis
6
Seperti soang
7
Tidak salah langkah
8
Mio Tesoro
9
Heran sendiri
10
Kulkas delapan pintu
11
Lagi?
12
Tidak menarik
13
Fokus pada pernikahan
14
Cegil
15
Perjanjian pranikah
16
Beberapa jam lagi
17
Sebelas?
18
Bibir manisnya
19
Ulat bulu burik
20
Kau menyakiti ku
21
Tak akan menunda
22
Kerja malam
23
Canduku
24
Mengibarkan bendera putih
25
Pingin terdampar
26
Dorothy
27
Bantu aku
28
Orang Sableng
29
Ada yang terbakar
30
Kenakalan istri
31
Gemetar
32
Menyukainya
33
Melangkah pergi
34
Rasakan
35
Lebih penting yang mana
36
Cintai diri sendiri
37
Pergi saja
38
Apapun untuk mu
39
Mungkin saja
40
Hampa tanpa mu
41
Jatuh tak cantik
42
Dalam genggaman ku
43
Sentimen
44
Menggoda siapa
45
Acara membosankan
46
Sesuatu yang dia inginkan
47
Masih akan terus
48
Luapkan semuanya
49
Curahan hati
50
Jambakan maut
51
Menepi sejenak
52
Mengisi energi
53
Sakit
54
Kehilangan
55
Pilihan yang sulit
56
Mempertahankan posisinya
57
Pola
58
Permasalahan yang rumit
59
Tertawa bersama
60
Berpisah sementara
61
Wanita penggoda
62
Veroya galau
63
Kabar yang ditunggu
64
Kenzio Hashimura
65
Fayre
66
Berbahagialah dahulu
67
Lawan yang sepadan
68
Transaksi menggiurkan
69
Di tangan yang tepat
70
Merinding geli
71
Mengantarkan kepergiannya
72
Lumayan senasib
73
Tak lebih baik dari ku
74
Neraka mu
75
Lupa sesuatu yang penting
76
Pamitan
77
Derita wanita ular
78
Eksekusi 1
79
Eksekusi 2
80
Nasib ular kadut burik
81
Demi yang tersayang
82
Harapan kecil
83
Datang dan pergi
84
Sunshine
85
Mama itu cacat
86
Wanita penggosip
87
Nyonya Cassano
88
Tidak suka
89
Kesialan pria tua
90
Mulut lemes
91
Cinta?
92
Janji menanti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!