Menolak lamaran

Tok.. Tok.. Tok

Setelah ketukan ketiga, Furuya masuk ke kamar adik kembar perempuannya. Dilihatnya sekeliling, namun kamar sang adik terlihat sepi. Sepertinya adik kembarnya masih sibuk bersiap diri di dalam walk in closet. Tidak ingin mengganggu, Furuya pun memilih duduk di sofa berwarna hijau tua yang ada di dalam kamar adik kembarnya.

Sepuluh menit berlalu, Veroya keluar dari walk in closet dengan dress press body berwarna hitam berlengan panjang. Dress yang dipilih Veroya memang tertutup, tapi memiliki satu belahan paha di bagian samping. Sangat cocok sekali dipakai oleh Veroya.

Wanita yang kini berusia dua puluh lima tahun itu nampak sangat bersinar dengan riasan natural di wajahnya yang bule tapi dengan mata yang sipit seperti mata sang mommy. Veroya memang cenderung memiliki wajah seperti sang daddy yang merupakan keturunan Jerman. Hanya saja, matanya menurun dari sang mommy yang merupakan keturunan Jepang.

Berbeda dengan Furuya yang wajahnya lebih oriental seperti mommy nya. Tapi untuk bagian mata, hidung dan mulutnya menurun dari gen daddy nya. Furuya dan Veroya memang bukan kembar identik. Mereka memiliki ciri khas tersendiri tapi tetap tampan dan cantik. Putra dan putri kebanggaan keluarga Vogt.

" Sudah siap? " Furuya bangkit mendekati Veroya kemudian mengulurkan lengannya yang langsung disambut oleh Veroya. Keduanya keluar dengan Veroya yang bergelayut manja pada lengan kekar Furuya.

" Siap tidak siap, bukankah kita memang harus tetap datang. " Ujar Veroya tak bersemangat.

" Hm.. Sebagai bentuk kesopanan saja. Jika pun nanti kau menolak, tinggal sampaikan saja di pertemuan nanti. Katakan saja kau belum ingin menikah atau belum siap menikah. Apapun itu, carilah alasan. " Veroya menghela nafas kesal.

" Jika aku jawab seperti itu pasti pihak mereka akan menawarkan untuk bertunangan dahulu. Dan itu sama saja bahwa pada akhirnya aku akan menikah dengan pangeran menyebalkan itu, Fu. " Furuya meringis. Benar juga apa yang dikatakan oleh adik kembarnya ini.

" Lalu, apa rencana mu? " Furuya penasaran, apa yang akan dilakukan adik kembarnya ini untuk menolak tawaran pernikahan dari keluarga kerajaan Belgia yang datang padanya.

" Hehe... Aku meminta Jade datang, untuk menjadi kekasih ku nanti. " Furuya melongo. Langkah keduanya langsung terhenti.

Tuk..

" Aaawwww... Sakit, Fu.. Kenapa kau memukul dahi ku? " Pekik Veroya.

" Kau bodoh ya? Meminta tolong pada Jade, jika seperti itu bukankah nanti kau akan diminta untuk mempertanggungjawabkan hal itu. Kau siap menikah dengan Jade? " Maki Furuya gemas. Heran juga, bagaimana bisa keluar ide gila ini dari otak sang adik kembar.

" Awalnya aku menawarkan aliansi pernikahan dengan King.. Tapi dia menolak, padahal kan kami sama-sama diuntungkan andai dia menyetujui. Ya sudah, aku minta tolong Jade saja. Dia kan juga tampan dan kaya raya. " Furuya memijat pangkal hidungnya yang tiba-tiba saja berdenyut sakit.

" Kenapa cara berpikir mu selalu out of the box, sih? Sebenarnya apa yang ada di dalam otak mu itu? " Furuya menunjuk-nunjuk kepala Veroya dengan telunjuknya.

Tidakkah Veroya sadar bahwa ide gilanya ini bisa menggiringnya ke jalan yang terjal. Daripada meminta pada Jade untuk menikah dengannya lebih baik jika Veroya menikah saja dengan pangeran dari Kerajaan Belgia ini. Jade, bukan pria biasa. Kehidupannya lebih rumit dibandingkan Griffin atau semua sepupunya.

Furuya mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang yang dirasa bisa menyelamatkan adik kembarnya ini dari ide gilanya. Namun beberapa kali mencoba, panggilan darinya sama sekali tidak bisa terhubung. Entah kemana orang ini, tapi yang jelas jika dirinya tidak datang membantu, pastilah Veroya akan kesulitan akibat dari ide gilanya itu.

" Apa Jade setuju? " Tanya Furuya setelah berkutat dengan ponselnya.

" Entah.. Dia tidak menolak juga tidak mengiyakan. Kita lihat saja nanti, apakah Jade akan datang atau tidak. " Furuya menghela nafas. Meski sebenernya dirinya belum benar-benar lega saat ini.

" Kalian berdua, mau sampai kapan berdiri di sana? Ayo, daddy sudah menunggu di mobil. " Kedatangan Hanabi membuat percakapan kedua anaknya langsung berhenti.

Dengan langkah gontai, Furuya dan Veroya mendatangi sang mommy lalu ketiga berjalan bersama menuju ke mobil yang sudah terparkir rapi di depan pintu mansion mereka. Jika tadi hanya Veroya yang tertekan, kini Furuya ikut-ikutan tertekan. Semoga saja yang dirinya takut kan tidak terjadi.

Ide gila dari Veroya ini benar-benar menguras energinya. Bukannya membuat sang adik kembar lepas dari jerat pernikahan yang tidak dia inginkan, tapi justru menjerumuskannya ke dalam jurang permasalahan yang lebih pelik.

' Kemana perginya Ve saat Tuhan membagikan otak? Kenapa dia itu... Aish, orang aneh ini.. ' batin Furuya bingung dan kesal.

*

*

*

Kedatangan keluarga Vogt ke salah satu properti milik keluarga kerajaan Belgia yang ada di Jerman, yaitu mansion besar bergaya Timur Tengah ini, disambut langsung oleh Pangeran Delmian yang memang sudah tidak sabar bertemu dengan calon istrinya.

Dirinya telah mempersiapkan acara makan malam dengan sangat sempurna khusus untuk menyambut calon istri dan keluarganya itu. Rasanya sungguh tidak sabar saja untuk segera mewujudkan impiannya. Menikah dengan wanita cantik dan dari keluarga bangsawan. Dengan cara ini, imagenya yang sudah kadung buruk dimasyarakat bisa diredam dan lagi, bisa dia gunakan untuk menyaingi putra mahkota yang hanya menikah dengan gadis biasa.

Persaingan di lingkungan kerajaan, selalu bisa membuat bagian dari kerajaan itu berbuat hal-hal yang kadang nekat. Tidak peduli apakah nanti akan merugikan pihak lain, tapi simpati dan dukungan dari rakyat dan kaum bangsawan sangat lah penting untuk mereka para anggota keluarga kerajaan untuk memperoleh posisi yang terbaik di istana.

" Selamat datang di kediaman ku, tuan dan nyonya Vogt.. Mohon maaf apa bila penyambutan yang saya persiapkan tidak berkenan di hati anda sekalian. " Sapa pangeran Delmian terlihat sangat sopan.

Pangeran Delmian maju selangkah, berada tepat di depan Veroya. Dia lalu memberikan sebuah buket bunga mawar merah pada sang calon istri.

" Selamat datang nona Vogt.. Senang bertemu dengan anda. " Sebagai bentuk tata krama, Veroya menyodorkan punggung tangannya untuk dicium oleh pangeran Delmian.

' Eugh.. ' batin Veroya jijik.

" Mari, kita langsung saja masuk.. Makan malam juga sudah siap. Kita makan dulu sebelum berbincang-bincang membahas keperluan kita. " Pangeran Delmian mempersilahkan tamunya untuk masuk. Tatapan matanya tak lepas sedikit pun dari Veroya, yang nampak sangat cantik malam ini di matanya.

" Terima kasih, yang mulia. " Ucap Earnest.

" Abaikan protokol istana, tuan Vogt.. Kita tidak sedang berada di lingkup istana. Panggil saja Delmian.. " Eranest mengangguk.

Makan malam berjalan sangat lancar, diselingi obrolan-obrolan ringan yang membahas tentang keseharian mereka. Semuanya nampak sangat menikmati terutama pangeran Delmian yang sudah tidak sabar untuk segera menjadikan Veroya istrinya. Cantik, anggun dan satu poin plusnya, Veroya memiliki tubuh yang indah, sangat seksi dan itu merupakan yang paling dia sukai.

Meski terlihat menikmati makan malam yang memang lezat itu, sebenarnya disini Veroya merasa gusar. Selain karena dirinya yang cemas mengenai kedatangan penyelamat nya yang tak kunjung memberi kabar itu. Veroya juga risih dengan tatapan mesum pangeran Delmian padanya. Sesekali Veroya memergoki pangeran Delmian menatap belahan pahanya.

' Dasar buaya darat.. Mesum sekali, sih.. ' gerutu Veroya. Tatapan sinis beberapa kali dia layangkan, tapi pangeran Delmian hanya nyengir saja karena ketahuan menatap bagian paha Veroya yang terbuka.

" Bagaimana jika kita langsung masuk ke dalam pembahasan mengenai lamaran yang saya dan keluarga kerajaan ajukan untuk nona Vogt.. " Pangeran Delmian sengaja menyebut nama keluarga kerajaan agar pihak keluarga Vogt segan untuk menolak.

" Saya harap tidak ada penolakan disini. " Tambahnya dengan tatapan yang berusaha untuk mengintimidasi keluarga Vogt.

" Semua keputusan saya serahkan pada putri kami, pangeran.. Bagaimanapun juga pada akhirnya Veroya lah yang menjalani semua ini. Saya tidak akan memaksakan kehendak jika memang dia enggan untuk menerima lamaran dari anda. " Meski sempat terintimidasi dengan tatapan pria muda di depannya ini, tapi Earnest berusaha untuk menguatkan dirinya. Demi putri kesayangannya.

" Lalu.. Bagaimana dengan nona Vogt? Apa jawaban Anda? Pastikan anda berpikir terlebih dahulu sebelum menjawab! Ada konsekuensi untuk apapun jawaban Anda itu. " Veroya menelan ludahnya kasar. Secara tidak tersirat dirinya tengah diancam.

" Maafkan saya, yang mulia.. Tapi saya merasa jika saya tidak bisa... "

" Ada konsekuensi dari keputusan Anda, nona Vogt.. Jangan sampai melibatkan keluarga Anda untuk keegoisan Anda. " Delmian langsung memotong ucapan Veroya dengan cara memperingatinya.

Veroya kembali menelan ludahnya kasar. Rasanya keberanian yang coba dia kumpulkan saat di mansion nya tadi lenyap hilang dibawa oleh angin. Dirinya jadi ragu untuk menolak tawaran pernikahan dari pria di depannya ini. Tubuh Veroya kaku, ketakutan mulai merasuk ke dalam dirinya.

' Sial.. ' umpatnya dalam hati. Kenapa disaat seperti ini, dirinya tidak memiliki keberanian seperti saat dirinya menggembor-gemborkan ketidaksukaannya pada pangeran Delmian.

" Saya.. Saya.. Maaf, tapi saya... "

" Mohon maaf yang mulia, saya mewakili kekasih saya untuk menjawab.. Veroya, menolak lamaran Anda, karena dia adalah kekasih saya.. "

HAAAAAHHHHHH

Semua mata menatap ke satu arah yang sama, dan semuanya terkejut melihat kehadiran tamu tak diundang yang mengaku dirinya sebagai kekasih Veroya.

Episodes
1 Lamaran
2 Sudah ku duga
3 Sepertinya aku sudah gila
4 Menolak lamaran
5 Neraka termanis
6 Seperti soang
7 Tidak salah langkah
8 Mio Tesoro
9 Heran sendiri
10 Kulkas delapan pintu
11 Lagi?
12 Tidak menarik
13 Fokus pada pernikahan
14 Cegil
15 Perjanjian pranikah
16 Beberapa jam lagi
17 Sebelas?
18 Bibir manisnya
19 Ulat bulu burik
20 Kau menyakiti ku
21 Tak akan menunda
22 Kerja malam
23 Canduku
24 Mengibarkan bendera putih
25 Pingin terdampar
26 Dorothy
27 Bantu aku
28 Orang Sableng
29 Ada yang terbakar
30 Kenakalan istri
31 Gemetar
32 Menyukainya
33 Melangkah pergi
34 Rasakan
35 Lebih penting yang mana
36 Cintai diri sendiri
37 Pergi saja
38 Apapun untuk mu
39 Mungkin saja
40 Hampa tanpa mu
41 Jatuh tak cantik
42 Dalam genggaman ku
43 Sentimen
44 Menggoda siapa
45 Acara membosankan
46 Sesuatu yang dia inginkan
47 Masih akan terus
48 Luapkan semuanya
49 Curahan hati
50 Jambakan maut
51 Menepi sejenak
52 Mengisi energi
53 Sakit
54 Kehilangan
55 Pilihan yang sulit
56 Mempertahankan posisinya
57 Pola
58 Permasalahan yang rumit
59 Tertawa bersama
60 Berpisah sementara
61 Wanita penggoda
62 Veroya galau
63 Kabar yang ditunggu
64 Kenzio Hashimura
65 Fayre
66 Berbahagialah dahulu
67 Lawan yang sepadan
68 Transaksi menggiurkan
69 Di tangan yang tepat
70 Merinding geli
71 Mengantarkan kepergiannya
72 Lumayan senasib
73 Tak lebih baik dari ku
74 Neraka mu
75 Lupa sesuatu yang penting
76 Pamitan
77 Derita wanita ular
78 Eksekusi 1
79 Eksekusi 2
80 Nasib ular kadut burik
81 Demi yang tersayang
82 Harapan kecil
83 Datang dan pergi
84 Sunshine
85 Mama itu cacat
86 Wanita penggosip
87 Nyonya Cassano
88 Tidak suka
89 Kesialan pria tua
90 Mulut lemes
91 Cinta?
92 Janji menanti
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Lamaran
2
Sudah ku duga
3
Sepertinya aku sudah gila
4
Menolak lamaran
5
Neraka termanis
6
Seperti soang
7
Tidak salah langkah
8
Mio Tesoro
9
Heran sendiri
10
Kulkas delapan pintu
11
Lagi?
12
Tidak menarik
13
Fokus pada pernikahan
14
Cegil
15
Perjanjian pranikah
16
Beberapa jam lagi
17
Sebelas?
18
Bibir manisnya
19
Ulat bulu burik
20
Kau menyakiti ku
21
Tak akan menunda
22
Kerja malam
23
Canduku
24
Mengibarkan bendera putih
25
Pingin terdampar
26
Dorothy
27
Bantu aku
28
Orang Sableng
29
Ada yang terbakar
30
Kenakalan istri
31
Gemetar
32
Menyukainya
33
Melangkah pergi
34
Rasakan
35
Lebih penting yang mana
36
Cintai diri sendiri
37
Pergi saja
38
Apapun untuk mu
39
Mungkin saja
40
Hampa tanpa mu
41
Jatuh tak cantik
42
Dalam genggaman ku
43
Sentimen
44
Menggoda siapa
45
Acara membosankan
46
Sesuatu yang dia inginkan
47
Masih akan terus
48
Luapkan semuanya
49
Curahan hati
50
Jambakan maut
51
Menepi sejenak
52
Mengisi energi
53
Sakit
54
Kehilangan
55
Pilihan yang sulit
56
Mempertahankan posisinya
57
Pola
58
Permasalahan yang rumit
59
Tertawa bersama
60
Berpisah sementara
61
Wanita penggoda
62
Veroya galau
63
Kabar yang ditunggu
64
Kenzio Hashimura
65
Fayre
66
Berbahagialah dahulu
67
Lawan yang sepadan
68
Transaksi menggiurkan
69
Di tangan yang tepat
70
Merinding geli
71
Mengantarkan kepergiannya
72
Lumayan senasib
73
Tak lebih baik dari ku
74
Neraka mu
75
Lupa sesuatu yang penting
76
Pamitan
77
Derita wanita ular
78
Eksekusi 1
79
Eksekusi 2
80
Nasib ular kadut burik
81
Demi yang tersayang
82
Harapan kecil
83
Datang dan pergi
84
Sunshine
85
Mama itu cacat
86
Wanita penggosip
87
Nyonya Cassano
88
Tidak suka
89
Kesialan pria tua
90
Mulut lemes
91
Cinta?
92
Janji menanti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!