Sudah ku duga

Earnest hanya bisa nyengir saja, melihat tingkah putri kesayangannya itu. Cukup merasa tidak enak pada Dietrich karena tingkah Veroya bisa dianggap tidak sopan. Tapi jika benar ucapan Veroya tentang kepribadian dari pangeran Delmian, mana sebagai daddy Veroya, Earnest patut untuk kembali pikirkan tentang tawaran pernikahan dari Kerajaan Belgia ini.

Kesibukan di kantor dan sebagai kepala keluarga Vogt, membuat Earnest jarang sekali mengikuti perkembangan gosip-gosip diluar sana. Jadi ketika putri nya berucap seperti itu, patut untuk Earnest selidiki. Jangan sampai dirinya salah memulihkan jodoh untuk putri kesayangannya dan berakibat masa depan putrinya menjadi hancur.

" Tuan Dietrich, saya mohon maaf atas nama putri saya. " Earnest tersenyum canggung.

" Tidak menjadi soal, tuan Vogt. Mungkin karena minimnya interaksi antara yang mulia pangeran dengan nona Vogt, hingga akhirnya timbul kesalahpahaman seperti ini. " Dietrich tersenyum kecut.

" Begini saja, bagaimana jika antara keluarga Vogt dan juga yang mulia pangeran Delmian bertemu dan melakukan makan malam bersama. Mungkin dengan begitu, nona Vogt dan yang mulia pangeran bisa saling bertemu dan berbincang-bincang. Siapa tahu saja nona Vogt bisa merubah stigma yang terlanjur dia tanamkan di kepala mengenai pribadi yang mulia. " Dietrich mencoba memberi penawaran. Pulang dengan tangan kosong juga bukan pilihan yang baik untuknya.

" Kalau memang harus seperti itu, anda atur saja kapan bisa direalisasikan maksud anda tersebut. Tapi disini perlu saya tekankan, jika semua keputusan berada di tangan putri saya. Apapun keputusan putri saya nanti, saya harap pihak anda bisa menerimanya dengan lapang dada. " Tutur Earnest yang secara tidak tersirat tidak begitu setuju dengan penawaran dari pihak keluarga kerajaan Belgia ini.

" Tentu saja, tuan Vogt.. Anda tidak perlu khawatir. "

Earnest dan Hanabi mengantarkan tamu mereka hingga pintu utama mansion, sebagai bentuk kesopanan. Bagaimana pun juga, tamu mereka ini adalah perwakilan dari keluarga kerajaan. Sebisa mungkin Earnest ingin nama baik keluarga mereka terjaga.

" Pokonya daddy tidak boleh memaksakan masalah ini pada Ve.. Apapun keputusan putri kita, harus daddy dukung. " Hanabi sudah langsung mengultimatum sang suami.

" Iya, mom.. daddy juga tidak ingin putri kesayangan daddy hidup menderita. " Earnest memahami maksud dari sang istri.

" Fu.. Coba kau selidiki tentang pangeran Delmian itu. " pinta Earnest pada sang putra.

" Kenapa? Daddy tidak percaya ucapan Ve? " tanya Furuya.

" Bukan tidak percaya. Daddy hanya ingin berjaga-jaga andai kata pihak mereka memaksakan kehendak pada Ve. Daddy harus memiliki senjata untuk melawan mereka, bukan. " Furuya mengangguk paham.

*

*

*

Semua kegiatan Veroya sebagai seorang aktivis telah usai setelah jam makan malam. Memang melelahkan, tapi Veroya senang melakoni perannya ini. Baginya, bisa melihat anak-anak dan perempuan bisa memperoleh hak mereka, merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa untuk seorang Veroya.

Karena moodnya masih belum kunjung membaik pasca datangnya tawaran pernikahan dari kerajaan Belgia tadi, Veroya memilih membelokkan mobilnya menuju ke sebuah club malam yang paling bergengsi di Berlin. Veroya butuh hiburan untuk mengembalikan moodnya. Satu-satunya cara yang paling ampuh untuk mengembalikan moodnya adalah menikmati dunia malam.

Suara bising di club malam dan juga sebotol champagne, adalah perpaduan yang sempurna sebagai mood boosterVeroya agar kembali membaik. Butuh mood yang sempurna untuk menyelesaikan pekerjaannya karena Veroya cukup kurang pandai menutupi isi hatinya. Hari ini saja sudah beberapa kali terlihat dirinya menampilkan wajah kesal dan cemberut. Untung masih bisa diantisipasi oleh Adea, selaku managernya.

" Berikan pada ku champagne yang kadar alkoholnya rendah, ya. " pinta Veroya pada seorang bartender yang sudah cukup dia kenal saking seringnya dirinya berada di club ini.

" Sedang badmood, ya? " bartender bernama Nick itu meletakan sebotol champagne pesanan Veroya dan juga gelas kecil tepat di depan pelanggan VVIP nya itu.

" Begitulah.. " Veroya langsung menuang Champagne ke dalam gelasnya dan meminum langsung dalam sekali teguk.

" Aaahhhh... Rasanya nikmat sekali. "

" Kau hanya akan kemari jika sedang badmood saja. " ucap Nick sembari terkekeh kecil melihat Veroya.

" Hm.. " Veroya hanya berdehem menanggapi obrolan dari Nick.

" Baiklah.. Selamat menikmati. Aku masih harus melayani yang lain. " Veroya mengangguk.

Niatnya memang tidak ingin mabuk, karena itu dia memesan champagne dengan kadar alkohol yang rendah. Veroya hanya ingin mengembalikan moodnya saja. Sebotol champagne dan hingar bingar suara musik di club ini, membuat dirinya lupa sejenak akan apa yang membuat moodnya berantakan seharian ini.

Settt..

" Hei.. Apa yang kau laku....? " protes yang hendak Veroya lancarkan, langsung terhenti begitu matanya melihat sosok yang telah merampas gelas minumnya.

" Kau sudah mabuk, jadi hentikan. " Veroya memutar bola matanya malas.

" Aku masih sangat sadar ya. Baru juga setengah botol yang aku habiskan." protesnya.

" Kenapa malam-malam begini kau masih berkeliaran disini? "

" Dih, bahasanya.. Berkeliaran.. Memangnya aku kucing liar. "

" Lalu? Apa namanya jika bukan berkeliaran? Sudah hampir tengah malam, kau yang seorang perempuan malah menyambangi club malam seperti ini."

Bibir Veroya komat kamit menirukan ucapan dari sosok yang telah mengganggu dirinya itu. Sosok yang sangat menyebalkan, sekaligus sosok yang selama belasan tahun ini menjadi pemilik hatinya. Sayang seribu sayang, perasaannya untuk sosok ini tidak pernah berbalas.

" Ck.. Jangan mengganggu ku, King. Pergilah sana, selesaikan urusan mu. Aku sedang dalam mood yang buruk saat ini. " Veroya terlihat kesal. Hal yang sangat jarang terjadi pada saat dirinya bertemu dengan King.

Alis Griffin terangkat sebelah, menurutnya Veroya saat ini terlihat lain dari biasanya, " Apa yang membuat mood mu jelek? " tanya Griffin penasaran.

" Pagi ini aku mendapatkan lamaran dari seorang pangeran dari kerajaan Belgia. " Veroya mulai bercerita.

" Lalu? Bukankah bagus. Mimpi mu untuk menjadi seorang princess akan segera terwujud kan. " Veroya menggeleng tak setuju.

" Aku tidak ingin menjadi seorang princess, King. Aku ingin menjadi mermaid. " ralat Veroya.

" Yang kemudian menjadi buih demi berkorban untuk pangeran yang tidak mengingatnya? Kau bodoh ya. " ejek Griffin kesal sendiri.

Veroye memberengut, selalu dan selalu dirinya dikatakan bodoh oleh pria satu ini. Padahal berulang kali Veroya mengatakan bahwa dirinya itu sebenarnya pintar, hanya saja memang berpikirnya yang lama karena kecepatan otaknya dalam mengolah informasi tak lebih cepat dari cara jalannya siput.

" Jika kau hanya ingin mengatai ku dan mengejek ku, lebih baik pergi saja sana. Aku malas meladeni mu. "

Tumben...

Begitulah kiranya yang terlintas dalam benak Griffin. Sepertinya permasalahan yang dihadapi Veroya saat ini tidak sesederhana kelihatannya.

" Jika kau tidak mau kan bisa ditolak saja. Apa susahnya coba? " Veroya melirik malas. Hendak kembali menenggak Champagne miliknya, tapi sudah keburu diminum Griffin bahkan langsung dari botolnya.

" Hei.. Kau itu... " Veroya kehabisan kata-kata.

" Tidak semudah yang kau pikir. Mereka keluarga kerajaan. Andai saja aku menolak, aku harus memiliki alasan yang kuat dimana mereka bisa menerima alasan ku tanpa mendebat. " Benar juga. Tidak Griffin sangka jika Veroya cukup pintar membaca situasi.

" Katakan saja kau sudah punya calon sendiri. " Celetuk Griffin.

" Tapi aku tidak punya, King.. Bagaimana kalau mereka menanyakan siapa calon ku? "

" Eh.. Tunggu dulu.. "

" Apa? " Perasaan Griffin tidak enak saat ini. Haruskah dirinya kabur saja, meninggalkan Veroya. Kenapa juga dia tadi menghampiri wanita aneh teman baik saudari kembarnya ini.

" Hehe.. " Dari gelagatnya, bisa dibaca jika saat ini Veroya nampak merencanakan sesuatu yang buruk untuk Griffin.

" Apa? Jangan aneh-aneh, Ve. " Griffin memperingatkan.

" Tidak aneh-aneh kok.. Hanya... Ehmmm, bagaimana jika aku mengatakan kau adalah calon ku. Dengan begitu, pangeran penuh skandal itu akan mundur teratur.. Bagaimana? " Veroya menaik turunkan alisnya.

' Sudah kuduga.. ' batin Griffin.

Episodes
1 Lamaran
2 Sudah ku duga
3 Sepertinya aku sudah gila
4 Menolak lamaran
5 Neraka termanis
6 Seperti soang
7 Tidak salah langkah
8 Mio Tesoro
9 Heran sendiri
10 Kulkas delapan pintu
11 Lagi?
12 Tidak menarik
13 Fokus pada pernikahan
14 Cegil
15 Perjanjian pranikah
16 Beberapa jam lagi
17 Sebelas?
18 Bibir manisnya
19 Ulat bulu burik
20 Kau menyakiti ku
21 Tak akan menunda
22 Kerja malam
23 Canduku
24 Mengibarkan bendera putih
25 Pingin terdampar
26 Dorothy
27 Bantu aku
28 Orang Sableng
29 Ada yang terbakar
30 Kenakalan istri
31 Gemetar
32 Menyukainya
33 Melangkah pergi
34 Rasakan
35 Lebih penting yang mana
36 Cintai diri sendiri
37 Pergi saja
38 Apapun untuk mu
39 Mungkin saja
40 Hampa tanpa mu
41 Jatuh tak cantik
42 Dalam genggaman ku
43 Sentimen
44 Menggoda siapa
45 Acara membosankan
46 Sesuatu yang dia inginkan
47 Masih akan terus
48 Luapkan semuanya
49 Curahan hati
50 Jambakan maut
51 Menepi sejenak
52 Mengisi energi
53 Sakit
54 Kehilangan
55 Pilihan yang sulit
56 Mempertahankan posisinya
57 Pola
58 Permasalahan yang rumit
59 Tertawa bersama
60 Berpisah sementara
61 Wanita penggoda
62 Veroya galau
63 Kabar yang ditunggu
64 Kenzio Hashimura
65 Fayre
66 Berbahagialah dahulu
67 Lawan yang sepadan
68 Transaksi menggiurkan
69 Di tangan yang tepat
70 Merinding geli
71 Mengantarkan kepergiannya
72 Lumayan senasib
73 Tak lebih baik dari ku
74 Neraka mu
75 Lupa sesuatu yang penting
76 Pamitan
77 Derita wanita ular
78 Eksekusi 1
79 Eksekusi 2
80 Nasib ular kadut burik
81 Demi yang tersayang
82 Harapan kecil
83 Datang dan pergi
84 Sunshine
85 Mama itu cacat
86 Wanita penggosip
87 Nyonya Cassano
88 Tidak suka
89 Kesialan pria tua
90 Mulut lemes
91 Cinta?
92 Janji menanti
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Lamaran
2
Sudah ku duga
3
Sepertinya aku sudah gila
4
Menolak lamaran
5
Neraka termanis
6
Seperti soang
7
Tidak salah langkah
8
Mio Tesoro
9
Heran sendiri
10
Kulkas delapan pintu
11
Lagi?
12
Tidak menarik
13
Fokus pada pernikahan
14
Cegil
15
Perjanjian pranikah
16
Beberapa jam lagi
17
Sebelas?
18
Bibir manisnya
19
Ulat bulu burik
20
Kau menyakiti ku
21
Tak akan menunda
22
Kerja malam
23
Canduku
24
Mengibarkan bendera putih
25
Pingin terdampar
26
Dorothy
27
Bantu aku
28
Orang Sableng
29
Ada yang terbakar
30
Kenakalan istri
31
Gemetar
32
Menyukainya
33
Melangkah pergi
34
Rasakan
35
Lebih penting yang mana
36
Cintai diri sendiri
37
Pergi saja
38
Apapun untuk mu
39
Mungkin saja
40
Hampa tanpa mu
41
Jatuh tak cantik
42
Dalam genggaman ku
43
Sentimen
44
Menggoda siapa
45
Acara membosankan
46
Sesuatu yang dia inginkan
47
Masih akan terus
48
Luapkan semuanya
49
Curahan hati
50
Jambakan maut
51
Menepi sejenak
52
Mengisi energi
53
Sakit
54
Kehilangan
55
Pilihan yang sulit
56
Mempertahankan posisinya
57
Pola
58
Permasalahan yang rumit
59
Tertawa bersama
60
Berpisah sementara
61
Wanita penggoda
62
Veroya galau
63
Kabar yang ditunggu
64
Kenzio Hashimura
65
Fayre
66
Berbahagialah dahulu
67
Lawan yang sepadan
68
Transaksi menggiurkan
69
Di tangan yang tepat
70
Merinding geli
71
Mengantarkan kepergiannya
72
Lumayan senasib
73
Tak lebih baik dari ku
74
Neraka mu
75
Lupa sesuatu yang penting
76
Pamitan
77
Derita wanita ular
78
Eksekusi 1
79
Eksekusi 2
80
Nasib ular kadut burik
81
Demi yang tersayang
82
Harapan kecil
83
Datang dan pergi
84
Sunshine
85
Mama itu cacat
86
Wanita penggosip
87
Nyonya Cassano
88
Tidak suka
89
Kesialan pria tua
90
Mulut lemes
91
Cinta?
92
Janji menanti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!