Seperti soang

Ruang keluarga yang biasanya dipenuhi canda dan tawa dari penghuninya, kini berubah menjadi sangat tegang. Kelima orang dewasa yang duduk di ruangan ini tengah diliput perasaan yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Wajah semua orang terlihat tegang, tak terkecuali Griffin yang pada malam ini justru menjadi bintang utamanya.

Griffin duduk tegak di depan pasangan tuan dan nyonya Vogt, siap untuk disidang atas apa yang telah dia sampaikan beberapa waktu yang lalu. Situasi menegangkan seperti ini sudah ratusan kali Griffin lalui. Tapi entah kenapa rasanya malam ini sangat berbeda. Griffin sangat gugup, telapak tangannya mengeluarkan keringat dingin.

" Griffin.. " panggil tuan Vogt. Seketika tubuh griffin langsung menegang seiring dengan namanya yang dipanggil.

" Ya, tuan Vogt. " griffin menelan ludahnya kasar. Dirinya sangat gugup saat ini.

" Sejak kapan? " alis Griffin berkerut tak paham maksud pertanyaan tuan Vogt

" Sejak kapan kalian berhubungan? Bukankah sejak dulu kau selalu menolak putri ku? " tanya tuan Vogt memperjelas.

" Hubungan kami memang masih terbilang baru, tuan Vogt. Tapi untuk pernyataan anda yang mengatakan jika saya selalu menolak Ve, rasanya itu tidak benar.. " Griffin tersenyum ramah, mencoba untuk mengendalikan situasi agar berpihak padanya.

" Saya tidak pernah menolak Ve, baik dulu maupun sebelum kami memiliki hubungan yang serius. Saya hanya menghindari Ve, karena saya memiliki alasan untuk itu. " terang Grifffin.

Veroya yang juga ada di sana dan mendengar ucapan Griffin, dalam hati membenarkan. Jika diingat-ingat lagi, memang Griffin tidak pernah mengatakan jika dia menolak pernyataan cinta dari Veroya. Bagaimana bisa selama ini Veroya tidak sadar, dan menganggap jika Griffin menolak cintanya. Veroya merutuki dirinya yang bodoh ini.

Tuan Vogt tidak serta merta percaya ucapan griffin. Karena itu, tuan Vogt melirik ke arah Veroya. Baru setelah Veroya mengangguk untuk membenarkan penjelasan Griffin, tuan Vogt memilih untuk percaya. Memang dasar Veroya saja yang salah sangka atas tindakan Griffin.

" Kenapa kau menghindari Ve, jika pada akhirnya kalian menjalin kasih? " ganti nyonya Vogt yang bertanya. dirinya cukup penasaran untuk tahu apa yang dirasakan putra teman baiknya itu.

Griffin terkenal memiliki kepribadian yang tertutup. Jadi mumpung ada kesempatan seperti ini, nyonya Vogt berharap bisa mengetahui isi hati Griffin yang sebenarnya terhadap putrinya.

Griffin tersenyum memahami jika sampai nyonya Vogt penasaran pada alasannya, " Yang pertama karena saya awalnya ragu pada perasaan Ve. Dan alasan lainnya, saya masih memiliki beberapa hal yang ingin dicapai. Anda pasti tahu, wasiat yang ditinggal mendiang papa dan granpa saya. "

Keempat anggota keluarga Vogt mengangguk-anggukan kepalanya paham. Tidak salah juga jika Griffin berpikir Veroya tidak serius dengan perasaannya. Terkadang terlalu sering mengatakan jika kita menyukai seseorang justru membuat orang itu ragu. Terlalu gampang mengumbar rasa, sehingga tidak terasa adanya hal yang istimewa di baliknya. Mungkin itu yang Griffin rasakan.

" Sebagai bentuk keseriusan saya dengan pernyataan yang tadi saya buat. Saat ini keluarga besar saya sudah dalam perjalanan ke kota ini untuk melamar Ve.. Besok malam, kami sekeluarga akan datang kemari. " Griffin menginformasikan hal ini agar kedua orang tua gadis yang ada di sebelahnya ini percaya dengan niatnya.

Tuan dan nyonya Vogt tersenyum senang dan bangga. Dalam hati mereka bersorak senang karena keinginan mereka untuk berbesan dengan Nolan dan Ceena bisa terwujud. Sesuatu yang sudah sejak dulu mereka canangkan tapi tidak berani mengutarakan pada anak-anak meraka karena takut menjadi beban.

Awalnya melihat sikap Griffin yang selalu ogah-ogahan setiap berada di dekat Veroya sejak mereka masih kecil, membuat tuan dan nyonya Vogt berkeinginan mewujudkan keinginan mereka ini melalui Furuya dan Fayre. Sayangnya, hubungan keduanya juga tidak terlalu dekat sejak kecil. Fayre terkesan galak dan Furuya yang takut pun enggan mendekati saudari kembar Griffin itu.

Sekarang, keinginan mereka justru bisa terwujud melalui Veroya dan Griffin yang awalnya dipikir sangat mustahil. Tidak ingin mengacaukan mimpi indah mereka untuk berbesan dengan teman baik saat masa pelarian mereka dulu, tuan dan nyonya Vogt langsung setuju jika besok malam akan diadakan prosesi lamaran Griffin untuk Veroya.

" Kami akan mempersiapkan sambutan yang mewah dan meriah untuk anggota keluarga de Niels, besok malam.. Jangan khawatir, King, kalian tidak akan kecewa. " Raut wajah bahagia tergambar jelas di wajah nyonya Vogt. Melihat itu, Veroya tentu saja ikut senang. Tidak sia-sia dia membuang rasa malunya dan memaksa Griffin mau mengikuti kemauannya.

" Terima kasih, nyonya Vogt.. Mohon jangan terlalu berlebihan.. Saya sangat tersanjung mendengar kedatangan keluarga saya disambut dengan baik oleh keluarga Vogt.. " Ucap Griffin sungkan.

" Kalau begitu, saya pamit pulang dulu, tuan dan nyonya Vogt.. Sudah sangat malam, dan saya juga perlu menyambut keluarga saya yang mungkin akan segera tiba di hotel tempat saya menginap. " Pamit Griffin. Dilihat nya memang ini sudah hampir jam sepuluh malam.

" Tentu saja, King.. Hati-hati di jalan ya.. " Tuan Vogt dan istrinya berdiri untuk mengantar Griffin.

Namun semua itu urung karena Veroya lebih dulu menyerobot niat kedua orang tuanya, " Biar Ve saja yang antar King ke depan, ma, pa. " Tuan dan nyonya Vogt mengangguk. Anggap saja memberi waktu sepasang kekasih itu.

Veroya terlihat malu-malu saat mengantarkan Griffin sampai ke mobil milik pria ini yang terparkir di depan mansion Vogt. Veroya berharap, ada adegan kissing atau hugging sebelum Griffin pergi. Namun yang ditunggu-tunggu oleh Veroya tak kunjung datang. Griffin dengan santainya malah langsung masuk ke dalam kursi kemudi. Veroya sampai menganga tak percaya. Ternyata, Griffin masih sedingin dan sekaku itu padahal mereka akan segera menikah.

Veroya menghentakkan kakinya lantaran kesal, Griffin sama sekali tidak peka maksudnya. Hal ini memancing Griffin untuk bertanya, apa gerangan yang membuat calon istrinya ini tantrum. Padahal sedari tadi, gigi calon istrinya itu sudah pasti kekeringan karena terlalu banyak tersenyum.

" Kau kenapa?? Lekas masuk sana!! Aku mau pulang. " Ucap Griffin tega sekali, menghancurkan angan Veroya.

" Kau itu kaku sekali.. Kalau sepasang kekasih akan berpisah seperti ini biasa ada adegan kiss dulu, atau minimal hug lah.. " Protes Veroya blak-blakan.

" Itu kan kalau sepasang kekasih, Ve.. Lah kita kan bukan. " Griffin menimpali ucapan Veroya dengan kata-kata yang seakan menampar Veroya.

" Hei.. Jika kita bukan sepasang kekasih lalu apa?? " Veroya sudah berkacak pinggang menatap marah Griffin.

" Hubungan kita baru dimulai saat pemberkatan pernikahan terjadi.. Jadi nanti saja angan mu itu aku wujudkan.. Sekarang masuk sana aku mau pulang.. "

Brrrooommmmmmm.....

Tanpa menunggu tanggapan Veroya, mobil yang Griffin kendarai melesat begitu saja meninggalkan gadis itu.

Tindakan Griffin itu membuat Veroya kesal setengah mati. Ditambah lagi suara tawa menggelegar di belakangnya, yang sepertinya senang sekali melihatnya diabaikan oleh Griffin tadi.

BWAAHAAHAHAHAHAHA...

" Kau berharap apa Ve?? Pria kaku dan dingin macam Griffin tidak mungkin main sosor begitu saja.. " Furuya tergelak.

" Jangan samakan dia dengan mu, yang seperti soang itu.. Sosor sana sini... "

HAHAHAHAHAHAHAHA...

" DIAM KAU, FU.. " Veroya yang kesal langsung berlari menerjang saudara kembarnya itu. Keduanya akhirnya saling kejar-kejaran di halaman depan mansion Vogt.

Episodes
1 Lamaran
2 Sudah ku duga
3 Sepertinya aku sudah gila
4 Menolak lamaran
5 Neraka termanis
6 Seperti soang
7 Tidak salah langkah
8 Mio Tesoro
9 Heran sendiri
10 Kulkas delapan pintu
11 Lagi?
12 Tidak menarik
13 Fokus pada pernikahan
14 Cegil
15 Perjanjian pranikah
16 Beberapa jam lagi
17 Sebelas?
18 Bibir manisnya
19 Ulat bulu burik
20 Kau menyakiti ku
21 Tak akan menunda
22 Kerja malam
23 Canduku
24 Mengibarkan bendera putih
25 Pingin terdampar
26 Dorothy
27 Bantu aku
28 Orang Sableng
29 Ada yang terbakar
30 Kenakalan istri
31 Gemetar
32 Menyukainya
33 Melangkah pergi
34 Rasakan
35 Lebih penting yang mana
36 Cintai diri sendiri
37 Pergi saja
38 Apapun untuk mu
39 Mungkin saja
40 Hampa tanpa mu
41 Jatuh tak cantik
42 Dalam genggaman ku
43 Sentimen
44 Menggoda siapa
45 Acara membosankan
46 Sesuatu yang dia inginkan
47 Masih akan terus
48 Luapkan semuanya
49 Curahan hati
50 Jambakan maut
51 Menepi sejenak
52 Mengisi energi
53 Sakit
54 Kehilangan
55 Pilihan yang sulit
56 Mempertahankan posisinya
57 Pola
58 Permasalahan yang rumit
59 Tertawa bersama
60 Berpisah sementara
61 Wanita penggoda
62 Veroya galau
63 Kabar yang ditunggu
64 Kenzio Hashimura
65 Fayre
66 Berbahagialah dahulu
67 Lawan yang sepadan
68 Transaksi menggiurkan
69 Di tangan yang tepat
70 Merinding geli
71 Mengantarkan kepergiannya
72 Lumayan senasib
73 Tak lebih baik dari ku
74 Neraka mu
75 Lupa sesuatu yang penting
76 Pamitan
77 Derita wanita ular
78 Eksekusi 1
79 Eksekusi 2
80 Nasib ular kadut burik
81 Demi yang tersayang
82 Harapan kecil
83 Datang dan pergi
84 Sunshine
85 Mama itu cacat
86 Wanita penggosip
87 Nyonya Cassano
88 Tidak suka
89 Kesialan pria tua
90 Mulut lemes
91 Cinta?
92 Janji menanti
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Lamaran
2
Sudah ku duga
3
Sepertinya aku sudah gila
4
Menolak lamaran
5
Neraka termanis
6
Seperti soang
7
Tidak salah langkah
8
Mio Tesoro
9
Heran sendiri
10
Kulkas delapan pintu
11
Lagi?
12
Tidak menarik
13
Fokus pada pernikahan
14
Cegil
15
Perjanjian pranikah
16
Beberapa jam lagi
17
Sebelas?
18
Bibir manisnya
19
Ulat bulu burik
20
Kau menyakiti ku
21
Tak akan menunda
22
Kerja malam
23
Canduku
24
Mengibarkan bendera putih
25
Pingin terdampar
26
Dorothy
27
Bantu aku
28
Orang Sableng
29
Ada yang terbakar
30
Kenakalan istri
31
Gemetar
32
Menyukainya
33
Melangkah pergi
34
Rasakan
35
Lebih penting yang mana
36
Cintai diri sendiri
37
Pergi saja
38
Apapun untuk mu
39
Mungkin saja
40
Hampa tanpa mu
41
Jatuh tak cantik
42
Dalam genggaman ku
43
Sentimen
44
Menggoda siapa
45
Acara membosankan
46
Sesuatu yang dia inginkan
47
Masih akan terus
48
Luapkan semuanya
49
Curahan hati
50
Jambakan maut
51
Menepi sejenak
52
Mengisi energi
53
Sakit
54
Kehilangan
55
Pilihan yang sulit
56
Mempertahankan posisinya
57
Pola
58
Permasalahan yang rumit
59
Tertawa bersama
60
Berpisah sementara
61
Wanita penggoda
62
Veroya galau
63
Kabar yang ditunggu
64
Kenzio Hashimura
65
Fayre
66
Berbahagialah dahulu
67
Lawan yang sepadan
68
Transaksi menggiurkan
69
Di tangan yang tepat
70
Merinding geli
71
Mengantarkan kepergiannya
72
Lumayan senasib
73
Tak lebih baik dari ku
74
Neraka mu
75
Lupa sesuatu yang penting
76
Pamitan
77
Derita wanita ular
78
Eksekusi 1
79
Eksekusi 2
80
Nasib ular kadut burik
81
Demi yang tersayang
82
Harapan kecil
83
Datang dan pergi
84
Sunshine
85
Mama itu cacat
86
Wanita penggosip
87
Nyonya Cassano
88
Tidak suka
89
Kesialan pria tua
90
Mulut lemes
91
Cinta?
92
Janji menanti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!