Lahirnya Seorang Pendekar Pembela Kebenaran

Warok kendil yang melihat pemandangan yang luar biasa dihadapannya dengan cepat menotok tubuh Sekar lalu membopongnya untuk kembali ke desa karena waktu mereka tidak banyak sedangkan Sekar dari mulutnya keluar cacian karena tangan warok kendil meremas dengan kasar gunung kembarnya yang terbuka.

tiba-tiba ditempat itu terdengar suara bayi yang sangat lantang dan sepertinya sang bayi punya firasat ibunya sedang menghadapi masalah yang besar.

Sekar yang melihat hal itu langsung berkata,"tuan jangan sakiti anakku...aku akan melakukan apapun asalkan anakku selamat..."ucap Sekar dengan air mata yang jatuh berlinang di pipinya.

"hahahahahaha kau sendiri yang meminta kalau pelayananmu tidak enak akan aku belah anakmu. Kau boleh menggendongnya!"ucap warok kendil lalu melepaskan totokan ditubuh Sekar dan Sekar langsung merapikan pakaiannya yang tersingkap lalu mendekap Yuda dalam pelukannya lalu berjalan pulang kerumahnya.

Sesampainya mereka disana, Sekar sudah melihat suaminya sudah tergeletak kaku dengan tubuh membiru.

Sekar hendak berlari memeluk suaminya tapi dengan cepat warok kendil langsung mencegahnya dan merebut anaknya itu.

"masuk kedalam....!"perintahnya dengan golok yang melintang dileher sang bayi.

Sekar yang tidak dapat berbuat apa-apa hanya bisa pasrah, dengan berlinang air mata dia menuruti kemauan warok kendil lalu warok kendil menutup pintu tersebut.

Sambil duduk diatas balai-balai bambu, kendil memerintahkan Sekar untuk berdiri dihadapannya.

"buka pakaianmu...!"perintah warok kendil sambil terus melintangkan golok dileher sang bayi yang terus menangis.

Dengan terpaksa Sekar menuruti permintaan warok kendil.

Kancing demi kancing dibukanya lalu pakaiannya dicampakkan dilantai, kedua tangannya menutupi sepasang gunung kembarnya yang bagus dari tatapan warok kendil yang seakan-akan hendak menelannya hidup-hidup.

"sekarang buka celanamu!!!"perintah warok kendil kembali.

Sekar pun menuruti keinginan warok kendil sehingga tubuhnya kini tidak tertutup selembar benangpun juga dan membuat warok kendil menelan ludah beberapa kali lalu meletakkan bayi tersebut diatas balai-balai lalu menghampiri Sekar dan tangannya menggerayangi seluruh tubuh Sekar dan setelah membaringkan Sekar, warok kendil menggagahi tubuh Sekar dengan kasar hanya air mata yang terus bergulir dipipinya yang cantik lalu setelah selesai dia menotok tubuh Sekar lalu memanggil kedua saudaranya untuk menikmati tubuh Sekar.

Warok Cakil dan warok singkil yang melihat tubuh Sekar begitu bagus langsung meloloskan celananya dan menggagahi tubuh Sekar bergantian yang membuat Sekar semakin kesakitan pada bagian tubuhnya itu dan membuat Sekar pingsan karena terus digagahi bergantian.

Setelah selesai mereka berkata kepada kendil,"mau kita apakan perempuan ini?"tanya warok Cakil.

"kita bunuh saja kakang agar tidak muncul masalah dikemudian hari!"ucap warok kendil.

"hahahahahaha aku suka pemikiranmu kendil. Sekalian saja mayat suaminya kita bakar hahahaha"ucapnya lalu memerintahkan anggotanya untuk menggotong mayat Gatot dan dilemparkan disebelah Sekar yang masih pingsan.

Mereka melemparkan obor api keatas rumah yang masih terbuat dari kayu yang mudah terbakar dan tidak lama kemudian api yang besar membakar rumah tersebut.

"ayo kakang kita tinggalkan tempat ini!"ajak kendil.

Mereka semua mulai meninggalkan desa tersebut tanpa mereka ketahui sesosok tubuh melesat masuk kedalam rumah yang terbakar dan mengambil bayi yang terus menangis dan sedikit saja dia terlambat memberikan pertolongan sepotong kayu yang dilamur api jatuh tepat diatas tempat bayi tersebut diletakkan.

Sosok itu menatap sekilas kepada dua orang yang sudah terbakar hangus lalu melesat pergi meninggalkan tempat itu sambil menggendong sang bayi yang terus menerus menangis tiada henti seakan-akan menangisi kepergian kedua orang tuanya untuk selama-lamanya.

***

Seorang pemuda bertelanjang dada yang berwajah sangat tampan bergerak cepat dengan pedang kayu ditangannya.

Dia memainkan jurus pedang yang sangat hebat sehingga setiap gerakannya menghasilkan angin deras yang memerihkan kulit.

"Yuda percepat lagi gerakanmu jangan seperti perempuan. Gunakan tenaga dalammu hancurkan pohon itu dengan pedang kayu itu!"perintahnya.

"baik eyang...!"ucap Yuda lalu mengebutkan pedang kayu ditangannya dan melipatgandakan tenaga dalamnya lalu dengan sekali hentak dia mengayunkan pedang tersebut dengan jurus pedang sakti menghancurkan angkara sehingga muncul cahaya perak menghiasi pedang kayu tersebut dan pohon yang dihantamnya hancur lebur berkeping-keping.

"hehehehehe bagus edan....jurus pedang sakti menghancurkan angkara sudah kau kuasai dengan sempurna sekarang tahan seranganku ini!"ucap sang eyang dengan lengannya berubah warna menjadi keperakan dan memaparkan hawa panas maha dahsyat.

"e...eyang...apakah kau hendak membunuhku dengan pukulan lahar perak itu?"tanya Yuda.

"kalau kau tidak mau mati konyol bergegaslah tahan seranganku ini!"perintahnya.

Yuda tidak mau berdiam diri, dia melipatgandakan tenaga dalamnya sampai maksimal lalu tubuhnya berputar sehingga menimbulkan deru topan yang dahsyat lalu dari dalam putaran topan tersebut dia melesat keluar lalu mengibaskan tangannya saat sang guru sudah melesatkan pukulannya kearahnya.

Cahaya keperakan berkiblat ke arah Yuda dan Yuda dengan kecepatan kilat mengibaskan deru topan dahsyat itu menyongsong pukulan sang guru.

"bummmmm....."ledakan dahsyat terdengar ditempat itu.

Tubuh Yuda terlempar lima langkah kebelakang dan memuntahkan darah segar sedangkan tubuh sang guru kakinya melesak kedalam tanah sampai sebatas pahanya dan dadanya berdenyut sakit lalu dari mulutnya keluar muntahan darah juga.

Dengan cepat sang guru melesat keatas dan duduk bersila menyalurkan tenaga dalamnya dan hawa murninya untuk menyembuhkan tubuhnya sedangkan Yuda sudah selesai menyembuhkan dirinya lalu menghampiri sang guru dan membantu menyalurkan hawa saktinya ke tubuh sang guru.

"cukup Yuda tarik kembali tenaga dalammu, eyang sudah tidak apa-apa"ucapnya dan Yuda menuruti permintaan gurunya.

"bagus...bagus...Yuda tidak sembarang orang bisa menahan ajian lahar perak itu dan kau berhasil menahannya. sekarang bersihkan dirimu dan setelah itu temui guru ditempat guru bersemedi!"perintah sang guru.

"sekarang atau nanti..."ucap Yuda.

"sekarang edan atau mau ke ketok kepalamu dengan tongkat ini hehehehehe"ucap sang eyang.

"ampun...ampun eyang...iya aku pergi sekarang..."ucap Yuda lalu berkelebat pergi meninggalkan sang guru.

Setelah selesai membersihkan dirinya Yuda menemui sang eyang yang telah merawatnya sejak bayi serta mengajarkan berbagai ilmu kesaktian kepadanya.

"salam hormatku eyang..."ucap Yuda dan sang guru membuka matanya dan tersenyum lalu berkata,"duduklah dihadapan eyang Yuda!"ucapnya dan Yuda pun mengikuti apa yang diperintahkan sang guru.

"Yuda berapa umurmu sekarang?"tanya eyang.

"hmmmm....berapa ya?sepuluh tahun kali eyang...."ucap Yuda sambil senyum-senyum.

"tidak usah berlaku edan didepan eyang Yuda nanti telingamu eyang pindahkan ke pantat mau?"ancam sang eyang.

Yuda langsung mendekap kedua telinganya dan berkata,"ampun eyang nanti bagaimana saya buang air..."ucap Yuda dan sang eyang senyum-senyum sendiri.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

Sekedar saran Thor🙏, klo awal kalimat, paragraf alinea pakai huruf besar.

2024-12-15

0

Call Me Dick

Call Me Dick

terima kasih atas saran dan koreksinya yang membangun🙏

2025-02-14

0

Doni Gunawan

Doni Gunawan

lanjutkan

2025-02-15

0

lihat semua
Episodes
1 Yuda Laksana
2 Lahirnya Seorang Pendekar Pembela Kebenaran
3 Pedang Naga Bumi
4 Yuda Edan
5 Mawar
6 Keterangan si Parut
7 Pertarungan Yuda dan Warok Kendil
8 Membuka Tabir Gelap Masa Lalu
9 Kematian Warok Kendil
10 Asmara Dua Insan
11 Yuda menyelamatkan perempuan yang tertawan
12 Formasi Tarian Iblis
13 Tameng Hijau Naga Bumi
14 Akhir Riwayat Gerombolan Karang Lintang
15 Perpisahan
16 Bayu & Mayangsari
17 Prakoso
18 Janji Yang Terkoyakkan
19 Kehamilan Mayangsari
20 Pertolongan Yuda
21 Pertarungan Yuda Dan Prakoso
22 Gerombolan Kelabang Biru
23 Sri Wulandari
24 Lembah Kesengsaraan Teluk Beting
25 Pertarungan Di Dasar Lembah
26 Kematian Raja Pisau Terbang
27 Ratu Rajawali Sesat
28 Yuda Terluka
29 Ki Merak Merah
30 Kembali Ke Lembah Kesengsaraan
31 Kematian Wulan
32 Setan Tuak
33 Pertolongan Yuda Kepada Ki Merak Merah
34 Biksu Dewa Salju
35 Ilmu Pelepas Raga
36 Gerombolan Setan Merah
37 Yuda Menolong Kuku Setan
38 Kekacauan Di Markas Setan Merah
39 Pertarungan Yuda Dan Sang Ketua
40 Kenanga Cantika
41 Perjalanan Ke Pulau Es
42 Ilmu Hamparan Salju
43 Kerajaan Di Dalam Laut
44 Yuda Menerobos Istana Setan Merah
45 Pukulan Tapak Merapi
46 Yuda Berhadapan Kembali Dengan Ketua Setan Merah
47 Matinya Sang Ketua Setan Merah dan Bubarnya Gerombolan Setan Merah
48 Kemunculan Ratu Laut Samudera Biru
49 Setan Kencing
50 Kenanga Diangkat Menjadi Murid Eyang Tapak Merapi
51 Dewa Tuak Kahyangan
52 Pendekar Empat Pedang Dari Utara
53 Naga Merah Bijaksana
54 Kiai Begawan Suci
55 Ratu Kerajaan Samudera Biru
56 Sri Ajeng Pameswari
57 Ratu Ular Iblis
58 Harimau Dewa Berbulu Salju
59 Kesembuhan Sang Puteri
60 Mata Naga Samudera Biru
61 Yuda Menolong Sekar Asih
62 Desa Rindangjati
63 Raden Jaya Gledek
64 Kedatangan Puteri Sri Intan Cakrabuwana
65 Pesan Rahasia
66 Kematian Iblis Tangan Sesat
67 Asmara Dua Insan
68 Keris Naga Sasra Dirampas
69 Tekad Raden Jaya Gledek
70 Penolong Merah
71 Naga Merah
72 Kematian Sekar Asih Dan Akhir Sebuah Kisah
73 Lembah Putus Cinta
74 Empat Jurus Pedang Cinta
75 Penculikan Sang Pengantin
76 Pertarungan Di Sungai Kates Blewah
77 Penyekapan Dewi
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Yuda Laksana
2
Lahirnya Seorang Pendekar Pembela Kebenaran
3
Pedang Naga Bumi
4
Yuda Edan
5
Mawar
6
Keterangan si Parut
7
Pertarungan Yuda dan Warok Kendil
8
Membuka Tabir Gelap Masa Lalu
9
Kematian Warok Kendil
10
Asmara Dua Insan
11
Yuda menyelamatkan perempuan yang tertawan
12
Formasi Tarian Iblis
13
Tameng Hijau Naga Bumi
14
Akhir Riwayat Gerombolan Karang Lintang
15
Perpisahan
16
Bayu & Mayangsari
17
Prakoso
18
Janji Yang Terkoyakkan
19
Kehamilan Mayangsari
20
Pertolongan Yuda
21
Pertarungan Yuda Dan Prakoso
22
Gerombolan Kelabang Biru
23
Sri Wulandari
24
Lembah Kesengsaraan Teluk Beting
25
Pertarungan Di Dasar Lembah
26
Kematian Raja Pisau Terbang
27
Ratu Rajawali Sesat
28
Yuda Terluka
29
Ki Merak Merah
30
Kembali Ke Lembah Kesengsaraan
31
Kematian Wulan
32
Setan Tuak
33
Pertolongan Yuda Kepada Ki Merak Merah
34
Biksu Dewa Salju
35
Ilmu Pelepas Raga
36
Gerombolan Setan Merah
37
Yuda Menolong Kuku Setan
38
Kekacauan Di Markas Setan Merah
39
Pertarungan Yuda Dan Sang Ketua
40
Kenanga Cantika
41
Perjalanan Ke Pulau Es
42
Ilmu Hamparan Salju
43
Kerajaan Di Dalam Laut
44
Yuda Menerobos Istana Setan Merah
45
Pukulan Tapak Merapi
46
Yuda Berhadapan Kembali Dengan Ketua Setan Merah
47
Matinya Sang Ketua Setan Merah dan Bubarnya Gerombolan Setan Merah
48
Kemunculan Ratu Laut Samudera Biru
49
Setan Kencing
50
Kenanga Diangkat Menjadi Murid Eyang Tapak Merapi
51
Dewa Tuak Kahyangan
52
Pendekar Empat Pedang Dari Utara
53
Naga Merah Bijaksana
54
Kiai Begawan Suci
55
Ratu Kerajaan Samudera Biru
56
Sri Ajeng Pameswari
57
Ratu Ular Iblis
58
Harimau Dewa Berbulu Salju
59
Kesembuhan Sang Puteri
60
Mata Naga Samudera Biru
61
Yuda Menolong Sekar Asih
62
Desa Rindangjati
63
Raden Jaya Gledek
64
Kedatangan Puteri Sri Intan Cakrabuwana
65
Pesan Rahasia
66
Kematian Iblis Tangan Sesat
67
Asmara Dua Insan
68
Keris Naga Sasra Dirampas
69
Tekad Raden Jaya Gledek
70
Penolong Merah
71
Naga Merah
72
Kematian Sekar Asih Dan Akhir Sebuah Kisah
73
Lembah Putus Cinta
74
Empat Jurus Pedang Cinta
75
Penculikan Sang Pengantin
76
Pertarungan Di Sungai Kates Blewah
77
Penyekapan Dewi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!