Yuda Edan

"Pedang naga bumi kembalilah!"ucap Yuda dan tiba-tiba pedang yang sedang digenggamnya itu raib dari tangannya.

"Yuda Laksana mulai hari ini kau kuburlah nama yang diberikan orang tuamu dan kenalkan dirimu sebagai Yuda Edan kepada setiap lawan yang menanyakan namamu dan kenakanlah pakaian ini untuk selalu mengingatkan dirimu untuk selalu berjalan dalam golongan putih dan menolong setiap orang yang membutuhkan pertolonganmu dimanapun dirimu berada. Apakah engkau sudah mengerti edan?"tanya eyang braja.

"mengerti eyang, Yuda akan selalu ingat dengan semua pesan yang eyang sampaikan kepada Yuda dan percayalah Yuda tidak akan pernah mempermalukan nama eyang"ucap Yuda.

"bagus Yuda eyang percaya kepadamu, sekarang kau boleh turun dari gunung Bromo ini mengikuti takdir langkahmu sebagai seorang pendekar hanya saran eyang lebih baik kau sambangi lebih dahulu makam kedua orang tuamu di pekuburan desa Mulya Rimbun lalu setelah itu kau tumpaslah para gerombolan karang lintang itu yang semakin hari semakin meresahkan bagi dunia persilatan dan simpanlah sebagian uang ini untuk bekalmu dijalan!"ucap sang eyang.

"terima kasih eyang ijinkan Yuda memeluk guru sebelum Yuda turun dari gunung ini!"ucap Yuda dan eyang braja mengangguk memperbolehkan Yuda untuk memeluknya.

Yuda tidak kuasa membendung air mata yang tumpah lalu memeluk orang tua itu yang bagi Yuda bukan hanya sebagai guru tapi sudah merupakan pengganti kedua orang tuanya karena eyang brajalah yang sudah merawatnya sejak dari bayi.

Eyang braja pun tidak kuasa menahan air matanya lalu memeluk tubuh Yuda dengan erat yang sudah dianggapnya sebagai anak sendiri itu.

"eyang jaga diri eyang baik-baik, Yuda pergi...terima kasih buat semua yang eyang berikan kepada Yuda"ucapnya lalu melepaskan pelukannya.

Setelah memberikan penghormatan, Yuda melesat pergi dengan membawa pakaian yang diberikan oleh gurunya itu.

***

Seorang pemuda berpakaian putih-putih berwajah tampan berambut gondrong melangkah seenaknya ditengah matahari yang sedang bersinar terik itu sambil bersiul-siul.

Pemuda tampan itu memasuki sebuah gapura desa yang bertuliskan desa Mulya Rimbun.

Dia melangkahkan kakinya memasuki desa tersebut lalu berkata,"kenapa desa ini begitu sunyi kenapa tidak ada seorangpun yang bisa aku tanyakan dimana letak pekuburan desa"ucapnya.

Tidak lama kemudian dia melihat seorang tua dengan memanggul sebuah cangkul dibahunya melangkah menuju ke arahnya.

"sampurasun Ki"ucap Yuda.

"Rampes apa yang bisa aki bantu nak?"ucap kakek tersebut.

"maafkan aku kek yang sudah mengganggumu, aku hanya ingin bertanya dimana letak pekuburan didesa ini?"tanya Yuda.

Orang tua itu memandang Surya dari kaki sampai kepala lalu berkata,"aki lihat kisanak bukan orang sini buat apa kisanak menanyakan letak pekuburan desa ini?dan makam siapa yang kau cari?"tanyanya.

"makam orang tua saya Ki yang sudah puluhan tahun dimakamkan Gatot laksana dan Sekar"ucap Yuda.

"Gatot laksana?bukankah dia adalah kepala desa yang menjadi korban keganasan gerombolan karang lintang?"tanya orang tua itu.

"iya Ki dia adalah orang tua saya dan saya ingin menyambangi makam mereka!"ucap Yuda.

"apakah kamu Yuda?"tanya orang tua itu.

"benar kek..."ucap Yuda.

"mari aki antarkan kisanak ke makam kedua orang tuamu!"ucapnya.

Yuda dan orang tua itu mulai memasuki makam desa yang bisa dibilang tidak terurus itu dan orang tua itu mengantarkan Yuda ke makam yang berdampingan tapi nisannya sudah lapuk dimakan jaman dan dipenuhi oleh rerumputan yang sudah meninggi.

"nak Yuda tunggu disini biar aki rapikan malam ini!"ucapnya lalu dengan cekatan dia mencabuti rumput-rumput tersebut dan dalam waktu singkat kuburan itu sudah rapi kembali.

Yuda memberikan dua keping uang emas kepada orang tua itu dengan pesan agar dia bisa mengurus makam kedua orang tuanya dengan baik saat dia tidak berada disini dan kelak akan kembali untuk memberikan kembali uang jasa pekerjaan orang tua itu.

"aki namanya siapa?"tanya Yuda.

"kisanak bisa memanggilku Ki Cepot karena memang aku yang bertugas untuk mengurus makam-makam yang ada disini!"ucap Ki Cepot.

"oh iya Ki dimana aku bisa mendapatkan kembang untuk saya taburkan dimalam ini?"tanya Yuda.

"nak Yuda tenang saja nanti aki yang akan Carikan untukmu!"ucap Ki Cepot.

"terima kasih Ki saya sangat menghargai usaha Ki Cepot dan saya ingin disini dulu untuk menemani kedua orang tua saya"ucapnya.

"baiklah nak aki akan segera kembali untuk membawakan kembang tabur untuk makam ini!"ucapnya lalu berlalu dari tempat itu.

Yuda bersimpuh dimakam kedua orang tuanya lalu berkata,"ayah...ibu...ini Yuda datang menyambangi kalian...maafkan Yuda yang baru kali ini bisa datang mengunjungi kalian"ucap Yuda yang tanpa terasa air mata sudah menggenangi pipinya itu.

"Yuda berjanji akan membalaskan segala sakit hati kalian kepada orang-orang jahat itu agar ayah dan ibu bisa beristirahat dengan tenang"ucap Yuda lalu Yuda hening memanjatkan doa untuk kedua orang tuanya itu.

Tiba-tiba dia mendengar suara terisak dari sebelah kanannya dan dia melihat seorang wanita berkulit putih, berparas cantik dan menyandang pedang sedang menangis terisak disebuah makam yang masih baru.

Yuda berdiri dan menghampiri perempuan yang sedang menangis itu lalu berkata,"maafkan aku mengganggumu nona bolehkah aku tahu kuburan siapa yang sedang kau tangisi ini?"tanya Yuda.

Perempuan cantik itu menatap Yuda dari ujung kaki sampai kepala dan ada getaran dihatinya melihat ketampanan pemuda dihadapannya itu lalu berkata,"siapa kamu?dan kenapa mencampuri urusanku?"ucapnya ketus.

"namaku Yuda nona dan aku tidak bermaksud untuk mencampuri urusanmu karena aku hanya berpikir mungkin ada yang bisa aku bantu untuk meredakan kepedihanmu"ucap Yuda.

"tidak usah aku tidak mau dikasihani oleh siapapun juga termasuk dirimu!"ucap perempuan itu.

"baiklah maafkan aku..."ucap Yuda lalu membalikkan badannya dan hendak pergi dari tempat itu.

baru dua langkah dia berjalan perempuan itu berseru,"ini makam ibuku...!"ucapnya singkat dan membuat Yuda berbalik menoleh kepada perempuan itu.

"siapa namamu nona?"yang Yuda.

"namaku mawar..."ucapnya singkat.

"aku lihat kuburan ini sudah sangat lama mawar. Ada apa dengan ibumu?"tanya Yuda.

"aku bertemu ibu terakhir kali saat tiga tahun lalu saat aku pergi ke gunung sumbing untuk berguru dengan resi Sukma jagat dan ibu tidak apa-apa saat aku pergi waktu itu lalu setelah aku kembali rumah yang pernah aku tempati sudah kosong dan tidak berpenghuni sejak lama. Aku coba menghampiri tetangga disebelah rumahku itu.

Dari keterangan para penduduk menyampaikan bahwa setelah kepergian ku dua bulan ibu yang sedang demam terjatuh dari tempat tidur dan langsung tidak bernyawa lagi.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Dadang Eliz

Dadang Eliz

gak naxa nama si aki gt.. basa-basi krn dah bersedia bantu

2025-01-20

0

anggita

anggita

Like👍 buat Yuda Edan. iklan☝☝untuk author novel silat lokal.

2024-12-15

0

Doni Gunawan

Doni Gunawan

selanjutnya

2025-02-15

0

lihat semua
Episodes
1 Yuda Laksana
2 Lahirnya Seorang Pendekar Pembela Kebenaran
3 Pedang Naga Bumi
4 Yuda Edan
5 Mawar
6 Keterangan si Parut
7 Pertarungan Yuda dan Warok Kendil
8 Membuka Tabir Gelap Masa Lalu
9 Kematian Warok Kendil
10 Asmara Dua Insan
11 Yuda menyelamatkan perempuan yang tertawan
12 Formasi Tarian Iblis
13 Tameng Hijau Naga Bumi
14 Akhir Riwayat Gerombolan Karang Lintang
15 Perpisahan
16 Bayu & Mayangsari
17 Prakoso
18 Janji Yang Terkoyakkan
19 Kehamilan Mayangsari
20 Pertolongan Yuda
21 Pertarungan Yuda Dan Prakoso
22 Gerombolan Kelabang Biru
23 Sri Wulandari
24 Lembah Kesengsaraan Teluk Beting
25 Pertarungan Di Dasar Lembah
26 Kematian Raja Pisau Terbang
27 Ratu Rajawali Sesat
28 Yuda Terluka
29 Ki Merak Merah
30 Kembali Ke Lembah Kesengsaraan
31 Kematian Wulan
32 Setan Tuak
33 Pertolongan Yuda Kepada Ki Merak Merah
34 Biksu Dewa Salju
35 Ilmu Pelepas Raga
36 Gerombolan Setan Merah
37 Yuda Menolong Kuku Setan
38 Kekacauan Di Markas Setan Merah
39 Pertarungan Yuda Dan Sang Ketua
40 Kenanga Cantika
41 Perjalanan Ke Pulau Es
42 Ilmu Hamparan Salju
43 Kerajaan Di Dalam Laut
44 Yuda Menerobos Istana Setan Merah
45 Pukulan Tapak Merapi
46 Yuda Berhadapan Kembali Dengan Ketua Setan Merah
47 Matinya Sang Ketua Setan Merah dan Bubarnya Gerombolan Setan Merah
48 Kemunculan Ratu Laut Samudera Biru
49 Setan Kencing
50 Kenanga Diangkat Menjadi Murid Eyang Tapak Merapi
51 Dewa Tuak Kahyangan
52 Pendekar Empat Pedang Dari Utara
53 Naga Merah Bijaksana
54 Kiai Begawan Suci
55 Ratu Kerajaan Samudera Biru
56 Sri Ajeng Pameswari
57 Ratu Ular Iblis
58 Harimau Dewa Berbulu Salju
59 Kesembuhan Sang Puteri
60 Mata Naga Samudera Biru
61 Yuda Menolong Sekar Asih
62 Desa Rindangjati
63 Raden Jaya Gledek
64 Kedatangan Puteri Sri Intan Cakrabuwana
65 Pesan Rahasia
66 Kematian Iblis Tangan Sesat
67 Asmara Dua Insan
68 Keris Naga Sasra Dirampas
69 Tekad Raden Jaya Gledek
70 Penolong Merah
71 Naga Merah
72 Kematian Sekar Asih Dan Akhir Sebuah Kisah
73 Lembah Putus Cinta
74 Empat Jurus Pedang Cinta
75 Penculikan Sang Pengantin
76 Pertarungan Di Sungai Kates Blewah
77 Penyekapan Dewi
78 Kematian Bergawa Ireng
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Yuda Laksana
2
Lahirnya Seorang Pendekar Pembela Kebenaran
3
Pedang Naga Bumi
4
Yuda Edan
5
Mawar
6
Keterangan si Parut
7
Pertarungan Yuda dan Warok Kendil
8
Membuka Tabir Gelap Masa Lalu
9
Kematian Warok Kendil
10
Asmara Dua Insan
11
Yuda menyelamatkan perempuan yang tertawan
12
Formasi Tarian Iblis
13
Tameng Hijau Naga Bumi
14
Akhir Riwayat Gerombolan Karang Lintang
15
Perpisahan
16
Bayu & Mayangsari
17
Prakoso
18
Janji Yang Terkoyakkan
19
Kehamilan Mayangsari
20
Pertolongan Yuda
21
Pertarungan Yuda Dan Prakoso
22
Gerombolan Kelabang Biru
23
Sri Wulandari
24
Lembah Kesengsaraan Teluk Beting
25
Pertarungan Di Dasar Lembah
26
Kematian Raja Pisau Terbang
27
Ratu Rajawali Sesat
28
Yuda Terluka
29
Ki Merak Merah
30
Kembali Ke Lembah Kesengsaraan
31
Kematian Wulan
32
Setan Tuak
33
Pertolongan Yuda Kepada Ki Merak Merah
34
Biksu Dewa Salju
35
Ilmu Pelepas Raga
36
Gerombolan Setan Merah
37
Yuda Menolong Kuku Setan
38
Kekacauan Di Markas Setan Merah
39
Pertarungan Yuda Dan Sang Ketua
40
Kenanga Cantika
41
Perjalanan Ke Pulau Es
42
Ilmu Hamparan Salju
43
Kerajaan Di Dalam Laut
44
Yuda Menerobos Istana Setan Merah
45
Pukulan Tapak Merapi
46
Yuda Berhadapan Kembali Dengan Ketua Setan Merah
47
Matinya Sang Ketua Setan Merah dan Bubarnya Gerombolan Setan Merah
48
Kemunculan Ratu Laut Samudera Biru
49
Setan Kencing
50
Kenanga Diangkat Menjadi Murid Eyang Tapak Merapi
51
Dewa Tuak Kahyangan
52
Pendekar Empat Pedang Dari Utara
53
Naga Merah Bijaksana
54
Kiai Begawan Suci
55
Ratu Kerajaan Samudera Biru
56
Sri Ajeng Pameswari
57
Ratu Ular Iblis
58
Harimau Dewa Berbulu Salju
59
Kesembuhan Sang Puteri
60
Mata Naga Samudera Biru
61
Yuda Menolong Sekar Asih
62
Desa Rindangjati
63
Raden Jaya Gledek
64
Kedatangan Puteri Sri Intan Cakrabuwana
65
Pesan Rahasia
66
Kematian Iblis Tangan Sesat
67
Asmara Dua Insan
68
Keris Naga Sasra Dirampas
69
Tekad Raden Jaya Gledek
70
Penolong Merah
71
Naga Merah
72
Kematian Sekar Asih Dan Akhir Sebuah Kisah
73
Lembah Putus Cinta
74
Empat Jurus Pedang Cinta
75
Penculikan Sang Pengantin
76
Pertarungan Di Sungai Kates Blewah
77
Penyekapan Dewi
78
Kematian Bergawa Ireng

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!