Denok Kepo Uang Mahar Asli atau Palsu

"Kita harus hati-hati lho, Mbak. Jangan sampai di tipu sama besannya Mbak Laras dan Mas Bagas. Karena kemiskinan kalian". Ujar Denok sambil memiringkan bibirnya.

Denok duduk di samping Laras yang sedang sibuk memasukkan lauk sisa acara tadi ke dalam rantang. Laras duduk di lantai dengan beberapa wadah yang ad di dekatnya. Ia berniat ingin membagikan sisa makanan tersebut pada tetangga yang sudah membantunya tadi di acara pernikahan Mentari dan Dirga.

Karena Dita sengaja memesan makanan begitu banyak. Karena ia tidak ingin keluarga Bagas dan Laras malu.

"Mbak, dari tadi aku ngomong, kok kamu diam saja?" Denok menyenggol lengan Laras, karena Laras dari tadi hanya diam saja tidak mau menyahuti perkataan Denok yang sama konyol itu.

Laras dan Bagas tidak mau tahu menahu tentang mahar yang di terima oleh Mentari. Sebab menurutnya itu adalah hak putri mereka. Dan bisa-bisanya tadi Denok meragukan mahar itu dan sangat kepo tingkat dewa.

"Padahal aku ini niatnya baik lho sama kalian, aku tidak mau kalian di tipu !" ketus Denok dengan memalingkan muka, ia kesal karena nampak Laras tidak ada ketertarikan dengan pertanyaan yang ia lontarkan.

"Siapa yang ditipu?" Tanya Bagas yang tiba-tiba datang dari belakang.

"Ya, kalian lah Mas. Siapa lagi? mana mungkin aku, kan Aku pinter!" Denok menyahuti pertanyaan Bagas.

"Siapa yang mau menipu kami?" tanya Bagas bingung.

"Kalian itu kan orang miskin, orang susah! Jadi banyak yang ingin menipu kalian, termasuk menantu barumu itu, Mas!" Tukas Denok penuh penekanan.

Bagas menoleh kearah istrinya, dan menatap untuk meminta penjelasan. Sebab ia tidak tahu apa yang di maksud Denok.

"Denok kira keluarga Dirga ngasih duit palsu untuk maharnya Mentari, Yah". Laras menyahutinya tanpa menoleh dan masih fokus pada pekerjaannya .

"Kamu jangan ngomong sembarangan, Nok!" Ujar Bagas dengan menunjukkan wajah marah. Sebab ia tidak suka ketulusan Dirga dan keluarganya di hina.

"Yang sembarangan ngomong itu siapa, Mas? Aku tidak mau kalian ditipu, karena kalian itu hanya orang miskin" Cibir Denok kesal.

PRANG!!!

Denok dan Bagas langsung menoleh kearah Laras yang baru saja membanting sendok ke dalam rantang. Laras menghela nafas panjang dan menghembuskan secara perlahan, karena ia sudah mulai emosi dengan perkataan Denok.

"Mbak, kamu kenapa sih? Gak suka sama aku, ya? kalau iya, ngomong aja Mbak, biar aku__"

"Kalau kamu tahu aku tidak suka kamu, mending kamu cepat-cepat pergi dari sini, deh!" jawab Laras cepat.

Denok langsung terperangah, baru kali ini Laras mengusirnya. Sebab selama ini kakak iparnya itu selalu diam dan menerima segala cacian dan hinaan yang ia terima dengan lapang dada. Lalu kenapa sekarang ia mulai berubah?.

"Mbak, kamu kok__?"

"Apa? Aku sudah capek mendengarkan semua hinaan yang kamu lontarkan itu. Sudah tiga kali kamu ngatain kami miskin, apa belum cukup? Apa aku harus diam, gitu? Kamu itu sangat keterlaluan, loh!" Laras menyela ucapan yang akan di keluarkan Denok. "Kamu itu sebenarnya gak peduli, melainkan iri. Kamu itu ingin melihat uang maharnya Mentari, kan? Tadi saja kamu menghina mahar yang di terima oleh putriku. Tapi sekarang kamu malah sibuk ingin melihatnya, apa kamu tidak malu?"

Keluar sudah semua unek-unek Laras yang dari tadi ia tahan, ia menatap Denok tajam. Laras sakit hati karena Denok mengatai menantunya lumpuh, anaknya tidak laku, mahar palsu, sekarang mengatai miskin yang di ulang-ulang. Semuanya sudah ia lampiaskan pada Denok.

"M__mbak, kamu berani bentak-bentak aku?" pekik Denok.

Denok baru saja sadar dan langsung menunjuk-nunjuk wajah Laras yang terlihat dingin, tangannya langsung di tepis oleh Bagas dan langsung membuatnya semakin geram.

"Kamu itu tidak sopan kepada Mbak mu, Nok! Lagian apa yang dikatakan sama Mbak mu itu benar. Kamu sudah keterlaluan! Mending kamu cepet-cepet pergi dari sini!" Bagas ikut mengusir Denok dari rumahnya.

"Oh, kalian mengusirku? Kalian sekarang makin sombong, mentang-mentang Mentari mendapatkan mahar banyak, iya?" tanya Denok geram. "Heh, menantu lumpuh, mahar juga hasil utangan, yang nantinya akan jadi babu seumur hidup di rumah majikannya, jangan sok deh kalian!" pekiknya dengan keras.

"Bulek, cukup!" Mentari datang dengan wajah merah, karena menahan amarahnya. "Aku gak terima Bulek menghina suamiku seperti itu, memang suamiku tidak bisa berjalan, tapi bukan berarti Bulek bisa sesuka hati menghinanya!" tegasnya lagi.

"Halah, gak perlu berlagak sombong kamu, kalian semua sama saja miskin, tapi sombong!" Denok bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan rumah Bagas dengan amarah yang menyelimuti dirinya.

Andai saja Denok tidak disuruh kedua saudaranya itu, mana mungkin dia mau kerumah Bagas. pasalnya Narti dan Dewi menyuruh Denok untuk mencari tahu apakah uang mahar yang diterima Mentari itu Asli atau palsu, dan di simpan dimana?. Karena Denok mengikuti kemauan mereka, jadi ia di rendahkan seperti itu. Tentu saja Denok tidak akan tinggal diam begitu saja, pasti ia akan mencari cara untuk membalasnya.

Sepeninggalnya Denok, mentari langsung duduk di samping ibunya dan mengelus punggungnya agar ibunya bisa tenang.

"Geram sekali ibu saat melihat kelakuan Bulek mu itu, Tar. Maaf kalau ibu membuat keributan", ujar Laras merasa menyesal.

Laras baru sadar, jika di rumah ini ada penghuni baru. Jika Dirga mendengar keributan yang terjadi tadi, ia akan sangat malu pada menantunya itu. Karena keluarganya sangat jahat sekali, sedangkan keluarga Dita dan Revan sangat baik.

"Mas Dirga, tidur dari tadi bu. Sepertinya dia sangat kelelahan". Kata Mentari yang seolah dia tau apa yang ada di pikiran ibunya itu.

Lagi pula memang Dirga tertidur, setelah ia meminta Mentari untuk di bawa ke kamar. Kamar yang sederhana dan sempit, entah mengapa Dirga kelihatan merasa nyaman. Hingga tak menunggu lama Dirga pun tertidur.

Mentari keluar kamar karena ia mendengar keributan yang berasal dari ruang tengah. Ia juga terkejut saat mengetahui ibunya melawan perkataan Denok, padahal selama ini ibunya itu jika di hina dan di caci hanya diam saja.

"Syukurlah kalau Nak Dirga bisa tidur, ibu bisa tenang. Tadinya ibu berpikir ia tidak bisa istirahat di rumah ini". jawab Laras lega.

"Ayah juga sempat berpikir seperti ibumu. Yah juga berniat untuk meminta izin pada pak Beni biar kalian menginap disana saja. Ayah tidak tega melihat Nak Dirga yang biasanya di kelilingi kemewahan tiba-tiba harus tinggal disini", cetus Bagas tiba-tiba. "Meskipun Nak Dirga tinggal disini cuma beberapa hari saja disini, tapi Ayah tetap saja tidak tega padanya" lanjutnya gusar.

"Mas Dirga baik-baik saja kok, yah, Bu!" Mentari menyahutinya. "Oh iya, ada yay ingin mentari omongkan sama Ayah dan ibu", lanjut mentari lagi.

...****************...

Terpopuler

Comments

Yudi Sudiantoro

Yudi Sudiantoro

mentari yak kok berubah jd manda wkwkw

2025-01-06

0

Christina Hartini

Christina Hartini

namanya Mentari kok beberapakali jadi Manda ...si othor msh keingat cerita sebelah ya😜

2025-01-04

1

June SL

June SL

ceritanya bagus..cuma nama watak selalu tertukar.. mentari jadi manda.. /Smile/

2024-11-06

1

lihat semua
Episodes
1 Calon Suami Lumpuh
2 Ejekan dari keluarga Part 1
3 Ejekan Dari Keluarga Part 2
4 Sifat keluarga besar yang di Luar Nurul
5 Hinaan dari Mantan
6 Akad Nikah Semua Orang Syok!!!
7 Tidak Ada Pelet!
8 Denok Kepo Uang Mahar Asli atau Palsu
9 Penasaran Dengan Pemilik Rumah Mewah
10 Melihat Rumah Baru
11 Obrolan Beni Dan Dirga
12 Pindahan
13 Tak Bisa Berkata-kata
14 Mega Terlalu Percaya Diri
15 Kejutan dari Dirga
16 Gendis mempermalukan dirinya sendiri.
17 Denok Shock
18 Dirga Cemburu
19 Anak Konglomerat
20 Identitas Dirga Sebenarnya
21 Memutus Kerja Sama
22 Berkunjung kerumah mertua
23 Bertengkar
24 Reza berusaha mendekati Mentari lagi
25 Peduli
26 Reza dan Gendis bertengkar
27 kebohongan
28 Di fitnah
29 Tamu tak diundang
30 Orang Asing yang tidak Penting
31 Perlawanan !
32 Meminta untuk Gadaikan SK
33 Ancaman Untuk Narti
34 Curiga
35 Mencecar Yanto
36 Mau terapi kembali
37 Narti bikin ulah
38 Di Serang Balik
39 Ines meminta bantuan Bella
40 Ancaman!!
41 Menginap
42 Misi Gagal
43 Di Bohongi Dewi
44 Mencari Cara
45 Di kerjain
46 Di Usir
47 Dirga Mulai Tertarik pada Mentari
48 Ingin Pinjam Uang
49 Sudah Salah, Masih Membela Diri!!
50 Bella di Hukum
51 Kata Sayang!!!
52 Menstalking
53 Kiriman Makana misterius
54 Gendis ketahuan
55 Pajangan Foto Segede gaban
56 Pindahan
57 Kecolongan
58 Gusar
59 Tak Punya Muka
60 Jemput Paksa
61 Bisa Berjalan Lagi
62 Mundur
63 Di fitnah
64 Bella di tolong Mentari
65 Makan malam
66 Menolak untuk membantu Ines
67 acara syukuran
68 Gagal
69 sudah di ujung tanduk
70 Mendatangi Rumah Mertua
71 Rencana Reno dan Soraya
72 Curhat
73 Keguguran
74 Menjenguk Gendis
75 Malam Pertama yang Tertunda
76 Meminta Maaf Pada Bella
77 Menggadaikan Sertifikat Rumah
78 Di Kira Hamil
79 Memeriksa CCTV
80 Tamu yang Mengejutkan
81 Ketahuan
82 Kecewa
83 Gendhis Masih belum berubah
84 Bersikap tegas
85 Bingung mencari bantuan
86 Terkena Adzab
87 Di Gadaikan Adik Ipar
88 Curiga
89 Ke Kota Bersama
90 Menawarkan Perabotan Rumah
91 Berunding
92 Ketahuan
93 Orangtua Ines Datang
94 Minta pertanggungjawaban
95 Grup WA
96 Datang ke kantor
97 Tak Sengaja Bertemu Teman SMP
98 Bernegosiasi
99 Pamer kekayaan
100 Mengantar Bekal Makan Siang
101 Jadi Bahan Hujatan Digrup Alumni
102 Ines sudah tidak waras
103 Tiga Persyaratan
104 Mengembalikan sertifikat
105 Gosip menyebar
106 Bertemu Temen Julid Lagi
107 Reunian
108 Semua orang tercengang
109 Mendatangi Rumah Mentari
110 Bertemu Ines di Mall
111 Alex kembali
112 Rencana perjodohan
113 Di paksa menerima lamaran Alex
114 Senjata makan tuan
115 Tidak percaya
116 Menghindar
117 Diskusi
118 Kembalinya Sang Mantan
119 Beratnya Syarat kedua dan ketiga
120 Rencana liburan
121 Ketemu dua demit
122 Mendorong motor
123 Nenek Lampir
124 Tiga bersaudara pergi ke rumah Bagas
125 Rencana Datang Kereunian Kampus
126 Tegasnya Laras
127 Ketahuan
128 Mempermalukan Ines
129 Pelakor tak punya malu
130 Bergosip
131 kecoak
132 selingkuh teriak selingkuh
133 Ketahuan.
134 Fitnah
135 Cinta boleh tapi jangan bodoh
136 Suka cari-cari masalah
137 Gosip beredar
138 Kehadiran Sang Nenek
139 Ancaman
140 Nenek julid
141 Di ajak ikut Arisan
142 Pamer kekayaan
143 Merasa tersaingi
144 Pertemuan yang tidak sengaja
145 Perdebatan yang cukup alot
146 Membeli perhiasan baru
147 Caper
148 Mencoba mempengaruhi Bagas Kemabli
149 Kedatangan Seruni ke Desa
150 Mengajak Mira tinggal bersama
151 Fira hamil
152 Pencuri sebenarnya
153 Laras di fitnah
154 Ingin pinjam mobil
155 Rencana mestop uang jatah
156 meminta bantuan pada Reza
157 Bertengkar
158 Narti mencoba menghasut Bagas
159 Menolak dijodohkan
160 Resepsi pernikahan Ines dan Alex
161 Gendhis belum bisa move on
162 Puspa berusaha membujuk Heny
163 seperti roller coaster
164 dengan tegas menolak
165 Mahar lima ratus ribu
166 memaksakan ingin mengadakan resepsi
167 Pinjam uang
168 berkunjung ke rumahnya Farhan
169 Minta dinikahi secepatnya
170 Tidak menginginkan anak-anak Farhan
Episodes

Updated 170 Episodes

1
Calon Suami Lumpuh
2
Ejekan dari keluarga Part 1
3
Ejekan Dari Keluarga Part 2
4
Sifat keluarga besar yang di Luar Nurul
5
Hinaan dari Mantan
6
Akad Nikah Semua Orang Syok!!!
7
Tidak Ada Pelet!
8
Denok Kepo Uang Mahar Asli atau Palsu
9
Penasaran Dengan Pemilik Rumah Mewah
10
Melihat Rumah Baru
11
Obrolan Beni Dan Dirga
12
Pindahan
13
Tak Bisa Berkata-kata
14
Mega Terlalu Percaya Diri
15
Kejutan dari Dirga
16
Gendis mempermalukan dirinya sendiri.
17
Denok Shock
18
Dirga Cemburu
19
Anak Konglomerat
20
Identitas Dirga Sebenarnya
21
Memutus Kerja Sama
22
Berkunjung kerumah mertua
23
Bertengkar
24
Reza berusaha mendekati Mentari lagi
25
Peduli
26
Reza dan Gendis bertengkar
27
kebohongan
28
Di fitnah
29
Tamu tak diundang
30
Orang Asing yang tidak Penting
31
Perlawanan !
32
Meminta untuk Gadaikan SK
33
Ancaman Untuk Narti
34
Curiga
35
Mencecar Yanto
36
Mau terapi kembali
37
Narti bikin ulah
38
Di Serang Balik
39
Ines meminta bantuan Bella
40
Ancaman!!
41
Menginap
42
Misi Gagal
43
Di Bohongi Dewi
44
Mencari Cara
45
Di kerjain
46
Di Usir
47
Dirga Mulai Tertarik pada Mentari
48
Ingin Pinjam Uang
49
Sudah Salah, Masih Membela Diri!!
50
Bella di Hukum
51
Kata Sayang!!!
52
Menstalking
53
Kiriman Makana misterius
54
Gendis ketahuan
55
Pajangan Foto Segede gaban
56
Pindahan
57
Kecolongan
58
Gusar
59
Tak Punya Muka
60
Jemput Paksa
61
Bisa Berjalan Lagi
62
Mundur
63
Di fitnah
64
Bella di tolong Mentari
65
Makan malam
66
Menolak untuk membantu Ines
67
acara syukuran
68
Gagal
69
sudah di ujung tanduk
70
Mendatangi Rumah Mertua
71
Rencana Reno dan Soraya
72
Curhat
73
Keguguran
74
Menjenguk Gendis
75
Malam Pertama yang Tertunda
76
Meminta Maaf Pada Bella
77
Menggadaikan Sertifikat Rumah
78
Di Kira Hamil
79
Memeriksa CCTV
80
Tamu yang Mengejutkan
81
Ketahuan
82
Kecewa
83
Gendhis Masih belum berubah
84
Bersikap tegas
85
Bingung mencari bantuan
86
Terkena Adzab
87
Di Gadaikan Adik Ipar
88
Curiga
89
Ke Kota Bersama
90
Menawarkan Perabotan Rumah
91
Berunding
92
Ketahuan
93
Orangtua Ines Datang
94
Minta pertanggungjawaban
95
Grup WA
96
Datang ke kantor
97
Tak Sengaja Bertemu Teman SMP
98
Bernegosiasi
99
Pamer kekayaan
100
Mengantar Bekal Makan Siang
101
Jadi Bahan Hujatan Digrup Alumni
102
Ines sudah tidak waras
103
Tiga Persyaratan
104
Mengembalikan sertifikat
105
Gosip menyebar
106
Bertemu Temen Julid Lagi
107
Reunian
108
Semua orang tercengang
109
Mendatangi Rumah Mentari
110
Bertemu Ines di Mall
111
Alex kembali
112
Rencana perjodohan
113
Di paksa menerima lamaran Alex
114
Senjata makan tuan
115
Tidak percaya
116
Menghindar
117
Diskusi
118
Kembalinya Sang Mantan
119
Beratnya Syarat kedua dan ketiga
120
Rencana liburan
121
Ketemu dua demit
122
Mendorong motor
123
Nenek Lampir
124
Tiga bersaudara pergi ke rumah Bagas
125
Rencana Datang Kereunian Kampus
126
Tegasnya Laras
127
Ketahuan
128
Mempermalukan Ines
129
Pelakor tak punya malu
130
Bergosip
131
kecoak
132
selingkuh teriak selingkuh
133
Ketahuan.
134
Fitnah
135
Cinta boleh tapi jangan bodoh
136
Suka cari-cari masalah
137
Gosip beredar
138
Kehadiran Sang Nenek
139
Ancaman
140
Nenek julid
141
Di ajak ikut Arisan
142
Pamer kekayaan
143
Merasa tersaingi
144
Pertemuan yang tidak sengaja
145
Perdebatan yang cukup alot
146
Membeli perhiasan baru
147
Caper
148
Mencoba mempengaruhi Bagas Kemabli
149
Kedatangan Seruni ke Desa
150
Mengajak Mira tinggal bersama
151
Fira hamil
152
Pencuri sebenarnya
153
Laras di fitnah
154
Ingin pinjam mobil
155
Rencana mestop uang jatah
156
meminta bantuan pada Reza
157
Bertengkar
158
Narti mencoba menghasut Bagas
159
Menolak dijodohkan
160
Resepsi pernikahan Ines dan Alex
161
Gendhis belum bisa move on
162
Puspa berusaha membujuk Heny
163
seperti roller coaster
164
dengan tegas menolak
165
Mahar lima ratus ribu
166
memaksakan ingin mengadakan resepsi
167
Pinjam uang
168
berkunjung ke rumahnya Farhan
169
Minta dinikahi secepatnya
170
Tidak menginginkan anak-anak Farhan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!