Anak Konglomerat

...Rumah Narti...

Gendis masih berada di dalam kamarnya, tiba-tiba ada seseorang yang masuk kedalam kamarnya. Dia menoleh merengut dan mengerucutkan bibirnya saat melihat Reza lah yang masuk ke kamar.

Suaminya itu tidak menunjukkan penyesalan sama sekali, bahkan Reza terlihat biasa-biasa saja. Reza menunjukkan senyuman manis pada istrinya dan duduk di ranjang, tepat di samping istrinya. lalu merangkul Gendis dengan mesra.

"Kamu itu kenapa sih? Kelihatannya dari tadi cemberut saja, ada apa? Nanti hilang loh, cantiknya", ujar Reza dengan wajah berseri-seri.

"Kamu itu gak ngerasa bersalah ya, Mas? Kamu itu gak pulang beberapa hari, dan kamu pulang malah ketawa-ketawa seperti sekarang ini? Kamu sama sekali tidak menghargai aku sebagai istri, ya? Aku nelpon kamu, tapi hp kamu malah tidak aktif. Maksudnya apa?" tanya Gendis dengan nada emosi.

"Ya, ampun sayang. Kamu jangan marah-marah seperti ini, sebaiknya kamu mendengarkan penjelasan Mas dulu. Sebenarnya Mas itu mau menghubungi kamu, tapi sayang ponsel mas hilang entah dimana. Sedangkan Mas sendiri di tugaskan ke suatu daerah bersama teman-teman untuk menangani suatu kasus, jadi Mas minta maaf

sama kamu karena Mas tidak bisa memberi kabar pada istri Mas yang cantik ini", ujar Reza dengan nada menggoda.

Kemudian Reza mendaratkan satu ciuman ke pipi Gendis. Kegiatan itu membuat hati Gendis luluh yang sudah berhari-hari kesal kepada suaminya.

"Lain kali kamu harus bisa ngasih kabar aku Mas, aku kan khawatir sama kamu Mas, aku ini istrimu, loh. Tapi kamu malah tidak memberi kabar sama sekali padaku, anak kamu juga takut kalau papanya kenapa-kenapa", ujar Gendis yang mengelus perutnya yang membuncit.

"Aduh, duh. Anak papa juga kangen, ya? Papa juga minta maaf ya sama kamu dan juga Mama, papa janji tidak akan mengulanginya lagi!" kata Reza sambil mengelus perut istrinya.

Reza kemudian mengeluarkan sesuatu dari saku jaket yang ia kenakan, dan mata Gendis langsung membelalak kaget karena ternyata yang dikeluarkan Reza adalah segepok uang yang banyak.

"Hadiah buat kamu sayang!"

"Mas, ini banyak banget. Kamu dapat uang sebanyak ini dari mana?" tanya Gendis dengan mata yang berbinar-binar.

"Ini bonus! Karena Mas telah menyelesaikan kasus yang telah diamanahkan untuk kami semua, teman-teman Mas juga dapat hadiah yang sama kok. Dan ini adalah tanda permintaan maaf Mas, karena telah memberi uang pada Mama", ujar Reza sambil menaikkan turunkan alisnya. "Gimana? Kamu senang, sayang?" tanya Reza lagi.

"Senang banget, Mas. Terimakasih kasih ya! Ini banyak banget loh, dan aku gak mempermasalahkan kamu masih uang ke Mama... Tapi lain kali kamu harus bilang dulu ke aku. Biar aku tidak merasa kecewa dan aku merasa dihargai sebagai seorang istri ", Gendis merajuk dengan manja. "Ya udah, aku mau shopping dulu. Boleh kan, Mas? Aku juga mau beli perhiasan, deh", kata Gendis lagi.

"Bolehlah, apa sih yang nggak buat kamu? Nah, doakan rezeki Mas selalu lancar. Mudah-mudahan Mas bisa membelikan kamu mobil yang kamu impi-impikan dari dulu", ucap Reza lagi.

Gendis memekik senang, Dia langsung menghujani Reza dengan kecupan manja. Kemudian dia mengganti baju dan keluar kamar untuk pergi belanja, meninggalkan Reza yang rebahan di ranjang.

****************

...Rumah Denok...

Narti dan Dewi melihat Bagas turun dari motor NMAX, yang beberapa hari yang lalu Bara mengaku jika motor itu dibeli Dirga untuk Mira. kebetulan mereka berdua berada di teras rumah Denok jadi bisa melihat jelas kakak laki-lakinya turun dari motor.

Bagas kemudian berjalan menuju rumah Pak Lurah, diiringi dengan tatapan keingintahuan dari Narti, Denok dan juga Dewi.

"Ngapain tuh Mas Bagas datang kesana? Aku jadi kepo, jangan-jangan benar apa yang Mbak katakan, kalau Mas Bagas di belikan kebun sawit milik pak Lurah oleh menantunya yang lumpuh itu", ucap Dewi dengan mata memicing.

"Kan, aku sudah bilang kalau mas Bagas itu di belikan kebun sawit oleh Dirga, kalian kenapa sih gak percaya sama aku? Kalau gak percaya tanya saja sama Pak Lurah dan istrinya, kalian ngira ini bohong? Apa sih untungnya aku bohongi kalian?" sahut Denok dengan nada tidak terima.

Denok kesal, karena Narti maupun Dewi tidak ada yang mempercayai kata-katanya. Kebetulan saja kedua saudaranya itu berada di rumahnya dan mereka bisa melihat sendiri kedatangan Bagas kerumah Pak Lurah.

"Tuh, kebetulan Mas Bagas masih ada disitu. sana kalian tanya kalau tidak percaya. Aku juga lihat kok kalau kebun Pak lurah yang berbatasan dengan kebunku memang kemarin terlihat diukur. Jadi wajar kalau ada yang membeli, hanya saja aku tidak menyangka kalau yang membeli adalah saudara kita sendiri", ujar Denok lagi.

"Yang aku gak habis pikir itu gimana bisa menantunya yang lumpuh itu, dan juga merupakan anak seorang pembantu dan sopir bisa memberikan mahar yang begitu mewah kepada Mentari, dan sekarang dia membelikan kebun sawit seluas 14 hektar untuk Mas Bagas pula. Gak masuk akal, kan?" seru Dewi dengan nada yang berapi-api.

"Iya, Mbak juga merasa ragu. Gimana ya... Sulit untuk mempercayai, kalau menantunya yang lumpuh itu mempunyai banyak uang. Kalau begitu kita wajib mempertanyakan sebenarnya suami Tari itu siapa? kalau dia punya uang sebanyak itu, tidak mungkin anak sopir dan pembantu. Atau jangan-jangan suami Tari itu punya bisnis pencucian uang? Bisa saja kan? Bisnis haram gitu, loh", kata Narti dengan wajah serius.

"Ya, bisa saja sih, Mbak. Tapi kita tidak boleh asal nuduh kalau si Dirga itu punya bisnis pencucian uang, itu tuduhan yang gak main-main, loh. Aku malah lebih percaya kalau si Dirga itu punya pesugihan dan keluarga mas Bagas satu persatu akan di jadikan tumbal!" ujar Denok ikut-ikutan.

"Ih, ngeri banget kalau dijadikan tumbal. Tapi gak apa-apa deh, toh hidup mereka juga nyusahin orang, doang. lihat saja sekarang, baru punya harta sedikit saja sudah sombong gak ketulungan!" sahut Dewi dengan nada kesal.

Mereka kemudian menghentikan pembicaraan saat melihat Bagas keluar dari rumah Pak Lurah sambil berbicara sama si empunya rumah, setelah bersalaman Bagas pergi dari sana dan tanpa menoleh sedikit pun kearah saudara-saudaranya yang sedang memandanginya dengan penuh selidik.

"Pak! Pak Lurah!" Narti yang penasaran langsung berjalan cepat ke arah Pak Lurah yang masih berdiri di teras rumahnya, Pak Lurah yang hampir saja masuk ke dalam rumahnya menghentikan langkahnya dan menatap Narti dengan tatapan heran.

"Iya, Bu Narti. Ada apa?" tanya pak Lurah penasaran.

"Ini loh, saya mau tanya... Beneran Mas Bagas beli kebun sawit milik Pak Lurah ?" tanya Narti tanpa tedeng aling-aling.

"Iya, benar. Memangnya kenapa Bu Narti? Ini tinggal ngurus surat-suratnya kok, kemarin sudah di lunasi langsung sama Mas Dirga", ujar Pak Lurah. Dengan mantap.

"Bapak yakin kalau Yang beli tu si Dirga? Dia itu lumpuh, anak seorang pembantu dan sopir lagi. Masak Bapak tidak curiga sedikitpun dia bisa membeli kebun sawit milik Bapak", kata Narti sambil berusaha mempengaruhi pikiran pak Lurah.

"Hah? Siapa yang bilang kalau Mas Dirga itu anak pembantu dan sopir, Bu? Mas Dirga itu anak konglomerat asli yang dari kota, kalian ini dapat informasi dari mana, sih?" tanya pak lurah dengan nada heran.

"Hah! Pak Lurah jangan aneh-aneh, dong. Dirga itu anak pembantu dan sopir, kok bisa jadi anak konglomerat?" tanya Denok yang ternyata mengikuti langkah Narti kerumah Pak Lurah bersama Dewi.

"Ya, memang Mas Dirga itu anak konglomerat, masak saya bohong? Lah, wong Mas Dirga ngurus surat-surat kepindahan, ngurus surat-surat pernikahan, dari kantor desa. Saya tahu Mas Dirga itu anak siapa, keluarganya siapa, bahkan perusahaan keluarga mereka pun saya tahu. kalian ini ada-ada saja!" ujar Pak lurah sambil menggeleng kepala, tanpa menunggu jawaban dari mereka bertiga, Pak Lurah langsung masuk kedalam rumahnya.

sedangkan Narti, Denok dan Dewi, hanya bisa diam membeku ditempat.

"Dirga anak konglomerat? Ko___kok bisa?"

...****************...

Terpopuler

Comments

Yudi Sudiantoro

Yudi Sudiantoro

bukan mau berburuk sangka tp yg udah2 polisi namanya lg tercoreng ada dngr duit jd ya gt susah dipercaya wkwkw

2025-01-06

0

Christina Hartini

Christina Hartini

wahwahwah aparat gampang sekali tugas sekali pulang bawa duit banyak🤭

2025-01-05

0

Julia Juliawati

Julia Juliawati

km denok yg semok mau di jadiin tumbalnya🤣🤣

2025-03-02

0

lihat semua
Episodes
1 Calon Suami Lumpuh
2 Ejekan dari keluarga Part 1
3 Ejekan Dari Keluarga Part 2
4 Sifat keluarga besar yang di Luar Nurul
5 Hinaan dari Mantan
6 Akad Nikah Semua Orang Syok!!!
7 Tidak Ada Pelet!
8 Denok Kepo Uang Mahar Asli atau Palsu
9 Penasaran Dengan Pemilik Rumah Mewah
10 Melihat Rumah Baru
11 Obrolan Beni Dan Dirga
12 Pindahan
13 Tak Bisa Berkata-kata
14 Mega Terlalu Percaya Diri
15 Kejutan dari Dirga
16 Gendis mempermalukan dirinya sendiri.
17 Denok Shock
18 Dirga Cemburu
19 Anak Konglomerat
20 Identitas Dirga Sebenarnya
21 Memutus Kerja Sama
22 Berkunjung kerumah mertua
23 Bertengkar
24 Reza berusaha mendekati Mentari lagi
25 Peduli
26 Reza dan Gendis bertengkar
27 kebohongan
28 Di fitnah
29 Tamu tak diundang
30 Orang Asing yang tidak Penting
31 Perlawanan !
32 Meminta untuk Gadaikan SK
33 Ancaman Untuk Narti
34 Curiga
35 Mencecar Yanto
36 Mau terapi kembali
37 Narti bikin ulah
38 Di Serang Balik
39 Ines meminta bantuan Bella
40 Ancaman!!
41 Menginap
42 Misi Gagal
43 Di Bohongi Dewi
44 Mencari Cara
45 Di kerjain
46 Di Usir
47 Dirga Mulai Tertarik pada Mentari
48 Ingin Pinjam Uang
49 Sudah Salah, Masih Membela Diri!!
50 Bella di Hukum
51 Kata Sayang!!!
52 Menstalking
53 Kiriman Makana misterius
54 Gendis ketahuan
55 Pajangan Foto Segede gaban
56 Pindahan
57 Kecolongan
58 Gusar
59 Tak Punya Muka
60 Jemput Paksa
61 Bisa Berjalan Lagi
62 Mundur
63 Di fitnah
64 Bella di tolong Mentari
65 Makan malam
66 Menolak untuk membantu Ines
67 acara syukuran
68 Gagal
69 sudah di ujung tanduk
70 Mendatangi Rumah Mertua
71 Rencana Reno dan Soraya
72 Curhat
73 Keguguran
74 Menjenguk Gendis
75 Malam Pertama yang Tertunda
76 Meminta Maaf Pada Bella
77 Menggadaikan Sertifikat Rumah
78 Di Kira Hamil
79 Memeriksa CCTV
80 Tamu yang Mengejutkan
81 Ketahuan
82 Kecewa
83 Gendhis Masih belum berubah
84 Bersikap tegas
85 Bingung mencari bantuan
86 Terkena Adzab
87 Di Gadaikan Adik Ipar
88 Curiga
89 Ke Kota Bersama
90 Menawarkan Perabotan Rumah
91 Berunding
92 Ketahuan
93 Orangtua Ines Datang
94 Minta pertanggungjawaban
95 Grup WA
96 Datang ke kantor
97 Tak Sengaja Bertemu Teman SMP
98 Bernegosiasi
99 Pamer kekayaan
100 Mengantar Bekal Makan Siang
101 Jadi Bahan Hujatan Digrup Alumni
102 Ines sudah tidak waras
103 Tiga Persyaratan
104 Mengembalikan sertifikat
105 Gosip menyebar
106 Bertemu Temen Julid Lagi
107 Reunian
108 Semua orang tercengang
109 Mendatangi Rumah Mentari
110 Bertemu Ines di Mall
111 Alex kembali
112 Rencana perjodohan
113 Di paksa menerima lamaran Alex
114 Senjata makan tuan
115 Tidak percaya
116 Menghindar
117 Diskusi
118 Kembalinya Sang Mantan
119 Beratnya Syarat kedua dan ketiga
120 Rencana liburan
121 Ketemu dua demit
122 Mendorong motor
123 Nenek Lampir
124 Tiga bersaudara pergi ke rumah Bagas
125 Rencana Datang Kereunian Kampus
126 Tegasnya Laras
127 Ketahuan
128 Mempermalukan Ines
129 Pelakor tak punya malu
130 Bergosip
131 kecoak
132 selingkuh teriak selingkuh
133 Ketahuan.
134 Fitnah
135 Cinta boleh tapi jangan bodoh
136 Suka cari-cari masalah
137 Gosip beredar
138 Kehadiran Sang Nenek
139 Ancaman
140 Nenek julid
141 Di ajak ikut Arisan
142 Pamer kekayaan
143 Merasa tersaingi
144 Pertemuan yang tidak sengaja
145 Perdebatan yang cukup alot
146 Membeli perhiasan baru
147 Caper
148 Mencoba mempengaruhi Bagas Kemabli
149 Kedatangan Seruni ke Desa
150 Mengajak Mira tinggal bersama
151 Fira hamil
152 Pencuri sebenarnya
153 Laras di fitnah
154 Ingin pinjam mobil
155 Rencana mestop uang jatah
156 meminta bantuan pada Reza
157 Bertengkar
158 Narti mencoba menghasut Bagas
159 Menolak dijodohkan
160 Resepsi pernikahan Ines dan Alex
161 Gendhis belum bisa move on
162 Puspa berusaha membujuk Heny
163 seperti roller coaster
164 dengan tegas menolak
165 Mahar lima ratus ribu
166 memaksakan ingin mengadakan resepsi
167 Pinjam uang
168 berkunjung ke rumahnya Farhan
169 Minta dinikahi secepatnya
170 Tidak menginginkan anak-anak Farhan
Episodes

Updated 170 Episodes

1
Calon Suami Lumpuh
2
Ejekan dari keluarga Part 1
3
Ejekan Dari Keluarga Part 2
4
Sifat keluarga besar yang di Luar Nurul
5
Hinaan dari Mantan
6
Akad Nikah Semua Orang Syok!!!
7
Tidak Ada Pelet!
8
Denok Kepo Uang Mahar Asli atau Palsu
9
Penasaran Dengan Pemilik Rumah Mewah
10
Melihat Rumah Baru
11
Obrolan Beni Dan Dirga
12
Pindahan
13
Tak Bisa Berkata-kata
14
Mega Terlalu Percaya Diri
15
Kejutan dari Dirga
16
Gendis mempermalukan dirinya sendiri.
17
Denok Shock
18
Dirga Cemburu
19
Anak Konglomerat
20
Identitas Dirga Sebenarnya
21
Memutus Kerja Sama
22
Berkunjung kerumah mertua
23
Bertengkar
24
Reza berusaha mendekati Mentari lagi
25
Peduli
26
Reza dan Gendis bertengkar
27
kebohongan
28
Di fitnah
29
Tamu tak diundang
30
Orang Asing yang tidak Penting
31
Perlawanan !
32
Meminta untuk Gadaikan SK
33
Ancaman Untuk Narti
34
Curiga
35
Mencecar Yanto
36
Mau terapi kembali
37
Narti bikin ulah
38
Di Serang Balik
39
Ines meminta bantuan Bella
40
Ancaman!!
41
Menginap
42
Misi Gagal
43
Di Bohongi Dewi
44
Mencari Cara
45
Di kerjain
46
Di Usir
47
Dirga Mulai Tertarik pada Mentari
48
Ingin Pinjam Uang
49
Sudah Salah, Masih Membela Diri!!
50
Bella di Hukum
51
Kata Sayang!!!
52
Menstalking
53
Kiriman Makana misterius
54
Gendis ketahuan
55
Pajangan Foto Segede gaban
56
Pindahan
57
Kecolongan
58
Gusar
59
Tak Punya Muka
60
Jemput Paksa
61
Bisa Berjalan Lagi
62
Mundur
63
Di fitnah
64
Bella di tolong Mentari
65
Makan malam
66
Menolak untuk membantu Ines
67
acara syukuran
68
Gagal
69
sudah di ujung tanduk
70
Mendatangi Rumah Mertua
71
Rencana Reno dan Soraya
72
Curhat
73
Keguguran
74
Menjenguk Gendis
75
Malam Pertama yang Tertunda
76
Meminta Maaf Pada Bella
77
Menggadaikan Sertifikat Rumah
78
Di Kira Hamil
79
Memeriksa CCTV
80
Tamu yang Mengejutkan
81
Ketahuan
82
Kecewa
83
Gendhis Masih belum berubah
84
Bersikap tegas
85
Bingung mencari bantuan
86
Terkena Adzab
87
Di Gadaikan Adik Ipar
88
Curiga
89
Ke Kota Bersama
90
Menawarkan Perabotan Rumah
91
Berunding
92
Ketahuan
93
Orangtua Ines Datang
94
Minta pertanggungjawaban
95
Grup WA
96
Datang ke kantor
97
Tak Sengaja Bertemu Teman SMP
98
Bernegosiasi
99
Pamer kekayaan
100
Mengantar Bekal Makan Siang
101
Jadi Bahan Hujatan Digrup Alumni
102
Ines sudah tidak waras
103
Tiga Persyaratan
104
Mengembalikan sertifikat
105
Gosip menyebar
106
Bertemu Temen Julid Lagi
107
Reunian
108
Semua orang tercengang
109
Mendatangi Rumah Mentari
110
Bertemu Ines di Mall
111
Alex kembali
112
Rencana perjodohan
113
Di paksa menerima lamaran Alex
114
Senjata makan tuan
115
Tidak percaya
116
Menghindar
117
Diskusi
118
Kembalinya Sang Mantan
119
Beratnya Syarat kedua dan ketiga
120
Rencana liburan
121
Ketemu dua demit
122
Mendorong motor
123
Nenek Lampir
124
Tiga bersaudara pergi ke rumah Bagas
125
Rencana Datang Kereunian Kampus
126
Tegasnya Laras
127
Ketahuan
128
Mempermalukan Ines
129
Pelakor tak punya malu
130
Bergosip
131
kecoak
132
selingkuh teriak selingkuh
133
Ketahuan.
134
Fitnah
135
Cinta boleh tapi jangan bodoh
136
Suka cari-cari masalah
137
Gosip beredar
138
Kehadiran Sang Nenek
139
Ancaman
140
Nenek julid
141
Di ajak ikut Arisan
142
Pamer kekayaan
143
Merasa tersaingi
144
Pertemuan yang tidak sengaja
145
Perdebatan yang cukup alot
146
Membeli perhiasan baru
147
Caper
148
Mencoba mempengaruhi Bagas Kemabli
149
Kedatangan Seruni ke Desa
150
Mengajak Mira tinggal bersama
151
Fira hamil
152
Pencuri sebenarnya
153
Laras di fitnah
154
Ingin pinjam mobil
155
Rencana mestop uang jatah
156
meminta bantuan pada Reza
157
Bertengkar
158
Narti mencoba menghasut Bagas
159
Menolak dijodohkan
160
Resepsi pernikahan Ines dan Alex
161
Gendhis belum bisa move on
162
Puspa berusaha membujuk Heny
163
seperti roller coaster
164
dengan tegas menolak
165
Mahar lima ratus ribu
166
memaksakan ingin mengadakan resepsi
167
Pinjam uang
168
berkunjung ke rumahnya Farhan
169
Minta dinikahi secepatnya
170
Tidak menginginkan anak-anak Farhan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!