Kejutan dari Dirga

...Rumah Mentari...

"Mas, ayo makan. Ayah dan ibu sudah menunggu di luar", ujar Mentari saat memasuki kamar. Namun, bibirnya mengulas senyum ketika mendapati Dirga tengah tertidur di atas ranjang.

Wajah tampan suaminya itu terlihat damai, setelah sholat Dzuhur tadi Mentari berpamitan keluar kamar meninggalkan Dirga yang sedang membaca buku di dalam kamar. Wanita yang baru saja menikah beberapa hari yang lalu itu, menyingkirkan rambut yang ada di kening Dirga dengan hati-hati.

Tampan, dan sangat tampan.

Khas orang kaya yang terawat, bahkan kulit Dirga jauh lebih harus dari pada dia yang seorang wanita. Namun, Mentari segera menarik tangannya dan menggigit bibir.

Hubungannya dengan Dirga sampai saat ini masih datar, suaminya masih bersikap dingin dan juga masih tengah berusaha membangun tembok pemisah antara mereka berdua. Sikap Dirga sangat berbeda sekali ketika dia bersama kedua adik Mentari, ataupun kepada kedua mertuanya. Jika dengan mereka Dirga terlihat hangat dan nyaman.

Mentari bisa mengambil kesimpulan, bahwa pernikahan mereka nantinya tidaklah mudah. Dia harus mencari cara agar bisa mengambil hati suaminya secepatnya. Walaupun mereka menikah secara dijodohkan, namun Mentari tidak mau pernikahannya gagal.

Setelah beberapa menit berlalu, Mentari memutuskan untuk keluar kamar, dia akan membiarkan Dirga istirahat dengan tenang. Mungkin saja laki-laki itu baru bisa tidur nyenyak di rumah mewah ini, sebab ketika berada di rumahnya kemarin Dirga tidak nyaman.

Bunyi pintu yang tertutup rapat itu membuat Dirga langsung membuka matanya, dia menyentuh dahinya yang tadi disentuh oleh Mentari. Sejujurnya Dirga juga ingin berusaha untuk Mentari, dia tahu bahwa Mentari sudah menjadi istrinya dan dia juga sudah mempunyai tanggungjawab pada wanita itu.

Namun, Dirga membutuhkan waktu. Dia lumpuh, lalu di tinggalkan tunangannya yang sangat ia cintai, dan kini dia tiba-tiba dijodohkan. Sehingga membuatnya kini begitu shock.

"Mas, gak makan di luar bareng Ayah dan yang lain?" Mira menyembulkan kepalanya dari balik pintu, dia menatap Dirga dengan senyuman kecil.

"Nggak, Mas baru saja bangun. Kamu baru pulang sekolah?" tanya Dirga balik, dia menaikkan sebelah alisnya saat melihat Mira yang masih memakai seragam sekolah SMA.

"Iya, sebenarnya tadi ujian jadi pulangnya cepat. Tapi kami tadi mampir dulu ke toko buku, uang dari mas Dirga aku buat beli buku", Jawab Mira malu-malu, merasa sangat berterimakasih karena Dirga, dia bisa membeli buku yang ia impikan dari dulu. "Dulu satu buah buku untukku terlalu mahal, Mas. Tapi sekarang aku bisa beli, terimakasih ya, Mas".

"Sama-sama, apapun yang kalian butuhkan bilang saja sama, Mas". Dirga menaikkan tangannya kala di belakang Mira muncul sesosok Bara yang menenteng sebuah kantong plastik yang terlihat berat.

"Mbak Mira memborong seluruh isi toko buku, Mas ", adunya sambil terkekeh.

"Nggak apa-apa, Mas suka kalau kalian rajin belajar dan membaca". Dirga terkekeh, dia yang di lahirkan dan di besarkan sebagai anak tunggal merasa sangat bahagia ketika memiliki dua orang adik baru.

Dirga melambaikan tangannya, lalu menyuruh Mira dan Bara untuk masuk kedalam kamarnya. Setelah kedua anak SMP dan SMA itu masuk ke dalam kamar. "Kalian sudah melakukan apa yang Mas minta?" tanya Dirga berbisik.

"Sudah, Mas. Aman!" Mira dan Bara balas berbisik.

"Dimana?" tanya Dirga lagi.

"Di kota, Mas. Yang punya kakaknya temanku, dia dulu juga teman sekolahnya Mbak Tari dulu. Tempatnya juga sudah bagus dan memuaskan. Aku sudah reservasi buat besok", jawab Mira sambil menaikkan jempolnya.

"Kamu besok gak sekolah? Bukannya ujian?" tanya Dirga sangsi.

"Sudah selesai Mas, ini hari terakhir ", kata Mira lagi.

"Ya sudah kalau gitu, kamu sama Mbak Tari naik mobil saja. Nanti Mas suruh Pak Mamat untuk antar kalian ke kota, kalian jangan naik motor, soalnya kan perjalanan sangat jauh untuk ke kota", jawab Dirga cepat.

"Kalau begitu ajak Ibu saja sekalian, jadi bertiga perginya".

Walaupun Desa istrinya itu di pinggiran kota, tetap saja jarak ke kota lumayan jauh. Tergantung tempat yang di tuju, bisa 30 menit atau sampai satu jam lebih.

"Ok. Mas, siap laksanakan!".

"Ingat, kalau Mbak mu tanya mau kemana... Bilang saja mau survey kampus yang akan kamu masukin", Dirga kembali memberikan perintah. "Kamu besok disini saja ya, Bar. Mas perlu bantuan besok", kata Dirga lagi.

"Siap bos!" keduanya langsung memasang pose hormat.

"Nah, kalian bisa keluar sekarang? Bisa gawat kalau sampai ketahuan Mbak mu, Kitakan mau ngasih kejutan untuk dia", ujar Dirga sambil tertawa. "Bilang sama petugasnya ya, Mir. Kasih perawatan yang terbaik, masalah harga jangan khawatir ".

"Baik Mas".

Padahal mereka didalam ruangan yang jelas tidak ada satu orang pun yang mendengarnya, namun mereka tetap berbisik sampai pembicaraan mereka selesai. Setelah kedua adik Mentari pergi, Dirga kemudian menghela nafas panjang.

Mentari, Mira dan Laras sangat kusam. Wajah mereka cantik, namun tidak terawat. Terutama Mentari dan Mira yang masih SMA, mereka tidak memakai skincare ataupun makeup. Sebab harga benda-benda itu terlalu mahal untuk mereka.

Dirga menyuruh Mira untuk mencari salon yang bisa memberikan mereka perawatan menyeluruh, yang bisa membuat mereka tampil glow up!.

...****************...

...Di kota...

"Lah kita bukannya mau ke kampus, Mir. Kenapa ke salon?" tanya Mentari heran saat Mamat memberhentikan mobil di sebuah salin besar, dia dan Laras saling pandang keheranan.

"Ini perintah dari Mas Dirga, Mbak. Aslinya aku bohong, maaf ya?" Mira tertawa. "Mas Dirga ingin kita perawatan biar glowing", lanjutnya lagi.

"Bisa-bisanya kalian kompak seperti ini", Mentari menggeleng.

"Ayo kita turun Bu, Mbak!" Mira keluar dari mobil dengan semangat. " Btw, salon ini punya Mbak Santi loh. Temannya Mbak Tari dulu, anaknya Pakde Bram yang menikah dengan pengusaha", tutur Mira lagi.

"Oalah, sukses banget Santi sekarang, ya. Alhamdulillah ibuk ikut senang melihat orang sukses. Semoga kalian bisa seperti ini juga, ya Nduk", Laras melihat sekeliling salon dengan rasa takjub.

Mentari, Mira dan Laras melakukan perawatan menyeluruh. Mereka menikmati kegiatan ini dengan bahagia. Sesekali mereka mengingat kalau beberapa hari yang lalu mereka masih orang susah, untuk makan saja mereka masih susah.

Setelah mereka perawatan, Mira mengajak ke mall untuk belanja . Saat di mobil Mentari tak tahan untuk mengutarakan satu pertanyaan.

"Kamu dapat duit dari mana, Dek? perasaan banyak banget!" katanya.

"Dapat dari Mas Dirga, lah. Dia memberi kartu dan katanya suruh pakai sepuasnya" jawab Mira santai. "Habis dari salon kita belanja, Mas Dirga bilang kita wajib beli apapun apa yang kita mau!" Mira kembali mengingatkan pesan Dirga.

"Mbak kan punya uang sendiri, Mir. Yang dikasih mas Dirga belum Mbak pakai", ujar Mentari.."Mbak gak boleh menolak rezeki, ini niat baik mas Dirga loh. Lagian ini artinya Mas Dirga peduli sama Mbak. Lihat ini... Wajah Mbak kinclong, kulit yang kusam jadi glowing, cantik banget! Iyakan, Bu?" Mira menyenggol lengan ibunya yang wajahnya juga kelihatan agak muda.

"Iya, benar itu, Nak Dirga baik sekali. ibu bahagia saat ingat kalau laki-laki baik hati itu adalah menantu ibu, dan suami kamu, Nduk", Laras tersenyum.

Mereka kemudian masuk kedalam mall, Mira mengajak ke toko pakaian.

Namun___

"Heh, jangan pegang-pegang. Kalau rusak nanti kalian tidak bisa bayar!" Gendis berujar dengan wajah meremehkan.

...****************...

Terpopuler

Comments

Christina Hartini

Christina Hartini

hadeeeeh ketemu uler Keket lagi

2025-01-04

0

febby fadila

febby fadila

hadeee yg suka bikin rusuh

2024-12-08

0

lihat semua
Episodes
1 Calon Suami Lumpuh
2 Ejekan dari keluarga Part 1
3 Ejekan Dari Keluarga Part 2
4 Sifat keluarga besar yang di Luar Nurul
5 Hinaan dari Mantan
6 Akad Nikah Semua Orang Syok!!!
7 Tidak Ada Pelet!
8 Denok Kepo Uang Mahar Asli atau Palsu
9 Penasaran Dengan Pemilik Rumah Mewah
10 Melihat Rumah Baru
11 Obrolan Beni Dan Dirga
12 Pindahan
13 Tak Bisa Berkata-kata
14 Mega Terlalu Percaya Diri
15 Kejutan dari Dirga
16 Gendis mempermalukan dirinya sendiri.
17 Denok Shock
18 Dirga Cemburu
19 Anak Konglomerat
20 Identitas Dirga Sebenarnya
21 Memutus Kerja Sama
22 Berkunjung kerumah mertua
23 Bertengkar
24 Reza berusaha mendekati Mentari lagi
25 Peduli
26 Reza dan Gendis bertengkar
27 kebohongan
28 Di fitnah
29 Tamu tak diundang
30 Orang Asing yang tidak Penting
31 Perlawanan !
32 Meminta untuk Gadaikan SK
33 Ancaman Untuk Narti
34 Curiga
35 Mencecar Yanto
36 Mau terapi kembali
37 Narti bikin ulah
38 Di Serang Balik
39 Ines meminta bantuan Bella
40 Ancaman!!
41 Menginap
42 Misi Gagal
43 Di Bohongi Dewi
44 Mencari Cara
45 Di kerjain
46 Di Usir
47 Dirga Mulai Tertarik pada Mentari
48 Ingin Pinjam Uang
49 Sudah Salah, Masih Membela Diri!!
50 Bella di Hukum
51 Kata Sayang!!!
52 Menstalking
53 Kiriman Makana misterius
54 Gendis ketahuan
55 Pajangan Foto Segede gaban
56 Pindahan
57 Kecolongan
58 Gusar
59 Tak Punya Muka
60 Jemput Paksa
61 Bisa Berjalan Lagi
62 Mundur
63 Di fitnah
64 Bella di tolong Mentari
65 Makan malam
66 Menolak untuk membantu Ines
67 acara syukuran
68 Gagal
69 sudah di ujung tanduk
70 Mendatangi Rumah Mertua
71 Rencana Reno dan Soraya
72 Curhat
73 Keguguran
74 Menjenguk Gendis
75 Malam Pertama yang Tertunda
76 Meminta Maaf Pada Bella
77 Menggadaikan Sertifikat Rumah
78 Di Kira Hamil
79 Memeriksa CCTV
80 Tamu yang Mengejutkan
81 Ketahuan
82 Kecewa
83 Gendhis Masih belum berubah
84 Bersikap tegas
85 Bingung mencari bantuan
86 Terkena Adzab
87 Di Gadaikan Adik Ipar
88 Curiga
89 Ke Kota Bersama
90 Menawarkan Perabotan Rumah
91 Berunding
92 Ketahuan
93 Orangtua Ines Datang
94 Minta pertanggungjawaban
95 Grup WA
96 Datang ke kantor
97 Tak Sengaja Bertemu Teman SMP
98 Bernegosiasi
99 Pamer kekayaan
100 Mengantar Bekal Makan Siang
101 Jadi Bahan Hujatan Digrup Alumni
102 Ines sudah tidak waras
103 Tiga Persyaratan
104 Mengembalikan sertifikat
105 Gosip menyebar
106 Bertemu Temen Julid Lagi
107 Reunian
108 Semua orang tercengang
109 Mendatangi Rumah Mentari
110 Bertemu Ines di Mall
111 Alex kembali
112 Rencana perjodohan
113 Di paksa menerima lamaran Alex
114 Senjata makan tuan
115 Tidak percaya
116 Menghindar
117 Diskusi
118 Kembalinya Sang Mantan
119 Beratnya Syarat kedua dan ketiga
120 Rencana liburan
121 Ketemu dua demit
122 Mendorong motor
123 Nenek Lampir
124 Tiga bersaudara pergi ke rumah Bagas
125 Rencana Datang Kereunian Kampus
126 Tegasnya Laras
127 Ketahuan
128 Mempermalukan Ines
129 Pelakor tak punya malu
130 Bergosip
131 kecoak
132 selingkuh teriak selingkuh
133 Ketahuan.
134 Fitnah
135 Cinta boleh tapi jangan bodoh
136 Suka cari-cari masalah
137 Gosip beredar
138 Kehadiran Sang Nenek
139 Ancaman
140 Nenek julid
141 Di ajak ikut Arisan
142 Pamer kekayaan
143 Merasa tersaingi
144 Pertemuan yang tidak sengaja
145 Perdebatan yang cukup alot
146 Membeli perhiasan baru
147 Caper
148 Mencoba mempengaruhi Bagas Kemabli
149 Kedatangan Seruni ke Desa
150 Mengajak Mira tinggal bersama
151 Fira hamil
152 Pencuri sebenarnya
153 Laras di fitnah
154 Ingin pinjam mobil
155 Rencana mestop uang jatah
156 meminta bantuan pada Reza
157 Bertengkar
158 Narti mencoba menghasut Bagas
159 Menolak dijodohkan
160 Resepsi pernikahan Ines dan Alex
161 Gendhis belum bisa move on
162 Puspa berusaha membujuk Heny
163 seperti roller coaster
164 dengan tegas menolak
165 Mahar lima ratus ribu
166 memaksakan ingin mengadakan resepsi
167 Pinjam uang
168 berkunjung ke rumahnya Farhan
169 Minta dinikahi secepatnya
170 Tidak menginginkan anak-anak Farhan
Episodes

Updated 170 Episodes

1
Calon Suami Lumpuh
2
Ejekan dari keluarga Part 1
3
Ejekan Dari Keluarga Part 2
4
Sifat keluarga besar yang di Luar Nurul
5
Hinaan dari Mantan
6
Akad Nikah Semua Orang Syok!!!
7
Tidak Ada Pelet!
8
Denok Kepo Uang Mahar Asli atau Palsu
9
Penasaran Dengan Pemilik Rumah Mewah
10
Melihat Rumah Baru
11
Obrolan Beni Dan Dirga
12
Pindahan
13
Tak Bisa Berkata-kata
14
Mega Terlalu Percaya Diri
15
Kejutan dari Dirga
16
Gendis mempermalukan dirinya sendiri.
17
Denok Shock
18
Dirga Cemburu
19
Anak Konglomerat
20
Identitas Dirga Sebenarnya
21
Memutus Kerja Sama
22
Berkunjung kerumah mertua
23
Bertengkar
24
Reza berusaha mendekati Mentari lagi
25
Peduli
26
Reza dan Gendis bertengkar
27
kebohongan
28
Di fitnah
29
Tamu tak diundang
30
Orang Asing yang tidak Penting
31
Perlawanan !
32
Meminta untuk Gadaikan SK
33
Ancaman Untuk Narti
34
Curiga
35
Mencecar Yanto
36
Mau terapi kembali
37
Narti bikin ulah
38
Di Serang Balik
39
Ines meminta bantuan Bella
40
Ancaman!!
41
Menginap
42
Misi Gagal
43
Di Bohongi Dewi
44
Mencari Cara
45
Di kerjain
46
Di Usir
47
Dirga Mulai Tertarik pada Mentari
48
Ingin Pinjam Uang
49
Sudah Salah, Masih Membela Diri!!
50
Bella di Hukum
51
Kata Sayang!!!
52
Menstalking
53
Kiriman Makana misterius
54
Gendis ketahuan
55
Pajangan Foto Segede gaban
56
Pindahan
57
Kecolongan
58
Gusar
59
Tak Punya Muka
60
Jemput Paksa
61
Bisa Berjalan Lagi
62
Mundur
63
Di fitnah
64
Bella di tolong Mentari
65
Makan malam
66
Menolak untuk membantu Ines
67
acara syukuran
68
Gagal
69
sudah di ujung tanduk
70
Mendatangi Rumah Mertua
71
Rencana Reno dan Soraya
72
Curhat
73
Keguguran
74
Menjenguk Gendis
75
Malam Pertama yang Tertunda
76
Meminta Maaf Pada Bella
77
Menggadaikan Sertifikat Rumah
78
Di Kira Hamil
79
Memeriksa CCTV
80
Tamu yang Mengejutkan
81
Ketahuan
82
Kecewa
83
Gendhis Masih belum berubah
84
Bersikap tegas
85
Bingung mencari bantuan
86
Terkena Adzab
87
Di Gadaikan Adik Ipar
88
Curiga
89
Ke Kota Bersama
90
Menawarkan Perabotan Rumah
91
Berunding
92
Ketahuan
93
Orangtua Ines Datang
94
Minta pertanggungjawaban
95
Grup WA
96
Datang ke kantor
97
Tak Sengaja Bertemu Teman SMP
98
Bernegosiasi
99
Pamer kekayaan
100
Mengantar Bekal Makan Siang
101
Jadi Bahan Hujatan Digrup Alumni
102
Ines sudah tidak waras
103
Tiga Persyaratan
104
Mengembalikan sertifikat
105
Gosip menyebar
106
Bertemu Temen Julid Lagi
107
Reunian
108
Semua orang tercengang
109
Mendatangi Rumah Mentari
110
Bertemu Ines di Mall
111
Alex kembali
112
Rencana perjodohan
113
Di paksa menerima lamaran Alex
114
Senjata makan tuan
115
Tidak percaya
116
Menghindar
117
Diskusi
118
Kembalinya Sang Mantan
119
Beratnya Syarat kedua dan ketiga
120
Rencana liburan
121
Ketemu dua demit
122
Mendorong motor
123
Nenek Lampir
124
Tiga bersaudara pergi ke rumah Bagas
125
Rencana Datang Kereunian Kampus
126
Tegasnya Laras
127
Ketahuan
128
Mempermalukan Ines
129
Pelakor tak punya malu
130
Bergosip
131
kecoak
132
selingkuh teriak selingkuh
133
Ketahuan.
134
Fitnah
135
Cinta boleh tapi jangan bodoh
136
Suka cari-cari masalah
137
Gosip beredar
138
Kehadiran Sang Nenek
139
Ancaman
140
Nenek julid
141
Di ajak ikut Arisan
142
Pamer kekayaan
143
Merasa tersaingi
144
Pertemuan yang tidak sengaja
145
Perdebatan yang cukup alot
146
Membeli perhiasan baru
147
Caper
148
Mencoba mempengaruhi Bagas Kemabli
149
Kedatangan Seruni ke Desa
150
Mengajak Mira tinggal bersama
151
Fira hamil
152
Pencuri sebenarnya
153
Laras di fitnah
154
Ingin pinjam mobil
155
Rencana mestop uang jatah
156
meminta bantuan pada Reza
157
Bertengkar
158
Narti mencoba menghasut Bagas
159
Menolak dijodohkan
160
Resepsi pernikahan Ines dan Alex
161
Gendhis belum bisa move on
162
Puspa berusaha membujuk Heny
163
seperti roller coaster
164
dengan tegas menolak
165
Mahar lima ratus ribu
166
memaksakan ingin mengadakan resepsi
167
Pinjam uang
168
berkunjung ke rumahnya Farhan
169
Minta dinikahi secepatnya
170
Tidak menginginkan anak-anak Farhan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!