Pindahan

...Rumah Narti...

Gendis merasa resah. Baru saja dia tadi siang bergaduh dengan Mentari, perkara sepupunya itu mengaku sebagai pemilik rumah mewah sebelah rumahnya.

Kini dia semakin gelisah saat melihat story yang baru saja di buat oleh Mentari. Gendis menggelengkan kepala berulang kali untuk menepis kenyataan ini.

"Mana mungkin!" geramnya.

Kedua tangan Gendis meremas ponselnya yang beberapa bulan yang lalu di belikan oleh Reza. Ponsel dengan berlogo apel digigit, yang jelas dengan harga yang mahal.

"Sayang, kamu kenapa?" suara Reza yang baru saja memasuki kamar, mengejutkan Gendis.

"Ehh... Mas?", Gendis mengerutkan bibirnya.

"Kenapa?"' tanya Reza kembali, pasti istrinya sekarang sedang tak baik-baik saja saat ini.

"Aku lagi kesel, Mas!", ucap Gendis

Reza menaikkan sebelah alisnya. "Jangan kesel dong! Ingat kamu harus selalu happy. Mas, gak mau kamu stres, ibu hamil harus bahagia. Malam ini, mau makan di luar?" Reza menawarkan Gendis makan malam di luar.

"Aku gak nafsu makan, Mas. Aku sebel karena melihat postingan Mentari!" keluh Gendis.

"Postingan Mentari, memang dia memposting apa, sehingga membuatmu kesal?", tanya Reza.

"Kamu tahu, Mas. Aku tadi bertemu Mentari di rumah sebelah. Rumah mewah yang selama ini kita tidak tahu siapa pemiliknya. Mentari mengaku bahwa rumah mewah itu adalah miliknya yang di berikan oleh suaminya sebagai mahar pernikahannya!" pekik Gendis.

Reza tertawa mendengar apa yang telah dikatakan oleh istrinya.

"Kamu itu mudah sekali dibohongi sama, Mentari. Mana mungkin dia di beri mahar rumah yang semewah itu! Haha...!" Reza semakin tertawa meremehkan.

"Aku sebenarnya juga tidak ingin percaya, Mas. Sebab aku kira mentari dan orangtuanya akan melamar pekerjaan jadi pembantu di rumah mewah itu. Karena aku melihat banyak sekali pekerja di sana, sepertinya rumah itu akan di huni oleh pemiliknya". Ucap Gendis.

"Namun, Mentari justru memposting foto sedang berada dirumah mewah itu, aku semakin takut jika benar suaminya yang memberikan?" sambung Gendis semakin panik.

Begitulah Gendis yang memiliki sifat iri dan dengki. Dia tidak akan tenang jika ada yang lebih dari dirinya. Apalagi Mentari wanita yang selalu ia musuhi. Gendis selalu berusaha merusak impian Mentari, seperti merebut calon suaminya.

Dulu Gendis diam-diam mengirim pesan pada Reza, dan merayunya. Hingga akhirnya Reza luluh pada pesona Gendis.

Terlebih Gendis memiliki gelar seorang ASN, membuat dirinya semakin disukai oleh orangtuanya Reza. Mereka anggap sekufu.

"Tidak mungkin, Kumu jangan percaya sama Mentari. Dia sengaja ingin memanasi mu. Lebih baik kita makan malam diluar, kamu mau makan apa?" tanya Reza.

Gendis menggigit bibir bawahnya. Dia berpikir bisa gila jika terus memikirkan hal ini. Sedangkan perutnya sudah lapar dari tadi.

"baiklah, kita keluar malam ini, Mas", jawab Gendis setuju akan ajakan suaminya.

"Nah gitu dong! Kamu jangan marah lagi, karena apa kamu pikirkan itu tidaklah benar", Reza mencoba menenangkan Gendis.

****************

...Rumah Bagas...

Mentari mendorong kursi roda suaminya. Mereka baru saja selesai makan malam bersama, dan Dirga juga masih belum banyak bicara pada Mentari.

Tadi sore Mentari sempat mendengar obrolan Dirga dan Beni. Mentari sangat ingin sekali membuat Dirga kembali bersemangat untuk terapi lagi. Terbesit rasa kasihan, karena mengetahui bahwa Dirga sudah putus asa.

Mentari tidak tahu, luka apa yang telah membuat Dirga tak mempunyai semangat lagi.

"Mas, kamu butuh sesuatu?" tanya Mentari saat membantu Dirga duduk di atas ranjang.

"Tidak ada!" jawabnya singkat.

Mentari tersenyum. Ia berusaha lebih dekat lagi dengan Dirga, meskipun sikap Dirga padanya begitu dingin.

"Mau aku buatkan teh hangat?"

"Aku bilang tidak! Kamu dengar kan?" Ucap Dirga.

Mentari mengangguk mengerti. Ia harus memiliki banyak stok sabar untuk suaminya.

Dirga menunduk. Karena ia menjadikan Mentari pelampiasan kemarahannya.

Sebelum kecelakaan itu terjadi. Dirga memiliki tunangan. Namun wanita itu meninggalkannya saat kondisi Dirga lumpuh.

Dirga merasakan patah hati yang teramat sakit. Di campakkan dan tak diinginkan, sungguh melukai harga dirinya. Hingga saat ini Dirga belum bisa melupakan mantan tunangannya. Apalagi menerima Mentari dan mencintainya, Dirga belum bisa melakukan itu.

----------------

Mentari membiarkan Dirga berada di kamar sendiri. Karena tampak suaminya butuh waktu, tidak ingin berbicara dulu dengannya.

Mentari memilih membantu ibunya.

Besok mereka akan pindah rumah baru. Jadi banyak pekerjaan yang harus dilakukan seperti mengemasi pakaian, membawa barang mereka yang tidak terlalu banyak.

Karena di rumah sederhana itu tidaklah banyak memiliki barang berharga. Hanya ada TV, kulkas dan perkakas dapur.

Sedangkan disana sudah lengkap semua barang elektronik. Namun, Mentari dan ibunya ingin membersihkan rumah mereka. Namun, sebenarnya Laras berat hati meninggalkan rumahnya yang penuh dengan kenangan.

Tapi ini semua demi kebaikan keluarga mereka, karena rumah itu butuh renovasi. Selama ini orangtua Mentari tidak memiliki dana untuk merenovasinya.

Mentari muali membantu ibunya membereskan dapur. Menyimpan piring-piring kedalam baskom, lalu di bungkus menggunakan kain berbentuk segi empat lalu di satukan dengan ujung-ujungnya , serta diikat dengan kencang.

"Dirga tidak mau dibuatkan, minum?, tanya Laras ditengah aktivitas mereka.

"Tidak Bu. Tadi Mas Dirga bilang, ingin istirahat saja", jawab Mentari.

Laras melanjutkan menyusun perkakas yang lain.

****************

Siang harinya Mentari dan keluarganya diantar menggunakan mobil menuju rumah mewah itu .

Denok yang saat itu sedang mengendarai sepeda motor. Membelokkan kendaraan roda duanya ke halaman rumah sang kakak yaitu Narti.

" Pasti itu pemiliknya dan akan tinggal disana", ucap Denok buru-buru ia memarkirkan sepeda motornya.

Berita tentang Mentari yang datang kerumah mewah itu, sudah sampai ke telinga Denok. Tentu saja kabar itu ia dapatkan dari sang kakak.

Mereka sangat penasaran. Apakah Mentari dan keluarganya akan menepati rumah itu

"Mbak...! Mbah Narti...!", suara Denok menggema di dalam rumah Narti, saat ia berteriak memanggil kakaknya .

Narti sedang santai menonton televisi, langsung mengalihkan pandanganya. Ia segera bangkit dan buru-buru menghampiri Denok.

"Ada apa, kamu teriak-teriak?" tanya Narti panik.

"Itu Mbak! Sepertinya rumah sebelah akan di tempati. Barusan aku melihat ada mobil masuk kesana!" seru Denok memberitahu.

"Ayo kita lihat kesana sekarang. Untuk melihat siapa sebenarnya pemilik rumah itu!" ajak Narti antusias.

Dia tidak boleh melewatkan momen ini.

Dus orang itu tergesa-gesa menuju rumah mewah itu. Namun, mereka kecewa karena gerbang tinggi tersebut telah tertutup. Sehingga keduanya tidak bisa masuk.

"Aduh! Kenapa di tutup segala. Kemarin di buka saja. Jadi sekarang kita tidak bisa melihat siapa penghuni sebenarnya" gerutu Narti

Bagitu pun dengan Denok.

"Gimana kalau kita panjat saja gerbangnya untuk mengintip!" usul Narti.

"Siapa yang panjat?" tanya Denok.

"Ya kamu, Nok! Masak Mbak?" sahut Narti.

Denok nampak berpikir. Namun, akal sehatnya kalah dengan rasa penasarannya.

"Pegangin, Mbak!" perintah Denok.

Narti nampaknya bingung, karena tubuh Denok cukup berisi.

Denok buru-buru mencoba untuk memanjat.

"Brukkk...!!" Baru saja menaikkan kakinya, Denok sudah terpleset dan terhenyak.

"Aaaaaa.....!" teriak Denok kesakitan.

Terpopuler

Comments

yuyun sumiati

yuyun sumiati

lanjut audor sukurin orang julid kena batunya celaka deh

2025-01-30

0

febby fadila

febby fadila

dasar oon itulah klw udah iri mendara daging

2024-12-08

0

Christina Hartini

Christina Hartini

dasar orang kepoan, rasian😀😀😀😀

2025-01-04

0

lihat semua
Episodes
1 Calon Suami Lumpuh
2 Ejekan dari keluarga Part 1
3 Ejekan Dari Keluarga Part 2
4 Sifat keluarga besar yang di Luar Nurul
5 Hinaan dari Mantan
6 Akad Nikah Semua Orang Syok!!!
7 Tidak Ada Pelet!
8 Denok Kepo Uang Mahar Asli atau Palsu
9 Penasaran Dengan Pemilik Rumah Mewah
10 Melihat Rumah Baru
11 Obrolan Beni Dan Dirga
12 Pindahan
13 Tak Bisa Berkata-kata
14 Mega Terlalu Percaya Diri
15 Kejutan dari Dirga
16 Gendis mempermalukan dirinya sendiri.
17 Denok Shock
18 Dirga Cemburu
19 Anak Konglomerat
20 Identitas Dirga Sebenarnya
21 Memutus Kerja Sama
22 Berkunjung kerumah mertua
23 Bertengkar
24 Reza berusaha mendekati Mentari lagi
25 Peduli
26 Reza dan Gendis bertengkar
27 kebohongan
28 Di fitnah
29 Tamu tak diundang
30 Orang Asing yang tidak Penting
31 Perlawanan !
32 Meminta untuk Gadaikan SK
33 Ancaman Untuk Narti
34 Curiga
35 Mencecar Yanto
36 Mau terapi kembali
37 Narti bikin ulah
38 Di Serang Balik
39 Ines meminta bantuan Bella
40 Ancaman!!
41 Menginap
42 Misi Gagal
43 Di Bohongi Dewi
44 Mencari Cara
45 Di kerjain
46 Di Usir
47 Dirga Mulai Tertarik pada Mentari
48 Ingin Pinjam Uang
49 Sudah Salah, Masih Membela Diri!!
50 Bella di Hukum
51 Kata Sayang!!!
52 Menstalking
53 Kiriman Makana misterius
54 Gendis ketahuan
55 Pajangan Foto Segede gaban
56 Pindahan
57 Kecolongan
58 Gusar
59 Tak Punya Muka
60 Jemput Paksa
61 Bisa Berjalan Lagi
62 Mundur
63 Di fitnah
64 Bella di tolong Mentari
65 Makan malam
66 Menolak untuk membantu Ines
67 acara syukuran
68 Gagal
69 sudah di ujung tanduk
70 Mendatangi Rumah Mertua
71 Rencana Reno dan Soraya
72 Curhat
73 Keguguran
74 Menjenguk Gendis
75 Malam Pertama yang Tertunda
76 Meminta Maaf Pada Bella
77 Menggadaikan Sertifikat Rumah
78 Di Kira Hamil
79 Memeriksa CCTV
80 Tamu yang Mengejutkan
81 Ketahuan
82 Kecewa
83 Gendhis Masih belum berubah
84 Bersikap tegas
85 Bingung mencari bantuan
86 Terkena Adzab
87 Di Gadaikan Adik Ipar
88 Curiga
89 Ke Kota Bersama
90 Menawarkan Perabotan Rumah
91 Berunding
92 Ketahuan
93 Orangtua Ines Datang
94 Minta pertanggungjawaban
95 Grup WA
96 Datang ke kantor
97 Tak Sengaja Bertemu Teman SMP
98 Bernegosiasi
99 Pamer kekayaan
100 Mengantar Bekal Makan Siang
101 Jadi Bahan Hujatan Digrup Alumni
102 Ines sudah tidak waras
103 Tiga Persyaratan
104 Mengembalikan sertifikat
105 Gosip menyebar
106 Bertemu Temen Julid Lagi
107 Reunian
108 Semua orang tercengang
109 Mendatangi Rumah Mentari
110 Bertemu Ines di Mall
111 Alex kembali
112 Rencana perjodohan
113 Di paksa menerima lamaran Alex
114 Senjata makan tuan
115 Tidak percaya
116 Menghindar
117 Diskusi
118 Kembalinya Sang Mantan
119 Beratnya Syarat kedua dan ketiga
120 Rencana liburan
121 Ketemu dua demit
122 Mendorong motor
123 Nenek Lampir
124 Tiga bersaudara pergi ke rumah Bagas
125 Rencana Datang Kereunian Kampus
126 Tegasnya Laras
127 Ketahuan
128 Mempermalukan Ines
129 Pelakor tak punya malu
130 Bergosip
131 kecoak
132 selingkuh teriak selingkuh
133 Ketahuan.
134 Fitnah
135 Cinta boleh tapi jangan bodoh
136 Suka cari-cari masalah
137 Gosip beredar
138 Kehadiran Sang Nenek
139 Ancaman
140 Nenek julid
141 Di ajak ikut Arisan
142 Pamer kekayaan
143 Merasa tersaingi
144 Pertemuan yang tidak sengaja
145 Perdebatan yang cukup alot
146 Membeli perhiasan baru
147 Caper
148 Mencoba mempengaruhi Bagas Kemabli
149 Kedatangan Seruni ke Desa
150 Mengajak Mira tinggal bersama
151 Fira hamil
152 Pencuri sebenarnya
153 Laras di fitnah
154 Ingin pinjam mobil
155 Rencana mestop uang jatah
156 meminta bantuan pada Reza
157 Bertengkar
158 Narti mencoba menghasut Bagas
159 Menolak dijodohkan
160 Resepsi pernikahan Ines dan Alex
161 Gendhis belum bisa move on
162 Puspa berusaha membujuk Heny
163 seperti roller coaster
164 dengan tegas menolak
165 Mahar lima ratus ribu
166 memaksakan ingin mengadakan resepsi
167 Pinjam uang
168 berkunjung ke rumahnya Farhan
169 Minta dinikahi secepatnya
170 Tidak menginginkan anak-anak Farhan
Episodes

Updated 170 Episodes

1
Calon Suami Lumpuh
2
Ejekan dari keluarga Part 1
3
Ejekan Dari Keluarga Part 2
4
Sifat keluarga besar yang di Luar Nurul
5
Hinaan dari Mantan
6
Akad Nikah Semua Orang Syok!!!
7
Tidak Ada Pelet!
8
Denok Kepo Uang Mahar Asli atau Palsu
9
Penasaran Dengan Pemilik Rumah Mewah
10
Melihat Rumah Baru
11
Obrolan Beni Dan Dirga
12
Pindahan
13
Tak Bisa Berkata-kata
14
Mega Terlalu Percaya Diri
15
Kejutan dari Dirga
16
Gendis mempermalukan dirinya sendiri.
17
Denok Shock
18
Dirga Cemburu
19
Anak Konglomerat
20
Identitas Dirga Sebenarnya
21
Memutus Kerja Sama
22
Berkunjung kerumah mertua
23
Bertengkar
24
Reza berusaha mendekati Mentari lagi
25
Peduli
26
Reza dan Gendis bertengkar
27
kebohongan
28
Di fitnah
29
Tamu tak diundang
30
Orang Asing yang tidak Penting
31
Perlawanan !
32
Meminta untuk Gadaikan SK
33
Ancaman Untuk Narti
34
Curiga
35
Mencecar Yanto
36
Mau terapi kembali
37
Narti bikin ulah
38
Di Serang Balik
39
Ines meminta bantuan Bella
40
Ancaman!!
41
Menginap
42
Misi Gagal
43
Di Bohongi Dewi
44
Mencari Cara
45
Di kerjain
46
Di Usir
47
Dirga Mulai Tertarik pada Mentari
48
Ingin Pinjam Uang
49
Sudah Salah, Masih Membela Diri!!
50
Bella di Hukum
51
Kata Sayang!!!
52
Menstalking
53
Kiriman Makana misterius
54
Gendis ketahuan
55
Pajangan Foto Segede gaban
56
Pindahan
57
Kecolongan
58
Gusar
59
Tak Punya Muka
60
Jemput Paksa
61
Bisa Berjalan Lagi
62
Mundur
63
Di fitnah
64
Bella di tolong Mentari
65
Makan malam
66
Menolak untuk membantu Ines
67
acara syukuran
68
Gagal
69
sudah di ujung tanduk
70
Mendatangi Rumah Mertua
71
Rencana Reno dan Soraya
72
Curhat
73
Keguguran
74
Menjenguk Gendis
75
Malam Pertama yang Tertunda
76
Meminta Maaf Pada Bella
77
Menggadaikan Sertifikat Rumah
78
Di Kira Hamil
79
Memeriksa CCTV
80
Tamu yang Mengejutkan
81
Ketahuan
82
Kecewa
83
Gendhis Masih belum berubah
84
Bersikap tegas
85
Bingung mencari bantuan
86
Terkena Adzab
87
Di Gadaikan Adik Ipar
88
Curiga
89
Ke Kota Bersama
90
Menawarkan Perabotan Rumah
91
Berunding
92
Ketahuan
93
Orangtua Ines Datang
94
Minta pertanggungjawaban
95
Grup WA
96
Datang ke kantor
97
Tak Sengaja Bertemu Teman SMP
98
Bernegosiasi
99
Pamer kekayaan
100
Mengantar Bekal Makan Siang
101
Jadi Bahan Hujatan Digrup Alumni
102
Ines sudah tidak waras
103
Tiga Persyaratan
104
Mengembalikan sertifikat
105
Gosip menyebar
106
Bertemu Temen Julid Lagi
107
Reunian
108
Semua orang tercengang
109
Mendatangi Rumah Mentari
110
Bertemu Ines di Mall
111
Alex kembali
112
Rencana perjodohan
113
Di paksa menerima lamaran Alex
114
Senjata makan tuan
115
Tidak percaya
116
Menghindar
117
Diskusi
118
Kembalinya Sang Mantan
119
Beratnya Syarat kedua dan ketiga
120
Rencana liburan
121
Ketemu dua demit
122
Mendorong motor
123
Nenek Lampir
124
Tiga bersaudara pergi ke rumah Bagas
125
Rencana Datang Kereunian Kampus
126
Tegasnya Laras
127
Ketahuan
128
Mempermalukan Ines
129
Pelakor tak punya malu
130
Bergosip
131
kecoak
132
selingkuh teriak selingkuh
133
Ketahuan.
134
Fitnah
135
Cinta boleh tapi jangan bodoh
136
Suka cari-cari masalah
137
Gosip beredar
138
Kehadiran Sang Nenek
139
Ancaman
140
Nenek julid
141
Di ajak ikut Arisan
142
Pamer kekayaan
143
Merasa tersaingi
144
Pertemuan yang tidak sengaja
145
Perdebatan yang cukup alot
146
Membeli perhiasan baru
147
Caper
148
Mencoba mempengaruhi Bagas Kemabli
149
Kedatangan Seruni ke Desa
150
Mengajak Mira tinggal bersama
151
Fira hamil
152
Pencuri sebenarnya
153
Laras di fitnah
154
Ingin pinjam mobil
155
Rencana mestop uang jatah
156
meminta bantuan pada Reza
157
Bertengkar
158
Narti mencoba menghasut Bagas
159
Menolak dijodohkan
160
Resepsi pernikahan Ines dan Alex
161
Gendhis belum bisa move on
162
Puspa berusaha membujuk Heny
163
seperti roller coaster
164
dengan tegas menolak
165
Mahar lima ratus ribu
166
memaksakan ingin mengadakan resepsi
167
Pinjam uang
168
berkunjung ke rumahnya Farhan
169
Minta dinikahi secepatnya
170
Tidak menginginkan anak-anak Farhan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!