Lokasi Kedua

Wajah yang tenang dengan serius lelaki itu turun dari mobil, Max memperhatikan wajah Randra takutnya Randra akan mengalami traumanya kembali. Nyatanya tidak sama sekali, lelaki itu dengan tenang mencari bukti kecelakaan yang terjadi beberapa tahun yang lalu.

Randra dengan teliti mengamati lokasi kecelakaan orang tuanya, sampai ia berhasil menemukan bukti saat hanya menatap lokasi tersebut. Randra dengan cepat melangkah mengambil kunci mobil yang dipegang Max, membuat lelaki itu memanggil Randra walau mobil sudah pergi menjauh.

"Berasa diri gua gak berguna." gumam Max melihat dirinya ditinggal di lokasi.

Sangat tepat sasaran tembaknya kali ini, Randra menemukan bukti kalau dulunya ia pernah datang ke tempat ini. Tempat yang pernah menjadi keluarga, ia menemukan jejak di tempat tersebut.

Jejak mobil dan retakan pembatas jalan yang masih sama, Randra mengakui kalau pemilik mobil itu milik keluarga dari ayahnya. Saat dia masuk ke dalam, ia menemukan goresan di mobil tidak hanya itu saja semua bentuk mobil sudah nyaris sempurna. Hanya saja Randra tidak bodoh dengan apa yang terjadi saat kecelakaan orang tuanya dulu.

"Astaga, Randra. Apa itu kamu?" ucap seseorang saat melihat keberadaan keluarga yang pernah hilang.

Randra dan juga Max dinyatakan hilang oleh keluarga ayahnya, tapi nyatanya dia dibawa pergi oleh keluarga ibunya. Mereka semua tidak tahu, hanya orang terdekat yang tahu tentang mereka berdua.

"Kenapa dia masih hidup?" batin lelaki itu melihat Randra muncul kembali, setelah sekian tahun lamanya tidak ada kabar.

Randra tersenyum, "Apa kabar, paman!"

"Paman baik Randra. Gimana keadaan kamu, kemana kakak kamu Max?" lelaki itu menjawab sambil menerima tangan dari Randra, tangan mereka terasa kuat saat digenggam akibat ulah dari Randra.

"Sudah lama saya tidak menemui paman. Boleh saya masuk?" lelaki itu tertawa sambil menepuk tangan Randra.

"Boleh, masa paman tidak mengizinkan kamu datang."

"Iya, dengan senang hati kami menerima kamu." timpal wanita di samping pamannya, ketiganya masuk untuk menikmati secangkir teh.

"Gimana sama perkembangan kantor? Apa semua berjalan lancar." tanya sang paman yang menatap Randra yang asik menikmati secangkir teh.

Randra tersenyum lalu meletakan gelas, "Semua terkendali paman. Apa paman tahu aku sangat merindukan kedua orang tuaku."

"Maaf Randra waktu itu paman tidak bisa menyelamatkan orang tuamu. Mungkin kalau paman ada di sana orang tuamu tidak akan meninggalkan." lelaki itu memberikan ekspresi sedih saat sang istri mengelus punggung suaminya.

Di dalam hati ia sudah melihat sandiwara dari keluarga ayahnya, memang ia sudah melihat sifat mereka sampai dirinya sudah menebak siapa dalang dari semua ini.

"Oh ya paman, apa paman pernah datang ke lokasi kecelakaan?" lelaki itu tersentak saat Randra membahas kecelakaan dua puluh tahan yang lalu.

"Hahaha, kenapa kamu terus menanyakan kecelakaan orang tuamu Randra. Bukannya pelakunya sudah tertangkap, malah pelaku tersebut sudah dibebaskan. Harusnya kamu jangan biarkan pelaku tersebut melarikan diri apalagi bersenang-senang."

"Iya Randra. Bibi saja sangat kesal dengan kecelakaan adik ipar, rasanya ini semua seperti mimpi."

"Dasar licik." batin Randra melihat kelakuan paman dan bibinya.

"Benar apa yang dikatakan paman sama bibi. Harusnya aku dari awal sudah membunuhnya bukan membiarkan mereka hidup bahagia, malah pelaku yang sebenarnya menjatuhkan kesalahan terhadap orang lain. Gimana ya kalau aku tahu kalau pelakunya masih hidup?" Randra melirik paman dan bibinya, keduanya terkejut mendengar perkataan Randra.

Sepertinya Randra sengaja bicara seperti itu, apa dia tahu yang sebenarnya.

***

Randra bangun dari duduk menatap pamannya, "Kalau gitu Randra pamit dulu paman. Sampaikan salam kepada yang lain."

Lelaki itu tertawa melihat Randra pergi, "Sial! Bagaimana ini pah, kalau Randra tahu kita yang merencanakan ini semua pasti dia akan melaporkannya."

"Sudahlah mah, lagian dia gak bakal tahu. Bukti itu sudah lama aku sudah minta orang untuk memusnahkannya, jadi mama gak perlu khawatir Randra tidak bakal tahu kalau kita yang melakukannya."

"Papa yakin?" tanya wanita itu menatap suaminya, lelaki tersebut mengangguk menyakinkan istrinya.

"Astaga Randra lu dari mana. Lu main ninggalin gua di jalan, emang lu pikir gua ini kotoran main buang aja." oceh Max kesal saat melihat Randra datang, apalagi melihat dirinya dibuang begitu saja.

"Gua udah ketemu siapa pelaku ayah sama ibu." jawab Randra membuat Max terkejut, lelaki itu menghampiri Randra.

"Siapa?" jawab Max penasaran.

"Paman dan bibi."

"Maksud lu?"

"Bibi Natali dengan suaminya Alex." jawab Randra.

"Apa? Apa lu yakin sama tuduhan lu."

"Gua yakin. Gua melihatnya sendiri, mobil yang biasanya paman pakai sudah diganti dengan yang baru. Dan dia tahu kalau mobil itu bakal jadi saksi kecelakaan orang tua kita."

"Tapi kita gak tahu plat nomornya dan warna mobilnya, apa kita bisa mendapatkannya dengan cepat."

"Bisa. Kalau lu mau bantu gua." Randra melirik Max, lirikan tersebut rasanya ingin menerkam mangsa. Sekujur tubuh Max merinding melihat tatapan Randra saat menatapnya.

Randra meminta Max untuk mendekati anak gadis dari Natali, karena dari dulu wanita itu menyukai Max tetapi Max sangat tidak menyukai wanita centil itu. Mau tidak mau Max mengikuti kemauan Randra.

"Dasar Randra gak tahu diri. Kenapa gua harus jadi kambing hitam rencananya." maki Max saat ia harus mengambil hati Vina.

Dia sangat frustasi melihat sikap Randra, Max turun dari mobil melihat Vina datang bersama dengan Natali dan juga Alex. Mobil mereka pergi Max segera mengikuti mobil tersebut, sampai mobil itu berhenti ke salah satu rumah yang sangat asing.

"Bukannya rumah ini milik ibu." batin Max saat keluarga Alex masuk ke dalam, ia dengan cepat turun dari mobil untuk memantau gerak-gerik mereka.

Max kini menyamar jadi tukang bersih-bersih rumah, tukang bersih-bersih rumah yang asli sudah dibuat pingsan olehnya. Kini dia bisa masuk ke dalam untuk memastikan mereka bertiga.

"Ayah ibu kenapa kalian membawaku kemari." Vina menatap kedua orang tuanya, saat mereka membawa putrinya ke rumah lain.

"Sementara kita bakal tinggal di sini dulu. Dan kamu Vina untuk kuliah biar ayah minta anak buah ayah untuk menjaga kamu."

Vina berdiri mendengar ucapan dari Alex, "Maksud ayah apa. Aku gak mau hidupku tertekan karena kalian, bukannya kalian yang melakukan kejahatan terhadap kak Randra dan juga Max kenapa aku malah terlibat."

"Tenang dulu Vina ayah lakuin ini semua demi keselamatan kamu, keselamatan kita bersama." ucap Natali menenangkan Vina.

"Apa maksud perkataan Vina barusan." batin Max mendengar ucapan dari Vina, apa yang dikatakan Randra benar kalau mereka pelakunya.

"Sepertinya aku harus mencari tahu semuanya." batin Max, ia kembali bersih-bersih saat pemilik rumah melihat kearahnya.

Max menghela nafas saat Natali dan Alex tidak curiga kepadanya, "Untung dia gak melihatnya. Selagi dia tidak ada di rumah gua harus cari bukti."

Max pergi ke kamar Natali dengan Alex, ia menutup pintu kamar dan segera mencari bukti di dalam kamar. Max dengan hati-hati, lelaki itu terus mencari sampai ia menemukan laptop di dalam laci. Ia mengambil laptop tersebut, dan membukanya.

"Sial, kenapa pakai kata sandi." ucapnya kesal, ia terus berpikir kata sandi apa yang bisa masuk ke dalam laptop.

Max tersenyum saat laptop bisa dibuka, Max membuka isi laptop sampai ia menemukan sesuatu di dalam berkas yang menurutnya sangat aneh. Max terkejut saat melihat rekaman cctv dari awal sampai kecelakaan orang tuanya, ia mengambil flashdisk untuk menyimpan bukti tersebut.

Gak hanya itu saja Max terus mencari bukti kembali, tapi saat ia ingin mencari ke berkas yang lain dia mendengar suara langkah kaki. Max dengan cepat mengembalikan laptop, melirik kearah lain untuk bersembunyi.

Max menghela nafas saat ia berhasil pergi melalui jendela kamar, untungnya jendela kamar Natali bisa di tutup kembali saat dirinya menemukan solusi untuk menutup jendela tersebut.

"Akhirnya gua selamat." gumamnya, Max memutuskan kembali ke dalam mobil untuk memberitahu Randra.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!