Permainan Randra

Lily dan Morgan melihat kearah langkah kaki, keduanya terkejut saat melihat kedatangan Max. Laki-laki tampan ini sangat luar biasa, Max duduk di tempat dimana Lily dan Morgan berada.

"Apa anda tuan Randra?" tanya Morgan melihat ada pria asing gagah, tampan tertuju pada Max.

Max membuka kacamatanya lalu menatap keduanya, "Apa anda tidak mengenali saya tuan Morgan."

Morgan tertawa mendengarnya, dengan langkah cepat ia meminta Lily untuk mendekati Max.

"Tuan kenalin dia Lily ponakan saya." ujar Morgan membuat Lily tersenyum, Max sangat takjub melihat keindahan tubuh Lily.

Randra terkekeh melihat ekspresi wajah kakaknya, Max tidak pernah berubah soal wanita seksi dia alihnya.

"Tuan, apa tuan bisa melakukan kerjasama dengan saya?" tanya Morgan langsung membahas kerjasama, entahlah lelaki ini sama sekali tidak sabaran.

"Tuan Morgan. Saya baru pertama kali datang kemari kenapa anda langsung membicarakan kerjasama. Apa tuan tidak mau bicara sebentar dengan saya?" Morgan merasa mati kutu mendengar ucapan dari Randra, tatapan Morgan seketika melihat kearah Lily.

Lily yang tahu tatapan dari pamannya segera melakukan rencana, "tuan Randra bisakah kamu temani saya minum." Lily memberikan sebuah minuman, Max dengan senang hati menerima.

Max sempat terkejut saat minuman yang dia pegang ada sesuatu di dalamnya, Max sempat melirik kearah Morgan. Tanpa menyuruh curiga Max melakukan rencana yang mereka mau, Morgan dan Lily tersenyum melihat Randra meminumnya.

Max mulai melakukan aksinya untuk mempermainkan mereka berdua, "nona Lily kenapa gak minum. Masa saya saja yang minum sendiri di sini."

"Iya Lily kamu juga minum, kasihan tuan Randra datang ke Indonesia sendiri tanpa kita rayakan." ujar Morgan, tanpa sadar Max sudah menukar minuman yang diberikan Lily.

Max tersenyum melihatnya, Lily memang cantik dan licik tapi Max lebih parah liciknya dari mereka berdua. Morgan meninggalkan Lily di dekat Randra, sedangkan Lily masih berada di tempat yang sama.

"Ada apa nona Lily?" tanya Max melihat Lily sudah mulai tumbang, akibat minuman yang wanita itu berikan membuatnya masuk ke dalam perangkapnya sendiri.

"Aku tidak tahu tuan. Kepalaku pusing sekali, rasanya tubuhku panas semua. Apa di sini tidak di pasangkan AC? Kenapa suhu ruangan di sini sangat tidak nyaman." ucap Lily, Lily mengibaskan tangannya ke wajah Max merasa menang.

Mendapat mangsa dengan sendirinya, "apa gua boleh menikmatinya, tuan Randra?" Randra menggeleng melihat saudara kembarnya.

"Lu memang tidak bisa menahan godaan wanita seksi." jawab Randra malas.

"hahaha, adikku sayang selagi ada di depan mata kenapa harus mencari. Sekarang tinggal lu yang melakukan misi selanjutnya, sedangkan gua nikmati wanita ini dulu. Sayang kalau di nikmati oleh pria lain."

Randra memutar kedua matanya dengan jengah, tanpa diminta pun Randra mengizinkan kakaknya untuk bermain. Randra melepaskan penutup telinga, ia juga membiarkan Max bermain tanpa harus dia dengar.

Max dengan senang hati membawa Lily ke kamar, dia mengunci pintu dengan rapat dan membawa Lily ke ranjang. Max menciumi wajah Lily, wanginya sangat sempurna.

Dengan cepat Max menikmati tubuh Lily, mulai dari wajah turun ke leher sampai ke bagian tertutup. Lily menikmatinya, gerakan cepat Max membuat Lily kejang-kejang, Max sangat ahli melakukan hubungan ranjang.

Lily terus mendesah saat tubuhnya terus dimainkan, Max sangat bergairah mendengar suara indah Lily. Sampai akhirnya beberapa jam barulah Max menghentikan kegiatan panas yang baru saja ia rasakan, Max tersenyum saat tahu Lily sudah tidak perawan.

"Dasar wanita sampah. Terima kasih atas servis yang kau berikan nona, semoga aku mendapat wanita perawan untuk menjadikan santapan selanjutnya. Tubuhmu sangat menawan dan nikmat." ucap Max, sebelum pergi ia sempat bermain sedikit walau dia tidak rela pergi.

***

Max masuk ke dalam mobil melihat Randra menatap sambil menggoda sang kakak, "Apa kau menikmatinya tuan Max?"

"Dia sangat nikmat, tubuhnya sangat harum tapi sayang dia sudah tidak perawan." ucapnya dengan sedih, Randra menggeleng kepala mendengar ucapan Max.

"Kalau lu dapat yang perawan apa lu akan menghentikan sikap lu ini." kata Randra yang mulai menyalakan mobil.

"Iya, gua janji pada diri gua sendiri kalau gua dapat yang perawan gua tidak akan melakukan hal ini kepada wanita manapun." jawab Max dengan sedikit candaan.

"Apa lu udah mendapatkan laki-laki bernama Morgan?" Randra melirik Max saat lelaki itu memberikan sesuatu kepadanya.

"Itu buktinya adikku sayang." Max memberikan bukti itu sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Cih, jijik banget gua lihatnya." Max tertawa melihat ekspresi wajah Randra, dia memang sangat suka menjahili saudara kembarnya.

Tiba dihotel Randra segera melihat bukti tersebut, ternyata bukti itu sangat jelas saat Randra sudah mengetahui letak lokasi dari orang tuanya kecelakaan. Ulah dari kecelakaan itu adalah Morgan, Morgan adalah rekan bisnis ayahnya.

Karena Brama melakukan bisnis dengan perusahaan Morgan, Brama tiba-tiba saja menghentikan kerjasamanya saat tahu sikap Morgan yang sebenarnya. Baginya orang seperti Morgan tidak pantas menjalin bisnis, apalagi Morgan memiliki sifat serakah dan licik takutnya ia akan menjadi imbasnya.

Saat mengetahui Brama membatalkan bisnis, mulai saat itu Morgan berencana untuk menghancurkan Brama. Karena dia sangat dendam kepada mereka, saat dia menginginkan bisnis ini malah perusahaan Brama tidak menginginkan kerjasama lagi.

Randra meminta anak buahnya untuk membawa seluruh keluarga Morgan tanpa sepengetahuan lelaki itu, begitupun dengan Lily. Morgan di tangkap saat ia terus kabur dari genggaman Randra, lelaki itu dibawa ke salah satu tempat yang jauh dari orang lain.

Kedua tangan Morgan diikat dengan kedua mata di tutup dengan kain hitam, Max menunggu pria di depannya sadar sambil melempar kulit kacang. Randra belum menampakan diri, ia masih menunggu pria itu sadar.

Saat sadar Max merasa kesal dengan sikapnya, "Saya ada dimana? Lepaskan saya, kalau kalian berani kenapa harus main culik."

Max terkekeh mendengarnya, Morgan yang mendengar ada suara segera meminta bantuan.

"Kamu siapa? Siapapun kamu tolong lepaskan saya, saya tidak bersalah tuan." ucap Morgan, Max tersenyum dan memberikan satu hadiah untuk Morgan.

Bug! Satu pukulan tepat di kaki Morgan, lelaki itu menjerit kesakitan saat kakinya di tekan oleh benda besar.

"Argh! Sakit tuan jangan lakukan ini pada saya, saya tidak bersalah."

"Anda merasa tidak bersalah? Apa sebelumnya anda tidak menyadari kesalahan anda kepada kami." ucap seseorang saat Randra datang, Max segera membuka kain penutup di mata Morgan.

Lelaki itu membuka dengan pandangan yang rabun, Max tersenyum melihat penglihatan Morgan sudah seratus persen sadar.

"Hai, kita bertemu kembali." sapa Max melihat tatapan Morgan yang terkejut.

"Tu-tuan Randra. Anda kenapa berada di sini, kenapa saya di ikat seperti ini."

Max mencengkram wajah Morgan dengan kuat, "Kamu mau tanya kenapa kamu ada di sini. Oh ya Randra yang kamu maksud bukan saya melainkan orang di belakang kamu."

Randra melangkah menatap Morgan, "Ka–kalian. Kenapa kalian bisa kembar." Morgan terkejut melihat keduanya kembar, ia juga tidak bisa membedakan yang mana Randra asli dan palsu.

"Tuan Morgan. Kenapa anda terkejut? Apa anda mengenal kami berdua?" tanya Max membuat Morgan terkikuk, ia merasa ucapannya salah membuat dirinya panas dingin.

"Ayolah anda bicara jangan kaya orang bisu. Apa anda tidak mau melihat orang yang anda sayangi menderita?" kali ini Max yang mengambil ahli, sedangkan Randra menikmatinya.

"Maksud kamu apa?" tanya Morgan ketakutan, di sebelah ujung ada dua tempat. Yang satu keluarga dari Morgan yang satu keponakannya Lily.

"Sekarang anda tinggal pilih tuan Morgan siapa yang lebih dulu anda selamatkan. Lily ponakan anda atau istri dan anak anda." tutur Randra yang kini bicara, Morgan sama sekali tidak bisa memilih ia dibuat dilema dengan dua laki-laki di depannya.

"Kenapa kalian melakukan ini pada saya. Saya punya salah apa pada kalian, kalian kenapa kejam sama saya dan keluarga saya."

Randra tersenyum sinis Mendengarnya, baru kali ini pelaku tidak menyadari kesalahannya.

"Anda mau tahu kesalahan anda?" tanya Randra, ia meminta anak buahnya untuk memutar satu vidio yang sangat melukai hatinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!