Jackie memang berpura-pura menjadi anak kuliah, dia sudah lama lulus kuliah dan membangun perusahaan. Tetapi kali ini dia akan mencoba merayu Amelia untuk membuat wanita itu jatuh cinta, setelah wanita itu jatuh cinta ia bisa melakukan misinya.
Kali ini Jackie berniat menjemput Amelia di kantor, ia tersenyum saat melihat Amelia sibuk bersama dengan laptop.
"Mau aku bantu?" tanya Jackie membuat Amelia menatap, "Kamu sudah datang."
"Ya, aku tidak mau membuat kekasihku menunggu." Amelia tersenyum, Jackie seperti sebuah benda yang mampu mencairkannya.
Jackie menghampiri Amelia, di sana banyak sekali berkas kerjasama dan salah satunya kerjasama perusahaannya.
Amelia menatap Jackie saat lelaki itu mengambil berkas kerjasama di perusahaan B, "Kamu mengenal perusahaan itu?"
"Sejak kapan perusahaan B mengirim kerjasama ke kantor kamu?" tanya Jackie saat berkas tersebut ia kembalikan.
"Sudah lama. Tapi aku bingung mau menerimanya atau tidak."
"Kenapa?"
"Karena... Banyak rumor yang terus menghantui perusahaan itu sampai aku menahan kerjasama ini."
"Rumor? Rumor yang bagaimana." Jackie menyeret kursi dan duduk di samping Amelia.
"Aku gak tahu apakah rumor itu benar atau tidak. Tapi yang aku denger katanya pemilik perusahaan suka membawa wanita seksi ke kantor, pemilik perusahaan seorang om-om yang memiliki perut buncit dan suka merayu wanita seksi untuk dijadikan santapan." ungkap Amelia, tanpa sadar perkataan Amelia membuat Jackie tertawa.
Amelia mengerutkan kening saat mendengar tawa renyah dari Jackie, "Apa aku salah bicara."
Jackie tersenyum sambil menyentuh tangan Amelia dengan lembut, "Itu hanyalah rumor. Lagian kamu belum tahu pemilik perusahaan itu siapa, kenapa kamu malah menyimpulkan kalau pria itu seorang om-om."
"Iya kan siapa tahu. Lagian aku hanya mendengar dari mulut orang lain." jawab Amelia.
"Udah terima aja kerjasamanya. Siapa tahu pemilik perusahaan B langsung ACC." ujar Jackie menatap Amelia.
"Kamu yakin?" Amelia menanyakan pendapat dari Jackie, Jackie mengangguk saat Amelia sedang berpikir.
"Baiklah, aku akan menerima kerjasamanya." Jackie tersenyum mendengarnya, ini adalah kesempatan yang langka.
Dia tidak perlu jauh-jauh untuk merayu Amelia, sedangkan Amelia sendiri yang menyetujui kerjasama tersebut.
Dulu dia pernah meminta sekretaris pribadinya untuk memberikan berkas kerjasama, tetapi saat itu juga berkas tersebut malah di tolak secara mentah-mentah. Sejak saat itu ia memiliki misi untuk mendapatkan semua, dan membalas perbuatan Amelia.
"Ada apa pak? Kenapa bapak senyum-senyum." ucap seseorang yang datang ke ruangan pemilik perusahaan, lelaki tampan itu sepertinya sudah gila memikirkan hal lain.
Lelaki itu menatap sekretaris pribadinya, "Tidak saya hanya lagi mikirin hal lucu aja."
Lelaki itu mengangguk lalu, "Di sini saya ingin mengantarkan kerjasama perusahaan C pak." lelaki itu melangkah sambil memberikan sebuah berkas kerjasama.
"Bukannya kerjasama perusahaan C yang kita kirim di tolak pak. Kenapa perusahaan C yang memberikan berkas kerjasama yang dulu."
"Karena saya berhasil merayunya." batin Jackie.
"Mungkin saja dia tertarik dengan perusahaan kita." jawab Jackie membuat sekretarisnya mengangguk.
Jackie tidak pernah menampakkan diri kalau urusan meeting, kali ini dia akan melakukannya sendiri. Walau ia harus merubah penampilannya, penampilan yang sudah ia rombak dengan rencana yang ia lakukan bersama dengan Raiden.
"Bapak kenapa berpenampilan kaya gini. Biasanya bapak selalu rapih dan wangi, apalagi kalau ada wanita cantik pasti di gas."
"Itu dulu mungkin sekarang berbeda."
"berbeda?" Raiden sedikit bingung dengan ucapan Jackie, ia hanya menjalani tugas yang semestinya.
***
Di ruang meeting banyak sekali orang pada menatap kearahnya, penampilan culun yang Jackie lakukan mampu membuat mereka semua pada menatapnya.
"Bapak. Apakah bapak tuan Randra." ucap Marta yang melihat seorang laki-laki memakai pakaian culun dan cupu.
Randra menatap wanita bernama Marta, "Iya, kamu kira yang namanya Randra siapa lagi kalau bukan saya."
Marta bergeser pelan kursi, "Ibu yakin kalau dia tuan Randra?"
"Saya tidak tahu Marta. Saya saja tidak pernah bertemu dengannya, lagian ini pertama kalinya kita mau bekerjasama dengan beliau."
"Tapi bu saya tidak yakin dengannya."
Jackie terus melihat kearah mereka berdua, tanpa sadar Jackie mendengar apa yang mereka bicarakan. Jackie membalas dengan senyuman saat mendengar pembicaraan mereka.
"Kamu tenang aja saya memang Randra, lagian saya mana mungkin berani membohongi kalian. Mau di lanjut atau tidak kerjasama ini." ucap Jackie yang tiba-tiba saja membuat mereka mati kutu.
"Ehem. Baiklah kita mulai kerjasama ini." ucap Raiden dengan serius.
Jackie tidak pernah mengatakan sesuatu tentang nama aslinya, nama Randra adalah nama yang belum pernah di dengar oleh semua orang termasuk orang luar.
Hanya karyawan yang bekerja di kantornya saja yang tahu Randra, itupun ia tidak pernah datang ke kantor karena dia percaya dengan Raiden.
Raiden menahan tawa saat seorang Randra menyamar menjadi culun, dan semua nama samaran yang dilakukan Randra sudah dilakukan oleh pria ini.
Memang Raiden mengetahui kalau Jackie adalah Randra, dan tuan Z adalah nama yang sering digunakan oleh Randra sedangkan nama Jackie sering digunakan di saat mereka nongkrong dulu.
Ada sebagian orang yang tahu nama asli Jackie ada juga yang tidak, hanya dirinya yang tahu nama asli dari seorang Randra.
"Raiden, kamu sedang mentertawakan saya?" Randra menatap Raiden dengan kejam, tatapan mata itu seperti elang.
Raiden terdiam mendengar suara tegas dari sahabatnya, "Lagian lu segala nyamar kaya gini. Randra yang gua kenal bukan kaya gini, segala lu mengubah penampilan lu dan memakai nama asli lu lagi."
"Ya mau gimana lagi. Gua kan gak pernah ikut meeting, baru kali ini gua ikut serta biasanya lu yang mewakili gua." jawab Randra, lelaki itu membuka semua benda yang menempel di tubuh.
"Makanya gua kan udah bilang lu harus ikut serta juga. Lu malah sibuk sama dunia lu sendiri, sekarang semua orang tahukan tentang lu tapi mereka belum tahu wajah asli lu. Mungkin kalau mereka tahu pasti pada menyukai lu termasuk wanita."
Benar. Yang dikatakan Raiden memang benar, tapi kali ini dia tidak mau melakukan itu. Dia harus menjalani misinya terlebih dahulu sebelum identitasnya terungkap.
"Sekarang belikan gua coklat hangat." titah Randra menatap kearah Raiden.
"Mana duitnya."
"Pakai uang lu dulu." tambah Randra saat lelaki itu membuka satu berkas di atas meja.
"Cih, dasar bos gak modal." gumam Raiden, mendengar kalimat yang diucapkan Raiden membuat Randra ingin melempar sesuatu tetapi pria itu sudah pergi lebih cepat.
Kali ini Marta sering melihat Amelia lembur di kantor, jarang sekali Marta melihat Amelia sarapan di saat wanita itu lembur.
Amelia menatap kearah makanan yang tiba-tiba muncul, ia melihat kearah orang yang memberikannya sarapan. Dia pikir Marta tetapi salah melainkan Jackie yang memberikannya.
"Kamu yang berikan ini?" tanya Amelia melihat Jackie berjalan kearah sofa sambil membawa bungkusan.
"Aku dikasih tahu sama sahabatmu kalau kamu belum sarapan dari pagi, jadi sekalian aja aku ke kantormu untuk ngasih sarapan." ucap Jackie.
"Maaf merepotkan kamu. Marta memang suka gitu orangnya, aku udah bilang sama dia aku gak papa kalau belum sarapan."
Amelia melangkah menuju Jackie, lelaki itu sibuk membuka bungkusan dan memberikan bungkusan itu ke dirinya.
"Gimana kamu sudah bertemu pemilik perusahaan B?" tanya Jackie yang tiba-tiba saja membahas pekerjaan, Amelia berhenti sejenak buat menjawab pertanyaan dari Jackie.
"Sudah."
"Lalu?"
"Lalu dia setuju buat kerjasama." Jackie mengangguk mendengarnya, dia senang bisa bekerjasama dengan Amelia walau memakai cara yang aneh.
"Gimana dengan rumor yang kamu dengar. Apa sesuai dengan apa yang mereka katakan."
"Tidak. Malah pemilik perusahaan B bukan seperti itu." ujar Amelia, kali ini Amelia melanjutkan sarapannya kembali.
"Gimana kamu bisa yakin kalau dia tidak seperti apa yang dikatakan orang lain."
"Karena dari cara berpakaiannya saja tidak kaya gitu. Lagian aku percaya dengannya, aku yakin pak Randra bukan orang yang mereka bicarakan." Jackie tersenyum mendengar jawaban dari Amelia, Amelia wanita berbeda. Dia selalu berpikiran positif terhadap siapapun termasuk orang yang belum ia kenal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments