Jackie terus menatap kearah toilet, di dalam sana terdapat Amelia yang sibuk mandi sedangkan ia segera mengambil laptop untuk mengecek flashdisk yang diberikan oleh anak buahnya.
Jackie tersenyum puas saat anak buahnya berhasil menemukan bukti, Jackie melacak melalui komputer Amelia saat berhasil tiba-tiba saja pintu toilet berbunyi. Jackie segera menyimpan kembali komputer tersebut lalu tersenyum saat melihat Amelia.
"Kamu lagi ngapain?" tanya Amelia yang berjalan kearah Jackie, saat wanita itu tidak sadar kalau dirinya hanya memakai handuk kimono.
"Aku sedang pinjam laptop kamu untuk tugas kuliah."
Amelia duduk di samping Jackie membuat kaki panjang itu ditekuk, "Kenapa gak bilang, aku masih punya satu laptop untuk kamu."
"Nggak papa, lagian aku sudah selesai sama tugas kuliahku." jawab Jackie tersenyum, Amelia mengangguk tetapi Jackie tidak fokus dengan tubuh Amelia yang masih memakai handuk.
Walau tubuh Amelia sudah setengah kering, tetapi rasanya sangat seksi saat melihatnya. Jackie menarik tangan Amelia, membuat wanita itu terkejut dan seketika langsung menatap mata Jackie.
"Apa kamu tidak punya malu keluar tanpa busana."
"Kenapa malu. Di rumahku hanya kita berdua saja, kamu kan bukan orang luar tapi sudah bagian dari hidupku." Jackie tersenyum saat Amelia mulai nakal, Jackie mempererat pinggang Amelia untuk menempel ke tubuhnya.
Tanpa bicara apapun Jackie sudah menyerang Amelia, dia tidak peduli Amelia akan mandi lagi yang penting ia bisa menikmati keindahan Amelia. Gak hanya itu saja, Jackie akan menanamkan benih di rahim Amelia saat dia kembali ia akan mengingat anaknya.
Amelia kali ini berada di dapur untuk menyiapkan sarapan pagi, semakin hari Jackie perlihatkan kalau Amelia semakin hari semakin seksi dan nikmat. Apalagi saat pagi ini, masih jam enam Amelia sudah memakai kaos oversize dengan celana pendek di bawah paha.
Terlihat jelas sekali kulit mulusnya, apalagi saat kaos tersebut terlihat lekuk tubuhnya yang sangat sempurna. Membuat Jackie tidak tahan untuk meniduri Amelia kembali.
"Sayang." panggil Jackie dengan lembut sambil memeluk pinggang Amelia, dagunya di letakan di pundak Amelia sambil melihat masakan yang dibuat Amelia.
"Pagi ini kamu cantik sekali." Jackie mencium pipi Amelia, Amelia tersenyum saat melihat sikap manis dari seorang Jackie.
"Sudah iya jangan ganggu nanti masakanku gak selesai."
"Mau aku bantu?" tawar Jackie, tanpa sadar tangan nakal itu mulai masuk ke dalam kaos.
"Jackie."
"Iya sayang." Jackie tidak peduli dengan ucapan Amelia, ia terus melakukan apapun yang dirinya suka sampai Amelia memutuskan untuk mematikan kompor.
Ia menikmati sentuhan yang diberikan Jackie, membuat Jackie terkekeh melihat ekspresi dari Amelia. Saat Amelia sudah diambang kenikmatan, Jackie malah menghentikan kegiatan barusan membuat Amelia frustasi.
Tanpa rasa bersalah Jackie melangkah ke meja makan melihat hidangan dari Amelia, ia melahap makanan tersebut sampai suara telepon berbunyi. Ternyata seseorang yang membuat Jackie tersenyum, lalu ia segera menghabiskan sarapan.
"Ada apa? Kenapa kamu buru-buru sekali." kata Amelia melihat Jackie seperti sedang banyak urusan.
"Biasa tugas kuliah." selesai makan Jackie mencium pipi dan bibir Amelia, sudah menjadi rutinitas Jackie menginginkan tubuh Amelia.
"Cek yang ada di dalam flashdisk ini." Jackie melempar sebuah flashdisk yang ukurannya sangat kecil, lelaki itu mengangguk dan memasukan ke dalam lubang laptop.
Jackie tersenyum puas saat mengetahui apa yang ia rencanakan berhasil, "Kamu hebat juga bisa membohongi wanita janda itu, aku kira kamu benar-benar mencintainya."
Jackie tertawa mendengar ucapan dari salah satu pria yang baru saja masuk, "Gua jatuh cinta sama seorang janda? Gak mungkinlah. Lagian wanita di dunia ini banyak gak hanya dia aja, lagian tujuan gua hanya untuk menghancurkan dia bukan cinta."
***
Lelaki itu melempar sebuah minuman kaleng dan di tangkap oleh Jackie, "Dari dulu memang lu gak pernah berubah, apalagi kalau masalah gini. Pasti bakal lu dapatin tanpa tersisa, pintar juga otak licik lu itu."
Jackie meletakan minuman kaleng, lalu menatap kearah temannya, "Merayu dan menggoda wanita itulah keahlian gua, lagian wanita kesepian kaya Amelia mudah untuk ditaklukkan jadi jangan pernah meremehkan gua."
"Gua percaya itu."
"Setelah mendapatkan semua yang lu mau, apa lu mau ninggalin dia atau jadikan dia sebagai pasangan lu." kata lelaki tersebut, dan lagi-lagi Jackie terkekeh mendengarnya.
"Gua bakal menghancurkan dia, dan lu tahu gua lagi berusaha menanamkan benih ke rahimnya. Setelah itu terjadi dan rencanakan gua berhasil gua bakal hancurkan dia seperti kaca, sama seperti orang tuanya yang menghancurkan keluarga gua."
Jackie mencengkram kaleng kosong yang baru saja ia teguk sampai habis, lelaki itu terkekeh melihat bagaimana seorang Jackie sudah memiliki dendam. Dendam yang selama ini di pendam, dan sekarang dendam itu akan terbayarkan.
Berkas rahasia milik Amelia satu persatu didapatkan oleh Jackie, tanpa wanita itu sadari dan yang lebih parahnya Amelia menikmati permainan yang dilakukan oleh Jackie.
Marta terkejut saat ide perusahaan di ambil ahli oleh seseorang, begitupun dengan Amelia yang berada di acara pertemuan tersebut. Jackie yang berada di sana tersenyum tanpa Amelia sadari, itu membuat Amelia semakin kacau saat tahu itu semua.
Jackie yang berada di luar pintu ruangan Amelia tersenyum mendengar suara Amelia, wanita itu sepertinya sedang memarahi seorang karyawan dan juga Marta orang yang wanita itu percayai.
Jackie dengan cepat mengetuk pintu, membuat yang ada di dalam terdiam.
"Boleh aku masuk?" tanya Jackie saat pintu terbuka.
"Kalian boleh keluar." pinta Amelia, Jackie melangkah sambil berkata, "Kamu kenapa sayang? Kenapa kamu memarahi karyawan kamu."
"Aku kesal. Kenapa mereka bisa ceroboh sama ide perusahaan yang sudah kita jalani, harusnya dia tahu itu tema sudah kita buat dua bulan yang lalu." kata Amelia, membuat Jackie memijat pundak dan kening Amelia.
"Mungkin bukan rezeki kamu sayang. Lagian kamu ini pintar, cantik pasti bisa mengalahkan mereka semua. Bukannya ini pertama kalinya kamu kalah, jadi siapa tahu kamu bisa memenangkan kembali nilai perusahaan yang kamu inginkan."
Perkataan Jackie benar, harusnya dia tidak memarahi karyawannya apalagi Marta. Wanita itu sudah lama bekerja di sini, dan dialah satu-satunya yang ia percaya kali ini.
"Dari pada kamu stres lebih baik aku ajak kamu makan siang. Gimana kamu mau?" Amelia mengangguk, Jackie membawa Amelia keluar untuk mencari makan.
Jackie pria yang pandai dan cerdik, tidak ada satupun orang yang tahu rencananya begitupun dengan Marta. Dengan sangat hati-hati dan rapih itulah cara mainnya Jackie, sampai Amelia tidak menyadarinya.
Jackie sangat pintar memainkan perasaan wanita, apalagi wanita seperti Amelia mudah sekali di dapatkan. Apalagi saat ini wanita di depannya sudah menjadi miliknya, tepatnya akan ia hancurkan dengan perlahan.
"Gimana sama makanannya, apa kamu suka?" tanya Jackie memperhatikan Amelia yang melahap makanan yang memang dia sukai.
"Gimana kamu bisa tahu makanan kesukaanku." Amelia menatap Jackie, lelaki itu menyentuh ujung bibir Amelia saat ada sesuatu yang menempel di bibir Amelia.
"Tanpa kamu beritahu aku sudah tahu. Lagian pacarmu ini pasti akan tahu tentang kamu." Amelia tersenyum mendengar ucapan Jackie, rasanya Amelia sudah dibuat bahagia dengan pria di depannya.
Perlahan demi perlahan Jackie dan juga Max, akan menghancurkan Amelia. Max adalah saudara kembar Jackie, yang selama ini orang lain tidak mengetahuinya. Mereka berdua sengaja menyembunyikan identitas masing-masing, sampai waktunya dunia yang akan membongkar semua identitasnya.
"Kamu belum puas membuatnya terbang ke angkasa?" seorang laki-laki duduk sambil membawa satu minuman kaleng, lelaki itu duduk di depan Jackie sambil memperhatikan saudara kembarnya.
"Sampai kapanpun gua gak bakal puas dengannya. Lagian rencana gua baru di mulai, belum waktunya gua ninggalin wanita itu. Apa menurut lu gua bakal berhasil menghancurkannya?" Jackie menatap max saat lelaki itu hanya mengangkat kedua bahunya.
"Jackie. Nama lu bukan Jackie melainkan Randra, nama yang sengaja dibuat oleh ayah untuk lu. Dan benar saja apa yang dikatakan ayah, dia pasti bangga dengan lu. Apalagi nama itu sudah menjadi saksi akan kehancuran wanita itu." kata Max membuat Randra tersenyum puas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Sandi Aja
sampai sini cerita nya jadi bingung, tidak sesuai dengan sinopsisnya di awal
2025-01-10
0