Ruangan Panas Membara

Jackie terus memperhatikan Amelia, wanita ini sangat tekun dalam bekerja walau dia tidak tahu sepenuhnya tentang Amelia tetapi dari ketekunannya mampu membuat wanita ini mempesona.

"Sebelumnya apakah kamu pernah menikah?" pernyataan tersebut mampu membuat Amelia terhenti, aksi dari Jackie membuat Amelia merasakan perih di saat mengingat masa lalunya dulu.

"Ada apa? Apa aku salah bicara." ucap Jackie kembali sambil melihat Amelia.

Amelia menghela nafas lalu menatap Jackie, "Untuk kali ini bisa kan jangan bahas itu."

"O-oke. Aku tidak pernah maksa kamu, tapi kalau kamu butuh tempat curhat aku bakal ada buat kamu." Amelia tersenyum mendengarnya, lalu ia kembali melanjutkan pekerjaan.

Jackie yang merasa bosan hanya duduk, ia memutuskan untuk menghampiri Amelia. Amelia tidak mengetahui kalau Jackie sudah berada di belakang, Amelia tersentak saat ada seseorang yang memijat pundaknya.

"Enak?" tanya Jackie yang terus memijat pundak Amelia.

Amelia mengangguk lalu memejamkan mata perlahan saat pijatan Jackie terus membuatnya nyaman. Sampai pijatan itu berubah menjadi berbeda, tangan nakal Jackie meraba ke salah satu tubuh Amelia.

Tangan nakalnya berjalan memasuki bagian bawah Amelia yang tertutup dengan rok di bawah lutut, Amelia tersadar akan hal itu tetapi ia tidak bisa menghentikan Jackie.

Dia malah menyukainya, seperti sudah lama Amelia tidak merasakan sentuhan dari seorang laki-laki. Jackie tersenyum puas saat melihat respon dari Amelia, Amelia sama sekali tidak berontak malah menikmati sentuhannya.

Jackie merasa ini adalah kesempatan yang langka, akhirnya ia melanjutkan kembali kegiatan barusan. Dia terus meraba paha Amelia sampai rok yang digunakan Amelia terangkat, Amelia tetap diam sampai pada akhirnya tangan nakal itu mulai masuk ke dalam area yang selama ini dia jaga.

Amelia tersadar dan menghentikan Jackie, "Kenapa?"

"Jangan. Jangan di sana." ucap Amelia, Amelia merasa kalau Jackie mulai berani.

"Kamu tenang aja aku akan melakukannya dengan lembut kamu tinggal nikmati aja." bisik Jackie lembut, Amelia pasrah saat suara Jackie mulai membuatnya tergoda.

Amelia dibuat pasrah kembali, ia benar-benar menikmati sentuhan lembut tangan Jackie. Sampai jari panjang itu masuk dan membuka penutup bagian bawah, Amelia menahan desahan saat jari hangat Jackie mulai masuk ke dalam.

Jackie gak tinggal diam, dia terus mempercepat pergerakan sampai Amelia merasa ingin mengeluarkan sesuatu yang kali ini dia tahan. Dan pada akhirnya ia tidak bisa menahannya lagi, Amelia mendesah dengan hebat, saat itu juga Jackie memilih membungkam bibir Amelia dengan mulutnya.

Kegiatan panas tersebut berlangsung, Amelia tidak kuasa melakukan pekerjaannya lagi. Dia malah fokus dengan kegiatan yang dilakukan Jackie, Amelia terus mengikuti bibir Jackie sampai bibir itu terlepas membuat Amelia terengah-engah.

Jackie mengeluarkan jarinya, ia membalikan kursi dan melihat wajah Amelia. Amelia sangat seksi dan menggoda, apalagi wajahnya sangat mempesona mampu membuatnya semakin menambah lagi.

"Gimana rasanya enakkan?" tanya Jackie menatap Amelia, Amelia mengangguk saat nafasnya masih tersengal-sengal.

"Mau lagi?" tawar Jackie terhadap Amelia, entah apa yang dilakukan Jackie kali ini tetapi Amelia malah menyetujui keinginan Jackie.

Jackie meminta Amelia buat berdiri, ia sekarang yang berada di kursi sedangkan Amelia diminta duduk di depan Jackie. Awalnya Amelia merasa ragu, tetapi Jackie malah menariknya.

"Sudah kamu nikmati saja. Saya yakin kamu akan suka dengan hal ini, suatu saat kamu akan ketagihan dengan apa yang saya lakukan sama kamu." ucapnya membuat Amelia mengangguk.

***

Amelia mengunci semua ruangan, untung ruangan kedap suara dan dari luar kaca tidak terlihat jadi tidak ada satupun yang tahu tentang kejadian yang terjadi.

Jackie mulai pemanasan membuat Amelia terangsang kembali, baru saja tubuh Amelia di sentuh dengan lembut Amelia sudah merasakan sesuatu.

Jackie mulai melanjutkan aksinya kembali, kali ini Jackie berpindah ke bagian atas tubuh Amelia. Tangan lelaki itu membuka tiga kancing baju yang dikenakan Amelia, Jackie mulai memainkan aksinya.

Dia meremas dua gunung menggunakan kedua tangannya, Amelia merasa nikmat saat tangan Jackie mulai meremas bagian gunung yang selama ini dia jaga.

Saat menikah dengan Darma, Amelia tidak pernah mengizinkan Darma menyentuh tubuhnya. Mungkin karena dia terlalu lelah bekerja jadi tidak punya waktu untuk urusan ranjang, tetapi ia malah membiarkan pria lain menyentuh bagian yang selama ini dia jaga.

Remasan Jackie semakin kuat membuat Amelia mendesah dengan kencang, dia mulai menikmati setiap sentuhan yang dilakukan Jackie sampai lelaki itu menghentikan sentuhan tersebut.

Lelaki itu mulai kembali ke bagian area sensitifnya, lelaki itu membantu Amelia membuka CD dan rok yang dikenakan Amelia barulah Jackie bisa leluasa untuk menyentuh Amelia kembali.

"Ahhh..." suara desahan Amelia mampu membuat Jackie tersenyum, dia benar-benar hebat memainkan Amelia. Dan ini pertama kalinya melihat Amelia menjadi seksi.

"Ahhh... Jackie..." tanpa sadar Amelia mendesah sambil menyebut nama Jackie dengan keras dan lantang, walau suara sedikit parau tetapi Jackie mendengar suara indah dari bibir Amelia.

"Sekarang kita mulai ya sayang." Jackie membuka celana jeans yang dia kenakan, Amelia memilih menghadap kearah Jackie.

Jackie membuka semua pakaian Amelia, sedangkan dirinya hanya setengah membuka celana. Amelia tersentak melihat benda pusaka milik Jackie yang begitu besar, sudah besar berurat dan panjang. Entah apakah dia kuat melakukannya saat melihat benda pusaka milik Jackie.

"Sekarang kamu mainkan adik kecilku ini sayang. Supaya dia happy saat merasakan sentuhan dari mulutmu." ucap Jackie, Amelia menatap Jackie sejenak lalu ia turun dari kursi menuju lantai.

Amelia berjongkok menghadap adik kecil milik Jackie, dia mulai memainkan adik itu menggunakan tangannya lalu Jackie tidak sabar saat adiknya masuk ke dalam mulut Amelia.

Jackie dengan cepat memasuki adik kecilnya, ia mulai menggoyangkan pinggangnya membantu Amelia mengikuti gerakan yang dirinya lakukan. Amelia sempat tersedak saat Jackie menggoyangkan pinggulnya dengan cepat, tetapi lama kelamaan mulutnya terbiasa dengan adik kecil yang kini sudah memasuki rongga mulutnya.

Jackie tersenyum puas melihat Amelia dibawah sana sambil memainkan adik kecilnya, dia merasa kalau kenikmatan yang seperti inilah yang ingin dia rasakan bersama dengan Amelia.

Sungguh nikmat sekali sentuhan Amelia sampai pada akhirnya mereka melakukannya hampir dua jam lamanya. Jackie meminta Amelia untuk memakai pakaiannya kembali, lalu dia mencium bibir Amelia.

"Terima kasih sayang, kamu sudah membuatku bahagia hari ini." ucap Jackie membuat Amelia tersenyum, tetapi tubuh Amelia sedikit nyeri saat bermain dengan Jackie.

"Ada apa? Apa ada yang membuat kamu tidak nyaman." kata Jackie melihat jalan Amelia yang aneh.

"Kayanya tindakan kamu terlalu kasar sampai tubuhku sakit semua, dan bagian bawah terasa perih."

"Baiklah, kamu tunggu di sini dulu aku ambil obat nyeri buat kamu." Jackie keluar dari ruangan Amelia, lelaki itu pergi mengambil barang di mobil.

Setelah kembali Jackie tersenyum saat Marta berada di sana, "Kamu kenapa ada di sini Marta."

"Saya mau memberikan berkas buat Bu Amelia, sepertinya saya melihat kalau ibu Amelia lagi sakit."

Jackie berjalan tanpa merasa bersalah sedikitpun, "Iya, dia lagi sakit. Lebih baik berkas yang kamu bawa letakan saja di meja, nanti saya akan membantu bos kamu untuk mengurus berkas kantor."

Jackie membuka salep, ia meminta Amelia buat membuka pangkal kakinya. Dengan lembut Jackie mengobati Amelia, "Maafkan saya kalau permainan saya membuat kamu terluka. Mungkin saya tergoda dan tergila-gila sama kamu, sampai saya bermain kasar dan tidak mengambil resikonya."

Amelia tersenyum, "Tidak papa."

"Mau aku buatkan teh hangat untuk kamu."

"Boleh." Jackie kembali ke pantry untuk membuat teh hangat untuk Amelia, dia tidak lupa kembali membawa satu gelas teh hangat.

"Di minum dulu." Amelia mengambil minuman, sedangkan Jackie melihat berkas yang baru saja diberikan oleh Marta.

"Kamu paham dengan berkas kerjasama?" tanya Amelia saat wanita itu sudah meneguk teh hangat.

"Saya belum punya pengalaman kaya kamu, tapi saya akan melakukan yang terbaik untuk kamu. Jadi kamu bisa bantu aku untuk mengerjakan berkas ini." Amelia tersenyum, lalu mereka berdua bekerja seperti biasa di ruangan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!