"Saya ingin kualitas terbaik untuk setiap bahan-bahan yang akan di kirim ke Resort saya nanti" Darren masih di tempat pelelangan ikan bersama Senja dan juga ayah nya, tadi dia sudah melihat-lihat ikan maupun seafood yang fresh di tempat itu. kualitas nya cukup memuaskan bagi Darren, hanya saja dia tetap harus menegaskan agar tidak adak kejadian yang tidak dia inginkan nantinya.
"InsyaAllah pak Darren, kami akan berusaha memberikan kualitas terbaik agar tidak mengecewakan pak Darren" Jawab ayah Senja.
Darren tersenyum seraya berucap kembali. "Lalu bagaimana dengan sayuran dan buah-buahan, apa bapak bisa memberi Channel pada saya" untuk saat ini memang sayur dan buah-buahan lebih penting karena bisa langsung jadi pemasokan di caffe nya.
Senja hanya mendengarkan kedua laki-laki beda usia itu, dia tidak berniat untuk ikut campur karena memang dia tidak tau tentang hal seperti itu. yang ada di pikiran Senja hanya satu jika semakin banyak pengusaha yang bekerja sama dengan warga sekitar maka itu akan sedikit membantu perekonomian warga, karena banyak warga yang menggantungkan hidupnya sebagai buruh tani.
"Bisa pak Darren. kebetulan orangnya masih teman bapak, namanya H.Aming dia punya lahan pertanian buah dan sayuran, banyak warga di sini yang bekerja padanya sebagai buruh tani" Menurut Ayah Senja memberi Channel H. Aming pada Darren itu adalah pilihan terbaik, selain kualitas bahan yang bagus H. Aming juga sudah memberi ladang pekerjaan bagi warga yang sudah berumur dan tidak memiliki ijazah seperti dirinya. Selama ini H. Aming hanya mengirim ke pasar terdekat saja untuk hasil kebunnya, muda-mudahan setelah bekerja sama dengan Darren perkebunan itu menjadi semakin sukses dan bisa menambah ladang pekerjaan bagi warga di sana.
"Wah... kalau begitu kapan saya bisa bertemu dengannya? "
"Habis dari sini saya akan kerumah pak H. Aming pak Darren, untuk masalah kapan itu terserah bapak Saja"
Darren berpikir sejenak, akhir-akhir ini dia pasti akan sangat sibuk karena masalah yang terjadi di bali. untuk hari ini saja dia mau tidak mau menyempatkan waktu nya untuk datang ke pelelangan ikan ini, harusnya yang datang ke tempat ini adalah Rio tapi Darren harus bisa membagi waktunya agar masalahnya bisa selesai semua.
"Bagaimana kalau minggu depan saja, bapak bisa datang ke caffe saya bersama pak Aming"
******
"Terimakasih sudah meluangkan waktu mu untuk menemani saya ke tempat pelelangan ikan" Darren berucap tanpa memalingkan wajahnya kearah depan, laki-laki itu tengah fokus mengemudi.
Senja mengangguk sambil tersenyum, wajahnya yang tengah menatap kearah jendela kini berbalik menatap Darren. "Sama-sama Pak"
Darren tidak menjawab lagi laki-laki itu hanya tersenyum. karena Darren tidak berucap kembali. Senja lebih memilih fokus menatap kedepan. Senja mengerutkan dahinya ketika tiba-tiba saja mobil Darren belok kekiri kearah lestoran yang cukup mewah di dearah sana.
Darren memarkirkan mobilnya dengan hati-hati di parkiran lestoran itu. Senja yang tadi masih bingung akhirnya bertanya ketika Darren sudah membuka sabuk pengamanannya. "Kita kenapa kesini pak? "
Darren melirik kearah Senja dengan raut wajah yang tidak terbaca. "Makan. memangnya untuk apa lagi"
"Oh... bapak mau makan? kalau begitu saya turun saja pak, biar saya pulang naik angkot" Senja berpikir tidak mungkin dia ikut makan di sana bersama Darren, Senja tau harga makanan di sana cukup menguras kantong bagi kaum mendang-mending seperti dirinya, daripada uangnya habis karena ikut makan di lestoran itu bersama Darren, mending uangnya dia simpan untuk check-up ibu minggu depan.
"Kau membiarkan ku makan sendirian? " ucap Darren dengan wajah heran atas jawaban Senja. lalu dia berucap kembali ketika melihat raut bingung dari wajah Senja, Darren mengerti apa yang saat ini ada di pikiran gadis itu.
"Ayo kita turun, aku ingin menelaktir mu makan sebagai ucapan terimakasih" Ucap Darren sambil membuka pintu mobil.
Senja masih terdiam tangannya masih ragu untuk membuka sabuk pengaman nya, sebelum akhirnya suara ketukan dari luar jendela membuat gadis itu mau tidak mau membuka sabuk pengamanannya dan segera keluar dari dalam mobil.
Sebenarnya senja merasa malu untuk ikut makan di lestoran itu bersama Darren, ini pertama kalinya dia makan di tempat seperti ini, senja takut nantinya akan membuat Darren malu karena penampilan nya yang sangat sederhana dan juga mungkin dia akan terlihat kampungan.
Darren memilih duduk di lantai dua karena suasananya tidak terlalu ramai seperti di lantai bawah, dan itu cukup membuat senja lega. entahlah padahal tidak ada yang aneh dari penampilan nya, dia mengenakan kemeja salur berwarna coksu dan jeans hitam dipadukan dengan sepatu flatshoes yang berwarna senada dengan celananya, juga tas slempang. tidak ada yang aneh, tapi entah kenapa Senja merasa tidak percaya diri karena yang makan di lestoran itu kebanyakan orang-orang berada.
"Selamat datang, mau pesan apa? " Seorang pelayanan datang membawakan dua buku menu untuk Darren dan senja.
Senja melihat-lihat isi daftar buku menu itu, benar dugaan nya banyak sekali makanan yang belum pernah ia makan sebelumnya. apa di bisa makan makanan seperti ini? apa mulutnya tidak akan merasa asing?. Senja melirik kearah Darren ketika laki-laki itu sudah menyebutkan pesanannya.
"Creammy mushroom spaghetty satu, Seafood platter satu" Darren melirik kearah Senja yang masih bingung memilih menu makannya. "hmmm... Fish and pasta marinara satu dan minumnya orange juice dua itu saja"
Senja meletakkan buku menunya, dengan malu-malu dia menatap wajah Darren. si pelayanan lestoran itu mengulangi pesanan Darren, setelah merasa tidak adak yang salah waiters itu merapikan buku menu dan pergi meninggalkan meja mereka.
Senja berdeham untuk menghilangkan rasa gugup sekaligus malu terhadap Darren, Senja tau kenapa laki-laki itu memesankan makanan untuk nya pasti karena melihat wajahnya yang kebingungan. bagaimana tidak bingung semua menu yang ada di sana Senja belum pernah memakannya sekalipun, senja takut salah memilih yang akhirnya lidahnya tidak bisa menerima makanan itu. melihat harga di setiap menunya saja senja sudah melongo, mungkin bagi kaum atas seperti Darren makanan itu cukup murah tapi bagi Senja untuk harga satu menu saja bisa membuat keluarga nya kenyang dengan membeli bakso yang ada di depan gang rumahnya.
"Kau tidak masalah dengan menu yang saya pesan kan? " ucap Darren.
"Tidak pak, saya yakin menu yang bapak pesan kan pasti enak"
Darren tersenyum mendengar jawaban dari Senja, gadis itu terlihat sangat polos ketika menjawab. "Bagaimana jika pesanan yang saya pesan tidak enak? "
"Berarti lidah saya yang tidak terbiasa dengan makanan mahal pak" ucap senja dengan malu-malu. memang apa lagi, makanan di lestoran mahal sudah pasti enak, jika makanan itu tidak enak berarti lidahnya yang tidak terbiasa.
"Makanan mahal tidak menjamin enak Senja, contohnya Sashimi bukankah harganya cukup mahal tapi masih banyak orang orang-orang kaya yang tidak bisa memakannya. apa itu berarti sashimi tidak enak?"
Senja menggeleng dia mengerti maksud ucapan Darren.
Darren menyandarkan punggungnya di sandaran kursi sambil melipat tangannya. "Jadi enak atau tidaknya makanan itu tergantung selera, bukan tergantung harga"
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments