"Ada apa Senja? " ucap pak Wiyon.
Pak Wiyon adalah laki-laki yang usianya kisaran empat puluh lima tahun, dia sudah menikah dan memiliki satu anak. salah satu yang membuat senja betah kerja di sana karena rasa kekeluargaan para karyawan nya, tidak terkecuali juga pak Wiyon para karyawan juga tidak segan untuk bercanda dengan sang manager, karena pak Wiyon tidak membatasi interaksinya dengan para karyawan.
"Itu pak di luar ada yang menanyakan pemilik Cafe ini, katanya si penting"
Pak Wiyon meletakkan ponsel yang tadi ia mainkan di atas meja. "Siapa?"
"Katanya orang yang akan membangun Resort di sebelah Cafe kita"
"Oh..anaknya pak Herry Hartono itu loh pak" kali ini Aryo yang berucap, laki-laki itu meletakan Remot yang ia pegang di lemari yang berjejer dengan remot-remot AC.
Pak Wiyon menatap Aryo yang sudah duduk di salah satu kursi. "Oh.. Damar Hartono yang jadi wali kota itu? kamu tau dari mana Yo"
"Buka Damar Hartono pak Wi, yang mau membangun Resort itu adiknya, aku pernah melihat beberapa kali saat dia sedang mengecek lahan"
Senja yang masih berdiri hanya mendengarkan dua laki-laki yang terlihat sangat akrab itu, dia juga baru tau ternyata laki-laki tadi itu adalah anak dari seorang politisi yang cukup terkenal, berarti laki-laki itu buka orang sembarangan dong.
"Pak orangnya udah nunggu di meja outdoor no tujuh belas" Senja berucap kembali melihat dua laki-laki itu malah asyik membahas keluarga Hartono.
Pak Wiyon yang baru tersadar menepuk jidatnya seraya berdiri. "Yasudah kalau begitu saya temui dia sekarang"
Senja dan Aryo ikut keluar karena masih banyak pekerjaan yang harus dia kerjakan, Aryo berjalan sedikit berlari menyusul Senja yang sepertinya ingin menghampiri Rara. Mendekati gadis itu cukup sulit bagi Aryo, karena sepertinya Senja bukanlah tipe wanita yang mudah baperan apalagi cepat jatuh hati, terbukti beberapa kali Aryo memberikan perhatian lebih tapi senja malah terlihat biasa-biasa saja.
"Senja" ucap Aryo yang saat ini sudah berdiri di samping Senja, ada juga Rara yang ikut menoleh ketika laki-laki itu memanggil temannya.
"Kenapa ka? " jawab senja yang ingin mengambil nampan untuk mengantar pesanan pelanggan.
"Hari ini kamu pulang lebih awal saja, kemarin kan jam kerja kamu lebih"
Rara yang mendengar ucapan Aryo berdeham, tentu dia tau laki-laki itu tengah mendekati sahabatnya. Aryo memang cukup tampan jika di bandingkan dengan dua karyawan lelaki di sana, sikapnya juga baik dan sopan, itu adalah poin plus untuknya, apalagi sepertinya dia juga terlahir dari keluarga yang berpenghasilan cukup terlihat dari gaya dan penampilannya yang modis. meskipun itu hanya kemungkinan karena mereka juga tidak tau keluarga Aryo, karena rumah dan keluarga laki-laki itu ada di perbatasan kota.
"Gatel banget tenggorokan gue. gue mau minum dulu deh ke belakang" Ucapnya pada senja lalu melirik pada Aryo sambil tersenyum.
Aryo yang melihat itu mengerutkan dahinya, dia menarik kerah baju Rara dari belakang saat gadis itu akan pergi. "Mau kemana? kamu lihat toilet cewe sana. kayaknya belum di bersihkan lagi"
Rara cemberut mendengar ucapan Aryo. dia itu tipe orang yang mudah mual jika melihat sesuatu yang menjijikkan, jadi dia paling tidak suka jika dapat bagian membersihkan toilet.
Senja yang melihat raut wajah Rara tersenyum geli. Rara adalah sahabatnya dari kecil tentu dia tau apapun yang tidak di sukai sahabatnya itu. "Biar aku saja ka yang membersihkan toilet" Senja tidak tega melihat raut wajah Rara yang seakan-akan dia akan mati jika harus membersihkan toilet, Senja memberikan nampan yang ia pegang pada Rara. "kamu antarkan pesanan nomor sembilan belas di atas"
Rara mengangguk dengan semangat, tentu saja dia sangat senang dan berterimakasih pada Senja karena sudah menyelamatkan nya dari toilet yang menjijikkan itu.
"Aku ngecek toilet dulu ka" Setelah berucap Senja langsung pergi tanpa menunggu jawaban dari Aryo.
Senja berjalan menyusuri lorong menuju toilet. dia masuk kedalam gudang sebentar untuk mengambil tisu, karena biasanya saat ramai seperti ini toilet tidak hanya kotor tapi juga tisu nya cepat sekali habis. Senja mengambil beberapa gulung tisu dan berjalan kembali ke arah toilet, dia berpapasan dengan karyawan laki-laki yang sepertinya baru saja membersihkan toilet laki-laki.
"Kotor banget ya Don" ucap senja saat melihat laki-laki itu membawa pelan dan juga pembersih toilet.
Lelaki itu mengangguk, lalu meletakkan pelan dan pembersih itu di pojokan. "Biasalah kalau ramai kan memang selalu seperti ini"
"Yasudah kalau begitu aku masuk dulu" ucap Senja.
Senja mengganti beberapa tisu toilet yang sudah habis, tadi dia sudah membersihkan toilet yang kotor. setelah semua sudah di bersihkan Senja mencuci tangannya sebentar di wastafel gadis itu merapikan ikatan rambutnya yang sedikit berantakan, lalu keluar dari toilet itu dengan membawa kembali pelan yang ia bawa masuk tadi.
Saat Senja berjalan kembali untuk masuk kedalam Cafe dia melihat seorang laki-laki tengah berdiri di samping kolam ikan hias, entah apa yang di lakukan laki-laki itu tapi sepertinya di butuh bantuan. akhirnya senja memutuskan untuk menghampiri lelaki itu.
"Permisi mas, apa ada yang bisa saya bantu? "
Laki-laki itu membalikkan tubuhnya kearah Senja, dia mengusap wajahnya kasar sebelum menjawab ucapan Senja. "Itu...ponsel saya jatuh ke kolam tadi saya habis nelpon tidak sengaja terpeleset"
Laki-laki itu menunjuk kearah ponselnya yang jatuh. Senja bisa melihat ponsel yang tergeletak di tengah-tengah kolam ikan, ponsel mahal yang Senja yakinin harganya bisa mencapai belasan juta atau mungkin puluhan. dia menoleh ke sekitar untuk mencari sesuatu yang bisa membantunya mengambil ponsel itu. kolam ikan itu airnya tidak terlalu dalam hanya saja ponselnya jatuh di tengah jadi jika hanya meraihnya menggunakan tangan tidak akan sampai.
"Sebentar ya mas, saya ambil sesuatu dulu" Senja langsung pergi untuk mengambil sapu yang tidak jauh dari sana. setelah mendapatkannya dia kembali lagi kearah kolam ikan itu.
Senja membalikan gagang sapu itu untuk mendorong ponselnya kearah sisi, laki-laki itu hanya memperhatikan apa yang di lakukan senja, hingga gadis itu sudah berhasil mendorong ponsel itu kearah sisi dan mengambilnya laki-laki itu masih tetap saja memperhatikan senja.
"Mas ini ponselnya" Senja menyodorkan ponselnya kearah lelaki itu. "Tapi kayanya mati deh" lanjutnya.
Laki-laki itu langsung meraih ponselnya dan mengutak-atik, benar saja ponsel itu mati. "Tidak apa-apa mbak, Terimakasih"
"Sama-sama mas, sayang banget padahal" Senja tau itu bukanlah ponsel murah. jika senja jadi laki-laki itu dia pasti sudah menagis sejadi-jadinya karena ponsel mahalny rusak, tapi raut laki-laki itu biasa saja seolah itu bukan apa-apa.
"Tidak apa-apa mbak, yang saya butuhkan itu hanya isi kontaknya saja" ucap laki-laki itu dengan santai. karena sepertinya dia tidak peduli pada ponsel nya, dia hanya ingin menyelamatkan isi kontaknya saja.
Senja menatap punggung laki-laki itu yang semakin menjauh, dia menghela nafas. "Orang kaya mah bebas, apa lagi anak pejabat seperti di" gumamnya pelan.
Ya... laki-laki itu adalah Darren, tadi saat di baru keluar dari toilet tiba-tiba saja ponselnya berdering. Darren mendekat kearah kolam ikan yang cukup sepi untuk mengangkat telpon dari mamahnya, namun setelah sambungan telepon itu terputus dan dia kan pergi tiba-tiba saja kakinya tersandung batu, meskipun dia tidak terjatuh tapi ponsel yang ia genggaman jatuh kedalam kolam ikan itu.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
LISA
Ceritanya bagus juga
2024-11-17
0