Senja meletakkan pesanan Darren dan Luna di atas meja, gadis itu dengan telaten menyusun makanan itu.
"Mbak.. saya mau pesan lagi Cappucino ice satu sama kentang goreng buat temen saya, satu lagi belum dateng"
"Baik mbak. apa ada lagi? "
"Sudah tidak ada, terimakasih ya mbak" Ucap Luna.
"Sama-sama" Senja menjawab dengan tersenyum, setelah itu dia kembali ke dalam.
Senja masuk ke dalam kitchen, di sana ada temannya bernama Rara yang kebetulan baru saja masuk untuk bergantian shift. "Ra nanti tolong anterin pesenan ini ya di meja outdoor nomor sembilan" Senja memberikan catatan pesanan di tangannya. "aku mau pulang dulu"
Rara mengangguk. memang seharusnya senja sudah pulang satu jam yang lalu, hanya saja karena Caffe ini sangat ramai, senja memilih bertahan sebentar untuk membantu temannya yang keteteran.
"Yaudah hati-hati di jalan ya, udah mulai gelap soalnya" ucap Rara merasa khawatir, karena dia tau senja pulang kerumahnya jalan kaki.
Jarak rumah Senja dengan Coffee shop itu tidak terlalu jauh, hanya memerlukan waktu dua puluh menitan untuk sampai di rumahnya jika berjalan kaki. Senja bukan tidak memiliki kendaraan pribadi, ada motor matic milik ayahnya di rumah. namun Senja lebih memilih berjalan kaki, karena jarak rumahnya dengan tempat kerja juga tidak terlau jauh, ayahnya juga kadang sering menjemputnya jika sempat tapi jika tidak maka Senja akan jalan kaki seperti sekarang.
"Oke, tenang saja sudah biasa ko"
Senja berjalan kearah loker untuk mengambil baju ganti, setelah itu dia masuk ke ruang ganti. tidak butuh waktu lama Senja sudah keluar lagi, dia mengambil tasnya yang ada di dalam loker. gadis itu melipat baju seragamnya untuk di masukan kedalam tas.
Besok ia bekerja shift dua, jadi Senja bisa santai untuk malam ini dan pagi harinya. Senja keluar dari Coffee shop itu lewat pintu khusus karyawan, namun tiba-tiba saja seseorang memanggilnya.
"Senja" laki-laki itu berjalan mendekati senja. "Sudah mau pulang? "
"Iya nih ka" jawab Senja dengan tersenyum.
"Saya antar ya. sudah gelap. saya khawatir jika kamu pulang jalan kaki"
Senja kembali tersenyum, sudah delapan bulan dia bekerja di Caffe ini dan satu bulan terakhir Aryo sang leader itu selalu memberikan perhatian lebih padanya. tepatnya setelah laki-laki itu putus dengan pacarnya.
Senja membenarkan tas selempang nya. "Tidak usah ka, lagian sekarang belum waktunya kaka pulang"
Biasanya kalau Senja shift dua terkadang dia mau saja di antara oleh Aryo, jika ayahnya tidak menjemput. tapi jika seperti sekarang Senja tidak mau, bukan hanya mengganggu pekerjaan laki-laki itu tapi juga tidak enak pada karyawan yang lain.
"Tidak apa-apa senja hanya sebentar, jika pakai motor tidak akan sampai dua puluh menit saya sudah kembali lagi ke sini"
Senja berfikir sejenak, dia tidak enak menolak Aryo yang sedikit memaksa ingin mengantarkannya pulang. akhirnya mau tidak mau senja mengangguk.
Aryo terlihat sangat senang, laki-laki itu berjalan mendahului Senja untuk mengambil motor Ninja berwarna hijau miliknya yang ada di parkiran.
Setelah senja naik, motor itu melaju meninggal Coffee shop yang masih ramai pengunjung itu. sepanjang perjalanan senja hanya diam dia hanya berucap ketika Aryo bertanya saja. jalanan di sana masih cukup ramai, jika Senja berjalan kaki pun tidak akan merasa takut sebenarnya, apalagi di pertengahan jalan itu ada perumahan elit yang tentunya banyak security yang berjaga di sana. meskipun desa yang Senja tinggali berada di pinggiran kota, tapi desa itu banyak di minati oleh orang-orang kota untuk berlibur dan berbisnis, karena tempatnya dekat dengan pantai dan juga pemandangannya masih sangat asri.
Contohnya perumahan itu, meskipun perumahan itu tidak terlalu banyak rumahnya tapi Senja tau yang memiliki rumah di situ tentu saja buka orang sembarangan, rumah di perumahan itu sangat besar dan mewah namun sang pemilik pribadinya kebanyakan hanya menempati rumah itu jika mereka sedang berlibur saja.
Tidak terasa motor itu sudah sampai di depan rumah Senja, senja turun dari motor itu seraya berucap. "Terimakasih banyak ya ka"
"Sama-sama Senja" jawab Aryo tanpa mematikan mesin motornya "kalau begitu aku langsung pamit ya"
Senja mengangguk. Aryo langsung memutar balikkan motor nya dan motor itu melaju kembali meninggalkan pekarangan rumah Senja, Senja masih menatap kepergian Aryo sebelum akhirnya dia masuk kedalam rumah.
Hari ini dia sangat lelah karena keadaan Caffe begitu ramai, Senja mendudukkan tubuhnya di atas sofa tua yang ada di ruang tamu. dia menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa.
"Ko tumben telat pulangnya? "
Senja mengalihkan pandangannya kearah perempuan paruh baya yang baru saja keluar dari dapur.
"Iya bu.. hari weekend kan emang selalu ramai"
Senja menidurkan kepalanya di pangkuan sang ibu yang sudah duduk di sampingnya. ibuny itu terlihat lebih tua di usianya yang belum sampai empat puluh lima tahun, mungkin karena penyakit diabetes yang menggerogoti tubuhnya hingga membuat ibunya terlihat lebih tua, karena berat badannya terus menurun.
"Mandi dulu sana, setelah itu makan! ibu sudah masak sup ikan kesukaan kamu" Sumya mengusap rambut senja dengan lembut.
"Bentar bu. isi baterai dulu" Senja memeluk pinggang ibunya, menghirup aroma tubuh wanita yang sudah melahirkan nya itu, entah kenapa aroma tubuh ibunya selalu membuat Senja merasa tenang.
"Mandi dulu ka. bau tau badan nya,kasian ibu" Laras menutup pintu kamar, dia mendudukkan tubuhnya di atas sofa sambil menyalakan remot TV.
Senja beranjak dia menatap ibunya. "Makan dulu ya bu, Senja laper"
"Terserah kamu! yang penting setelah itu kamu mandi, biar seger badannya"
Senja tersenyum, dia langsung pergi kearah dapur untuk mengambil makanan. Senja tidak menanyakan keberadaan Ayahnya yang tidak ada di rumah, ayahnya seorang nelayan biasanya jika ayahnya tidak ada di rumah saat malam, berarti laki-laki itu tengah menangkap cumi-cumi, biasanya menangkap cumi-cumi itu memang lebih bagus di malam hari, itu yang para nelayan yakini.
Ingat..ayah senja adalah seorang nelayan, jadi untuk makan jenis ikan dan seafood yang paling enak dan mahal sekalipun meraka tidak harus mengeluarkan uang sepeserpun.
Meskipun penghasil ayahnya sebagai nelayan dan gaji Senja di Coffee shop hanya mencukupi untuk kebutuhan mereka sehari hari saja,tapi untuk lauk pauk keluarga mereka tidak perlu mengeluarkan uang belanja, itu yang selalu keluarga mereka syukuri, dalam keadaan sesulit apapun.
Bersambung...
Tolong untuk yang sudah membaca tinggalkan jejak like dan coment nya, karena cuma itu satu-satunya untuk mendukung karya author. TERIMAKASIH.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Masya Allah tabarakaAllah 🙏🤲
assalamualaikum, kak author 🙏 hadiiir.... mhn izin numpang baca 😁 meskipun telat menemukan cerita se'bagus ini 🤗 excited banget bacanya alur ceritanya sgt bagus. ❤️🔥
2025-01-30
1
Alfiah Maseran Raziqhusna
Bagus ceritanya
2024-11-21
0
ArumAyum
terimakasih sudah mampir
2024-11-18
0