Dua tahun yang lalu Darren membeli lahan tanah dari penduduk di Bali, luas tanah yang Darren beli sekitar tiga ribu meter dari empat keluarga. awalnya yang ingin menjual tanah itu hanya satu orang saja, tapi karena Luas tanah yang di jual hanya seribu lima ratus meter Darren menolak untuk membeli. jika luas tanah mencapai dua ribu meter atau lebih, Darren baru bersedih membeli tanah itu.
Satu minggu dari batalnya pembelian tanah itu tiba-tiba saja si penjual menghubungi Darren kembali, dia berkata jika tetangganya bersedia juga untuk menjual tanahnya. jadi luas tanah yang akan di jual itu sekitar tiga ribu meter, tapi mereka ingin harga tanahnya di naikan sedikit dari harga pasaran tanah di sana. karena tempat yang strategis membuat Darren tidak masalah dengan harga yang di naikan, dia ingin membangun tiga Villa lagi di sana dan menurut nya tempat itu sangat cocok.
Selam proses jual beli tanah itu tidak ada masalah sama sekali semuanya berjalan dengan lancar, Darren juga langsung membangun Villa di lahan kosong itu. hingga satu tahun kemudia harga tanah di sana naik melonjak, dan orang-orang yang awalnya menjual tanah dengan suka rela tiba-tiba saja menemui anak buah Darren, mereka berkata bahwa Darren sudah menipu mereka.
Sebagai seorang anak pejabat politik tentu Darren tau harga tanah di sana akan naik karena tempatnya yang strategis, tapi mereka tidak bisa menjadikan itu sebagai alasan untuk mereka merasa di tipu. mereka menjual tanah itu dengan suka rela dan Darren membelinya juga dengan harga cukup tinggi dari pasaraya pada tahun itu.
Saat ini Darren tengah mengendarai mobilnya untuk menuju ke lokasi pelelangan ikan bersama Senja, mereka hanya berdua karena Ayah Senja sudah menunggu di lokasi. awalnya semua tugas ini akan ia serahkan pada Rio, tapi kejadian di bali di luar dugaan nya, hingga akhirnya Darren mengirim Rio untuk menyelesaikan masalah dan kekacauan yang terjadi di sana, Darren juga akan membawa kasus ini ke persidangan karena tindakan mereka sudah di luar batas dan dia sudah cukup sabar selama ini.
"Belok kiri pak" ucap Senja, Darren pun mengikuti arahan Senja.
Darren mengendarai mobilnya dengan cukup lambat Karena mereka sudah memasuki jalan yang cukup sempit, hanya bisa di lewati oleh satu mobil dan satu motor, jika ada mobil yang berpapasan maka salah satunya harus mengalah.
Tidak butuh waktu lama untuk melewati jalan sempit itu akhirnya mereka sampai di tempat pelelangan ikan, Setelah memarkirkan mobil akhirnya mereka turun.
"Hati-hati pak" tempat pelelangan itu sangat becek dan licin, Senja tau mungkin ini pertama kalinya Darren menginjakkan kakinya di tempat seperti itu.
"It's okay Senja" Darren mempersilahkan Senja untuk berjalan lebih dulu, Senja pun menurut dia berjalan di depan Darren.
Baru beberapa langkah gadis itu terpeleset hampir saja jatuh, jika Darren tidak menahan tubuhnya Dari belakang. jika saja tangan Darren tidak sigap menahan tubuh Senja sudah bisa di pastikan Senja akan tergeletak di lantai yang becek itu, bukan hanya sakit tapi rasa malu nya akan selalu Senja ingat jika itu sampai terjadi apa lagi jatuh di Depan bosnya, sudahlah. . Senja tidak bisa membayangkannya lagi.
Dengan cepat Senja berdiri kembali karena merasa tidak enak pada Darren, laki-laki itu pasti keberatan menahan tubuhnya.
"Hati-hati Senja, jalannya licin" ucap Darren yang langsung membuat wajah Senja memerah menahan malu, bagaimana tidak malu, tadi dia yang mengkhawatirkan Darren dan meminta laki-laki itu untuk hati-hati tapi malah dia Sendiri yang terpeleset.
Dengan rasa malu Senja memaksakan kepalanya untuk mengangguk, dia membalikkan kembali tubuhnya membelakangi Darren untuk berjalan lagi.
Sepanjang Darren melangkah mengikuti Senja, laki-laki itu terus menahan senyumnya. wajah Senja yang memerah menahan malu membuat ia ingin sekali tertawa, gadis itu terlihat sangat lucu saat menahan malu dan dengan jahatnya Darren malah menikmatinya.
"Ayah... " ucap Senja ketika mereka sudah sampai di tempat ayahnya berada.
Ayah Senja menoleh, laki-laki paruh baya itu tersenyum melihat kedatangan putri pertamanya. "Sudah datang" Senja mengangguk, dia ingin menyalami tangan ayahnya tapi di tolak oleh lelaki itu. "Tangan ayah bau amis, habis megang ikan"
Pandangan Ayahnya beralih pada Darren yang kini sudah berdiri di samping Senja, laki-laki itu sangat tampan dengan tubuh tinggi dan tegap, kulit putih dan bersih. melihat dari cara pakaiannya saja ayah sudah tau itu adalah bos yang di maksud oleh Senja. "Bosnya Senja ya? " ucap ayah.
Darren mengangguk sambil tersenyum. Darren ingin menyalami ayah Senja tapi kembali di tolak dengan alasan sama yang di ucapkan pada Senja, namun Darren tetap memperkenalkan diri meski tanpa bersalaman. "Saya Darren pak, tentu bapak sudah tau niat kedatangan saya kesini"
"Iya Pak Darren, Senja sudah memberi tau Ayah kemarin malam, lihat lah ini ikan-ikan yang baru saja di tangkap" Ayah mempersilahkan Darren untuk melihat-lihat ikan hasil tangkapannya. "di sini juga masih ada" ayah Senja menunjuk gerai sebelah milik temannya, karena mereka memang berkelompok menangkap ikannya, jadi setiap gerai yang di tunggu oleh kelompok ayah itu adalah ikan mereka bersama.
Darren melihat-lihat ikan hasil tangkapan mereka, yang di tangkap langsung dari laut. banyak sekali jenis ikan yang Darren sendiri pun tidak tau ikan apa saja yang ada di situ. "Ini ikan apa pak? apa ini bisa di makan" Darren menunjuk salah satu ikan yang belum pernah ia lihat sebelumnya.
Ayah tersenyum dengan pertanyaan Darren. "Tentu saja bisa pak Darren, ini jenis ika Kakatua rasanya sama enaknya dengan ikan yang biasa kita konsumsi"
Darren melirik kearah senja seolah bertanya dengan bahasa isyarat, Senja yang mengerti maksud Darren langsung berucap. "Ini bukan ikan hias pak, warnanya memang seperti ikan hias tapi ini bisa di makan ko"
"Boleh saya pegangan? " ucap Darren. dia sedikit penasaran dengan jenis ikan itu.
"Silahkan pak Darren" ayah ngambil salah satu ikan kakatua itu untuk di berikan pada Darren.
"Tunggu Ayah" Senja membuka tasnya dia mengambil sarung tangan plastik. "pakai ini dulu" ucapnya. tidak mungkin dia membiarkan tangan bosnya menyentuh ikan mentah yang bau amis, itu sebabnya senja sempatkan untuk membeli sarung tangan plastik kemarin sore saat pulang kerja, untuk jaga-jaga.
Darren sedikit tersenyum memperhatikan Senja yang tengah memakaikan sarung tangan plastik itu pada tangannya. "Tas mu ajaib juga ya, bisa menyediakan apa saja di dalamnya" Darren berbisik di dekat telinga Senja hingga membuat gadis itu mendongak. pandangan mereka bertemu, senja bisa melihat mata Darren yang berwarna coklat dan terlihat sangat tajam.
"Saya sengaja membelinya untuk berjaga-jaga" ucap Senja yang kembali fokus memakaikan sarung tangan pada tangan Darren.
Bersambung.....
tolong tinggalkan jejak like dan coment nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
LISA
Ceritanya menarik nih
2024-11-20
0