Bab 4

Pukul sepuluh pagi Darren sudah berada di di lokasi untuk pembangunan penginapan, laki-laki itu berjalan bersama arsitek kepercayaan nya dan Rio Sahabat kuliahnya yang satu tahun terakhir ini beralih menjadi sekertaris nya, bisa di bilang begitu karena Darren juga tidak tau pungsinya sekertaris untuk apa? satu tahun terakhir ini dia merasa sangat sibuk dan Rio menawarkan diri untuk menjadi sekertaris nya. bisa di bilang penginapan kali ini akan berbeda dari penginapan yang Darren bangun sebelum nya. penginapan yang Darren bangun dulu itu berbentuk sebuah Vila. Ya... Darren sudah memiliki lima vila di Bali sebagai tempat penginapan para pengunjung di sana, di dekat vilanya itu juga Darren membangun sebuah lestoran agar vilanya terlihat lebih menarik.

Darren juga masih menanam saham di lestoran milik temannya yang ada di kota, lebih tepatnya sebuah Cafe yang saat ini sudah memiliki cabang di beberapa kota. untuk kali ini Darren lebih tertarik membangun sebuah Resort, karena menurut Darren tempat kali ini lebih strategis di banding vilanya yang ada di Bali.

"Kami akan memulai pembangunan satu minggu lagi pak" Ucap arsitek itu pada Darren. "Hanya saja Coffee shop di sana apa tidak akan menggangu Resort anda nanti? "

Darren menatap Coffee shop yang kemarin ia datangi bersama Luna dan Rio. jika di Lihat jarak Coffee shop itu akan sangat dekat dengan Resort Darren nanti. bukan itu yang mengganjal di fikiran Darren, hanya saja di Resort nya nanti dia juga akan membangun Cafe dan lestoran, jika melihat ramainya pelanggan coffee shop itu, apa mungkin Cafe Darren bisa bersaing dengan Cafe itu. untuk masalah Resort si tidak masalah karena sepertinya Darren orang pertama yang akan membangun Resort di tepi pantai itu.

"Mulai saja pembangunan nya, tidak perlu mengusik usaha orang lain" Darren tidak ingin mengganggu bisnis orang lain, karena bagaimana pun Coffee shop itu sudah berdiri lebih dulu daripada Resort nya yang baru akan di bangun.

Arsitek itu mengangguk mengerti dengan maksud Darren. mereka kembali melangkah sampai akhir si arsitek itu pamit pergi.

tinggalah Darren dan Rio di sana. Darren masih menatap coffee shop yang selalu ramai pengunjung itu, caffe itu tidak pernah sepi pengunjung, baik pengunjung pribumi maupun para turis.

"Lo mau gue cari tau gak siapa pemilik Coffee shop itu"

Darren mengalihkan pandangannya pada Rio yang baru saja berucap. "Maksud lo? "

Rio berdecak. "Gue tau lo tertarik untuk membeli Coffee shop itu kan? apa lagi jarak cafe itu dengan Resort kita sangat dekat, jadi akan lebih baik jika lo beli Coffee shop itu agar bisa masuk kedalam Resort kita"

Darren terdiam sejenak memikirkan ucapan Rio, memang yang dia fikirkan juga sama. akan lebih baik jika coffee shop itu masuk kedalam bagian Resort nya.

"Udah lah gak usah capek-capek mikir, tar gue kabarin kalau udah dapet info. sekarang mendingan kita makan ke caffe itu, sekalian cari info siapa pemiliknya" Rio berjalan kearah Caffe itu yang langsung di ikuti Darren di belakangnya.

Saat ini mereka sudah duduk di salah satu kursi outdoor, tidak lama seorang waiters menghampiri mereka sambil membawa buku menu.

"Mau pesen apa mas? " ucap waiters itu yang sudah bersiap untuk mencatat pesanan mereka.

Sebelum memilih pesanannya Darren melirik sekilas kearah waiters itu, waiters yang sama yang melayaninya kemarin.

Ya... waiters itu adalah Senja, dia tidak jadi masuk siang karena harus menggantikan salah satu temannya yang tidak bisa masuk pagi karena ada urusan. bisa di bilang mereka tukar ship hari ini.

"Saya pesan pasta ajah deh mbak" Rio berucap sambil melihat-lihat kembali buku menu. "Minumnya... jus jeruk ajah" Rio menutup buku menunya dia menatap Darren yang masih belum menyebutkan pesanannya. "Lo gak pesen? "

Darren menurut buku menu yang ia pegang dan memberikan kembali kepada Senja. "Saya pesen espresso ajah mbak"

Senja sudah mencatat pesanan mereka. dia masih ingat laki-laki tampan yang kemarin sempat datang, sepertinya laki-laki itu menyukai kopi yang memiliki rasa pahit. "Baik mas, mohon di tunggu sebentar ya"

Darren melirik lagi kearah senja yang saat ini sudah pergi masuk kedalam cafe. "Lo tanya sama waiters tadi siapa pemilik coffee shop ini, bilang saja kita ada urusan tentang bisnis"

"Kenapa harus sama waiters tadi, kenapa kita gak tanya sama manager nya ajah? "

Darren meletakkan ponselnya di atas meja. "Ribet..lo mau masuk ke dalem nyariin manager Cafe ini, tanya sajah pada waiters itu dulu"

Rio mengangguk, dia mengerti ucapan Darren. tidak lama senja datang kembali membawa makanan yang mereka pesan. gadis itu meletakkan pesanan di atas meja dengan hati-hati. "Silahkan di nikmati makanannya mas"

Baru saja Senja akan pergi suara Rio yang berucap membuat dia mengurungkan niatnya. "Mbak.. saya mau tanya boleh gak? "

Senja mengerutkan dahinya karena merasa bingung. kenapa harus meminta izin jika hanya ingin bertanya. meski begitu Senja tetap memamerkan senyuman agar terlihat sopan. "Boleh... mau tanya apa ya? "

"Kalau boleh tau pemilik Cafe ini siapa ya" Karena melihat kebingungan di wajah gadis itu Rio kembali berucap. "Ini soal bisnis mbak.. oh ya kenalin dulu saya Rio" Rio mengulurkan tangannya pada senja, dengan ragu gadis itu juga membalas jabatannya. "dan ini teman sekaligus bos saya, dia adalah orang yang akan membangun Resort di samping Coffee shop ini"

Senja mengangguk sambil menatap Darren sekilas, Jadi laki-laki tampan yang kemarin datang bersama seorang wanita cantik itu adalah orang yang akan membangun Resort di samping Cafe ini. "Mmm... kalau begitu saya panggil manager saya saja ya mas, biar lebih enak ngobrolnya"

"Oh iya mbak, maaf merepotkan" ucap Rio yang mempersilahkan Senja masuk kembali kedalam Cafe.

Senja melirik kearah Darren sekilas, laki-laki itu tengah fokus memainkan ponselnya sama sekali tidak menanggapi obrolan dia dan temannya.

Senja masuk kembali kedalam Cafe untuk mencari pak Wiyon sang manager. dia berjalan kearah belakang dimana ruangan pak Wiyon berada. Cafe itu memiliki dua lantai, di lantai atas juga ada kursi outdoor untuk para pengunjung menikmati keindahan pantai. dan juga ada Satu ruangan yang menjadi tempat pemilik Cafe itu jika sedang berada di sana, akses tangga ke lantai dua itu ada dua, untuk pengunjung tangga aksesnya ada di luar dekat dengan meja outdoor di bawah, sedangkan akses tangga untuk ke ruangan pemilik Cafe ada di dalam tepat di sebelah ruangan pak Wiyon.

Senja sudah sampai di depan ruangan yang luasnya hanya 3x5m persegi, dia mengetuk pintu terlebih dulu sebelum membukanya. "Permisi pak" ucap senja sambil masuk kedalam ruangan itu. di sana ada pak Wiyon yang tengah duduk di salah satu kursi yang memiliki meja persegi panjang dimana ada empat kursi di sana, di dalam ruangan itu bukan hanya ada pa Wiyon tapi juga ada Aryo laki-laki itu tengah berdiri sambil memegang remot, sepertinya dia sedang menyalakan musik.

Mereka biasa menyebut ruangan itu sebagai kantor, entahlah Senja juga tidak tau kenapa ruangan itu bisa di sebut kantor, yang pasti semua karyawan di sana bisa masuk keruangan itu dengan bebas jika memiliki keperluan, contohnya mengambil renot AC atau ingin menyalakan musik agar cafe tidak terlalu hening, dan juga saklar lampu ada di ruangan itu.

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!