“Aku tiba tadi pagi-pagi sekali," jelas Gina pada Sara.
“Pasti kau capek sekali, maaf ya aku tidak bisa menyambutmu,” ucap Sara merasa menyesal.
“Tidak masalah, lagi pula kan kita sudah bertemu. Bagaimana, kau sehat-sehat saja kan?" kata Gina menanyakan kabar Sara.
“Ya seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja," balas Sara yang kini sedang mengangkat vas bunga yang berisi bibit bunga matahari pemberian Rony tadi, dan meletakannya di rak khusus.
“Lalu, bagaimana dengan keponakanku yang super manis dan menggemaskan? Dia baik-baik juga kan?" tanya Gina tentang Arvin.
“Arvin, tentu saja dia baik. Apa kau merindukannya," tanya Sara.
“Tentu saja, bagaimana bisa ada orang yang tidak merindukan anakmu yang menggemaskan itu!" ujar Gina.
“Bicara tentang Arvin, hari ini aku agak lembur jadi tidak bisa izin untuk menjemput Arvin pulang sekolah. Gina apa kau bisa bantu aku menjemput Arvin? Tentu saja jika kau tidak repot dan lelah," kata Sara meminta tolong pada sahabatnya.
“Kau ini, meminta tolong padaku seperti aku ini orang lain saja. Kau tahu kan aku ini selalu ada waktu untuk keponakanku tersayang," balas Gina.
“Oh terimakasih banyak Gina..!" ungkap Sara merasa beruntung memiliki sahabat seperti Gina yang selalu ada untuk membantunya.
“Lalu, jam berapa aku harus jemput Arvin?" tanya Gina. Sara pun melihat jam di ponselnya lalu mengatakan pada Gina, jika ia bisa menjemput Arvin sekarang.
“Baiklah kalau begitu, aku berangkat dulu menjemput Arvin ya..!” pamit Gina.
“Terima kasih banyak Gina, kau hati-hati ya!” seru Sara melihat Gina yang masuk ke dalam mobil dan menjalankan mesin mobilnya lalu pergi untuk menjemput Arvin.
~~
Jam sekolah Arvin ternyata telah usai, Arvin pun kini sudah berdiri di dekat gerbang sekolahnya sambil menunggu maminya menjemput.
“Kenapa Mami, belum juga dantang menjemput ya?: ucap Arvin sambil memandangi teman-teman lainnya yang di jemput oleh orang tua mereka.
Namun wajah Arvin berubah sendu ketika ia melihat beberapa temannya di jemput oleh kedua orang tuannya. Arvin dari tempatnya berdiri hanya bisa memandang iri melihat salah seorang anak yang digendong Ayahnya, yang berjalan beriringan dengan ibunya.
“Papa, aku mau hadiah!" Arvin melihat dan mendengar seorang anak itu berbicara pada ayahnya meminta hadiah.
“Papa akan belikan kau mainan nanti saat liburan," sahut sang ayah dari anak itu.
Hati Arvin kecil begitu sedih melihat pemandangan itu, bagi Arvin yang sejak lahir tidak pernah melihat Ayahnya, jelas terasa adanya rasa iri yang begejolak di dalam hatinya ketika melihat anak-anak lain yang seusia dengannya, bermain dan bemanja-manja dengan Ayah mereka.
Hal itu tentu tidak bisa dipungkiri, karena bagi Arvin keinginan terbesarnya saat ini adalah, dirinya memiliki keluarga yang lengkap, ada Mami dan Papinya bersama-sama dengannya.
Arvin membuang wajahnya.
“Huh, aku juga tetap bahagia walau tidak ada Ayah, kan aku punya mami!" ucap Arvin seraya menghibur dirinya sendiri. Tiba-tiba terdengar suara seseorang mengacaukan pikiran Arvin.
“Arvin kecil!" seru suara itu.
Arvin menengok ke Arah datangnya suara itu.
“Bibi Gina!” ucap Arvin
“Ah, kau semakin imut dan menggemaskan saja," ujar gina memeluk Arvin yang sudah ia anggap keponakannya sendiri.
“Huh, Bibi ini seperti mami saja memperlakukanku seperti bayi kecil!" protes Arvin.
“Habisnya kau itu sangat tampan, imut dan menggemaskan," balas Gina gemas
“Kalau itu, semua orang juga tahu!" kata Arvin dengan sangat percaya diri.
“Astaga..., sifat narsismu itu menurun dari siapa sih?" kelakar Gina gemas.
“Yang pasti bukan dari mamiku,” balas Arvin memalingkan wajahnya.
Gina yang tahu jika dia meneruskan percakapan tersebut, pasti berujung pada Arvin yang bertanya siapa ayahnya, oleh karena itu Gina pun berinisiatif untuk mengalihkan topik dengan mengajak Arvin jalan-jalan.
“Tentu saja semua orang tau kalau keponakanku kan yang paling tampan, rupawan dan menggemaskan sedunia, betul kan?" ungkap Gina.
Arvin pun mengangguk-anggukan kepalanya tanda setuju.
“Bibi kesini untuk menjemputku kan?"
“Tepat sekali ! Sekalian aku mau mengajakmu jalan -jalan sebentar kau mau kan?" balas Gina.
“Tentu saja mau!" ucap Arvin sumrigah.
Dan mereka pun masuk ke dalam mobil untuk menuju ke taman kota Montegi untuk berjalan-jalan.
**
Sesampainya di taman, Gina dan Arvin berjalan – jalan santai, dan tanpa sengaja Gina melihat ada tukang es krim di seberang lalu berniat membelikannya untuk Arvin.
“Arvin, kau mau es krim?" tanya Gina.
“Mau!" Balasnya dengan semangat.
“Kalau begitu, kau tunggu di sini dulu, Bibi akan belikan es krim untukmu," terang Gina.
“Oke..” balas Arvin mengangguk.
Ketika sedang menunggu bibi Gina membelikannya es krim, Arvin melihat ada seorang gadis kecil yang sedikit lebih kecil darinya sedang menangis. Arvin pun menghampirinya dan bertanya,
Bersambung..
⚘⚘
Like, comment, vote 😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 324 Episodes
Comments
Fatimah
nyesek bacanya aku thor
2020-05-25
0
ąıʂ
arvin sama kayak aq..bedanya aq tau wajah ayah q..tp aq gk pernah ngerasain kasih sayang seorang ayah kandung😭
2020-04-12
7
Raizel
keren crtany thor
2020-04-05
1