“Sara, kau kenapa nak?!" tanya bibi Huang yang terlihat khawatir melihat Sara yang luar biasa merasa kesakitan.
“Jangan-jangan!" sahut paman pada sang istri.
“Suamiku! Cepat kau panaskan mobil, sepertinya bayinya akan segera lahir!” perintah bibi Huang yang kini terlihat agak panik namun tetap berusaha tenang.
Paman Huang pun segera beranjak berdiri menuju ke garasi dan memanaskan mobilnya, dan mereka pun segera membawa Sara ke rumah sakit. Setelah sekitar 30 menit di perjalan, akhirnya mereka tiba di rumah sakit, Perawat pun langsung membawa Sara ke ruang bersalin.
“Dokter! Tolong cepat selamatkan ibu dan bayinya!” seru bibi pada sang dokter yang akan menangani persalinan Sara.
"Tentu kami akan berusaha semaksimal mungkin," jawab sang dokter yang akan menangani persalinan Sara.
Sudah hampir berjalan sekitar 7 jam, hingga pada akhirnya proses bersalin Sara selesai. Dokter pun langsung memanggil bibi dan paman Huang.
“Tuan, Nyonya, persalinannya sudah selesai, bayi dan Ibunya dua-duanya selamat,” kata dokter yang membantu persalinan Sara.
Mendengar hal itu perasaan bibi dan paman Huang menjadi sangat lega, mereka pun masuk ke ruangan dimana Sara masih berbaring lemah.
“Sara, apa kau baik-baik saja nak?" tanya bibi Huang yang nampak masih khawatir.
“Ya Bibi, aku baik-baik saja. Dimana bayiku?“ tanya Sara yang masih terlihat lemah. Beberapa saat kemudian, seorang suster datang dengan menggendong seorang bayi laki-laki.
“Selamat nyonya... bayi laki-laki anda sangat sehat dan dia tampan sekali!" ucap Suster yang kemudian menyerahkan bayi digendongannya kepada Sara untuk disusui.
“Wah benar! Putramu tampan sekali!" puji bibi Huang melihat sosok bayi di gendongan Sara.
“Kau benar, dia benar-benar bayi yang sangat tampan," sahut paman yang setuju dengan ucapan bibi barusan.
“Sayang, selamat datang di dunia, Mami berjanji setelah ini kita berdua akan hidup bahagia,” ucap Sara dengan lembut pada putranya yang kini tengah berada di dekapan gendongannya.
🌹🌹🌹
~Empat Tahun kemudian~
“Arvin sayang!“ seru Sara memanggil Arvin yang sudah mau masuk ke dalam kelas.
“Yes Mami, ada apa lagi? Mami lupa ya, jangan panggil aku dengan kata sayang lagi, aku malu kau tahu itu kan?!” Protes Arvin kecil yang kini sudah berusia 4 tahun.
“Kau ini kan memang kesayangan Mami,” balas Sara sambil memegang gemas pipi putranya tersebut.
“Mami..!” seru Arvin protes karena maminya yang masih saja memperlakukannya seperti bayi kecil.
“Baiklah, Arvin anak Mami yang sekarang sudah dewasa, ini kau lupa bekalmu,” ucap Sara sambil menyodorkan bekal makan siang Arvin yang hampir saja ia lupakan.
Arvin tersenyum dan menerimanya.
“Arvin dengarkan pesan Mami, di Sekolah kau tidak boleh membuat ulah, dan satu lagi belajarlah dengan baik.” Pesan Sara pada putranya tersebut.
“Aku tidak pernah membuat ulah dengan siapa pun, mereka saja yang suka buat aku marah!" Balas Arvin sedikit kesal.
“Ya Mami tahu kau adalah nak yang baik, iya kan?" ucap Sara percaya pada anaknya.
“Satu lagi, belajarlah dengan baik oke!” imbuh Sara.
“Oke Mami, lagi pula kalau soal belajar aku ini kan lebih hebat dari Mami, Mami juga tahu saat di tes aku ini termasuk golongan anak jenius, jadi kau tidak perlu khawatir aku tidak bisa mengikuti pelajaran,” terang Arvin seraya bangga pada dirinya sendiri.
“Ya.... kau pintar dan aku tidak," gumam Sara yang tidak bisa membantahnya karena memang pada kenyataannya Arvin sangat cerdas, bahkan IQ-nya bisa dibilang jauh lebih tinggi dibanding anak-anak seusianya.
“Oke, aku masuk kelas dulu, bye bye Mami!" pamit Arvin melambaikan tangannya pada Sara dan kemudian pergi menuju kelasnya.
“Huft, kenapa putraku tumbuh jadi narsis sekali begitu ya?" gumam Sara heran melihat sifat anaknya yang bukan seperti dirinya.
🌹🌹🌹
Like, Comment, Vote 🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 324 Episodes
Comments
💞Arshi💞
bagus cm tata bahasanya kurang nyaman bacanya...
2021-03-29
1
Marya Juliani Jawak
Hahaha
Mungkin dianya keturunan gen bapaknya
2021-03-26
0
Ilan Irliana
jenius lh ke bapak'y si ryuzan..haha
2020-07-19
0