Sara tiba di depan kantor Emerald dan memarkirkan motor matic-nya, Sara pun segera menuju ke meja penerima tamu.
“Em.. permisi Nona, aku datang untuk mengantarkan makanan pesanan atas nama Tuan Kenzo."
“Baiklah, tunggu sebentar aku akan hubungi sekretaris Morin terlebih dahulu,” balas nona penerima tamu tersebut dengan ramah.
Sambil menunggu nona penerima tamu menghubungi sekretaris lewat panggilan telepon, Sara mengamati sekaliling gedung Emerald yang terkenal sebagai atap kota Montegi.
“Jadi ini kantor Emerald yang terkenal itu! Benar-benar elegan dan mewah, persis seperti yang dibilang orang-orang," ucap Sara dalam hati sambil terus memandangi setiap sudut ruangan.
“Lantai, dinding, hingga pemilihan warnanya benar-benar sebuah desain interior yang bercita rasa tinggi," ujar Sara kagum akan desain kantor milik Emerald yang terkenal ini.
“Nona, anda bisa antar makanannya langsung ke lantai 72," kata nona penerima tamu tersebut.
“Oh, baiklah aku akan naik ke atas. Terima kasih infonya," ucap Sara yang kemudian menuju ke arah pintu lift yang menuju ke atas.
Lift pun terbuka, Sara memasuki lift tersebut dan kemudian menekan tombol bertuliskan 72. Sara yang tadinya hanya sendiri di dalam lift, tiba-tiba lift terbuka saat berhenti di lantai 18, hingga masuklah seorang pria yang cukup tinggi dengan pakaian kasual bermerek terkenal, yang kini sedang menelepon dengan membawa kamera yang dikalungkan di lehernya.
Sama halnya dengan Sara, pria itu juga seorang pengunjung, hal itu terlihat saat Sara melihat name tag "visitor" yang digunakan pria itu sama seperti yang ia kenakan saat ini. Pria itu pun sedang fokus menjawab teleponnya.
“Ah ya, aku sudah mau sampai di ruanganmu Paman! sekarang aku ada di lantai 19," ucap pria itu di percakapan teleponnya.
Pria itu terus berbicara dipercakapannya lewat telepon, sedangkan Sara sudah tidak lagi memperhatikan pria itu, ia kini hanya fokus melihat arah panah di dalam lift yang menunjukan angka-angka.
“hasssyuu.., hasyuuhh... *suara bersin.
Pria yang tadi sedang telepon itu tiba-tiba bersin bersin, Sara tidak ingin makannya terkontaminasi, dan pria itu sepertinya tidak punya sapu tangan untuk menutup hidung dan mulutnya.vSara pun akhirnya langsung menyodorkan sapu tangan miliknya kepada pria tersebut.
“Ini..” ucap sara menyodorkan sapu tangan bewarna peach miliknya.
Pria itu pun langsung menerima sapu tangan tersebut dan menutup hidungnya yang bersin-bersin dengan itu.
Beberapa saat kemudian lift terbuka setelah tiba di lantai 72, Sara pun segera keluar lebih dulu tanpa kata. Melihat Sara keluar duluan pria itu bermaksud ingin memanggilnya namun, pintu lift sudah lebih dulu tertutup.
“Nona, sapu tangan milikmu masih bersamaku...." ujar pria itu. Pria itu memandangi sapu tangan milik Sara dan terseyum simpul.
“Nona cantik pemilik sapu tangan, aku pasti akan menemukanmu," ujarnya sambil terus tersenyum.
~~
Setelah Sara selesai mengantarkan makanan pesanan tadi ke lantai 72, Sara menghubungi Bibi Huang lewat telepon, ia mengatakan jika dirinya sudah selesai mengantar pesanan tersebut ke Kantor Emerald dengan selamat.
~ Kantor Emerald
Panah lift menunjukan lantai 72 A, dimana lantai tersebut adalah lantai khusus ruangan CEO Emerald Ryuzen Han. Pria yang tadi satu lift dengan Sara itu pun keluar dari dalam lift dan berjalan menuju ruangan yang tidak lain adalah Ruangan Ryuzen Han.
“Hai, Paman Ryu!” Seru pria yang tadi satu lift dengan Sara.
Ryuzen yang awalnya sedang berdiri di dekat jendela kaca langsung duduk di sofa yang ada di ruangannya dan berkata, “Tidak bisakah kau ketuk pintu sebelum masuk?!”
“Kau ini dengan keponakan sendiri kenapa harus seformal itu sih?!” jawab Rony Ang sambil bergurau.
“Kalau lain kali tidak ketuk pintu sebelum masuk ke ruanganku, aku pastikan semua koleksi kameramu akan jadi rongsokan selamanya!" ancam Ryuzen dengan nada datar dan tanpa ekspresi.
Mendengar ucapan Pamannya tersebut, Rony langsung menarik kata-katanya.
“Hahaha, baiklah-baiklah. Kedepannya aku akan mengetuk pintu dulu sebelum masuk,” kata Rony yang takut ancaman Ryuzen meski pun Rony tahu Ryuzen tidak serius bicara begitu.
“Dua tahun aku di Paris tapi sifat dingin dan kejam yang ada padamu itu sama sekali tidak berubah ya, tapi walau sifatmu dingin, kejam dan suka manipulatif aku tetap saja aku mengaggumimu lho Paman," ucap Rony dengan bangga.
“Kalau kau ke sini hanya mau berkelakar dan berceloteh panjang lebar lebih baik kau pergi saja, aku sedang tidak ada waktu meladeni ocehan-ocehanmu!" balas Ryuzen dengan dingin.
“Paman, kenapa kau serius sekali sih! padahal, waktu kecil kau selalu senang jika bermain denganku," gumam Rony pura-pura bertingkah sedih.
“Kau mau aku lempar dari atas sini?” ujar Ryuzen kesal melihat Rony yang dibuat-buat bersedih.
“Baiklah, aku menyerah..!”
“Jadi, apa tujuanmu datang kemari? “ tegas Ryuzen.
“Sebenarnya, aku kemari hanya ingin menyampaikan pesan dari nenek."
"Nenek? " ucap Ryuzen sambil mengankat sebelah alisnya.
"Iya, nenek memintamu menemuinya. Kata ibu dan nenek kau sudah hampir satu bulan tidak datang menemui nenek. Ckck.., tak disangka ternyata kau ini cucu kesayangan yang durhaka juga ya Paman!” ucap Rony menggeleng-gelengkan kepalanya.
⚘⚘
Like, comment, vote 😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 324 Episodes
Comments
bunda nurhayani
lanjut
2020-05-04
1
Ayunina Sharlyn
semangat ya thor
ikut promo ya
mampir yuk ke novel
- hati putih melati
- the hendrick's family
- Yuana stay with me
seru juga☺🙏❤
2020-04-11
3
Ria Dainta
Sultan ma bebas 🤣🤣🤣
2020-04-01
1