Setelah selesai makan malam dan mencuci piring, Sara meminta Arvin ke kamar untuk belajar dan mengerjakan PR di kamarnya. Sedangkan dirinya dengan Gina kini tengah mengobrol di ruang tengah.
“Kau mau tahu tidak, apa yang di bisikkan Arvin padaku tadi saat makan malam?” tanya Gina.
“Aku tahu, kalian membicarakan aku yang tidak punya pria atau pacar kan?" tebak Sara dengan mudah.
“Sara dengarkan aku, bagaimana pun hebatnya dirimu dan sesanggup apapun dirimu merawat Arvin sendirian, tetap saja kau tidak bisa sepenuhnya menggantikan figur seorang ayah bagi Arvin. Saranku, kau harus mulai membuka hati untuk pria di luar sana,” ungkap Gina.
Mendengar perkataan Gina itu Sara hanya terdiam dan memalingkan wajah dengan tatapan mata sendunya.
“Bagiku saat ini, yang terpenting hanyalah kebahagiaan Arvin," ucap Sara kemudian.
“Oleh sebab itu, demi Arvin! Bukalah hatimu untuk pria di luar sana. Sara dengarkan aku, kau ini punya fisik yang banyak wanita-wanita di luaran sana ingin miliki, kau punya wajah yang cantik dan bentuk tubuhmu juga bagus. Terlebih lagi, kau ini wanita yang mandiri dan pekerja keras, aku bertaruh, sendainya kau lebih awal membuka hati mungkin sudah puluhan pria mengantri untuk mendapatkanmu," ungkap Gina.
*Sara menghela nafas
“Tidak semudah itu Gin...." bantah Sara.
“Lalu apa masalahnya? Apa kau ingin aku kenalkan pada teman-teman priaku padamu?”
“Bukan itu! Sejujurnya beberapa bulan belakangan ini memang aku sempat berpikir untuk mencari pasangan yang bisa jadi ayah untuk Arvin, hanya saja..., aku tidak tahu bagaimana harus memulai membuka hatiku, terlebih tidak semua pria mau menerima wanita yang sudah memiliki anak dari pria lain,” jelas Sara lagi-lagi dengan ekspresi wajah sendu.
“Kau tidak perlu khawatir, yang perlu kau lakukan saat ini hanyalah mencoba membuka hatimu untuk para pria di luaran sana. Soal itu kita lihat kedepannya, kalau seseorang tulus mencintaimu sudah pasti ia akan menerima Arvin dengan senang hati bukan?" terang Gina memberi pengertian pada sahabatnya itu.
Sara tersenyum mendengar perkataan Gina yang membuatnya sedikit lega dan memeluk sahabatnya itu.
“Terima kasih banyak Gina, kau selalu ada untuku di saat aku membutuhkanmu," ungkap Sara.
“Itulah gunanya sahabat sayang," balas Gina dan membalas pelukan Sara.
***
Sudah dua minggu lebih setelah perkenalan Sara dengan Rony waktu itu. Kini dirinya dan Rony sudah lebih akrab, mereka menjalin hubungan pertemanan yang baik. Rony dan Sara juga sudah mulai mengobrol via telepon.
Sejak mereka saling kenal dan akrab, Rony jadi cukup sering datang mampir ke toko bunga tempat Sara bekerja. Begitupun kali ini, Rony kembali datang ke C-lovely Florist. Kali ini Rony datang sengaja untuk melihat bibit bunga matahari yang ia berikan pada Sara beberapa minggu yang lalu.
Dan ketika Sara melihat Rony yang telihat begitu profesioal saat mengambil gambar, hal itu membuat Sara kagum dan penasaran bagaimana Rony bisa menjadi fotografer handal seperti sekarang ini.
“Rony, apa kau benar-benar mencintai dunia fotografi?" tanya Sara yang ingin menanyakan hal itu sejak lama.
“Tentu saja! Bagiku mengambil gambar atau objek yang ada di dunia ini merupakan kebahagian tersendiri, dengan kamera dan kemampuan memotret aku bisa mengabadikan banyak sekali objek dan momen-momen indah yang sayang jika tidak diabadikan," tutur Rony serius.
Sara mengangguk mendengar kata-kata Rony yang terlihat begitu serius, pasalnya sejauh ini Sara melihat Rony biasanya jarang sekali berbicara dengan ekspresi serius begitu.
"Lalu sejak kapan kau menyadari ketertarikanmu pada dunia fotografi?" tanyanya Sara lagi penasaran.
“Sejak dia mengajariku tentang bagaimana cara menjadi diri sendiri,” ucap Rony.
“Dia siapa? “ tanya Sara bingung siapa yang dimaksud oleh Rony.
“Pamanku! Dia sosok yang aku kagumi sejak kecil. Dia selalu bisa melakukan apapun dengan sempurna. Dia berani, cerdas dan selalu yakin dengan apa yang dia lakukan," jelas Rony dengan ekspresi penuh rasa kagum pada seseorang yang ia banggakan itu.
“Wow..., pasti pamanmu itu orang yang sangat hebat ya?!” ucap Sara meyakini ucapan Rony.
“Pastinya..., oh bagaimana jika kapan-kapan aku ajak kau bertemu dengannya, kalau dia tidak sibuk tentunya," usul Rony.
“Boleh saja, dengan senang hati," balas Sara.
“Tapi sebelum itu. Sara, bagaimana kalau aku traktir kau makan siang bersama, aku mohon jangan kau tolak lagi ajakanku, anggap saja itu adalah ucapan terima kasihku untukmu yang sudah mau meminjamkanku sapu tanganmu," ungkap Rony dengan wajah bergitu berharap.
“Maaf Rony, tapi sepertinya hari ini aku tidak bisa. Tapi lusa mungkin aku bisa," ujar Sara menawarkan pilihan lain.
“Eh benarkah? Lusa? Kalau begitu sudah diputuskan, kita akan makan siang bersama besok lusa," ucap Rony mengiyakan dengan wajah yang begitu terlihat bahagia.
Mendengar Sara menerima ajakannya kali ini membuat Rony gembira, pasalnya sejak mereka resmi saling mengenal, Sara tidak pernah mau menerima ajakannya makan ataupun pergi kemanapun.
Bersambung⚘⚘⚘
Like, comment, vote 😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 324 Episodes
Comments
Zulfa
JIKA udah mampir nih kak, udah aku rate juga fav.. 😍🤗
2021-04-14
0
mash_°
semoga sara bisa ketemu ama RYUZEN amiin
2020-04-08
3
Mah Da
l
2020-02-18
6