My Reincarnation And My Reincarnation 2
Hujan menuruni kota itu dengan deras. Tetap saja banyak orang berlalu-lalang di depan jendela cafe. Seorang perempuan menatap ke luar dengan tatapan kosong dan ditemani sebuah lagu. Perempuan ini bernama Stephanie. Ia dikejutkan seseorang dari belakang.
“Hei!!” Seseorang itu ialah bibinya. Bibinya masih menggunakan celemek bertuliskan ‘Café Brizz’. Aku melepaskan earphoneku untuk mendengarkan perkataan bibiku.
“Halo, Bi.”Aku hanya dapat tersenyum kecil terhadapnya. “Apa yang kamu pikirkan? Hm?” Dia menanyakan itu dengan gurauan.
“Tidak memikirkan apa-apa, Bi.”
Sekarang Bibiku duduk didepanku, “Serius?”
“Iya, Bi.”
“Oh iya, Bi. Hari ini aku ada tugas banyak dari sekolah. Aku pulang dulu ya, Bi.” Aku mencium keningnya dengan tergesa-tergesa. “Hati-hati di jalan ya.” Aku menganggukan kepalaku sesampai depan pintu keluar. Aku kembali memasang earphoneku dan memakai kupluk jaketku. Aku berjalan dibawah hujan yang gelap dan dingin.
Sampai di rumah, aku menyalakan semua lampu dalam rumahku. Aku menuju kearah dapur untuk mengambil minum. Aku menghela napas dengan sangat berat karena merasa kesepian dalam rumah besar ini. Orang tuaku telah tiada enam tahun lalu disebabkan kecelakan besar di kota. Aku menaiki tangga untuk menuju ke kamarku.
Dengan sedikit bersenandung, aku mengambil pakaian di lemari. Aku mengganti semua bajuku yang basah. Lalu, aku merebahkan tubuhku di kasur yang besar. Tanpa aku sadari, aku menitihkan air mata sembari memejamkan mataku. “Ma, Pa, Aku rindu.” Aku tidur dalam kegelapan yang sudah menyelimutiku setiap hari.
Secercah cahaya masuk ke dalam kamarku melalui sela jendela tetapi aku tetap terbangun karena alarm ponselku. Aku mengikat rambutku sebelum aku berlari pagi. Setiap pagi akhir pekan, aku berlari selama 30 menit di halaman rumahku. Setelah aku berlari, aku memakan roti cokelat yang kusiapkan sendiri. Aku memakan roti dengan santai dan tenang melihat pemandangan halaman rumahku. Aku menyalakan lagu santai yang membuat hatiku tenang.
Selesainya memakan roti, aku pergi mandi untuk bersiap-siap lagi ke rumah bibiku. Aku lebih memilih untuk jalan kaki dibandingkan alat transportasi lain. Aku menggunakan earphoneku lagi. Alasan aku sering menggunakan earphone karena aku bisa mendengarkan waktu kematian orang lain sejak kecelakaan yang menimpa keluargaku enam tahun lalu. Bibiku yang membelikan earphone ini untukku.
Aku sudah sampai di rumah bibiku. Luas Rumah bibiku hampir sama dengan rumahku. Aku memasuki ke dalam rumah bibiku dan melihat bibiku sedang sibuk dengan anaknya. Anaknya ada yang seusiaku yaitu 19 tahun dan ada yang 15 tahun. Pamanku menyapa dengan bersemangat. Anak yang sama usianya bernama James. Sedangkan, yang berumur 15 tahun adalah Clarise.
“Hai, Keponakan paman. Apa kabar?”
“Baik, paman.”
“Ayo ikut makan!”
Aku menuju ke meja makan yang tersedia berbagai macam lauk yang dimasak oleh bibiku. Aku dan James tidak terlalu dekat dan akrab. Di perjamuan makan ini ada perbincangan kecil antar kami. Aku masih bisa merasakan apa yang dinamakan keluarga lagi di dalam sini.
Setelah itu, aku, bibi, dan paman membicarakan tentang perusahaan papaku. Itu menjadi pembicaraan serius diantara kami. Aku tidak bisa menjalankan perusahaan papaku sendirian. Jadi, aku meminta bantuan bibi dan paman.
Semua hasil riset, pembicaraan rapat, saham, dan lain-lainnya diberitahukan kepadaku setiap akhir pekan. Kami selalu membagi penghasilan dengan 70% buat diriku dan 30% untuk bibi dan paman. Tenang saja, pamanku juga punya perusahaan sehingga kami saling mengerti.
Pembicaraan itu selesai, bibi dan paman mengajak anak-anaknya serta aku pergi ke kebun binatang untuk menikmati alam.
Aku mengingat rasa sakit setelah kehilangan orang tuaku selama perjalanan. Rasa sakit itu masih terasa sampai sekarang. Aku tidak bisa melupakan saat terakhir bersama orang tuaku di dalam mobil yang terbalik, berasap, dan banyak pecahan kaca. Beberapa orang hanya terlihat berpura-pura panik dan tidak menolong kami. Mobil Ambulance datang setelah satu jam dari kejadian.
Tidak terasa setelah mengingat itu, kami telah sampai di kebun binatang. Pertama yang kami lihat adalah gajah. Banyak orang yang menghampiri kandang gajah tersebut karena anak gajah sudah lahir. Orang-orang tersebut mengeluarkan satu kata yang terdengar jelas yaitu lucu. Pemikiran orang dan aku sangat berbeda. Aku menganggap biasa saja.
Semua terasa sangat membosankan, aku hanya bisa duduk di tengah keramaian itu. Tanpa disangka ada seseorang sedang memperhatikanku dari jauh. Seorang laki-laki berkulit pucat, memakai baju hitam, dan sekarang menghilang dalam sekejap. Aku hanya dapat mengucek mataku seiring meyakinkan diriku.
‘Apakah itu orang atau hantu?’ batiniahku mulai terguncang. Laki-laki itu membuatku merasakan sakit yang mendalam. Perasaanku campur aduk antara menangis, rindu yang mendalam, senang, dan tidak percaya.
“Apa tadi?” Aku mengusap mataku yang sudah mengeluarkan air mata. Aku mulai membangunkan badanku untuk menuju ke arah anak laki-laki bibiku. Belum sempat mendapatkan pundaknya, aku mulai merasa pusing dan lemas. Hanya membutuhkan beberapa detik tubuhku sudah lunglai ke tanah.
“Hatiku hampa bagaikan semua peristiwa yang menyenangkan dalam hidupku telah tersapu bersih tanpa tersisa. Semua mimpiku adalah kegelapan. Harapanku sudah pupus. Kupu-kupu berwarna cerah telah pergi dan datanglah kupu-kupu hitam. Mama, Papa, atau siapapun tolong aku sebelum aku masuk lebih ke dalam kegelapan.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Erlina Khopiani
semangat up
2020-09-12
1
sembiring meilala
Menarik, semangat up nya thor.
Mampir lagi ke
# reborn. Little army
# i am dragon
2020-07-16
1
Love Sick
Wow.. 😍 bagus loh kak cerita..
Baru awal aku udah suka.. penulisannya rapi, dan mudah dipahami.
Nanti aku lanjutkan membacanya.. 💖
2020-04-07
2