“Dua hari lagi, ulang tahunku yang ke 20 tahun. Apakah bibi dan bianca mengingat ulang tahunku?”
Tiba-tiba, ponselku bergetar karena ada yang menelponku.
“Bibi?”
Aku mengangkat telepon dari bibiku.
“Halo, bi.”
“Halo, Stephanie. Kamu dua hari lagi tidak kemana-manakan?”
“Ada apa, bi?”
“Bibi dan Bianca mau merayakan ulang tahun di rumahmu. Boleh tidak?”
“Jangan, bi. Nanti aku saja yang ke rumah bibi atau ke café bibi. Biar tidak menyusahkan bibi.”
“Tidak, sayang. Bibi tidak merasa kamu menyusahkan bibi. Tenang saja, bibi akan ke rumah kamu bersama Bianca.”
“Bibi..”
“Ini perintah. Tidak boleh dilanggar. Ok?”
“Ok, bi. Aku akan menunggumu, bi.”
“Iya, Stephanie sayang.”
Panggilan dari bibipun selesai, aku langsung membangunkan diri dan pergi ke dapur untuk mengambil air dingin di kulkas.
Belum kuhampiri dapurku, aku terpatung dengan kegelapan dan kesepian di rumah besarku ini. Akupun menghela nafasku dengan sangat berat.
“Ah, sepi seperti ini lagi.” Dengan sangat berat, aku melanjutkan langkah ke dapur.
Sesudah mengambil air, aku duduk untuk mengamati ruang dapurku. Ponselku berdering lagi, panggilan itu beratas nama Richard. Aku langsung menjawab panggilan itu dengan girang.
“Halo, Stephanie.”
“Hai.”
“Apa yang kamu lakukan saat ini?”
“Hmm, hanya duduk dan mengamati dapurku.”
“Boleh aku kesana? Aku tidak memaksa.”
“Jangan! Aku tidak ingin kamu terluka.”
“Ok-ok, Aku ingin bertanya kepadamu. Kapan ulang tahunmu yang ke-20?”
“Kamu mendapatkan banyak info tentang aku tapi kamu tidak mendapatkan tanggal lahir? Lucu sekali.”
“Hahahaha, aku mendapatkan info hanya beberapa jam saja. Jadi mereka kelewatan tentang tanggal lahirmu.”
“Ok, tidak apa-apa. Semua makhluk di bumi tidak ada yang sempurna. Ada beberapa yang memiliki kekurangan. Salah satu contohnya ini. Aku ulang tahun dua hari lagi.”
“Iya, maafkan aku. Dua hari lagi, aku ingin menemuimu, boleh?”
“Boleh tapi setelah bibi dan Bianca pulang dari rumahku.”
“Baiklah. Jangan lupa tidur ya.”
“Iya, aku titip salam buat Lucas ya. Terima kasih atas ramuan itu. Aku juga berterima kasih untukmu telah menjagaku sampai sekarang.”
“Tidak, aku yang seharusnya berterima kasih kepadamu dan meminta maaf kepadamu atas usahamu untuk dua minggu yang lalu.”
“Sama-sama, Richard. Aku mau tidur dulu ya karena besok akan jadi hari panjang buatku.”
“Selamat tidur.”
Aku kembali ke kamarku dengan membayangkan ulang tahun terakhirku bersama orang tuaku. Setelah membayangkan itu, aku tertidur lelap dalam selimut tebal milikku.
Keesokan pagi, aku mempunyai jadwal untuk pergi ke supermarket. Aku akan membuat cupcakes, sphagetti, dan beberapa masakan lainnya buat bibi dan Bianca. Aku hanya menempuh dua puluh menit dengan berjalan kaki. Sesampai disana, aku mengambil keranjang belanjaan yang besar. Aku memilih bahan-bahan yang terbaik agar terasa enak saat dimakan. Jadi, hari ini mengeluarkan biaya yang sangat banyak.
Saat pulang, aku lebih memilih menaiki taksi karena banyaknya bawaan yang harus aku bawa oleh seorang diri. Aku harus menikmati kemacetan di kota ini. Sekitar satu jam sudah kutempuh buat menuju ke rumahku. Aku dibantu oleh bapak supir taksi mengangkat belanjaanku.
“Terima kasih, pak.”
“Iya, sama-sama, dek.”
Aku meninggalkan belanjaanku di meja dapur. Aku pergi rebahan sambil memainkan ponselku. Aku mau mencari resep makanan yang mungkin bisa aku coba. Setelah aku mendapatkan resep yang cocok, aku pergi ke dapur dan langsung mencobanya. Aku menyelesaikan masakan ini sampai menjelang malam.
“Ah, semuanya sudah selesai. Ini harus kumasukan ke dalam kulkas.”
Semua makanan tadi aku masukan ke dalam kulkas.
‘Semoga mereka suka dengan makananku.’ Aku merapihkan semua alat dapur karena terlihat hancur berantakan.
Sehabis itu, aku berjalan ke ruang tengah dan menyalakan televisi untuk mengisi keheningan ini. Aku memindah-mindahkan dari acara satu ke acara lainnya.
“Semua membosankan. Tidak adakah acara yang seru?” Aku langsung mematikan televisi itu.
Aku kembali melangkahkan kaki ke kamarku lagi. Aku bisa melepaskan kepenatanku dengan tertidur di kasurku ini. Aku tidak tersadar sudah terdampar di dunia mimpi lagi.
Dunia mimpi membawaku ke dunia yang gelap gulita. Disana hanya terdapat beberapa pagar tinggi hitam yang tidak bisa kuraih. Tiba-tiba, tubuhku lemas dan dihampiri oleh seorang perempuan.
“Apa kamu baik-baik saja?”
“Ah, iya.” Aku melanjutkan mencari jalan untuk bisa memasuki ke gerbang itu.
Tubuhku semakin tidak bisa menyeimbangkan diri dan terjatuh. Aku dihampiri oleh banyak orang yang tidak kukenal. Ada salah satu orang yang datang, dia membawaku pergi menjauh dari tempat itu. Pandanganku menjadi kabur sehingga tidak melihat siapa yang membawaku tadi. Aku terbangun dari pingsan itu. Aku melihat tanganku sudah terpasang infus yang mengalirkan darah ke tubuhku. Aku melepaskan infus itu dan berjalan ke jendela yang ada disana. Aku memandang taman yang indah. Aku melihat orang yang sepertinya tadi menolongku yang sedang ada di taman itu.
“Richard!” Aku tersentak untuk bangun dari mimpi itu. Tepat saat aku bangun, alarmku berbunyi dengan keras.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Miss R⃟ ed qizz 💋
lagi up up
2020-03-15
1