Tidak berselang lama, perawat rumah sakit mengecek kondisiku. Setelah, perawat itu meninggalkanku. Secara bergiliran, bibipun datang dengan membawa buah kesukaanku yaitu strawberry. Bibi mengajakku berbicara, bercanda, dan saling curhat. Kami pun mulai kehabisan pembicaraan sehingga aku yang memulai lagi.
“Bi, Terima kasih.”
“Kenapa berterima kasih?”
“Bibi dan paman telah menyayangiku setelah mama dan papa meninggalkanku untuk selamanya.” Aku tersenyum ke arahnya. Bibi membalasnya dengan senyuman tulusnya.
“Iya, sama-sama.” Bibi menyentuh hidung kecilku dengan sengaja. Seketika kami saling tertawa kecil. Tidak terasa malam telah mendatangi kami.
“Bibi nyalakan lampu dulu, ya.”
“Iya, Bi.”
“Kamu mau tirainya ditutup atau…”
“Tidak usah! Tidak usah, Bi. Maaf, Bi. Aku menyentakmu.”
“Oh, tidak apa-apa, sayang.” Ia mulai memelukku dengan lembutnya.
“Kamu boleh tidur lagi biar badanmu cepat sehat. Ok?”
“Ok, Bi.” Aku menarik selimut serta dibantu oleh bibiku.
“Malam ini, Bibi akan menemanimu, sayang.” Bibi mencium keningku. Aku hanya dapat tersenyum lagi.
Aku mulai memasuki mimpiku lagi. Mimpiku bercerita tentang laki-laki di mimpiku yang sebelumnya. Dia mendatangiku dari kegelapan. Dia meminta maaf kepadaku karena telah menakutiku, dia juga berkata jangan takut kepadanya, dan terakhir dia memperkenalkan dirinya. Dia menyebutkan namanya yaitu Richard. Seketika aku terbangun lagi di tengah malam.
Aku melihat kearah tirai jendela yang terbuka itu. Disana, aku memperhatikan di atap gedung seberang ada seseorang yang memperhatikan ke arah tiraiku. Aku menutupi ketakutanku dalam selimut tebal rumah sakit. Lalu, aku mengintip lagi dan orang itu menghilang lagi dengan cepat. Aku mengambil minum di atas laci samping tempat tidurku. Setelah itu, aku mencoba memejamkan mataku lagi.
Pagi kembali lagi menyapaku, aku masih mengingat mimpiku sebelum aku terbangun di tengah malam. Kepalaku terasa sangat pusing disertai leherku yang sedikit kaku.
“Bi..” Suaraku mengecil dan bergetar.
“Ada apa, sayang?”
“Leherku tidak bisa digerakkan dan kepalaku sakit.”
“Sebentar, ya. Bibi panggilkan dokter untukmu.”
Bibiku melangkahkan kakinya untuk memanggilkan dokter. Dokterpun datang dan melihat keadaanku.
“Kamu sedang mengalami tegang pada saraf dan hanya pusing biasa. Nanti saya akan berikan obat setelah ini.”
“Iya, dokter. Terima kasih” Aku menjawabnya sebisaku.
“Terima kasih, dok.” Bibi mengikutiku juga.
“Iya.” Dokter berjalan keluar dari kamarku dengan diantar oleh bibiku.
Bibi menghampiri diriku dan berbicara kepadaku lagi.
“Bibi mau mengurus kantor papamu dan café. Bibi sudah menyuruh James datang ke sini untuk mengantarkan makanan untukmu. Tidak apa-apakan, Bibi keluar sampai malam?”
“Iya, tidak apa-apa, bi”
Bibi mengelus rambutku dan mencium keningku lagi. Aku hanya dapat melambaikan tanganku di atas tempat tidur. Aku mencoba merubah posisiku menjadi duduk.
“Aduh.. Kepalaku sakit lagi.”
‘Sebentar, sepertinya aku mengenal Richard. Bukankah dia orang yang ku lihat di kebun binatang?’ Aku memikirkan sejenak.
‘Ahh, ga mungkin. Pasti aku salah orang.’
‘Salah, deh. Aku benar, ada kemiripan diantara mereka berdua. Tapi kenapa orang ini mendatangi mimpiku dan melihatku walaupun hanya sekejap.’
Sesudah memikirkan hal itu, aku menjadi tambah pusing.
“Ah!”
Dengan sekejap, terlintas bayangan di pikiranku, terdapat seseorang yang menembakkan peluru tepat di telinga kiriku. Setelah itu, telingaku pun mulai berdengung. Aku mencoba menghilangkannya. Tidak membutuhkan waktu yang lama, suara dengingan itupun hilang.
Aku mengarahkan pandanganku kepada kaca di pintu. Aku melihat bayangan seseorang disana. Dengan terpaksa, aku melepas infusku untuk mengejar orang itu. Banyak perawat melihatku dengan terheran tetapi mereka mengejarku juga. Apalah daya, sesampai di depan rumah sakit, aku tidak menemukan orang itu.
Tiba-tiba, penglihatanku menjadi kabur. Sehingga, aku langsung terkapar di tanah. Perawat yang tadi mengejarku menjadi kaget dan menyuruh perawat lain membawaku ke kamar lagi. Aku diberikan alat bantu pernapasan, infus, serta melakukan pengecekan. Dokter menelepon bibiku yang sedang menuju cafenya.
Beberapa jam kemudian, aku terbangun dengan penglihatanku yang belum terlihat jelas. Bibi menghampiriku dengan panik.
“Tadi, apa yang terjadi, sayang?”
“Tidak ada yang terjadi, bi.”
“Bohong kamu, ya?!” Bibi berusaha untuk meyakinkanku.
“Tidak. Aku tidak berbohong.” Aku mencoba sebisaku untuk berbicara.
“Apakah kamu tidak mau cerita?”
“Tidak ada yang perlu diceritakan, bi. Tenang saja, bi.”
Aku meyakinkannya dengan senyumanku lagi.
“Bibi bicara dulu ya di ruang dokter.”
Aku meraih tangannya agar tidak pergi.
“Jangan, bi. Bolehkah bibi menemaniku untuk tidur? Aku merasa sepi, bi.”
“Ok, baiklah. Bibi akan menemanimu sampai kamu tertidur ya?”
“Iya, bi.”
Aku memejamkan mata lagi. Bibi mengelus keningku.
‘Alice, apa kau melihat anakmu? Dia merasa kesepian dan kesakitan. Aku mengasihinya. Dia sangat merindukanmu. Apa yang harus kulakukan untuk menghibur anakmu?’ Bibi membatin dengan menatap Stephanie.
Dengan perlahan, bibi melangkahkan kakinya keluar.
Seseorang laki-laki memasuki kamar Stephanie. Dia mengelus tangannya yang terinfus.
“Richard…” suara kecil Stephanie mampu menahan gerak laki-laki untuk keluar. Laki-laki ini menatap Stephanie gelisah dalam mimpinya yang sudah mengeluarkan keringat dingin di wajah Stephanie.
Hanya berbeda menit saja, pertemuan bibi dan laki-laki itu akan terjadi di depan kamar.
“Oh, Stephanie. Mengapa kamu gelisah dalam mimpimu?” Bibi mengambil sebuah handuk kecil dan menyeka keringatnya.
“Aku akan melindungimu seperti anak bibi sendiri. Bibi berjanji.”
“Kesedihan dalam diriku, apakah layak diperjuangkan untuk mendapatkan kebahagiaanku sendiri. Mengapa kau selalu muncul di mimpiku? Apakah kamu pembuat kebahagiaanku atau kesedihanku berikutnya? Haruskah aku kuat untuk menghadapi semua ini?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Choconirama
Jadi main kejar2an kan, ayok sembuh dulu biar kuat ngejarnya stephani
2020-09-07
2
Love Sick
pasti itu si Richard deh yang dilihatnya di kebun binatang..
Btw. bibinya baik banget.. 😍
2020-04-09
4
R⃟€lmero_id
week, stephani oh stephani. ngapain dikejar? 🤣
2020-04-07
2