Aku menyeretnya sampai kamarku dengan sekuat tenagaku. Aku membaringkannya di tempat tidurku. Aku memegang keningnya.
“Wah, dingin sekali. Aku tidak menyangka. Aku kira kau demam.” Aku menggeleng-gelengkan kepala seraya tidak percaya.
Aku mengambilkan air hangat dari bawah. Setelah, aku mengambilnya dan membuka pintu kamar. Aku mendengar dia menyebutkan sebuah nama.
“Rachel, Rachel, tidak!”
Aku mengompresnya sampai airnya dingin kembali. Aku pergi kembali ke bawah. Namun, ada yang menahanku. Tangannya mengambil pergelanganku.
“Jangan pergi lagi.” Aku membalikkan badanku
Dia membuka mata dan membenarkan posisinya menjadi duduk. Aku melihat warna matanya berubah bukan seperti biasanya. Warna berubah menjadi merah menyala.
“JANGAN PERGI LAGI!” Dia memegang tanganku dengan keras.
Aku hanya dapat menelan ludahku dengan menahan kesakitan di pergelangan tanganku.
“Bisakah kau berdiam beberapa detik untukku? Aku sudah mencarimu selama 500 tahun?!”
Dia berdiri di samping ranjangku tetap memegang tanganku. Dia menarikku ke dalam dekapan pelukkannya.
“Bisakah kau menyadarinya, Rachel?”
Hatiku tersentak setelah mendengar nama Rachel. Mataku tertutup, kaki dan badanku lemas yang jatuh ke dalam dekapannya..
“Diamlah seperti ini, Rachel. Aku akan mengembalikan kenangan kita.”
Aku terbangun dari ketidaksadaranku.
“Ah, kepalaku sakit sekali.” Aku memegang kepalaku.
Aku melihat sekelilingku dengan kamar yang luas, terang, dan mewah.
“Ini ada dimana?”
Aku mencoba berdiri tapi baru beberapa langkah, aku terjatuh. Seorang laki-laki membantuku untuk bangun.
“Alexander,..”
“Hmmm, aku bukan Alexander.” Dia mengangkatku ke ruang makan yang sangat besar. Disana sudah tersedia banyak makanan, Aku hanya duduk didekat kursinya.
“Kamu mau apa? Aku akan mengambilkannya untukmu.”
“Siapa kamu sebenarnya?”
“Oh, iya. Aku lupa memperkenalkan diri.”
Dia memperkenalkan diri dengan badan tegak berdiri.
“Namaku adalah Richard Yerd Feinhard. Aku adalah Raja dari bangsaku.” Lalu dia membungkukan badannya dan duduk kembali seperti semula.
‘Bangsanya? Bukankah dia manusia?’
Pikiranku baru saja diputar. Bayanganku kembali datang. Aku melihat diriku ditembak oleh seseorang bertudung serta aku jatuh dari atas kastil. Hanya saja, aku melihat Laki-laki ini juga disana dengan tidak menolongku. Aku kembali tersadar setelah diguncang oleh laki-laki ini.
“Richard…” Suaraku seraya bergetar.
“Hmm…” Dia tersenyum padaku.
“Bolehkah aku bertanya?”
“Iya, Boleh. Tanyakan apa saja yang kamu mau ketahui. Aku akan menjawabnya.”
“Apakah ingatanku berhubung denganmu?”
“Gimana ya menjelaskannya? Iya sedikit berhubungan denganku.”
“Bagaimana bisa? Aku bahkan tidak mengenalmu secara keseluruhan. Siapa Rachel?”
“Aku hanya memberikan sedikit tentang ingatanmu tapi tidak banyak seperti yang kamu rasakan. Rachel adalah perempuan yang kucintai tetapi ia meninggal karena kesalahanku.”
“Kapan itu terjadi?” Aku terus memberikan pertanyaan untuk mendapatkan informasi.
“Sekitar 500 tahun lalu.”
“Berapa umurmu?”
Dia mengelak pertanyaanku dan menawarkan makananku untuk kedua kalinya.
“Kamu mau pizza, ayam goreng atau sphagetti atau mau yang lain?”
“Aku suka pizza.”
Dia mengambilkan dua potong pizza untukku.
“Terima kasih, Richard.”
Semua hening dengan jam yang sepersekian detik berbunyi. Seusai makan, aku diajak berjalan-jalan melihat taman belakang miliknya. Betapa indahnya tamannya, aku melihat ada pohon yang rindang, danau mengalir dengan beningnya, dan bunga-bunga yang bermekaran. Kami berhenti di tepi danaunya.
“Disinilah, aku sering mengajak Rachel berbicara.” Aku hanya memandang wajahnya yang terpancar dari arah samping. Seorang pelayan perempuan menghampirinya dengan membawa segelas air berwarna merah.
“Tuan ini.”
“Oh, iya. Terima kasih.”
Dia meminumnya seusai itu aku melihat senyumannya.
“Siapa kamu?”
“Apakah kamu akan takut lagi?” Dia mengarahkan pandangannya kepadaku dan tersenyum lagi. Aku memalingkan kepalaku karena malu.
“Tergantung.”
“Kenapa pipimu? Pipimu merah begitu.”
“Ga ada apa-apa.”
“Hahaha. Umurku 1560 tahun.”
“Iya?” Aku tidak mendengarkannya.
“Kamu bertanya kepadaku. Berapa umurku. Umurku 1560 tahun.”
Aku terdiam sejenak karena….
‘Apakah aku tidak salah dengar?’
“Tidak, kamu tidak salah dengar.”
“Apa tadi kamu mendengar isi pikiranku?” Dia meninggalkan diriku untuk masuk ke istananya lagi. Aku mengejarnya dibelakang.
“Hey,… Kamu belum jawab pertanyaanku.” Dia malah mempercepat jalannya.
“Aish… HEY!!” Aku meneriakinya.
Pada malam harinya, aku melihat bintang-bintang dari jendela kamar.
Tok, Tok
“Maukah berkeliling denganku?” Dia menawarkan helm hitam kepadaku di pintu. Tanpa berpikir panjang, aku mengambil helm itu. Di luar, bintang-bintang itu lebih bersinar terang. Tanganku melingkari pinggangnya.
‘Mengapa aku merasa nyaman dekatnya?’
Kami melanjutkan perjalanan di bawah ribuan bintang yang menerangi kami.
“Bintang akan menerangi di setiap langkah. Pada akhirnya, aku percaya bahwa itu akan indah suatu waktu nanti.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
R⃟€lmero_id
tunggu alexander dan richard itu sama ga? semoga imajinasiku ga salah. 😅
2020-04-07
3
Miss R⃟ ed qizz 💋
up up up
2020-03-15
4