‘Bangsanya? Bukankah dia manusia?’
Tiba-tiba, Aku melihatnya seperti termenung dalam keheningan ruangan ini. Aku mengembalikan kesadarannya dengan mengguncangkannya.
‘Apakah dia mengingat masa lalunya? Semoga dia tidak mengingat saat diakhir hidupnya.’ Aku membatin ketakutan saat ini.
“Richard…” Suaranya bergetar terasa tidak percaya yang dilihatnya.
“Hmm…” Aku hanya dapat tersenyum kepadanya.
“Bolehkah aku bertanya?”
“Iya, Boleh. Tanyakan apa saja yang kamu mau ketahui. Aku akan menjawabnya.”
“Apakah ingatanku berhubung denganmu?”
“Gimana ya menjelaskannya? Iya, ini berhubungan denganku.”
“Bagaimana bisa? Aku bahkan tidak mengenalmu secara keseluruhan. Siapa Rachel?”
‘Perasaan, aku hanya memberikan kenangan Rachel saat dia terbaring di rumah sakit.’ Aku merasa heran terhadap diriku.
“Aku hanya memberikan sedikit tentang ingatanmu tapi tidak banyak seperti yang kamu rasakan. Rachel adalah perempuan yang kucintai tetapi ia meninggal karena kesalahanku.”
“Kapan itu terjadi?” Aku terus memberikan pertanyaan untuk mendapatkan informasi.
“Sekitar 500 tahun lalu.”
“Berapa umurmu?”
Aku tertegun diam saat ditanyakan umurku. Aku hanya bisa mengelak pertanyaan itu.
“Kamu mau pizza, ayam goreng atau sphagetti atau mau yang lain?”
“Aku suka pizza.”
Aku mengambilkannya dan diberikan kepadanya.
“Terima kasih, Richard.”
Hening yang akan terasa lama olehku. Sehabis makanannya, aku mengajaknya untuk berjalan-jalan melihat taman belakang milikku. Seketika aku melihat matanya yang terpukau dengan taman ini.
‘Stephanie, ekspresimu mirip sekali dengan Rachel saat pertama kali ku ajak kesini.’ Aku terkekeh di dalam hatiku merasa tidak percaya.
Kami berhenti di tepi danaunya.
“Disinilah, aku sering mengajak Rachel berbicara.”
Aku merasa diperhatikan olehnya. Pelayan perempuanku membawakanku segelas darah. Dia mungkin terheran melihat air ini.
“Tuan ini.”
“Oh, iya. Terima kasih.”
Aku meminumnya dengan menikmati setiap tetes darah ini. Tanpa tersadar, aku memancarkan senyumanku dihadapannya.
“Siapa kamu?”
“Apakah kamu akan takut lagi?” Aku berencana membuatnya tersipu malu dengan menghadapkan wajahku kepadanya.
“Tergantung.”
Ternyata, dia terkena rencanaku. Pipinya yang begitu merah dan memalingkan pandangannya. Aku menanyakan saja dengan sengaja.
“Kenapa pipimu? Pipimu merah begitu.”
“Ga ada apa-apa.”
“Hahaha. Umurku 1560 tahun.”
“Iya?”
“Kamu bertanya kepadaku. Berapa umurku. Umurku 1560 tahun.”
Aku membaca pikirannya lagi.
‘Apakah aku tidak salah dengar?’
“Tidak, kamu tidak salah dengar.” Aku meyakinkannya.
“Apa tadi kamu mendengar isi pikiranku?!” Dia membentakku dan aku meninggalkannya untuk masuk ke dalam kastilku lagi.
“Hey,… Kamu belum jawab pertanyaanku.” Aku tersenyum-senyum di depannya.
“Aish… HEY!!” Dia meneriakkan ku
Jam Sembilan malam, aku membawa helm dan mengetuk pintu.
Tok, Tok
Aku mendapatinya yang sedang melihat bintang di luar sana. Aku mengajaknya berkeliling sebelum aku berperang lagi oleh kaum serigala itu.
“Maukah berkeliling denganku?” Aku menawarkan helm hitam kepadanya di pintu kamar. Dia langsung mengambil helm ini.
Sudah melewati dua kilometer, aku merasakan sandarannya yang hangat ini.
Aku berencana untuk mengembalikannya ke rumahnya. Sesampai di rumahnya, aku menggendongnya sampai kamarnya.
“Maafkan aku, aku harus mengembalikanmu. Aku tidak ingin kamu terlibat dalam perang bulan purnama ini. Aku berjanji akan kembali lagi.” Aku mengecup keningnya untuk perpisahan malam itu.
Saat pagi hari, aku mengirimkan pesan melalui ponselku.
*Selamat pagi, Rachel. Hari ini, aku tidak bisa ke sekolah karena ada urusan mendadak di kastilku. Bisakah kamu memberikan alasan ini kepada guru?*
Hanya lima detik menunggu jawabannya.
*OK. Bisakah kamu memanggilku dengan nama STEPHANIE?! AKU BUKAN RACHEL LAGI?!*
Kemarahannya membuatku tersenyum-senyum sendiri. Tapi demi meredakan kemarahannya, aku hanya menjawab singkat.
*Ok-ok.*
Saat pagi hari, aku mengirimkan pesan melalui ponselku.
*Selamat pagi, Rachel. Hari ini, aku tidak bisa ke sekolah karena ada urusan mendadak di kastilku. Bisakah kamu memberikan alasan ini kepada guru?*
Hanya lima detik menunggu jawabannya.
*OK. Bisakah kamu memanggilku dengan nama STEPHANIE?! AKU BUKAN RACHEL LAGI?!*
Kemarahannya membuatku tersenyum-senyum sendiri. Tapi demi meredakan kemarahannya, aku hanya menjawab singkat.
*Ok-ok.*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Choconirama
Seketika bayangan di wajahku adalah Edward Cullen.
2020-09-13
3
R⃟€lmero_id
vampir jatuh cinta? 😆 gua ga bisa bayangin 🤣
2020-04-09
4
Miss R⃟ ed qizz 💋
up up up
2020-03-15
1