Aku memegang tangan Stephanie untuk meyakinkan sekali lagi atas keputusannya.
“Apakah kau yakin tentang yang kamu ucapkan itu?” Aku melihat raut wajah yang tidak yakin di dirinya.
“Tidak terlalu yakin tapi aku akan mencoba menolong orang-orang yang kusayangi.”
‘Aku sudah prediksi kamu akan mengatakan itu. Kalau begitu, Aku akan melindungimu dari belakang.’ Lagi-lagi perkataan dalam pikiranku tidak bisa kulontarkan lagi. Aku hanya bisa berbohong kepadanya dengan memberikan dukungan.
“Aku akan mendukungmu apapun itu.” Aku mengacak-ngacak rambutnya. Aku pergi meninggalkannya dan mengejar Lucas yang sudah mendahuluiku.
“Ayolah, Lucas! Kita harus mendukungnya!” Richard meneriaki Lucas dan berlari ke arahnya.
“Aku tidak dengar.” Lucas menutup kedua telinganya menggunakan tangan. Aku mengikuti Lucas sampai masuk ke dalam perpustakaaan terlarang. Kami berbicara tanpa ada yang mengusik. Disana, kami hanya menyalakan satu lilin di meja Lucas.
“Kamu itu masih waraskan, Richard?!” Ia mengatakan itu sambil mengibaskan jubah putihnya dan duduk di mejanya.
“Aku masih waras. Aku mengerti rencananya.” Aku menyandarkan diri ke dinding.
“Kamu tidak mengerti, Richard. Itu berbahaya untuknya. Mungkin dia akan meninggal sebelum kita datang.” Dia melemparkan pisau kecil dari saku celananya. Pisau itu menggores wajahku dan luka itu menutup lagi.
“Aku punya rencana, Lucas.” Aku hanya bersabar dengan Lucas yang masih mengeluarkan emosinya. Dia berjalan menuju diriku sambil menambahkan emosinya.
“Kamu abadi, Richard. Kita abadi, Richard. Dia manusia, manusia, RICHARD.” Sekarang, giliranku yang terkena bentakkannya dan mengeratkan jubah hitamku. Matanya keemasan itu memandang mataku yang sudah memerah.
Setelah melihat mataku, dia melepaskan eratannya itu. Dia menjentikan jarinya di hadapanku. Di mejanya sudah ada segelas darah untukku.
“Minumlah itu. Sebelum kamu bisa menghisap habis darahku.”
“Oh, Terima kasih, Lucas.” Aku berjalan menuju mejanya itu. Aku mengambilnya dan meneguknya.
“Ah, aku belum minum darah selama empat hari.” Aku mengelap sisa-sisa dipinggir mulutku dengan tanganku. Dia memutar balik badannya.
“Jadi, sekarang apa rencanamu?”
“Kita akan mengikuti Stephanie secara diam-diam dengan kekuatanmu. Aku tau apa yang akan dia lawan, kaum serigala.”
“Siapa?! Itu yang pernah menyerang desa ini dan kamu membantu disini bukan?!” Dia membelalakkan matanya.
“Yap, itu juga musuhku dari dulu. Aku menyuruhnya untuk menyerang kastilku bukan desamu lagi. Sekarang desamu menjadi damai dan aman.”
“Sekarang, kenapa mereka memburu dia, keluarganya, dan temannya?”
“Aku belum tau. Mungkin mereka memancing kita berdua.”
“Ayo, kita terima tantangan mereka.” Dia mengepalkan tangannya sampai berdarah. Darah itu menetes di lantai dekatnya dan mengeluarkan lingkaran cahaya berbentuk simbol tertentu. Aku terkejut dengan perbuatannya itu.
‘Itu untuk membuat perjanjian kepada para raja iblis?!’
“Ok, sepertinya kau sangat yakin. Besok kita mulai melindunginya dari belakang. Simpan itu sampai waktunya.” Aku menutupi rasa terkejutnya dalam diriku.
“Stephanie,…” Aku memanggilnya disertai langkah kakiku yang menghampirinya.
“Jagalah dirimu baik-baik. Telepon aku jika kamu dalam bahaya. Aku akan selalu datang untukmu.” Aku hanya mencium pipinya sebagai tanda agar berhati-hati untuknya. Lalu, aku memasuki mobilku lagi.
“Selamat tinggal, Stephanie.” Aku hanya berteriak di dalam mobilku. Dia tidak membalasnya dan langsung masuk ke dalam rumahnya. Akan tetapi, aku mendengar pikirannya yang mengucapkan selamat tinggal untukku dan air mata yang keluar di balik pintu gerbangnya. Setelah itu, aku meninggalkan rumahnya menuju rumah Lucas dengan kecepatan yang sangat tinggi.
‘Aku akan melindungimu. Aku tidak akan membiarkan melukaimu.’
Sesampai rumah Lucas, Aku menemuinya kembali di perpusatakaan terlarang. Lucas menungguku dengan tertidur di kursi panjangnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Miss R⃟ ed qizz 💋
up up
2020-03-15
1