Mendatangi orang tua Riana

Siang ini mereka ikut melayat untuk menguburkan jenazah Bu RT. Andre dan Dini kompak memakai pakaian serba hitam.

Mereka juga mendatangi kediaman orang tua Riana untuk mengatakan jika kasus kematian Riana yang di curangi sudah terungkap. Andre memberikan beberapa uang untuk orang tua Riana yang sudah sangat sepuh. Mereka tidak bisa lagi ikut memetik kopi di kebun karena sudah sering sakit-sakitan.

Andre mengatakan pada mereka akan membiayai hidup mereka berdua dengan mengirimkan bahan makanan dan uang setiap bulannya. Sebagai seorang yang memiliki ibu yang sudah tua, Andre merasa harus bertanggung jawab dengan kehidupan orang tua Riana. Anak yang mereka banggakan dan harapkan bisa mengangkat derajat mereka sudah tewas di tangan orang-orang kejam.

"Kalau begitu kami pamit dulu ya pak, buk. Besok belanja kebutuhan dengan uang yang di berikan mas Andre. bapak sama ibu tidak usah pikirkan apapun. Riana sudah tenang di sana. Mulai sekarang anggap kami anak kalian." ungkap Dini.

Mata kedua orang tua itu berkaca-kaca mendengar perkataan Dini, mereka sampai tidak bisa mengatakan apapun. Mereka anggap ini adalah balasan dari kesabaran mereka selama ini yang sudah diam atas kematian Riana yang terasa janggal. Karena merasa tidak memiliki daya dan kekuatan mereka memilih diam dan ikhlas melepaskan Riana.

"Terimakasih nak, bapak dan ibu akan mendoakan agar kalian menjadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah!"

"Aamiin!" jawab Andre dan Dini serentak.

"Nanti saat kami menikah aku akan meminta anak buah ku untuk menjemput bapak dan ibu, karena sekarang kalian sudah menjadi orang tua kami, maka kami akan mengundang bapak dan ibu ke acara pernikahan kami!" timpal Andre.

Akhirnya mereka berdua pulang menuju rumah Dini saat sudah mulai sore. Mereka menggunakan mobil milik Andre, di kampung ini memang akses jalan sudah bagus, tidak sulit seperti di kampung sebelah.

Malam hari.

"Malam ini nggak dinas?" tanya Andre karena melihat Dini masih duduk santai di depan tv.

Dini menggelengkan kepalanya ia merentangkan tangannya untuk memeluk Andre.

Andre tersenyum dan berjalan mendekati Dini dan memeluk Dini.

"Hari ini libur sampai lusa, aku ingin menghabiskan waktu bersama mas Andre. Mas Andre lusa juga udah pulang kan?" Kata Dini sambil menghirup aroma tubuh Andre yang maskulin, Dini sangat menyukai wangi tubuh Andre. Parfum Andre bercampur dengan keringat membuatnya candu.

"Sayang, jangan menggodaku seperti ini, aku takut tidak bisa menahan diriku!" kata Andre dengan suara berat. Karena Dini menjatuhkan kecupannya bertubi-tubi pada leher Andre.

Dini hanya terkikik tanpa mau menghentikan aksinya. "jangan lemah gitu dong mas, masa cuma di cium gini aja udah nyerah!"

Andre mengeram frustasi karena senjatanya di bawah sudah menggeliat dan meronta meminta untuk di keluarkan.

"Sayang, sudah ya. Mas masih banyak pekerjaan. Firman mengirimkan banyak email yang harus mas tangani." kilah Andre, ia tak ingin merusak kepercayaan orang tua Dini. Ia harus bisa berpikir waras dengan mempertahankan keperawanan sang kekasih hingga pernikahan nanti.

Dini melepaskan pelukannya dan kembali menggoda Andre dengan meremas pangkal paha Andre yang terlihat menyembul.

"Aargghh!" Pekik Andre dengan mata terpejam karena merasakan sensasi nikmat dari remasan tangan Dini.

"Hahaha! Mas Andre mesyum ya!" Teriak Dini sambil berlari menuju dapur.

Andre membuka matanya dan melihat punggung Dini menghilang di balik gorden dapur. Ia tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Dasar gadis nakal, sekali lagi menggodaku aku tak akan mengampunimu." Gumam Andre pelan lalu menggigit bibir bawahnya.

Ia membuka laptopnya dan mulai membuka email yang di kirimkan Firman. Ia membaca semua laporan dari Firman.

Dini di dapur sedang membuat pisang goreng untuk camilannya dan Andre. Karena sore tadi tetangganya memberikan satu sisir pisang. Semenjak tinggal sendiri jauh dari orang tua, Dini bisa mengerjakan semua pekerjaan rumah dan memasak. Tetangga Dini hanya 4 orang, mereka semua baik dan pengertian. Mereka sering memberikan sedikit hasil panen mereka seperti singkong, pisang dan lainnya.

Dengan bermodalkan internet Dini mencari referensi olahan makanan yang terbuat dari bahan yang di berikan para tetangganya. Dini sudah mengatakan pada para tetangganya jika Andre calon suaminya. Mereka tidak keberatan dengan adanya Andre yang berada satu rumah dengan Dini. Mereka tidak ingin ambil pusing dengan urusan orang lain karena mereka sendiri sudah sibuk dengan kebun kopi mereka yang hasil panennya melimpah. Dini tidak melaporkan kedatangan Andre pada RT karena RT mereka di tahan polisi.

Kali ini Dini membuat pisang goreng krispi yang akan ia taburi dengan saus coklat juga keju. Ia juga membuat kopi hitam pahit kesukaan Andre dan moka panas untuknya.

Dini sudah tau jika Andre lebih suka minum kopi hitam pahit saat memakan camilan manis.

Setelah semuanya siap ia bawa ke ruang tamu dimana Andre sedang bekerja.

Terpopuler

Comments

FiaNasa

FiaNasa

kok dini sudah agresif aja sih,,sebagai dokter harusnya bisa menjaga imej depan calon suami..ini malah kayak liat gitu sih

2024-09-24

0

Heri Wibowo

Heri Wibowo

lanjut thor.

2024-09-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!