"Aaah, ya. Tidak ada ruginya berteman dengan mantan pemuja iblis itu." gumam Andre pelan.
"Apa bos?" tanya Firman penasaran karena tidak mendengar gumaman Andre.
"Aah, tidak. Fokus saja ke jalan!" kata Andre lalu menatap Dini dari pantulan cermin diatas nya.
Dini tengah duduk bersandar dengan memainkan ponselnya. Karena jedai yang ia gunakan mengganjal kepalanya, Dini memakai jedai itu di bagian atas rambutnya. Melihat kelakuan absurd Dini membuat Andre mengulum senyumnya.
.
Setelah beberapa jam perjalanan akhirnya mobil yang mereka tumpangi sudah sampai di depan pagar rumah berlantai 2 dengan model minimalis milik orang tua Dini.
"Mampir dulu yuk mas." ajak Dini ketika akan membuka pintu mobil.
Andre menoleh ke belakang dan tersenyum. "Terimakasih atas tawaranmu Din, tapi aku benar-benar sedang banyak pekerjaan. Berikan aku nomor ponselmu ya!" Andre memberikan ponselnya ke hadapan Dini, Dini tersenyum dan langsung mengambil ponsel milik Andre dan mencatat nomornya. Setelah itu ia mengembalikan lagi ponsel Andre.
"Ya sudah, terimakasih sudah mengantarku sampai ke rumah ya mas. Kalau memang sangat sibuk, nanti aku bisa kembali ke kampung sendiri mas!" ucap Dini.
"Nggak kok Din, aku akan menjemputmu beberapa hari lagi. Nanti kau hubungi aku jika sudah akan kembali, aku sekalian ingin mengambil motor yang ada di rumahmu." jawab Andre senang. Ia pasti akan mengosongkan jadwalnya hanya demi bisa mengantarkan Dini ke kampung. Lagi pula pekerjaannya bisa ia serahkan pada Firman. Saat ini ia belum siap untuk bertemu orang tua Dini, ia akan berusaha mendekati Dini dan saat sudah yakin ia akan menemui ke dua orang tua Dini.
Andre keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Dini. Dini tersenyum dan keluar dari dalam mobil.
"Beneran nggak mau mampir mas?" tanya Dini meyakinkan.
"Iya, lain kali aku akan mampir ya. Sekarang kamu masuk gih." jawab Andre.
Dini mengangguk dan akan melangkahkan kakinya menuju pagar rumah yang sudah di buka oleh security.
"Din!" namun Andre menghentikan langkah kaki Dini. Dini membalikkan badannya dengan kening berkerut.
"Ada apa lagi mas?"
"Kamu sudah punya pacar belum?" tanya Andre gugup. Ia tidak ingin kecewa nantinya jadi ia bertanya sekarang tentang status Dini.
Wajah Dini bersemu merah dan tersenyum malu, ia menggelengkan kepalanya perlahan.
Andre senang melihat Dini menggelengkan kepalanya. "Benarkah, apa aku boleh mendekatimu?" tanya Andre to the point.
Dini tak menjawab namun ia menganggukkan kepalanya karena jujur saja jika jantungnya berdebar saat pertama kali bertemu dengan Andre.
Andre senang bukan kepalang karena Dini tidak menolaknya.
"Yeesss!" sorak Andre senang dengan kepalan tangan dan wajah bahagia. Hingga Dini terkekeh dan menggelengkan kepalanya.
"Ya sudah, aku masuk dulu ya mas!" ucap Dini dan kemudian membalikkan badan setelah melihat Andre mengangguk dan melambaikan tangan.
Andre kembali masuk ke dalam mobil dengan wajah bahagia. Ia masuk ke jok belakang duduk di tempat yang tadi di duduki Dini.
Dini menatap kepergian mobil Toyota Camry hybrid milik Andre hingga menghilang dari pandangannya. Baru kemudian ia melangkahkan kakinya menuju ke rumah. Saat sampai di teras rumah, ia melihat ayah dan ibunya sedang berdiri memperhatikan dirinya.
"Papa, Mama!" seru Dini lalu berlari mendekati ke duanya dan memeluk mereka bergantian.
"Sama siapa tadi sayang?" tanya Shena ibunya. Dini menatap kembali jalanan di luar pagar dengan senyum mengembang.
Shena dan suaminya Ronald saling tatap dan tersenyum melihat tingkah putri tunggal mereka.
"Hei, ditanya kok malah bengong." Shena mengejutkan Dini yang menatap jalanan dengan senyum terukir di bibir merah alami.
"Eeh, itu, eeem. Te-men mah, pah!" jawab Dini dengan tergagap.
Ronald membelai rambut lurus putrinya dan menggandeng tangannya.
Ia baru kali ini melihat putrinya di antarkan oleh pria, dan ia bisa melihat jika pria yang barusan mengantarkan putrinya tampan dan berkelas, sepertinya pria itu termasuk pria berada karena mobil yang di gunakan termasuk mobil mewah yang ia juga miliki.
"Papa nggak mau tanya apapun sebelum kamu sendiri yang cerita. tapi, tanpa kamu bercerita Papa bisa tau jika pria tadi adalah orang spesial buatmu!" ucap Ronald sambil merangkul pundak Dini masuk ke dalam rumah.
Shena yang membuntuti dari belakang pun menggelengkan kepalanya dan tersenyum. Sungguh ia senang bukan main melihat putrinya di antar pria. Karena sampai usia 23 tahun, Putrinya belum sama sekali terlihat menggandeng seorang pria. Bahkan ada yang mengatakan jika Dini tidak normal.
Ia bisa melihat cinta dari matanya ketika pria yang mengantarkan putrinya tadi menatap Dini.
Siapapun pria itu, ia berharap jika Dini berjodoh dengan pria baik-baik.
"Namanya Mas Andre pah! Baru semalam Dini bertemu dengannya. Ceritanya, , , ," Dini menceritakan pertemuannya dengan Andre pada ke dua orang tuanya. Ia juga mengatakan jika Andre mengatakan jika ingin mendekatinya. Ia jujur pada orang tuanya jika dirinya juga menyukai Andre.
"Siapapun pria itu, asal dia pemuda yang baik dan bisa berjanji bisa membahagiakan putri papa satu-satunya ini, papa tidak akan melarangnya sayang." kata Ronald sambil memeluk putrinya yang duduk di sebelahnya.
"Dini nggak tau apa pekerjaannya pah, tapi tadi di mobil Dini denger dia ngobrol dengan anak buahnya kalo malam pekan depan mereka akan meluncurkan perhiasan baru mereka yang bekerja sama dengan perusahaan Citra Berlian. Dan yang menjadi model perhiasan mereka adalah Jeniffer Larry." kata Dini menceritakan hal yang ia dengar saat Andre mengobrol dengan Firman.
Ronald menganggukkan kepalanya perlahan dan mengingat perusahaan Citra Berlian yang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang perhiasan. Perusahaan itu milik salah satu kolega bisnisnya karena Ridwan memiliki perusahaan iklan, Citra berlian merupakan salah satu perusahaan yang kerap kali menggunakan perusahaannya untuk keperluan iklan. Ia juga mengenal model bernama Jeniffer Larry, model dengan bayaran tertinggi dan tak banyak yang bisa memakai jasanya jika mereka tidak membuat janji 6 bulan sebelumnya. Jeniffer Larry merupakan model papan atas yang hanya menerima barang mewah untuk di jadikan model iklan. Per sesi foto biasanya Jeniffer membandrol harga 1 M lebih.
"Jeniffer bukannya model khusus barang mewah ya pah?" tanya Dini menatap lekat mata pria berusia 50 tahun tersebut.
Ridwan menganggukkan kepalanya. "Ya, jika pria itu bisa memakai jasa Jeniffer sebagai model nya berarti pria itu pebisnis yang hebat. Karena setahu papa Jeniffer akan membandrol harga milyaran rupiah lebih persesi foto. Jika bukan pebisnis yang kaya mana mungkin bisa menggaet seorang model seperti Jeniffer." jawab Ridwan menerangkan sepengetahuannya pada Dini.
"Sepertinya memang mas Andre bukan pria biasa pah, mobilnya aja mewah, jam tangannya yang dia pakai hanya ada 50 di dunia dan hanya orang-orang yang memiliki black card yang bisa membelinya. Tapi Dini bisa lihat di dompetnya jika mas Andre memang salah satu pemilik black card." lugas Dini saat mengingat hal yang ia lihat saat membuka dompetnya untuk mengambil uang saat akan membayar tukang urut.
"Apa papa bisa mencari tau siapa rekan Citra Berlian yang akan mengadakan peluncuran perhiasan malam pekan depan pah, Dini penasaran sama mas Andre." pinta Dini memohon dan menampakkan pupy eyes di hadapan ayahnya.
Ridwan terkekeh melihat tingkah putrinya itu.
"Hahaha, baiklah. papa akan mencari tau demi kamu. Lagipula papa di undang ke acara peluncuran perhiasan itu. Citra Berlian selalu menggunakan jasa kita untuk mengiklankan perhiasan milik mereka. Jadi mereka mengundang papa!"
Mata Dini berbinar mendengar penuturan papanya tersebut. "Benarkah pa, kalau begitu Dini boleh ikut papa ya!"
"Kalau kamu ikut, lalu mama bagaimana? Mama juga ingin melihat peluncuran perhiasan baru yang bekerja sama dengan Citra Berlian itu Dini." sanggah Shena yang sejak tadi hanya diam mendengarkan obrolan anak dan suaminya.
"Mama! Please, kali ini aja. Please biarin Dini yang ikut ke acara itu!" Dini kekeh ingin ikut ke acara tersebut, namun Shena juga tak mau kalah dengan putrinya tersebut. Sebagai pecinta berlian, Shena tentu enggan melewatkan acara tersebut.
"Sudah tenanglah. Papa akan meminta pada Citra Berlian agar bisa membawa kalian berdua ke acara itu." kata Ridwan karena kesal mendengar anak dan istrinya saling berebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
tehNci
Jangan², dini malah diajak sama Andre untuk menghadiri peluncuran produk barunya
2025-01-23
0
kuaci
ais ketemu itu nanti
2024-11-03
0
Roewina
Thor nama papa nya dini Ronald pa Ridwan ? 🤦😇
2024-09-24
0