Sepeninggal Rani, tak lama kemudian terdengar suara dering ponsel milik Dini. Dini yang sedang duduk di pangkuan Andre dengan bibir saling bertaut menghentikan kegiatannya.
Dini menoleh kebelakang dimana ponselnya ia letakkan diatas meja.
"Papa mas!" Kata Dini memberi tahu Andre.
Andre tersenyum dan mengangguk. "Angkatlah."
Dini kemudian menggeser tombol hijau untuk mengangkat panggilan ayahnya.
"Ada apa pa?" tanya Dini. Andre mengusap bibir Dini yang basah karena salivanya karena Dini masih duduk di pangkuannya.
"Papa mendapatkan kabar dari pihak kepolisian tadi sore yang mengatakan jika Bu RT meninggal dunia karena bunuh diri karena depresi, Karena polisi berhasil menangkap Damar dari tempat persembunyiannya."
mendengar penjelasan ayahnya, Dini sontak mendelikkan matanya hingga membuat Andre keheranan.
"Papa jangan bohong!"
"Papa serius, sore tadi papa sangat sibuk jadi baru bisa menghubungimu malam ini. Ya sudah papa sedang di perjalanan pulang. Kamu baik-baik disana ya. Apa Andre sudah sampai?"
Dengan perlahan Dini menganggukkan kepalanya. "Sudah pa, sekarang mas Andre sedang menemani Dini dinas malam!"
"Mana dia, papa ingin bicara."
Dini menyerahkan ponselnya pada Andre, tanpa mengatakan apapun Andre tau jika calon mertuanya ingin berbicara dengannya.
"Ya pa!"
"Andre, papa percaya kamu tidak akan mengecewakan papa, mama dan ibumu. Jadi papa mohon jaga kepercayaan kami!" katanya tegas.
Andre mengulum senyumnya dan mengusap pipi Dini. "Ya pa, aku akan mengingat pesan papa!"
"Ya sudah, papa tutup teleponnya."
Setelah panggilan terputus, Andre menyerahkan ponselnya pada Dini.
"Sayang, ada apa sebenarnya? Kenapa wajahmu terlihat pucat?"
"Mas, ingat nggak tadi Rani mengatakan bertemu dengan Bu RT yang katanya baru pulang dari pasar malam?"
Andre mengangguk perlahan.
"Papa barusan mengabarkan kalau Bu RT meninggal sore tadi karena bunuh diri, Damar berhasil di tangkap dan membuat Bu RT depresi." ungkap Dini.
Andre ikut mendelikkan matanya mendengar perkataan Dini. Tiba-tiba suasana panas karena permainan bibir dan lidah mereka berubah menjadi dingin mencekam.
Dini sampai mengusap tengkuknya karena merinding. Ia memeluk Andre karena merasa takut.
Andre yang juga merinding langsung mengusap punggung Dini karena tahu Dini ketakutan.
"Terus siapa yang tadi Rani lihat mas?" kata Dini dari ceruk leher Andre.
"Mungkin itu qorin nya. sudah jangan takut, ada aku disini." kata Andre menenangkan.
"Kenapa pas Rani bilang bertemu Bu RT, aku sama sekali tidak merasa janggal, padahal aku tau kalau bu RT di penjara. Arrgh, dasar setan sialan. Aku benar-benar capek di hinggapi rasa takut setelah tinggal di desa ini!" umpat Dini kesal.
Andre mengulum senyumnya dan mencium ceruk leher Dini kemudian menghisap nya hingga membuat Dini meringis kesakitan.
"Aah sssshhh."
"Pulang dari sini aku akan melamarmu, aku tidak yakin bisa menahan diriku jika terus begini, aku takut mengecewakan orang tua kita." kata Andre sambil mengusap warna ungu kehitaman dari leher Dini hasil karyanya.
"Hmm, aku setuju mas." Dini mengangguk setuju, karena jujur saja, seharian mereka bersama hubungan mereka semakin intim, tapi untung Dini bisa menahannya. Jika tidak Andre mungkin tidak akan bisa menahan dirinya untuk tidak menodai Dini.
.
Brak
Andre dan Dini yang sedang bercumbu terkejut mendengar suara pintu di buka dengan kasar.
Melihat Rani yang datang dengan wajah pucat, Dini langsung turun dari pangkuan Andre, ia kemudian merapihkan rambut dan pakaiannya.
"Apa-apaan sih kamu Ran, kenapa buka pintunya nggak bisa pelan?" ucap Dini kesal karena Rani mengganggu kesenangannya.
Rani duduk di kursi plastik sebelah Andre dan menatap tajam mata Dini, ia memegang tangan Dini.
Dini merasa heran karena tangan Rani berkeringat dan dingin. "Ada apa sih?"
"Kak, aku sama pacarku tadi balik ke ujung gang tempat kami melihat pasar malam, tapi pas kami kembali kesana ternyata nggak ada apapun. Benar-benar gelap sama sekali tidak ada penerangan. Bahkan lampu jalan pun tidak."
mendengar cerita Rani Dini tersenyum mengejek. "Kan aku sudah bilang, nggak ada pasar malam disana."
"Terus yang tadi aku dan pacarku lihat apa dong?"
"Padahal aku juga sempat menegur Bu RT yang baru pulang dari pasar malam membawa sekotak martabak." terang Rani.
"Oh ya, Bu RT bilang apa sama kamu?" Tanya Dini penasaran.
"Nggak bilang apapun, aku hanya menegurnya. 'Buk!' terus Bu RT cuma mengangguk dan senyum hambar." terang Rani, ia memperagakan bagamana ia dan Bu RT bertegur sapa.
"Hhh, berarti pasar malam yang kamu dan pacarmu lihat itu pasar malam setan, dan Bu RT juga itu setan. Orang Bu RT baru ninggal tadi sore!" kata Dini santai. Ia sudah duduk kembali di pangkuan Andre.
Andre hanya diam mendengarkan percakapan dua wanita itu.
"Kak, jangan sembarangan kalo ngomong. Nanti aku pingsan nih!"
"Aku serius, barusan papa ku nelpon ngabarin kalo Bu RT meninggal sore tadi karena bunuh diri."
Mendengar penjelasan Dini, Rani lemas hingga punggungnya bersandar di kursi, ia benar-benar syok mendengar penjelasan Dini.
"Ya Allah, untung tadi pas pacarku ngajak mampir ke pasar malam, kalo aku masuk ke pasar malam kira-kira bagaimana nasibku ya kak?" kata Rani dengan suara lemah.
"Ya sudah pasti kamu nggak bisa kembali lagi ke dunia manusia karena sudah masuk ke dunia jin!" kata Dini sengaja menggoda Rani.
"Sayang, jangan seperti itu." Andre mengingatkan Dini. "Sudah Ran, yang penting sekarang kamu dan pacarmu baik-baik saja kan. Jadikan pengalaman untuk kedepannya agar selalu berhati-hati!" kata Andre.
Rani mengangguk lemah dan menatap Dini dan Andre bergantian. "Aku pengen pindah dari kampung ini deh kak, pacarku ngajak nikah sepertinya aku mau nikah aja. Buat apa kerja kalo di kerjain demit Mulu. Mending aku melayani suami yang jelas-jelas berpahala."
"Iya deh iya, ya udah gih, bilang sama kepala Pustu, aku sama mas Andre juga sudah memutuskan untuk segera menikah. Karena damar sudah tertangkap aku pikir kasus ini pasti sudah selesai. Aku harap si cantik nggak akan mengganggu para pekerja kedepannya karena aku sudah membantu mengungkap kan kebenaran tentang kematiannya!"
"Iya kak, lebih baik kita semua pergi aja dari sini. Lagi pula beberapa bulan lagi Pustu yang baru akan segera selesai pembangunannya. Aku yakin si cantik sudah tenang di sana. Orang tuanya juga sudah mendapatkan kompensasi yang sesuai. Tapi syukurlah kalau Bu RT tewas. Itu artinya nyawa memang harus di bayar nyawa."
"Huss, ngomong apa kamu ini!"
"Maaf dok sengaja, heheh!"
.
Pagi harinya setelah over shif dengan petugas medis yang lainnya. Dini dan Rani kembali ke rumah mereka masing-masing. Dini berjalan sendiri menuju rumahnya, karena saat subuh tadi Andre sudah lebih dulu pulang ke rumah Dini.
Tubuh Dini terasa lelah karena saat Dini hari ada pasien yang datang untuk melahirkan dan baru pagi tadi ia berhasil membantu pasien itu mengeluarkan bayinya.
Sesampainya di rumah, Dini melihat Andre yang sedang menyiapkan sarapan di meja makan sederhana di rumah nya.
"Masak apa mas?" tanya Dini.
"Loh, sudah pulang. Kok nggak salam sih sayang?"
"Sudah salam, tapi mas Andre nggak dengar!" Kata Dini sambil mencomot tempe goreng diatas meja.
"Hahaha, terlalu fokus memasak sampai tidak mendengar, sini peluk dulu!" Andre merentangkan tangannya dan mendekati Dini bersiap untuk memeluk Dini.
"Emm, aku masih bau keringat mas."
"Nggak apa, mas suka kok bau keringatmu, menggairahkan." Andre langsung menciumi leher Dini hingga membuat Dini kegelian.
Lidah mereka kembali bertauan beberapa saat sampai akhirnya Dini yang lebih dulu melepaskan. "Udah ah, punya mas Andre dah keras. Takut kalo sampe keluar hiiie." Dini mendorong tubuh Andre karena ia merasakan di bawah sana milik Andre sudah sangat tegang. Ia berlari menuju kamar untuk mengambil handuk.
Andre hanya mengulum senyum dan kembali melanjutkan masaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Aisyah Putri Angel
maaf kok jam kerja bisa izin keluar pacaran dan itu dokter juga pacaran di jam kerja...
walaupun dinas di pelosok dulu aq tetap mengutamakan pekerjaan.
klu di luar jam kerja aq ngak bisa komen.
2024-10-16
0
Heri Wibowo
ada notif pas dibuka ternyata tidak ada
2024-09-23
0
Heri Wibowo
lanjut Thor
2024-09-20
0