Ketika malam hari, Andre dan Dini menuju ke Pustu karena malam ini Dini mendapatkan jatah jaga malam. Ia kembali berjaga bersama dengan Rani.
Seperti janji nya pada Dini beberapa waktu lalu, yang akan membantu Dini untuk mengusut kasus kematian Riana. Berhubungan kembali dengan hal mistis membuat Andre muak, tapi ia tak bisa diam saja membiarkan Dini sendiri menyelesaikan hal ini.
"Sayang, bagaimana kasus pembunuhan Riana? Apakah sudah ada perkembangan?" tanya Andre, mereka berjalan berdua menyusuri jalan setapak menuju Pustu.
"Polisi sedang berusaha mencari keberadaan Damar mas, dan pak RT juga Bu RT sudah beberapa hari tidak terlihat lagi. Menurut tetangga, mereka sudah di tahan oleh pihak polisi karena berusaha menutupi kejahatan anaknya dengan membuat alibi bahwa mayat Riani tewas karena gantung diri." Terang Dini, mereka berjalan sambil bergandengan tangan.
"Heran, kenapa bisa dulu pihak polisi tidak mengusut kejanggalan yang terjadi pada mayat Riana. Kenapa justru dengan cepat menutup kasus tersebut. padahal jika memang Riana tewas karena di cekik bukan karena gantung diri, harusnya terdapat lebam di bagian lehernya membentuk cengkraman tangan Damar. Kenapa malah menutup kasus kematian tersebut." ungkap Andre sedikit heran.
"Menurut dokter Rinto sih, polisi yang menangani kasus tersebut merupakan keponakan pak RT, mereka sengaja menyogok pihak kepolisian untuk menutup kasus tersebut." jelas Dini lagi.
"Gila, ini gila. Bagaimana ada orang sekejam mereka. Lalu bagaimana saat ini kabar dokter Rinto, apa ia ikut di tahan karena tidak berusaha menyelamatkan korban?"
Mendengar pertanyaan Andre, Dini menggelengkan kepalanya. " Papa membantu dokter Rinto agar jangan sampai di tahan, karena biar bagaimanapun dokter Rinto berada dalam ancaman, tapi kami masih menyembunyikan identitas dokter Rinto sebagai saksi dari pihak tersangka! Kami akan melindungi dokter agar tidak terjadi hal yang diinginkan!"
Mendengar penjelasan Dini, Andre senang. Ia merangkul bahu Dini dan mencium pucuk kepalanya sayang.
"Aku tidak menyangka kalau pacarku adalah orang yang sangat baik!" Andre makin mengeratkan rangkulannya di bahu Dini.
"Gombal!" kata Dini dengan wajah bersemu.
"Serius sayang, kita nikah aja yuk!"
"Hmm, Ayuk!"
Mendengar jawaban Dini Andre sontak mendelikkan matanya dan menghentikan langkahnya. Ia berdiri di depan Dini dan menatap tak yakin.
"Jangan main-main sama duda, aku akan menghukum mu jika kamu mempermainkanku. Aku sudah sangat lama menahan hasratku, jangan memberikanku harapan palsu." kata Andre dengan tatapan dingin.
Dini malah terkekeh mendengar perkataan Andre. "Lah, tadi ngajak nikah, giliran di jawab mau malah bilang gitu, lagian siapa yang mau ngasih harapan, aku memang mau menikah sama mas Andre. Setelah kasus ini selesai, aku akan mengundurkan diri dan siap menjadi istri mas Andre!"
"Benarkah?"
"Emmm." Dini tersenyum dan mengangguk yakin.
Andre tak kuasa menahan tawa bahagianya. Ia benar-benar seperti seorang remaja yang baru merasakan jatuh cinta.
.
Sesampainya di Pustu, mereka melihat Rani sudah berada di Pustu.
"Cieee, dokter Dini di temenin ayang dinesnya nih. Alamat jadi obat nyamuk ini mah!" goda Rani.
Sementara Andre hanya terkekeh mendengarnya. Ia menggelengkan kepalanya dan Dini hanya mencebikkan bibirnya mendengar godaan Rani.
"Kak, kayaknya malam ini seperti malam-malam biasanya. Aku mau izin ya!" Ungkap Rani sembari menatap tajam Dini.
Dini yang sedang menyangkutkan tasnya di capstok menoleh kearah Rani. "Mau kemana?" tanya Dini heran.
"Hehehe, malam Minggu kak. Boleh ya, lagian kan kakak di temenin ayang, jadi aman lah. Nggak bakalan si cantik mengganggu." kata Rani sambil mengedipkan matanya.
Dini menghela nafas pelan dan menatap Andre yang duduk di kursi plastik, ia mengangguk pada Dini.
"Ya sudah, tapi nanti kalau ada pasien aku telepon ya. Pergi jangan jauh-jauh!" ujar Dini.
"Yeees, nggak jauh kok, cuma mau ke pasar malem aja di ujung gang."
"Hah, pasar malem?" Kata Dini cengo. Ia mengingat apakah benar ada pasar malam di ujung gang.
Karena saat ia dan Andre berjalan tadi tak melihat ada keramaian disana.
Rani mengangguk senang sambil menatap layar ponselnya mengirimkan pesan singkat pada kekasihnya untuk minta di jemput.
"Hmm, masa kakak nggak liat sih. Tadi aku juga ketemu Bu RT baru pulang dari sana."
"Di ujung gang mana sih Ran, kok saya nggak tau!"
"Haiss, di depan pemakaman loh kak, masa nggak liat sih. Sebegitu ramai dan terangnya."
" Sumpah deh, demi cintaku pada mas Andre, aku nggak liat ada pasar malam disana. iya kan mas" ungkap Dini dengan wajah keheranan menatap Andre.
Andre juga mengangguk yakin, jika mereka memang tidak melihat adanya pasar malam di ujung gang.
"Hiiih, iya deh. Kalo orang lagi kasmaran memang nggak akan nampak apapun. Sudah ya kak, aku pergi sekarang. Nanti sebelum jam 12 aku udah balik kok. Kakak mau nitip apa?"
"Nggak deh. Ya sudah sana pergi. Awas kalo nggak balik!" ancam Dini.
"Pasti balik lah. Ya sudah aku pergi ya, mas Andre nitip dokter Dini ya. Jangan di tinggalin sendirian, takut nanti di ganggu si cantik."Rani berpamitan pada Andre lalu kemudian keluar menemui kekasihnya yang sudah berada di depan Pustu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
kalea rizuky
kok damar
2024-11-13
0
Roewina
hadeeh beneran ada pasar malam pa ga ya? jangan " pasar malamnya para makhluk yg tak kasat mata😱
2024-09-26
0
Heri Wibowo
itu pasti yang dilihat Rani pasar setan bukan pasar malam
2024-09-20
0