"Mas, apakah benar jika kamu telah menikah sebelum menikah denganku?" tanya Salsa.
Salsa menarik napas lega setelah mengucapkan pertanyaan itu. Sementara itu Aditya tampak sangat terkejut. Dia langsung melepaskan pelukan di tubuh istrinya.
Aditya Pratama langsung memilih duduk di depan istrinya itu. Dia meraih tangannya. Namun, Salsa menarik tangan itu. Dia mengambil gawainya. Pura-pura bermain game, tapi dia harus merekam semua ucapan pria itu agar Amanda mendengar apa yang menjadi pengakuan Aditya.
"Dari mana kamu tau semua ini?" tanya Aditya dengan suara pelan.
"Jadi benar kamu telah menikah, Mas?" Kembali Salsa mengajukan pertanyaan.
Salsa menarik napasnya. Dia yakin pria itu tak akan mengakuinya. Dia tak pernah berpikir jika selama ini Tama ternyata telah berbohong. Perhatian dan cinta yang diberikan pria itu membuat dia percaya jika dia wanita satu-satunya dalam hidup Aditya.
"Maafkan aku, Salsa. Aku tak pernah jujur padamu. Aku takut kamu tak bisa terima semua ini. Aku begitu mencintaimu dan takut kehilanganmu," ucap Aditya.
Salsa tampak terkejut mendengar pengakuan suaminya itu. Dia pikir pria itu akan membantahnya tapi nyatanya dia mengakui semua itu.
"Kenapa kamu meninggalkan wanita itu, Mas?" tanya Salsa dengan suara terbata.
Salsa merasa sedih karena pria yang dia anggap semestanya ternyata tak lebih dari pria lain di luar sana. Bisanya hanya menyakiti hatinya.
"Salsa, aku mohon kamu jangan berpikir yang macam-macam dulu. Aku akan jujur denganmu. Aku kali ini tak akan berbohong lagi!" seru Aditya.
Dia lalu berdiri dan duduk di samping istrinya itu. Meraih tangan Salsa dan mengecupnya lama. Perlakuan pria itu sangat manis sekali.
"Salsa, aku memang pernah menikah. Saat itu aku memutuskan menikah karena terpaksa. Wanita itu bernama Amanda. Kami satu rekan kerja. Setelah dua bulan dekat dan beberapa kali mengantarnya pulang, kedua orang tuanya memaksa aku menikahi putri mereka. Alasannya takut anaknya dan aku berpacaran terlalu jauh, padahal aku saat itu sebenarnya belum mau menikah, dan aku juga belum mencintai Amanda. Kami hanya teman dekat. Tapi Amanda juga memohon padaku untuk menikahinya, jadi aku akhirnya terpaksa menerima," ucap Aditya.
Aditya lalu menjeda ucapannya. Dia memandangi wajah Salsa dengan tatapan sendu yang penuh cinta. Membuat wanita itu luluh. Dia lalu membalas genggaman tangan suaminya.
"Dua bulan pernikahan, aku merasa keputusanku salah menikah dengannya. Aku mau pisah, tapi urung karena kedua orang tua Manda meninggal dan ternyata dia juga sedang hamil. Aku tak tega menjatuhkan talak. Setelah anakku lahir, dalam diam aku pergi. Hingga saat ini aku tak memberi kabar apa pun pada Amanda. Sayang, aku tak pernah merasa kebahagiaan saat menikah dengannya. Berbeda denganmu. Aku merasa sangat bahagia. Aku takut kehilanganmu!" ucap Aditya.
Aditya meraih tubuh istrinya. Memeluknya erat, dan Salsa juga membalas pelukannya. Dia merasa semua ucapan suaminya benar. Bukankah Amanda mengatakan jika dia ditinggalkan begitu saja setelah melahirkan.
Salsa justru merasa sangat bahagia, karena dialah wanita satu-satunya yang dicintai suaminya. Terbukti pria itu memperlakukan dirinya bagaikan ratu.
"Kenapa kamu tak pernah selesaikan hubungan kalian, Mas? Kasihan jika hanya di gantung," ucap Salsa.
"Aku akan menceraikan Amanda. Aku takut bertemu dengannya. Kamu tau'kan,Sayang, aku orangnya tak tegaan. Aku takut dia menangis dan memohon padaku, sehingga nanti sulit bagiku mengambil keputusan berpisah. Aku takut luluh karena kasihan dan tak tega. Bukan karena cinta. Satu-satunya wanita yang membuat aku jatuh cinta hingga sedalam ini hanyalah kamu," jawab Aditya dengan senyum manisnya.
Mendengar ucapan sang suami, Salsa menjadi tersipu malu. Dia percaya jika kali ini suaminya berkata jujur. Dia yang akan membela suaminya. Besok akan dia dengarkan pengakuan dari suaminya biar wanita itu tahu alasan kepergian sang suami karena memang tak pernah ada cinta untuknya.
Aditya lalu berdiri dan langsung menggendong istrinya. Dia mengecup dahi Salsa dengan lembut.
"Kita buat anak ya? Agar menambah kebahagiaan rumah tangga kita," bisik Aditya.
Aditya membawa tubuhnya istrinya ke dalam kamar dan membaringkan dengan pelan ke atas ranjang. Dia kembali mengecup bibir istrinya. Dan terjadilah apa yang biasanya suami istri lakukan.
Di tempat lain, Amanda sedang melakukan peresmian kafe barunya. Hari ini dia memberikan diskon untuk semua menu. Banyak muda-mudi yang datang pada hari ini. Sesaat wanita itu bisa melupakan masalahnya dengan sang suami.
Amanda bertekad akan melupakan semua masa lalunya dengan sang suami. Dia hanya fokus untuk Elsa dan bisnisnya. Dia tak boleh mengecewakan kedua orang tuanya. Dia juga akan buktikan pada Aditya dan keluarganya jika dia bisa hidup tanpa pria itu dan bahkan lebih sukses.
Setelah melaksanakan solat magrib di kafe, Amanda pamit. Besok dia akan datang lagi sebelum kembali ke kota kelahirannya. Dia mempercayai kafe ini pada seorang sahabat.
Amanda kembali ke hotel. Tubuhnya terasa lelah, bukan saja fisiknya tapi juga hatinya. Dia merasa selama tiga tahun ini waktunya terbuang percuma hanya untuk menunggu kabar dari sang suami. Dan yang lebih menyakitkan hati ternyata semua drama rumah tangganya di sutradarai mertua dan kakak iparnya sendiri.
Amanda merasa dirinya sangat bodoh. Terlalu percaya dengan mulut manisnya Aditya dan juga mertuanya. Kalau kakak iparnya jelas dari dulu tak pernah menyukai dirinya, tapi herannya masih terus membutuhkan bantuan darinya.
Elsa sang putri telah terlelap. Mungkin kelelahan karena seharian di luar. Amanda mendekati putrinya dan memeluknya erat.
"Maafkan Bunda, Nak. Bunda harus mengambil keputusan berpisah dengan ayahmu. Percuma saja dipertahankan, jika ayahmu juga tak pernah ingat denganmu. Bunda sangat menyayangimu nak, kamu adalah alasan bunda untuk tetap bahagia dalam keadaan apa pun. Bunda ingin kamu terus bergerak maju, meskipun itu sulit. Bunda ingin kamu paham, bahwa hidup terkadang terasa tak adil. Dan Bunda hanya ingin kamu ingat, bahwa Bunda akan selalu bersamamu. Mungkin kelak, kehidupan akan membuatmu terpaksa menorehkan senyuman palsu saat kau tidak ingin tersenyum. Lakukanlah, namun jangan pernah menorehkan air mata palsu."
Air mata tak bisa Amanda tahan lagi. Dia menangis bukan karena harus berpisah dari sang suami, tapi menangisi kebodohannya selama ini. Dia telah tertipu dengan sikap manis pria itu. Jika saja dia tahu akan begini jadinya tak akan dia terima lamaran pria itu. Padahal kedua orang tuanya dulu agak menentang pilihannya.
"Ayah, ibu, apakah ini hukuman bagiku karena tak mendengar semua nasihatmu. Aku yang terlalu bodoh dan dibutakan cinta, langsung percaya dan mau menerima lamaran Mas Adit. Ayah, Ibu, maafkan aku," ucap Amanda dalam hatinya.
Kembali wanita itu menatap wajah polos putrinya. Air matanya makin deras tumpah membasahi pipi. Sakit rasanya menerima kenyataan jika orang yang dia cintai ternyata adalah pendusta dan pengkhianat.
"Aku tak pernah menyesali pernikahan dan rumah tanggaku yang hancur. Tapi aku sangat menyesal, kenapa aku tidak bisa memilih ayah yang baik dan bertanggung jawab untuk anakku."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Anonymous
Thor coba aja anak nya amanda laki2 jadi bisa lindungin amanda nanti nya
2024-11-29
0
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
pasti dong dr dl pnya suami g nduiti mlh disangoni n nyolong 800jt lho itung2 gaji pembantu dg gaji funtastis
2024-10-11
0
Katherina Ajawaila
dasar laki2 ngk mutu, putar balik bicara, udh colong duit, udh jual mobil baru blng ngk cinta. ngk akan punya turunan kamu kalau salah gunain rahim wanita yg sah
2024-09-28
3