Bab Empat Belas

Amanda langsung membaringkan tubuhnya ke ranjang bersama sang putri. Elsa yang telah lelah langsung memejamkan matanya. Melihat putrinya yang telah terlelap, dia langsung menangis. Dari tadi Amanda telah berusaha menahan agar air mata tak jatuh membasahi pipi. Dia tak mau orang-orang melihat sisi rapuhnya.

"Ya Allah, jika situasi ini tidak dapat diubah lagi, maka ubahlah perasaanku seikhlas-ikhlasnya untuk melepasnya. Dan jika ini adalah takdirku maka hilangkan lah perasaanku untuknya dan buatlah hati ini rela melihatnya bahagia bersama orang lain, siapapun pilihannya," ucap Amanda dalam hatinya.

Air mata terus tumpah membasahi pipinya. Amanda merasa tak pernah melakukan kesalahan, tapi mengapa suaminya begitu tega meninggalkan dirinya.

Aditya, suaminya yang begitu perhatian dan baik ternyata menyimpan sejuta rahasia. Dia selama ini hanya bersandiwara dalam mencintai dirinya. Amanda mengira dia adalah wanita satu-satunya dalam hidup suaminya, tapi ternyata dia hanyalah salah satunya.

Amanda mencoba memejamkan mata, tapi tak bisa. Pikirannya masih pada sang suami. Dia ingin semua selesai dan tak ada lagi hubungan. Selama ini dia hanya di gantung tanpa kejelasan.

Waktu terus berjalan, hingga jam telah menunjukan pukul sebelas. Amanda lalu membangunkan putrinya. Dia harus segera ke lantai bawah menemui Salsa.

"Ya, Tuhan. Kuatkan hati ini. Jangan buat aku lemah menghadapi semua ini. Aku ikhlas melepaskan dia jika memang itu yang terbaik bagiku dan dirinya. Aku hanya ingin sebuah kepastian akan hubunganku. Jika dia yang memang berkeinginan pergi, buat apa aku menahannya," ucap Amanda pada dirinya sendiri.

Amanda membasuh wajahnya dan kembali memoles sedikit bedak di pipi. Entah mengapa dia juga ingin terlihat cantik. Apa ini bisa dikatakan cemburu? Dia tak tahu. Yang jelas dia ingin memperlihatkan pada suaminya jika selama ini dia bisa hidup tanpa pria itu.

Setelah dirinya selesai, Amanda lalu mengganti baju putrinya. Dia juga memakaikan baju terbaik untuk Elsa. Setelah selesai dan berpakaian rapi mereka berdua berjalan menuju lobi hotel, tempat dia janjian dengan Salsa.

Sampai di depan meja resepsionis, Amanda melihat Salsa masih melayani tamu hotel. Dia memutuskan menunggu di lobi saja.

Amanda menarik napas dalam. Dia mencoba menenangkan pikirannya yang sedang berkecamuk. Jika menurut kata hatinya, ingin mengatakan pada wanita itu jika Tama itu adalah Aditya, suaminya.

Setengah jam menunggu, akhirnya Salsa datang menghampiri dirinya. Dia memberikan senyum manisnya.

"Ya, Tuhan. Wanita ini memang cantik, pantas Mas Adit rela meninggalkan aku dan anaknya demi wanita ini," gumam Amanda dalam hatinya.

"Maaf, Mbak harus menunggu lama. Hari ini kebetulan banyak tamu," ucap Salsa. Dia lalu duduk di sofa yang ada di hadapan Amanda.

"Tak apa. Aku yang ada perlu denganmu. Sebaiknya memang datang cepat dari pada kamu yang menunggu. Malu, dong," ucap Amanda.

Amanda kembali tampak menarik napas. Setelah itu membuangnya. Semua dilakukan berulang kali. Dia merasa sangat gugup.

"Bagaimana kalau kita lanjutkan obrolannya di kafe saja?" tanya Amanda.

"Boleh, Mbak. Tak jauh dari hotel ini ada kafe. Kita bisa mengobrol di sana," jawab Salsa.

Amanda lalu berdiri dan menggendong putrinya agar cepat sampai menuju kafe. Dia takut jika terlalu lama bersama dengan madunya ini, pertahanannya bobol. Dia takut menangis. Manda ingin terlihat tegar dan kuat.

Sampai di kafe, mereka memilih tempat duduk di pojok ruangan agar tak terganggu kedatangan pelanggan kafe lainnya. Amanda ingin tahu banyak hal mengenai suaminya sajak meninggalkan dirinya.

Amanda ingin tahu sebahagia apa pria itu tanpa dirinya. Padahal dia mati-matian berjuang untuk melupakan. Di saat hampir berhasil melupakan suaminya, dia harus menerima kenyataan jika pria itu telah bahagia dengan wanita lain.

Setelah memesan makanan, barulah Amanda memulai obrolan. Elsa diberinya tablet dan cemilan agar putrinya itu bisa tenang saat dia bicara dengan Salsa.

"Maaf, jika aku membuat kamu bingung. Aku hanya ingin memastikan jika aku tak salah orang," ucap Amanda memulai obrolan.

"Terus terang sejak Mbak mengatakan kenal dengan Bang Tama, aku terkejut dan merasa penasaran, apa sebenarnya yang akan Mbak katakan," ucap Salsa.

"Sekali lagi maaf," balas Amanda.

Salsa lalu mengangguk sebagai jawaban. Keduanya lalu terdiam. Larut dengan pikiran masing-masing. Sebelum akhirnya Amanda memutuskan bicara terlebih dahulu.

"Sebelum aku bertanya lebih jauh, aku ingin memastikan jika tak salah orang. Apa aku boleh tau nama suamimu?" tanya Manda.

'Aditya Pertama, tapi orang biasa memanggilnya Bang Tama saja," jawab Salsa dengan dahi berkerut. Seperti sedang berpikir.

Amanda hanya bisa menarik napas. Dia harus terlihat biasa agar Salsa percaya dan mau menjawab setiap pertanyaannya.

"Berarti aku gak salah orang. Dia pria yang sangat dekat denganmu. Eh, apa aku boleh tau, kapan kalian menikah?" tanya Amanda lagi.

"Aku dan Mas Tama telah menikah dua tahun lalu. Mbak, sebenarnya ini ada apa? Katakan saja terus terang," ucap Salsa. Sepertinya dia mulai curiga dengan Manda.

Amanda cukup terkejut mendengar jawaban dari Salsa. Itu artinya Aditya menikah setelah satu tahun dia menghilang. Kemana perginya sang suami satu tahun, awal kepergiannya.

"Satu lagi pertanyaanku, setelah itu akan aku katakan maksud aku sebenarnya. Bagaimana dia memperlakukan kamu?" tanya Amanda.

"Tentu aja dia sangat perhatian. Dia begitu meratukan aku. Sangat memanjakan aku. Aku merasa beruntung memiliki suami seperti Bang Tama," jawab Salsa dengan wajah berbinar.

Amanda merasakan dadanya sesak mendengar jawaban wanita itu. Dia juga merasakan hal sama, diratukan Aditya. Tapi semua hanya kedoknya untuk menutupi kebejatannya.

"Saat kalian menikah, Mas kawin apa yang dia berikan?" tanya Amanda dengan suara serak.

"Seperangkat perhiasan yang aku pakai ini,' ucap Salsa. Dia lalu menunjukan cincin, gelang dan kalungnya.

Amanda merasakan dadanya makin sesak. Tenggorokannya terasa ada yang menyangkut sehingga dia merasa kesulitan bernapas. Dia lalu menarik napas kuat untuk menghilangkan sebak di dada.

"Aku juga diberikan mas kawin yang sama denganmu, Mbak Salsa," ucap Amanda.

Salsa tampak terkejut mendengar jawaban Amanda. Dia menatap tanpa kedip seolah ingin menerkamnya.

"Apa maksud ucapanmu, Mbak?" tanya Salsa.

Terpopuler

Comments

Dewa Rana

Dewa Rana

kenapa mau aja digantung, Manda? kenapa tidak digugat saja ke pengadilan?

2024-12-18

0

Ila Lee

Ila Lee

suami haram jadah

2024-11-15

0

Neulis Saja

Neulis Saja

ah dasar your husband bastard

2024-09-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!